Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ABORTUS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ABORTUS

Oleh :

KELOMPOK 4

1. Agil M.Isa
2. Kania Pratiwi
3. Nasmawati
4. Desi Nur Indah

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN


(SAP)

Judul                                             :  Abortus
Pokok Bahasan                             :  Konsep Abortus
Sasaran                                          :  Pengunjung Ruang 4 RSSA Malang
Hari/tanggal                                  :  Kamis,  28 Februari 2019
Waktu                                           :  Pukul 10.00-11.00 WIB

1.      Latar Belakang
Abortus adalah dikeluarkannya kosepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
dengan berat kurang dari 100 gr / umur kehamilan kurang dari 28 minggu.
Abortus incomplete adalah pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan
kurang dari 20 minggu dengan masih ada sisi yang terganjal didalam uterus.
(Manuaba, 1990)
Pada kasus abortus umumnya dan abortus incomplete khususnya memerlukan
observasi yang intensiv perawatan dan pengawasan yang baik, supaya tidak terjadi
infeksi dan syok akibat dari perdarahan. Perdarahan tidak dapat berhenti sebelum
hasil konsepsi secara keseluruhan dikeluarkan yaitu dengan kuretage (Manuaba,
1990)
Kuretage merupakan tindakan untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang
belum keluar untuk mencegah terjadinya perdarahan berkelanjutan dan
komplikasi lain seperti (infeksi, kanker, dll) yang dapat membahayakan nyawa
ibu. (Sarwono, 2002)
2.      Tujuan
·         Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan keluarga pasien di Ruang
4 RSSA Malang dapat mengetahui tentang abortus.
·         Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1x45 menit diharapkan
pengunjung Ruang 4 RSSA Malang  dapat :
1.      Pengertian Abortus
2.      Penyebab Abortus
3.      Jenis- jenis Abortus
4.      Tanda dan gejala Abortus
5.      Penatalaksanaan Abortus
6.      Pencegahan Abortus
3.      Sasaran dalam penyuluhan
Sasaran dalam penyuluhan ini adalah Pengunjung Ruang 4 RSSA Malang

4.      Strategi Pelaksanaan
a.       Metode
Ceramah dan tanya jawab
b.      Alat
Laptop, LCD dan Proyektor
c.       Materi SAP
Leaflet, power point presentation

5. Rencana Kegiatan
N KEGIATAN
KEGIATAN SARAN WAKTU
O PENYULUHAN
Saran mendengarkan serta
1 Pembukaan 5 menit
memperhatikan para penyuluh
Sasaran mendengarkan,
2 Ceramah/menyiapkan materi memperhatikan dan mengerti 15 menit
tentang materi yang disampaikan
3 Tanya jawab Sasaran menanyakan tentang 15 menit
materi yang tidak dimengerti
Sasaran dapat menyebutkan isi
4 Penutupan dan evaluasi 10 menit
materi yang telah disampaikan

7.      Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung
dan diharapkan ibu dapat menjawab pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
disampaikan :
Pertanyaan :
1)      Apa pengertian dari abortus ?
2)      Apa penyebab dari abortus ?
3)      Apa tanda dan gejala dari abortus ?

Materi
ABORTUS
A. Pengertian Abortus
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan dengan cara apapun sebelum
janin cukup pertumbuhannya untuk hidup. (Mochtar Rustam,1998). Abortus
adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau umur
kehamilan kurang dari 20  minggu. (Sarwono, 1999). Abortus adalah dikeluarkan
hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan
kurang dari 28 minggu. (Manuaba, 1998)
B. Penyebab Abortus
Penyebab keguguran sebagian besar tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Faktor ibu
a. Infeksi akut : virus (cacar, rubella, hepatitis, herpes simplex),bakteri
(salmonella tphy), parasit (plasmodium).
b. Infeksi kronis : sifilis, TB paru aktif, keracunan (keracunan tembaga,
air raksa, timah).
c.  Penyakit kronis : hipertensi, nepritis, diabetes, anemia berat, penyakit
jantung.
d. Gangguan fisiologis : syok, ketakutan.
e. Trauma fisik.
f. Usia ibu saat hamil kurang dari 20 tahun dan lebih dari 30 tahun (usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun). Ibu-ibu
yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum
matang, selain itu pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih
muda tergantung pada orang lain. Abortus dapat juga terjadi pada ibu
yang tua usianya meskipun mereka telah berpengalaman, namun
kondisi badan dan kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin intra uterin.
g.  Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat: jarak kehamilan kurang dari 2
tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik
(menyebabkan abortus), persalinan lama dan perdarahan pada saat
persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik.
2. Faktor janin :
Dimana terjadi gangguan pertumbuhan pada zigot, embrio atau plasenta
contohnya abnormal pembentukan plasenta, kelainan kromosom
(monosomi, trisomi).
3. Faktor eksternal :
Dapat disebabkan oleh radiasi, obat-obatan,merokok, alcohol, kopi, dan
bahan kimia.

C. Jenis-jenis Abortus
1. Abortus spontan (abortus tanpa tindakan)
a. Abortus Imminent
Terjadi perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman terhadap
kalangsungan suatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini
kehamilan masih mungkin berlanjut atau dipertahankan.
b. Abortus Insipien
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana
hasil kosepsi masih berada pada kavum uteri. Dalam hal ini rasa
mules menjadi lebih sering dan keluar perdarahan bertambah.
c.  Abortus inkomplet
Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar.
d.  Abortus komplit
Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil konsepsi
telah dikeluarkan dari kavum uteri
e. Missed abortion
Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
yang telah mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau
lebih.Missed abortion biasanya di dahului oleh abortus iminens
yang kemudian menghilang secara spontan, atau setelah
pengobatan.Gejala subyektif kehamilan menghilang, mamae agak
mengendor lagi, uterus mengecil, tes kehamilan menjadi negative.
f. Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-
turut.Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannnya berakhir sebelum 28 minggu.
2.  Abortus provokatus (abortus yang sengaja dibuat).
Kondisi yang memungkinkan dilakukan tindakan abortus
provokatus adalah ibu dengan perdarahan terus-menerus atau jika janin
telah meninggal, ibu dengan mola hidatidosa, infeksi uterus akibat
tindakan abortus kriminalis (akibat pemerkosaan), ibu dengan kanker
servik, kanker payudara, hipertensi, TB paru aktif, DM yang disertai
komplikasi vaskuler, epilepsy, hiperemsis gravidarum yang berat, telah
berulang kali mengalami operasi Caesar, dan ibu dengan gangguan jiwa
disertai kecenderungan untuk bunuh diri.
3. Abortus provokatus kriminalis
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak
dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan
kehamilannya yaitu :
 Alasan kesehatan, dimana ibu tidak cukup sehat untuk hamil.
 Alasan psikososial, dimana ibu sendiri enggan/tidak mau untuk punya
anak lagi.
 Kehamilan diluar nikah.
 Masalah ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban
ekonomi keluarga.
 Masalah social, misalnya kuatir adanya penyakit keturunan, janin
cacat.
 Kehamilan yang terjadi akibat pemerkosaan atau akibat incest
(hubungan antar keluarga).
 Adanya kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan
yang tidak diinginkan

D. Tanda dan Gejala Abortus


1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah, kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
4. Rasa mules atau kram perut didaerah atas simpisis, sering nyeri pinggang
akibat kontraksi uterus.

E. Penatalaksanaan Abortus
1. Abortus iminens
a. Istirahatkan baring.
b. Observasi perdarahan.
c. Hindarkan koitus
d. Terapi hormone progeteron intramuscular atau dengan berbagai
zat.
e. Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.

2. Abortus insipiens
Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau
dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
a. Jika usia kehamilan kurang darim 16 minggu, lakukan evaluasi uterus
dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat segera
lakukan :
 Berikan ergomefrin 0,2/i.m (dapat di ulang setiap 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat di ulang setiap 4
jam bila perlu).
 Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari
uterus.

b. Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu


 Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi kemudian evaluasi sisa-
sisa hasil konsepsi.
 Jika perlu, lakukan pemasangan infuse 20 unit oksitoksin dalam
500 ml cairan intravena (Nacl atau RL dengan kecepatan 40 tts/mnt
untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi).
 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan

3. Abortus inkomplit
a. Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan. secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau
miso prostol 400 mcg per oral.
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
 Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika
aspirasi vakum manual tidak tersedia.
 Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila
perlu).
c. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
 Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes
permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
 Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4 jam
sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
 Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
 Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

4. Missed abortion
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah
hasil konsepsi perlu segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu
tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen dalam
darah sudatr mulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin
yang mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental
penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan
merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang telah mati, dan ingin
supaya janin secepatnya dikeluarkan.
F. Pencegahan Abortus
1. Usia ibu untuk hamil dan bersalin tidak boleh kurang dari 20 tahun dan
lebih dari 30 tahun.
2. Pentingnya untuk melakukan pemeriksaan dini sebelum hamil untuk
mendeteksi adanya masalah-masalah kesehatan atau penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang dapat mengganggu
pertumbuhan janin.
3. Kehamilan harus direncanakan, sudah siap secara emosional dan fisik untuk
menjadi orangtua.
4. Mengatur jarak kehamilan dan bersalin agar tidak terlalu dekat.
5. Pemeriksaan kehamilan secara teratur di polindes atau puskesmas.
6. Selama hamil trimester I atau hamil muda harus istirahat yang cukup,
makan makanan yang bergizi dan teratur, menghindari diri dari trauma fisik,
pemeriksaan kehamilan secara teratur, menghindari bahaya radiasi, tidak
mengkonsumsi obat-obatan bebas, tidak mengkonsumsi bahan
makanan/minuman yang mengandung bahan kimia, tidak merokok, minum
kopi dan minuman beralkohol.

DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.
1983. Obstetri Patologi. Bandung : Elemen

Anda mungkin juga menyukai