Disusun Oleh :
Harta kekayaaan yang dimiliki oleh sianak dalam bentuk benda-benda tetap/tak
bergeak, maka orangtua tidak boleh menjualnya kecuali apabila anak tersebut
menghendakinya. Dengan kata lain, orangtua dibolekan menjual benda tetap
milik anak jika kepentingan anak tersebut menghendakinya. Jadi, dalam hal ini
kata kuncinya adalah jika kepentingan si anak menghendaki. Orang tua harus
dapat membuktikan dan meyakinkan si anak bahwa tindakan orang tua menjual
benda tetap si anak adalah untuk kepentingan si anak, dan bukan untuk orang tua
atau orang lain. Misalnya, menjual harta tetap milik anak untuk membuat
pembiayaan pendidikan anak. Mengenai hak orang tua mennikmati hata kekayaan
anknya, kita dapat merujuk pada pasal 311 KUHPer yang menyatakan bahwa
orang tua boleh menikmati segala hasil harta kekayaan anknya yang belum
dewasa. Pengecualiannya diatur dalam pasal 33 KUHPer yaitu orangtua tidak
berhak menikmati barang milik sianak, yang:
1. Diperoleh sia anak adalah karena kerja dan usahanya sendiri
2. Dihibahkan dengan akta semasa pewaris masih hidup atau dihibahkan dengan
wasiat kepada mereka (anak tersebut), dengan persyaratan tegas, bahwa kedua
orangtua mereka tidak berhak menikmati hasilnya.
Mengacu pada ketentuan Paal 313 KUHPer, bahwa jika barang tersebut (baik
benda bergerak maupun benda tetap) diperoleh atas hasil kerja si anak sendiri
atau didapatkan dari hibah, orangtua tidak berhak untuk ikut menikmati barang
milik si anak tersebut. Jika menikmati barang tersebut saja tidak boleh, apalagi
menjual dimana seorang harus memiliki kekuasaan atas benda tersebut untuk
dapat mejualnya.
6. Perwalian (Voogdij)
Perwalian (Voogdij) adalah pengawasan terhadap anak yang di bawah umur,
yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua serta ppengurusan benda atau
kekayaan anak tersebut diatur oleh udang-undang. Dengan demikian, berada
dibawah perwalian. Anak yang berada dibawah perwalian, adalah:
Anak sah yang kedua orangtuanya telah dicabut kekuasaannyasebagai orang tua.
Anak sah yang orang tuanya telah bercerai
Anak yang lahir diluar perkawinan (natuurlijk kind)