Anda di halaman 1dari 7

AMENDMENT TO “PURCHASING PROVOSIONS AND CONDITIONS”

This Amendment, effective as of <DATE>, 2020, is entered into between PT. CILEGON
FABRICATORS at Jl. Raya Bojonegara–Salira, Argawana, Kec. Puloampel, Kab. Serang,
Banten 42454, Indonesia (hereinafter referred to as: PURCHAISER) and METAL ONE
CORPORATION at 7-2, Marunouchi 2-chome, Chiyoda-ku, Tokyo, Japan (hereinafter
referred to as: SELLER) in this case together the “Parties”, and each, a “Party”.

WHEREAS, Parties wish to amend “PURCHASING PROVOSIONS AND CONDITIONS”


applied to the transaction of steel plate for construction of a thermal power plant in
Bangladesh by IHI Corporation between Parties (hereinafter referred to as: “Original
Provisions”);

NOW, THEREFORE, in consideration of the mutual covenants, terms and conditions set
forth herein, Parties agree as follows:

1. This amendment shall apply all Original Provisions to be entered between Parties.

Except as expressly amended by this Amendment, the Original Provisions shall remain

in full force and effect in accordance with its terms. If there is any inconsistency

between Original Provisions and this Amendment, this Amendment shall prevail.
Comment :

(Poin 1 dalam perjanjian ini memiliki tujuan yang menjelaskan dan menjamin
konsistensi ketentuan antara yang tertulis di kontrak dan terhafdap realita atau
kenyataan yang ada, jika sepanjang kontrak ada ketentuan yang diberlakukan namun
menyalahi ketentuan yang tertulis di kontrak, maka ketentuan dalam kontraklah yang
berlaku sepanjang kontrak ini tidak dibatalkan atau direvisi. Dalam hal ini kontrak ini
telah memenuhi asas “kepastian hukum” atau yang dalam hukum perdata disebut
“Pacta sunt servanda” yang merupakan salah satu prinsip dalam perjanjian (Aggrement
must be kept), adalah sebuah asas hukum yang menyatakan bahwa setiap perjanjian
menjadi hukum yang mengikat bagi para pihak yang melakukan suatu perjanjian.)

1
2. Section 5 of the Original Provisions shall be replaced as follows:
“Any delay, both deliberate or not, can cause the cancellation of a part or the entire

order by the PURCHASER, and direct and actual costs arising with said delay and

cancellation, shall be charged to the SELLER, provided that SELLER shall in no event

be liable to the PURCHASER for any special, indirect, consequential or incidental

damages. “

Comment :

(Poin keterlambatan pengiriman yang menjadi konsekuensi terburuk dalam poin 2


iini menjelaskan bahwa jika ada suatu kejadian pembatalan/penundaan yang
dilakukan oleh pembeli, maka penjual tidak akan bertanggungjawab atas apapun
mengenai kondisi barang tersebut, dalam kata lain mengenai kerusakan barang yg
terjadi akibat penundaan/pembatalan pengiriman akan menjadi tanggung jawab
purchaser yang dalam hal ini adalah pihak PROCUREMENT sebagai pembeli dari
barang tersebut, dalam kata lain ada ketidakseimbangan pertanggungjawaban dalam
poin 2 ini, saran dari LEGAL section, perlu untuk di review kembali untuk poin 2
ini agar pertanggungjawaban menjadi beban dari kedua belah pihak dari perjanjian
ini. Sesuai dengan asas hokum dalam sebuah perjanjian yaitu asas
proporsionalitas yang di istilahkan dengan equitability contract dengan
unsur justice dan fairness.
 Maknanya menunjukan suatu hubungan yang setara (kesetaraan), tidak berat
sebelah dan adil (fair), artinya hubungan kontraktual tersebut pada dasaranya
berlangsung secara proporsional dan wajar.)

2
3. Section 7 of the Original Provisions shall be replaced as follows:
“If, after an inspection has been carried-out, the goods/services do not meet the

specification stated in PO, then the PURCHASER is entitled to reject, return and/or

demand an indemnification on related goods/services, by recovering the amount,

already paid to the SELLER, added by other costs incurred and the loss suffered in

connection with said rejection or return.”


Comment :

(Poin 3 menitikberatkan pada pengembalian jika barang yang diterima oleh


pembeli/purchaser tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dalam hal ini
penjual siap untuk menanggung segala beban biaya untuk pengembalian barang jika
barang tidak sesuai dengan ketentuan. Dalam hal ini pihak PROCUREMENT
sebagai purchaser berhak untuk melakukan klaim atas barang yang tidak sesuai dan
sesuai dengan kaidah hukum yang berlaku, maka asas “itikad baik” telah
memenbuhi unsur dalam perjanjian ini)

4. Section 15 of the Original Provisions shall deleted

5. Section 16 of the Original Provisions shall be deleted

6. The following section shall be add to Original Provisions as section 17.


“Notwithstanding anything to the contrary herein, in the event PURCHASER fails to

make any payment for any or all of the goods/services when due and payable or fails

to perform any of its obligations in this sales and purchase agreement, or in the event

of the death or insolvency of PURCHASER, or if any proceeding in relation to the

credit standing of PURCHASER, including bankruptcy, reorganization, rehabilitation or

composition, is instituted by or against PURCHASER, or if any receiver or trustee is

3
appointed for PURCHASER, or in the event of any change of ownership of

PURCHASER, including transfer of any or all of its business or principal assets, or in

the event of any winding-up, liquidation or dissolution of PURCHASER, SELLER shall

have the right to (i) immediately cancel all or any part of the this sales and purchase

agreement by giving notice of cancellation to PURCHASER, (ii) stop and/or suspend

the performance of any or all of its obligations in this sales and purchase agreement,

(iii) repossess any of the goods/services delivered to PURCHASER hereunder in

which title thereto has not yet passed to PURCHASER and, for this purpose, enter

upon any premises of PURCHASER, (iv) dispose of, sell and/or hold any or all of the

goods/services at PURCHASER’s sole account and risk upon such terms and

conditions as SELLER may at its sole discretion determine, and/or (v) demand

immediate payment of any and all sums payable by PURCHASER to SELLER,

together with any interest thereon and any other indebtedness owing to SELLER, in

this sales and purchase agreement and/or any other contracts with PURCHASER,

whereupon the same shall immediately become due and payable. In case of any or all

of (i)-(v) above, PURCHASER shall be liable to SELLER for any losses and damages

caused thereby. PURCHASER agrees to pay any and all attorneys’ fees and any other

costs and expenses which may be incurred by SELLER (i) to enforce any of the terms

and conditions of this sales and purchase agreement or (ii) due to the breach by

PURCHASER of any of the terms and conditions of this sales and purchase

agreement.”

Comment :

(Poin 6 menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan susunan perusahaan, terjadi


kebangkrutan, perubahan perusahaan dan lain-lain dalam hal ini pembeli harus
memberutahukan dengan jelas tentang situasi-situasi penting yang dalam
perusahaan PEMBELI agar dalam hal ini pihak penjual dapat juga mengetahui
informasi tersebut untuk kemudian ditindaklanjuti dalam hal pembelian barang,
dalam poin ini pembeli harus bertanggungjawab jika ada kebangkrutan perusahaan

4
dari si PEMBELI yang dalam masa nya sedang melakukan jual beri barang dengan
perusahaan si PENJUAL, harus diterangkan dengan jelas mengenai kepastian
pembayaran, status pembayaran dan sebagainya. Dalam hal ini poin 3 tidak ada
masalah apapun yang akan merugikan pihak PROCUREMENT sebagai pihak
PEMBELI)

7. The following section shall be add to Original Provisions as section 18.


“SELLER shall not be liable for any delay in shipment or delivery, non-delivery or

destruction or deterioration of any or all of the goods/services, or for any breach or

default in the performance of this sales and purchase agreement, if and to the extent

caused directly or indirectly by acts of God, flood, tidal wave, lightning, typhoon, storm,

earthquake, plague or other epidemics, war, warlike conditions, insurrection,

revolution, fire, explosion, accidents, wreck, blockades, civil commotion, strikes,

lockouts or other labour disputes, riots, boycotting by any country, bankruptcy,

insolvency, default, breach, non-performance or delay of the manufacturers or

suppliers of the goods/services, shortage or control of energy supply or raw materials,

unavailability of transport facilities or loading or discharging facilities, port congestion,

imposition of sanctions of any kind, any restriction imposed by laws, regulations,

orders or administrative guidance of governmental authorities, quarantine, embargoes,

mobilization, requisition, prohibition of export, refusal of issuing export licenses or any

other statutory, administrative or governmental restriction, or any other event or

occurrence not reasonably within SELLER’s control that may affect SELLER, its

agents, any shipping agent, any carrier, any supplier of the goods/services to SELLER,

any manufacturer of the goods/services or any supplier to such manufacturer of the

materials for the goods/services (each a “Force Majeure Event.”). In the case of a

Force Majeure Event, unless both parties otherwise agree, SELLER shall have the

right to immediately cancel all or any part of this sales and purchase agreement by

giving notice of cancellation to PURCHASER. PURCHASER shall accept any delay in

shipment or delivery of any or all of the goods/services, and/or shall accept

cancellation by SELLER, to the extent such delay or cancellation is caused by a Force

5
Majeure Event. In the case of a Force Majeure Event, SELLER shall not be liable for

any losses or damages caused thereby.”


Comment :

(Poin 7 menjelaskan mengenai setiap keterlambatan barang akibat dari Force


Majeur, dalam Konsep Force Majeure atau Keadaan Memaksa atau Overmacht
dapat mengacu pada ketentuan dalam Pasal 1244, 1245, 1444 dan 1445 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata. Sejauh ini jika ketentuan mengenai force majeur
sesuai dengan pasal tersebut maka ketentuan mengenai force majeur tersebut sah
secara hukum karena dalam setiap perjanjian idealnya harus ada poin/pasal
mengenai force majeur untuk menghindari ketidakpastian hukum atau kerugian
kedua belah pihak atas suatu kondisi yang darurat, dalam poin 6 menjelaskan
bahwa jika dalam keadaan memaksa seperti bencana alam, dan sebagainya maka
untuk pengiriman barang yang telambat dalam hal ini diwajarkan untuk sebuah
sebab yang memaksa saja)

8. The following section shall be add to Original Provisions as section 19.


“This contract is governed by the laws of Singapore. Any dispute arising out of or in

connection with this sales and purchase agreement, including any question regarding

its existence, validity or termination, shall be referred to and finally resolved by

arbitration administered by the Singapore International Arbitration Centre (“SIAC”) in

accordance with the Arbitration Rules of the Singapore International Arbitration Centre

("SIAC Rules") for the time being in force, which rules are deemed to be incorporated

by reference in this provision. The Tribunal shall consist of one arbitrator. The

language of the arbitration shall be English.”


Comment :
(Poin no. 8 menjelaskan mengenai penyelesaian jika terjadi konflik hokum diantara kedua

belah pihak yang dalam hal ini adalah penjual dan pembeli dalam perjanjian ini akan

dilaksanakan sesuai hokum yang berlaku di SINGAPURA sebagai negara asal penjual dan

instansi yang dipilih adalah (SIAC) yang dimana instansi tersebut adalah instansi arbitrase

6
yang mana sesuai dengan konsep hokum yang ada di Indonesia saat ini. Dalam hal

perdagangan/bisnis, konsep yang paling banyak dipilih dalam penyelesaian konflik adalah

konsep arbitrase, konsep ini menghindari konsep litigasi (pengadilan) agar setiap ganti rugi

dan setiap langkah yang diambil masih dapat dirundingkan seusai dngan keinginan kedua

belah pihak, dalam hal ini sesuai dengan standar hokum internasional jika perjanjian

diadakan antar dua belah negara, maka negara pihak pertama sebagai pembuat

perjanjianlah yang dipilih sesuai dengan kedudukan pihak pertama berada yang dalam hal

ini adalah pihak pertama berkedudukan di singapura. Dalam hal ini, perjanjian telah

merangkum penyelesaian konflik dan telah sesuai dengan kaidah oerjanjian yang berlaku)

CATATAN
1. Belum dicantumkannya kapan tanggal dimulai dan berakhirnya perjanjian, dalam

suatu kontrak/perjanjian untuk memenuhi asas kepastian hokum, harus dibuat

jangka waktu dalam kontrak yang disepakati kedua belah pihak agar sebuah

perjanjian menjadi jelas substansinya.

Semoga review ini dapat bermanfaat dan menjadi rujukan kontrak yang baik dan ideal.

IN WITNESS WHEREOF, the Parties hereto have caused this Agreement to be executed

by their duly authorized representatives as of the date first above written.

METAL ONE CORPORATION PT.CILEGON FABRICATORS


By, By,

Name : Name : Thomas D Hermiyanto


Title : Title : Director

Anda mungkin juga menyukai