Anda di halaman 1dari 5

Pengantar

Lingkup ISA 700


1. Standar Internasional tentang Audit ini (ISA) berkaitan dengan auditor
tanggung jawab untuk membentuk pendapat atas laporan keuangan. Ini juga
berhubungan
dengan bentuk dan isi laporan auditor yang dikeluarkan sebagai akibat dari
mengaudit laporan keuangan.
2. ISA 7051 dan ISA 7062 berurusan dengan bagaimana bentuk dan isi auditor
laporan akan terpengaruh ketika auditor menyatakan pendapat yang dimodifikasi atau
termasuk paragraf Penekanan Materi atau paragraf Materi Lainnya di laporan auditor.
3. ISA ini ditulis dalam konteks set lengkap tujuan umum
laporan keuangan. ISA 8003 berurusan dengan pertimbangan khusus kapan laporan
keuangan disusun sesuai dengan tujuan khusus kerangka. ISA 8054 berurusan dengan
pertimbangan khusus yang relevan dengan audit dari satu laporan keuangan atau
elemen, akun atau item tertentu dari laporan keuangan.
4. ISA ini mempromosikan konsistensi dalam laporan auditor. Konsistensi dalam
laporan auditor, ketika audit telah dilakukan sesuai dengan ISA, mempromosikan
kredibilitas di pasar global dengan menghasilkan lebih banyak mudah diidentifikasi
audit yang telah dilakukan sesuai
dengan standar yang diakui secara global. Ini juga membantu mempromosikan
pengguna
memahami dan mengidentifikasi keadaan yang tidak biasa ketika terjadi.
Definisi
Untuk tujuan SPA, istilah berikut memiliki arti yang dikaitkan
di bawah:
(a) Laporan keuangan tujuan umum - Laporan keuangan yang disusun sesuai dengan
kerangka tujuan umum.
(B) Kerangka tujuan umum - Kerangka pelaporan keuangan dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi keuangan umum yang luas berbagai pengguna.
Kerangka pelaporan keuangan mungkin adil kerangka presentasi atau kerangka
kepatuhan. Istilah "kerangka kerja presentasi yang adil" digunakan untuk merujuk
pada keuangan
kerangka kerja pelaporan yang membutuhkan kepatuhan dengan persyaratan kerangka
kerja dan:
(i) Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa, untuk mencapai keadilan
penyajian laporan keuangan, mungkin perlu untuk manajemen untuk memberikan
pengungkapan di luar yang khusus dibutuhkan oleh kerangka kerja; atau
(ii) Mengakui secara eksplisit bahwa hal itu mungkin perlu dilakukan manajemen
untuk berangkat dari persyaratan kerangka kerja ke mencapai penyajian laporan
keuangan yang adil. Seperti itu keberangkatan diharapkan hanya diperlukan dalam
sangat langka keadaan. Istilah "kerangka kerja kepatuhan" digunakan untuk merujuk
pada keuangan
kerangka kerja pelaporan yang membutuhkan kepatuhan dengan persyaratan kerangka
kerjaa
(c) Pendapat yang tidak dimodifikasi - Pendapat yang diungkapkan oleh auditor
ketika
auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disusun, seluruhnya hal-hal material,
sesuai dengan keuangan yang berlaku kerangka kerja pelaporan

2.1. Tipe Opini Modifikasian SA ini menetapkan tiga tipe opini modifikasian, yaitu
opini wajar dengan pengecualian, opini tidak wajar, dan opini tidak menyatakan
pendapat. Keputusan tentang ketepatan penggunaan tipe opini modifikasian
bergantung pada: (Ref: Para. A1)
(a) Sifat dari hal-hal yang menyebabkan dilakukannya modifikasi, yaitu apakah
laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material atau, dalam hal
ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, kemungkinan
mengandung kesalahan penyajian material; dan
(b) Pertimbangan auditor tentang seberapa pervasifnya dampak atau kemungkinan
dampak hal-hal tersebut terhadap laporan keuangan. (Ref: Para. A1)
2.2. Definisi Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna sebagai
berikut:
(a) Pervasif: Suatu istilah yang digunakan dalam konteks kesalahan penyajian untuk
menggambarkan dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan atau
kemungkinan dampak kesalahan penyajian terhadap laporan keuangan, jika ada, yang
tidak dapat terdeteksi karena ketidakmampuan untuk memperoleh bukti audit yang
cukup dan tepat.
Dampak yang pervasif terhadap laporan keuangan adalah dampak yang menurut
pertimbangan auditor: (i) Tidak terbatas pada unsur, akun, atau pos tertentu laporan
keuangan; (ii) Jika dibatasi, merupakan atau dapat merupakan suatu proporsi yang
substansial dari laporan keuangan; atau (iii) Dalam hubungannya dengan
pengungkapan, bersifat fundamental bagi pemahaman pengguna laporan keuangan.
(b) Opini modifikasian: Suatu opini wajar dengan pengecualian, suatu opini tidak
wajar, atau suatu opini tidak menyatakan pendapat.
2.3. Ketentuan
2.3.1.Kondisi yang Mengharuskan Dilakukannya Modifikasi Terhadap Opini Auditor
Auditor harus memodifikasi opini dalam laporan auditor ketika:
(a) Auditor menyimpulkan bahwa, berdasarkan bukti audit yang diperoleh, laporan
keuangan secara keseluruhan tidak bebas dari kesalahan penyajian material; atau (Ref:
Para. A2-A7)
(b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
menyimpulkan bahwa laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
penyajian material. (Ref: Para. A8-A12)

ISA 705
2.3.2.Penentuan Tipe Modifikasi Terhadap Opini Auditor Opini Wajar dengan
Pengecualian Auditor harus menyatakan opini wajar dengan pengecualian ketika:
(a) Auditor, setelah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan
bahwa kesalahan penyajian, baik secara individual maupun secara agregasi, adalah
material, tetapi tidak pervasif, terhadap laporan keuangan; atau
(b) Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari
opini, tetapi auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian
yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material,
tetapi tidak pervasif.
Opini Tidak Wajar Auditor harus menyatakan suatu opini tidak wajar ketika auditor,
setelah memperolehbukti audit yang cukup dan tepat, menyimpulkan bahwa
kesalahan penyajian, baiksecara individual maupun secara agregasi, adalah material
dan pervasif terhadaplaporan keuangan.
Opini Tidak Menyatakan Pendapat
1. Auditortidak bolehmenyatakan pendapat ketikaauditor tidak dapat
memperolehbukti audit yang cukup dan tepat yang mendasari opini, dan auditor
menyimpulkanbahwakemungkinan dampakkesalahan penyajian yang tidak
terdeteksiterhadaplaporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan pervasif.
2. Auditortidak bolehmenyatakan pendapat ketika, dalam kondisi yang sangat
jarangyangmelibatkan banyak ketidakpastian, auditor menyimpulkan bahwa,
meskipuntelah memperoleh buktiaudit yang cukup dan tepat tentang setiap
ketidakpastiantersebut, auditor tidak dapat merumuskan suatu opini atas laporan
keuangan karenainteraksi yang potensialdari ketidakpastian tersebutdankemungkinan
dampakkumulatif dari ketidakpastian tersebut terhadap laporan keuangan.
Konsekuensi dari Ketidakmampuan untuk Memperoleh Bukti Audit yang Cukup dan
Tepat yang Disebabkan oleh Pembatasan yang Dilakukan oleh Manajemen setelah
Auditor Menerima Perikatan
1. Jika setelah menerima perikatan, auditor menyadari bahwa manajemen telah
melakukan pembatasan terhadap ruang lingkup audit yang menurut auditor mungkin
akan menyebabkan auditor menyatakan opini wajar dengan pengecualian atau opini
tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan, maka auditor harus meminta
manajemen untuk mencabut pembatasan tersebut.
2. Jika manajemen menolak untuk mencabut pembatasan yang dirujuk , maka auditor
harus mengomunikasikan hal tersebut kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola, kecuali pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola terlibat dalam
pengelolaan entitas, dan menentukan apakah terdapat kemungkinan untuk melakukan
prosedur alternatif untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
3. Jika auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat, maka
auditor harus menentukan implikasinya sebagai berikut:
(a) Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian
yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material,
tetapi tidak pervasif, maka auditor harus menyatakan opini wajar dengan
pengecualian; atau
(b) Jika auditor menyimpulkan bahwa kemungkinan dampak kesalahan penyajian
yang tidak terdeteksi terhadap laporan keuangan, jika ada, dapat bersifat material dan
pervasif sehingga suatu opini wajar dengan pengecualian tidak akan memadai untuk
mengomunikasikan signifikansi kondisi tersebut, maka auditor harus: (Ref: Para.
A13-A14) (i) Menarik diri dari audit, jika diperkenankan dan memungkinkan menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku; atau (ii) Jika penarikan diri dari audit
sebelum menerbitkan laporan auditor tidak diperkenankan atau tidak memungkinkan,
maka audito tidak boleh menyatakan pendapat atas laporan keuangan.
4. Jika auditor menarik diri seperti yang dijelaskan dalam paragraf 13(b)(i), sebelum
menarik diri, auditor harus mengomunikasikan kesalahan penyajian yang
teridentifikasi selama audit yang dapat menyebabkan modifikasi terhadap opini
kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. (Ref: Para. A15)

Anda mungkin juga menyukai