Anda di halaman 1dari 10

1. Buatlah Peta konsep untuk Modul 1 dan 2 Kimia Fisika I PEKI4206!

Padat
DESKRIPSI DAN
Sifat-sifat gas HUKUM GAS IDEAL Cair

GAS IDEAL, HUKUM CHARLES & GAY-LUSSAC,


GAS NYATA Gas
HUKUM BOYLE, HUKUM AVOGADRO, PERSAMAAN
GAS IDEAL, HUKUM DALTON

1. PERSAMAAN VAN DER WAALS

2.PERSAMAAN VIRIAL

3.PERSAMAAN BEATTIE-BRIDGEMAN

4.BERTHELOT

5.PERSAMAAN GAS

6.ISOTERM GAS NYATA

7.KEADAAN KRITIS VAN DER WAALS

8.HUKUM KEADAAN SEHUBUNGAN

SISTEM, LINGKUNGAN DAN BATAS

KONSEP DASAR
VARIABEL DAN FUNGSI KEADAAN
TERMODINAMIKA

PROSES DAN HUKUM TERMODINAMIKA


2. buat Tabel untuk menjelaskan hukum-hukum gas ideal. Tabel itu terdiri dari siapa penemu,
bagaimana bunyi hukum itu apa kelebihan dan kekurangan masing-masing hukum itu!

PENEMU BUNYI HUKUM KELEBIHAN & KEKURANGAN

Berdasarkan hasil percobaannya, Robert Boyle menemukan bahwa


Volume massa gas yang diberikan
volume gas mengalami perubahan secara tidak teratur sehingga garis
ROBERT BOYLE berbanding terbalik dengan
pada grafik kelihatan melengkung. Tekanan yang diganbarkan pada grafik
tekanan ketika suhu konstan.
merupakan adalah tekanan absolut, bukan tekanan ukur.

Berdasarkan banyak percobaan yang pernah dilakukan, ditemukan


bahwa walaupun besarnya perubahan volume setiap gas berbeda‐beda,
tetapi ketika garis pada grafik V‐T digambarkan sampai suhu yang lebih
rendah maka garis selalu memotong sumbu di sekitar -273 oC. Kita bisa
mengatakan bahwa seandainya gas didinginkan sampai ‐273 oC maka
volume gas = 0. Apabila gas didinginkan lagi hingga suhunya berada di
Volume (V) dari massa gas yang
bawah ‐273 oC maka volume gas akan bernilai negatif, sesuatu yang
JACQUES diberikan, pada tekanan konstan
tidak mungkin. Jadi ‐273 oC merupakan suhu terendah yang bisa dicapai.
CHARLES (Pa), berbanding lurus dengan
Karena garis memotong sumbu di sekitar ‐273 oC maka sesuai dengan
suhu (K).
kesepakatan bersama, di tetapkan bahwa suhu terendah yang bisa
dicapai adalah ‐273,15 oC. ‐273,15 oC disebut suhu nol mutlak dan
dijadikan acuan skala mutlak alias skala Kelvin. Kelvin adalah nama Lord
Kelvin (1824‐1907), fisikawan Inggris. Pada skala ini, suhu dinyatakan
dalam Kelvin (K), bukan derajat Kelvin (oK). Jarak antara derajat sama
seperti pada skala celcius. 0 K = ‐273,15 oC dan 273,15 K = 0 oC.

Perlu diketahui bahwa hukum Boyle, hukum Charles dan hukum Gay‐
Lussac memberikan hasil yang akurat apabila tekanan dan massa jenis
gas tidak terlalu besar. Di samping itu, ketiga hukum tersebut juga hanya
berlaku untuk gas yang suhunya tidak mendekati titik didih. Berdasarkan
kenyataan ini, bisa disimpulkan bahwa hukum Boyle, hukum Charles dan
Massa tertentu dan volume hukum Gay‐Lussac tidak bisa diterapkan untuk semua kondisi gas. Karena
konstan gas ideal, tekanan yang tidak bisa berlaku untuk semua kondisi gas ril, maka kita memerlukan
JOSEPH LOUIS
diberikan pada sisi wadahnya konsep Gas Ideal alias gas sempurna. Gas ideal ini tidak ada dalam
GAY-LUSSAC
berbanding lurus dengan suhu kehidupan sehari‐hari. Gas ideal hanya sebuah model ideal saja, mirip
absolut. seperti konsep benda tegar dan fluida ideal. Jadi kita menganggap ketiga
hukum gas di atas berlaku dalam semua kondisi gas ideal. Dalam
menyelesaikan soal‐soal hukum gas, suhu harus dinyatakan dalam skala
Kelvin. Apabila tekanan gas masih berupa tekanan ukur, ubah terlebih
dahulu menjadi tekanan absolut. Tekanan absolut = tekanan atmosfir +
tekanan ukur.

Hukum ini dinamai dari Amedeo Avogadro yang, pada tahun 1811
Volume yang ditempati oleh gas menyatakan hipotesis bahwa dua sampel gas ideal, dengan volume yang
ideal berbanding lurus dengan sama dan pada suhu dan tekanan sama, memiliki jumlah molekul yang
jumlah molekul gas yang ada sama. Sebagai contoh volume sebanding dari hidrogen dan nitrogen
AMEDEO
dalam wadah.[12] Hal ini molekuler mengandung jumlah molekul yang sama ketika berada pada
AVOGADRO
menghasilkan volume molar gas, suhu dan tekanan yang sama, serta diamati berperilaku seperti gas ideal.
yang pada STP (273.15 K, 1 atm) Pada prakteknya, gas-gas nyata memperlihatkan penyimpangan kecil dari
adalah sekitar 22.4 L. perilaku ideal dan hukum tersebut hanya merupakan pendekatan saja,
tetapi tetap berguna bagi para peneliti.
3. dari sumber-sumber di internet coba cari contoh-contoh penerapan dalam perhitungan: hukum. Hukum
Charles, Hukum Boyle, Hukum Avogadro, persamaan gas ideal, dan hukum Dalton!

HUKUM GAS IDEAL PENERAPAN DALAM PERHITUNGAN


Sebagai persamaan matematis, hukum Gay-Lussac dinyatakan baik dengan:

K=P dibagi dengan T


Hukum Gay-Lussac
di mana P adalah tekanan, T adalah suhu absolut, dan k adalah konstanta kesebandingan.

Pernyataan hukum Charles adalah sebagai berikut: volume (V) dari massa gas yang diberikan, pada
tekanan konstan (Pa), berbanding lurus dengan suhu (K). Sebagai persamaan matematis, hukum Charles
ditulis sebagai:
Hukum Charles
di mana V adalah volume gas, T adalah suhu absolut dan k2 adalah konstanta kesebandingan

Pernyataan hukum Boyle adalah sebagai berikut:

Volume massa gas yang diberikan berbanding terbalik dengan tekanan ketika suhu konstan.

Konsepnya dapat diwakili dengan rumus:


, Hukum Boyle,
, berarti "Volume berbanding lurus dengan 1 per Tekanan", atau
, berarti "Tekanan berbanding lurus dengan 1 per Volume", atau
di mana P adalah tekanan, V adalah volume gas, dan k1 adalah konstanta dalam persamaan ini
(tidak sama dengan konstanta kesebandingan dalam persamaan lain di bawah).

Hukum Avogadro diitemukan oleh Amedeo Avogadro pada tahun 1811. Hukum Avogadro menyatakan
bahwa volume yang ditempati oleh gas ideal berbanding lurus dengan jumlah molekul gas yang ada dalam
wadah. Hal ini menghasilkan volume molar gas, yang pada STP (273.15 K, 1 atm) adalah sekitar 22.4 L.
Hubungan ini dinyatakan oleh
Hukum Avogadro,
di mana n sama dengan jumlah mol gas (atau banyaknya mol gas).

Persamaan Gas Ideal, Hukum gas gabungan atau Persamaan Gas Umum didapat dengan menggabungkan Hukum Boyle, Hukum
Charles, dan Hukum Gay-Lussac. Persamaan ini menunjukkan hubungan antara tekanan, volume, dan suhu
bagi gas dengan massa (kuantitas) tetap:

Persamaan ini dapat pula ditulis sebagai:

Dengan penambahan hukum Avogadro, hukum gas gabungan dikembangkan menjadi hukum gas ideal:

di mana
p adalah tekanan
V adalah volume
n adalah jumlah mol
R adalah konstanta gas universal
T adalah suhu (K)
di mana konstanta kesebandingannya, dinamai sebagai R, merupakan konstanta gas universal dengan nilai
8.3144598 (kPa∙L)/(mol∙K). Rumusan yang sebanding dituliskan sebagai:

di mana
P adalah tekanan
V adalah volume
N adalah jumlah molekul gas
k adalah konstanta Boltzmann (1.381×10−23 J·K−1 dalam satuan SI)
T adalah suhu (K)

Persamaan ini tepat hanya untuk gas ideal, yang mengabaikan berbagai efek antarmolekul (lihat gas
nyata). Namun, hukum gas yang ideal adalah pendekatan yang baik untuk sebagian besar gas di bawah
tekanan dan suhu sedang.

Hukum ini memiliki konsekuensi penting berikut:

1. Jika suhu dan tekanan dijaga konstan, maka volume gas berbanding lurus dengan jumlah molekul
gas.
2. Jika suhu dan volume tetap konstan, maka tekanan perubahan gas berbanding lurus dengan
jumlah molekul gas yang ada.
3. Jika jumlah molekul gas dan suhu tetap konstan, maka tekanan berbanding terbalik dengan
volume.
4. Jika suhu berubah dan jumlah molekul gas dijaga tetap konstan, maka tekanan atau volume (atau
keduanya) akan berubah dalam proporsi langsung terhadap suhu.

Hukum Dalton mengenai tekanan parsial menyatakan bahwa tekanan campuran gas secara sederhana
Hukum Dalton
merupakan jumlah tekanan parsial dari komponen individualnya.

4. Dari modul dan sumber lain coba buat matriks untuk membandingan persamaan: Virial, Beattie-
Bridgeman, dan Berthelot!

MATRIKS PERSAMAAN PERBANDINGAN


VIRIAL Persamaan P = ( nRT V − nb ) − a ( n V ) 2 Dimana, P = Tekanan gas ; n =
jumlah mol ; R = konstanta; T = temperatur; V = Volume gas ; a, b = koefisien
Koefiisien a dan b berbeda-beda pada setip gasnya. Koefisien ini didapat dari
hasil penelitian di laboratorium. Semakin kecil nilai a dan b maka gas akan
semakin mendekati ideal. A dan b ditentukan berdasarkan tekanan kritis (P
c ) dan temperatur kritisnya (T c ). a = 27 64 R 2 Tc 2 Pc b = RTc 8 Pc

BEATTIE-BRIDGEMAN Persamaan ini memiliki akurasi tinggi dan dapat digunakan untuk range T
dan P yang besar. P = RT Vm + β Vm 2 + γ Vm 3 + δ Vm 4 β = RT B 0 − A 0 − Rc
T 2 γ =− RT B 0 b + A 0 a − RcB 0 T 2 δ = R B 0 bc T 2 Dimana A 0 , B 0 , a, b, c =
konstanta karakteristik
BERTHELOT Persamaan Berthelot Persamaan ini akan akurat untuk gas pada tekanan
atmosfer atau lebih kecil. P = RT V [ 1 + 9 P.Tc 128 Pc.T ( 1 − 6 Tc 2 T 2 ) ]
dimana Pc = tekanan kritis; 6 Tc = temperatur kritis

5. apa yang dimaksud dengan istilah pencairan gas, isoterm gas nyata, dan tabiat gas nyata?

 Pencairan gas adalah proses perubahan fasa dari gas menjadi cair.
 Isoterm gas nyata merupakan perbandingan diantara nilai-nilai koreksi tekanan dalam
tetapan van der Waals oksigen, nitrogen dan gas lain memilki nilai pertengahan. Karena itu
sebelum ditemukan tekanan dan temperatur kritis pencairan gas dianggap tidak bisa atau
dianggap gas permanen. Dalam proses pencairan gas dalam skala industro, digunakan efek
Joule-Thomson.
 Tabiat gas nyata adalah kebalikan dari gas ideal menjelaskan karakteristik yang tidak dapat
dijelaskan oleh hukum gas ideal. Untuk memahami perilaku gas nyata, maka faktor-faktor
berikut ini mesti diperhitungkan:
 efek kompresibilitas;
 kapasitas panas spesifik;
 Gaya van der Waals;
 efek termodinamika tidak setimbang;
 disosiasi molekul

6. dari sumber di internet, coba cari dan terangkan contoh penerapan persamaan Van der Waals dalam
perhitungan perhitungan tetapan Van der Waals dengan menggunakan data kritik dan penerapan hukum
keadaan untuk mengevaluasi temperatur Boyle!

Persamaan van der Waals menghubungkan empat variabel keadaan: tekanan fluida p, volume total wadah
fluida V, jumlah partikel N, dan suhu absolut sistem T.

Bentuk mikroskopik, intensif dari persamaan ini adalah:

7. Jelaskan istilah-istilah berikut dengan contoh yang jelas yang diambil dari sumber lain di internet: sistem
dan keragamannya, istilah lingkungan, batas dan keragamannya, variabel termodinamika dan sifat-sifatnya,
sifat-sifat fungsi keadaan!

Dalam termodinamika dikenal istilah sistem dan lingkungan. Sistem adalah benda atau sekumpulan
apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian. Sedangkan lingkungan adalah
benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Sistem bersama dengan lingkungannya
disebut dengan semesta atau universal. Batas adalah perantara dari sistem dan lingkungan.
Contohnya adalah pada saat mengamati sebuah bejana yang berisi gas, yang dimaksud dengan
sistem dari peninjauan itu adalah gas tersebut sedangkan lingkungannya adalah bejana itu sendiri.

Klasifikasi Sistem Termodinamika


Sistem termodinamika bisa diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu sistem tertutup, sistem
terbuk, dan sistem terisolasi.

1. Sistem Terbuka Termodinamika

Sistem terbuka adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja)
dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan
adanya aliran massa ke dalam atau ke luar sistem. Sistem terbuka juga disebut control volume
karena pada sistem terbuka volume sistem tetap.

Pada sistem terbuka berlaku perjanjian sebagai berikut :

a. Panas (Q) bernilai negatif jika keluar sistem dan bernilai posiif jika masuk sistem

b. Usaha (W) bernilai negatif jika keluar sistem dan bernilai positif jika masuk sistem.

Contoh Sistem Terbuka Termodinamika:

- Sistem mesin motor bakar

- Turbin gas

- Turbin uap

- Pesawat jet

2. Sistem Tertutup Termodinamika

Sistem tertutup adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja)
tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah
massa yang tertentu dimana massa ini tidak dapat melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik
dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) dapat melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam
sistem tertutup, meskipun massa tidak dapat berubah selama proses berlangsung, namun volume
dapat saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang dapat bergerak (moving boundary) pada
salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut.

Suatu sistem dapat mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya
dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:

Pembatas adiabatik : tidak memperbolehkan pertukaran panas.

Pembatas rigid : tidak memperbolehkan pertukaran kerja.

Sistem tertutup juga memiliki dinding, yang dibedakan menjadi dinding adiabatik dan dinding
diatermik:

a. Dinding adiabatik merupakan dinding yang menyebabkan kedua zat akan mencapai suhu yang
sama dalam waktu yang lama. Pada dinding adiabatik sempurna tidak ada pertukaran energi kalor
antara kedua zat
b. Dinding diatermik merupakan dinding yang menyebabkan kedua zat akan mencapai suhu yang
sama dalam waktu yang cepat.

Contoh Sistem Tertutup Termodinamika:

- Green House yang didalamnya terjadi pertukaran kalor tetapi tidak terjadi pertukaran kerja dengan
lingkungan.

- Suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya

berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.

3. Sistem Terisolasi Termodinamika

Sistem yang mengakibatkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada
terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis
sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.

Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property (koordinat sistem/variabel keadaan
sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan
lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya
seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu
kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing jenis koordinat sistem tersebut dapat diukur
pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state)
tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai koordinat yang tetap. Apabila koordinatnya
berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang
tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).

Contoh Sistem Terisolasi Termodinamika yaitu, tabung gas.

Sifat-sifat Sistem. Keadaan sistem bisa diidentifikasi atau diterangkan dengan besaran yang bisa
diobservasi seperti volume, temperatur, tekanan, kerapatan dan sebagainya. Semua besaran yang
mengidentifikasi keadaan sistem disebut sifat-sifat sistem.

Klasifikasi Sifat-sifat Sistem. Sifat-sifat termodinamika bisa dibagi atas dua kelompok, yaitu sifat
ekstensif dan sifat intensif.

1. Sifat ekstensif

Besaran sifat dari sistem dibagi ke dalam beberapa bagian. Sifat sistem, yang harga untuk
keseluruhan sistem merupakan jumlah dari harga komponen-komponen individu sistem tersebut,
disebut sifat ekstensif. Contohnya, volume total, massa total, dan energi total sistem adalah sifat-
sifat ekstensif.

2. Sifat intensif
Perhatikan bahwa temperatur sistem bukanlah jumlah dari temperatur-temperatur bagian sistem.
Begitu juga dengan tekanan dan kerapatan sistem. Sifat-sifat seperti temperatur, tekanan dan
kerapatan ini disebut sifat intensif.

Kesetimbangan Termal. Misalkan dua benda yang berasal dari material yang sama atau berbeda,
yang satu panas, dan lainnya dingin. Ketika benda ini ditemukan, benda yang panas menjadi lebih
dingin dan benda yang dingin menjadi lebih panas. Jika kedua benda ini dibiarkan bersinggungan
untuk beberapa lama, akan tercapai keadaan dimana tidak ada perubahan yang bisa diamati
terhadap sifat-sifat kedua benda tersebut. Keadaan ini disebut keadaan kesetimbangan termal, dan
kedua benda akan mempunyai temperatur yang sama.

8. Cari di internet pembuktian secara matematis beberapa fungsi keadaan!

HUKUM GAS IDEAL (Dalam jumlah molekul)

Avogadro mengatakan bahwa ketika volume, tekanan dan suhu setiap gas sama, maka setiap gas
tersebut memiliki jumlah molekul yang sama. Hipotesa atau dugaan Avogadro sesuai dengan
kenyataan bahwa konstanta R sama untuk semua gas.

Jumlah molekul dalam 1 mol sama untuk semua gas. Jumlah molekul dalam 1 mol = jumlah molekul
per mol = bilangan avogadro (NA). Jadi bilangan Avogadro bernilai sama untuk semua gas.

Besarnya bilangan Avogadro diperoleh melalui pengukuran :

NA = 6,02 x 1023 molekul/mol . Untuk memperoleh jumlah total molekul (N), kita bisa mengalikan
jumlah molekul per mol (NA) dengan jumlah mol (n)

9. jelaskan dengan contoh dari internet, hal-hal berikut kerja (w) dan kalor sebagai fungsi jalannya
proses proses isotermik, isobarik, isokhorik, siklis, reversible!

1. Proses tekanan konstan (isobarik)

Pada proses tekanan konstan, tekanan awal proses sama dengan tekanan akhir proses atau p1= p2 .
Bila p = C maka dp = 0.

Proses kalor pada isobarik:

Entalpi pada proses isobar :


2. Proses volume konstan (isokhorik)

Pada proses isokhorik, volume awal akan sama dengan volume akhir gas atau V1 = V2. Bila V1 = V2
maka dV = 0.

Pada proses isokhorik atau volume konstan, tidak ada kerja yang diberikan atau dihasilkan sistem,
karena volume awal dan akhir proses sama sehingga perubahan volume (dV) adalah 0. Pada proses
isokhorik semua kalor yang diberikan diubah menjadi energi dalam sistem.

Proses kalor pada isokhorik :

Dimana dV = 0 sehingga dQ = dU = m.cv.(T2 – T1)

3. Proses temperatur konstan (isotermal)

Pada proses isotermal, temperatur awal proses akan sama dengan temperatur akhir proses atau T1
= T2 . kondisi ini menyebabkan dT = 0 sehingga perubahan energi dalam sistem (dU) =0.

Perubahan energi dalam pada proses isotermal adalah 0 sehingga besar perubahan kalor akan sama
dengan kerja pada proses isotermal.

4. Proses Isentropis (adiabatis reversibel)

Proses adiabatis reversibel adalah proses termodinamika dimana tidak ada kalor yang masuk atau
keluar dari sistem (adiabatis) dan proses ini mampu balik (reversibel) artinya tidak ada hambatan
atau gesekan. Pada kenyataannya proses ini tidak ada di alam, tetapi penyederhaan yang demikian
dapat mempermudah untuk menganalisa sistem.

Entalpi pada proses adiabatis reversibel :

Entalpi proses adiabatis reversibel adalah massa dikali panas jenis tekanan konstan dan dikali
dengan delta temperatur. Dari mana asalnya coba turunin sendiri. Petunjuk dQ = 0 untuk proses ini.

5. Proses polytropis

Proses polytropis adalah proses termodinamika dengan index isentropis k = n dimana n > 1 atau p.Vn
= C. Proses ini sama dengan proses adiabatis reversibel hanya dibedakan jika pada proses adiabatis,
kalor tidak dapat keluar atau masuk ke sistem, tetapi pada proses ini kalor dapat berubah (dapat
keluar – masuk sistem). p – V diagram untuk proses politropis sama dengan p-V diagram proses
adiabatis.
Kerja pada proses politropis adalah sama dengan kerja pada proses adiabatis reversibel, hanya k
diganti dengan n dimana n > 1. Perubahan kalor dalam sistem politropis :

Bila n pada proses politropis sama dengan 1 maka proses akan berjalan mengikuti proses isotermal,
sedangkan bila besar harga n = k, maka proses akan berjalan berdasarkan proses adiabatis reversibel
dan bila n sama dengan 0, maka harga vn akan sama dengan 1 sehingga proses akan mengikuti
proses tekanan konstan.

HUKUM TERMODINAMIKA PERBEDAAN


HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA Hukum termodinamika 1 menunjukkan hukum kekekalan en
“Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melai
hanya bisa diubah bentuknya saja” Terdapat persamaan matem
yang menjelaskan hukum ini, yaitu:

Q = W + \Delta U

Dimana Q adalah kalor/panas yang diterima/dilepas (J), W ad


energi/usaha (J), dan \Delta U adalah perubahan energi (J). J ad
satuan internasional untuk energi atau usaha, yaitu Joule.
persamaan tersebut dapat diketahui bahwa seluruh kalor
diterima atau dilepas oleh benda akan dijadikan usaha ditamba
dengan perubahan energi.

HUKUM TERMODINAMIKA KEDUA Hukum 2 termodinamika menunjukkan kondisi alami dari alur k
suatu objek dengan sistem. “Kalor mengalir secara alami dari b
yang panas ke benda yang dingin; kalor tidak akan mengalir se
spontan dari benda dingin ke benda panas tanpa dilakukan usaha”

HUKUM TERMODINAMIKA KETIGA “Entropi dari suatu kristal sempurna pada absolut nol adalah s
dengan nol,”

HUKUM TERMODINAMIKA KE-NOL Hukum termodinamika 0 menjelaskan kesetimbangan termal ber


universal, dengan kata lain apapun zat atau materi benda
memiliki kesetimbangan termal yang sama bila disatukan. “Jika
sistem berada dalam kesetimbangan termal dengan sistem ke
maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain

10.Buat Tabel dengan contoh untuk membedakan hukum 1, 2, 3, dan ke 0 termodinamika!

SUMBER:

 Ruang guru
 Brainly
 Quipper
 Blog

Anda mungkin juga menyukai