Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 4 :

1. Gita Frahmah Diah (1910201033)


2. Evina Ulfiya (1910201087)
3. Naela Rizki Amalia (1910201103)
4. Hasna Kurnia Mirta (1910201130)

“ Penerapan dan Pelaksanaan Penganggaran”

A. Latar Belakang :

Menurut Bintoro terdapat 9 fungsi fungsi administrasi pembangunan, yang mana


kesembilannya mencakup alur pembangunan menuju modernisasi yang diperlukan setiap
negara. Selain modernisasi, pembangunan dimaksudkan untuk pembangunan bangsa serta
sosial ekonomi Negara Indonesia. Penjabaran alur pikir Bintoro tersebut menjadi fokus pada
paparan ini,misalnya saja dalam fungsi atau proses yang dilakukan untuk mecapai tujuan ,
salah satunya Anggaran.

Anggaran seperti telah dikemukakan terdahulu juga dapat di pergunakan sebagai alat
kebijaksanaan ekonomi. Misalnya didalam rangka usaha stabilitas ekonomi, pengendoran
inflasi, pembagian kembali pendapatan masyarakat yang lebih wajar, menunjang pembinaan
dana-dana untuk investasi, pembangunan, dan lain-lain. (Bintoro,1985:145)

Displin penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis


menunjukan alokasi dumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya. Berbagai
variasi dalam sistem penganggaran pemerintah dikembangkan untuk melayani berbagai
tujuan termasuk guna pengendalian keuangan, rencana manajemen, prioritas dari penggunaan
dana, dan pertanggungjawaban kepada publik. Penganggaran berbasis kinerja diantaranya
menjadi jawaban untuk digunakan sebagai alat pengukuran dan pertanggungjawaban
pemerintah. Maka dapat dikatakan bahwa perencanaan strategis sangat berkaitan dengan
penganggaran dan harus menjadi perhatian instansi pemerintah, bahwa penyelarasan dan
pengkaitan antara kebijakan, perencanaan dan penggaran haruslah menjadi perhatian instansi
pemerintah. Adanya keterkaitan dan keselerasan antara kebijakan, perencenaan dan
penganggaran akan dicapai efisien dan efektifitas dalam pengalokasian anggaran. Oleh
karena itu, usaha-usaha untuk memperjelas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai beserta
indikatornya akan sangat membantu dalam penganggaran berbasis kinerja.
B. Landasan Teori

Pengertian anggaran menurut para ahli :


1. Munandar (2011:11)
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sisstematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan,
kegiatan yang dinyatakan dalam unit atau kesatuan moneter yang berlaku
untuk jangka waktu yang akan datang.
2. Welsch (2000:5)
Anggaran adalah perencanaan untuk pengendalian laba menyeluruh dapat
didefinisikan secara luas sebagai suatu anggaran sistematis dan formal untuk
perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian tanggung jawab manajemen.
3. Nafarin (2000:11)
Anggaran adalah rencana tertulis mengenal kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya
dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan
barang maupun jasa.

Contoh penggunaan anggaran di Indonesia :


1. Dana alokasi desa
Dana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang
ditransfer melalui anggaran belanja daerah kabupaten atau kota. Dana ini
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemerdayaan masyarakat
desa.
2. Dana Pembangunan Infrastruktur
Pendanan pembangunan infrastruktur hanya mengandalkan APBN,
sehingga dinilai tidak dapat memenuhi target, karena dana dari APBN
hanya mampu menutupi sekitar 42% dari pembiayaan pembangunan
infrastruktur yang ada.
3. Pembayaran Utang Luar Negeri
Uang luar negeri pemerintah memakan porsi angaran negara (APBN) yang
terbesar dalam satu decade terakhir. Jumlay pembayaran pokok dan bunga
utang hamper dua kali lipat anggaran pembangunan, dan memakan lebih
dari separuh penerimaan pajak. Pembayaran cicilan utang sudah
mengambil porsi 52% dari total penerimaan pajak yang dibayarkan rakyat
sebesar Rp 219,4 triliun.

C. Metodologi Penelitian
Metodologi yang dipakai adalah kualitatif, bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis., dimana data yang diperoleh dari penelitian dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan
penarikan kesimpulan (verifikasi).
D. Pembahasan

Anggaran merupakan hal yang penting dalam proses pembangunan, setelah proses
perencaan kebijakan atau program , pengerahan SDM yang bermutu tinggi hingga partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan, anggaran menjadi salah satu faktor penunjang dalam
pembangunan. Lalu bagaimana penerapan dan pelaksaan anggaran itu sendiri ?

1. Pengubahan Paradigma Anggaran


Menurut UU nomor 17 Tahun 2003 tentang Reformasi Sitem Penganggaran, berikut
peruabahn dari paradigma lama menuju paradigma baru mengenai sistem
penganggaran :

Paradigma Lama Paradigma Baru


Penganggaran berbasis : Penganggaran dengan pendekatan :
1. Pengeluaran rutin 1. Penganggaran berbasis kinerja
2. Pengeluaran pembangunan 2. Kerangka penganggaran jangka
menengah
3. Anggaran terpadu

Dari tabel diatas bisa dipastikan bahwa adanya perubahan paradigma mengenai sistem
penganggaran bertujuan untuk memprioritaskan transparasi agar pembangunan
berjalan dengan semstinya seperti tujuan awal ataupun seperti yang masyarakat
butuhkan.

2. Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK)


Seperti yang kita tahu pada tabel paradigma baru, penganggaran berbasis kinerja atau
Perfomance Based Budgeting merupakan sebuah sistem perencanaan anggaran
negera yang berorientasi pada ‘output’ organisai yang berkaitan. Ciri utama sistem ini
adalah anggaran yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan
(input) dan hasil yang diharapkan (outcomes), sehingga dapat memberikan informasi
tentang efektivitas dan efisiensi kegiatan. (Haryanto, Sahmuddin, Arifuddin : 2007).
Sedangkan tujuan penerapan PBK diharapakan :
1. Menunjukan keterkaitan antara pendanaan dan prestasi kerja arau hasil kerja yang
dicapai.
2. Meningkatkan efisiensi dan transparasi dalam pelaksanaan.
3. Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam melaksanakan tugas serta
pengelolaan anggaran.

Penyusunan anggaran berbasis kinerja memerlukan tiga kompenen untuk masing –


masing program dan kegiatan sebagaimana uraian Pasal 7 Peraturan Pemerintah
No.21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara / Lembaga berupa:
1. Indikator Kerja
Indikator kerja merupakan alat ukur untuk menilai keberhasilan suatu program
atau kegiatan. Indikator kerja yang digunakan dalam sistem PBK ini adalah Key
Perfomance Indicator (KPI) sebegai indikiator utama program.
2. Standar Biaya
Standar baiaya yang digunakan merupakan standar biaya masukan pada tahap
awal perencanaan anggaran berbasisi kinerja dan nantinya menjadi standar biaya
pengeluaran.
3. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian dan pengungkapan masalah
implementasi kebijakan untuk memberikan umpan balik bagi peningkatan kualitas
kinerja.

3. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah

Secara umum Kerangka kerja KPJM di Indonesia didasarkan pada UU No 25 Tahun


2004 tentang system perencanaan pembangunan nasional, dan UU No 17 Tahun 2003 tentang
keuangan negara. Dalam UU No 25 Tahun 2004 tersebut telah diatur mengenai mekanisme
penyusunan rencana kerja nasional. Baik yang bersifat jangka Panjang (20 tahunan), jangka
menengah (5 tahunan), maupun jangka pendek (1 tahunan). Sementara itu, dalam UU No 17
Tahun 2003 diatur mengenai mekanisme pendanaan rencana kerja jangka menengah (5
tahunan) dalam kerangka anggaran jangka menengah maupun rencana kerja jangka pendek
dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

Tujuan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) :

1. Pengalokasian sumber daya anggaran yang lebih efisien


2. Meningkatkan kualitas perencanaan penganggaran
3. Lebih focus terhadap pilihan kebijakan prioritas
4. Meningkatkan disiplin fiscal
5. Menjamin adanya kesinambungan fsikal

Landasan Konseptual :

1. Penerapan system
2. Mempunyai angka dasar
3. Adanya mekanisme penyesuaian angka dasar
4. Penetapan parameter
5. Adanya mekanisme usulan tambahan anggaran bagi kebijakan bagi

Dalam rangka menerapkan KPJM terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan
pemahaman dan resepsi yang sama, khusunya mengenai pembahasan anggaran
oleh DPR. Agar KPJM dapat diterapkan secara efektif maka :
- Pembahasan di DPR harus focus terhadap program dan kegiatan-kegiatan varu
yang diusulkan oleh pemerintah.
- Secara teknis, pembahasaan anggaran dititikberatkan pada efektivitas dan
efisiensi pengunaan anggaran yang dikaitkan dengan target kinerja yang akan
dicapai.
- Secara politis, pembahasan anggaran diarahkan pada hal-hal yang bersifat
makro dan strategis, seperti pertumbuhan ekonomi, distribsusi pembangunan
dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat.

4. Penganggaran Terpadu
Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi
pelaksanaan elemen reformasi penganggaran lainnya, yaitu PBK dan KPJM.
Dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu merupakan kondisi yang
harus terwujud terlebih dahulu. .
Penyusunan anggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh
proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian
Negara/Lembaga untuk menghasilkan dokumen Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga, dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi,
fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Integrasi atau memadukan proses
perencanaan dan penganggaran dimaksudkan agar tidak terjadi duplikasi dalam
penyediaan dana untuk Kementerian / Lembaga baik yang bersifat investasi
maupun untuk keperluan biaya operasional.
Pada sisi yang lain penerapan penganggaran terpadu juga diharapkan dapat
mewujudkan Satker sebagai satu-satunya entitas akuntasi yang bertanggung jawab
terhadap asset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun yang standar
untuk satu jenis belanja dipastikan tidak ada duplikasi penggunaannya.
Daftar Pustaka

Amira dkk. 2019. Displin anggaran dalam Mendukung Kinerja Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah di Kab. Konawe Selatan : Publica . vol 1 no 1 : 60-71

Buku 2 Pedoman Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) oleh Kementrian


Keuangan Republik Indonesia dan Kementrian Negara Perencaan dan Pembangunan
Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan (BAPERNAS)

Buku 3 Pedoman Penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)

https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/apa-itu-alokasi-dana-desa-dan-isu-isu-yang-
menyertainya-66

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif

https://id.wikipedia.org/wiki/Posisi_utang_luar_negeri_Indonesia

https://katadata.co.id/amp/berita/2019/10/02/dana-infrastruktur-dalam-5-tahun-rp-6455-
triliun-sulit-andalkan-apbn

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.anggaran.depkeu.go.id/Content/buku_2.pdf&ved=
2ahUKEwjR8rz1ivvnAhXK7HMBHdNoBcsQFjAEegQIAhAB&usg=AOvVaw3h8zC-
T28TxVXVhib4Jwy5

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2010/104~PMK.02~
2010PerLampI.pdf&ved=2ahUKEwiM9LaDhvvnAhU3lEsFHb_AAKsQFjAEegQIAxAB&u
sg=AOvVaw0sywysmAGkeRZunajYPjsw

https://www.pelajaran.co.id/2018/16/pengertian-fungsi-manfaat-jenis-dan-prosedur-
penyusunan-anggaran.html

Muliyadi . 2013. Evaluasi Konsistensi Perencanaan dan Penerapan Anggaran Kinerja pada
Dinas Kesehatan Kab. Kutai Timur : Jurnal Administrasi reform vol 1 no 1 : 253-262

SIAGIAN SONDANG,P. 1982.Administrasi Pembangunan.Penerbit : PT Gunung Agung

Tjokroamidjojo Bintoro.1985.Pengantar Administrasi Pembangunan.Penerbit : LP3ES

Anda mungkin juga menyukai