Anda di halaman 1dari 15

MANGGA INDRAMAYU

Makalah

diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi

dosen pengampu Lia Amaliawiati,S.E.,M.SI

Disusun Oleh :

NABILAH BAYANAH RAHIMAH (1402184265)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FALKUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bawang Merah ini
tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Struktur konsisi pasar buah mangga bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Lia Amaliawiati, S.E.,M.SI selaku dosen
mata kuliah Ekonomi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 30 September 2019

Penulis
Daftar Isi

Halaman Judul.......................................................................................... .....................i

Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I

…………………….............................................................................................1

BAB II

2.1 Struktur Pasar.....................................................................................................2

2.2 Karakteristik Pasar.............................................................................................3

2.3 Elastisitas Penawaran.........................................................................................4

2.4 Elastisitas Permintaan........................................................................................5

BAB III
PEMBAHASAN........................................................................................................9

BAB IV PENUTUP

4.1
Kesimpulan............................................................................................................11

DAFTAR
PUSTAKA..............................................................................................................12
BAB I

GAMBARAN UMUM

1. Mangga

Tanaman mangga (Mangifera indica ) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan.
Mangga yang berasal dari pulau Kalimantan negara Indonesia adalah
kebemben/kweni (Mangifera foetida).Tanaman ini merupakan buah tropis yang biasa
tumbuh baik di daerah beriklim kering (Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, 2008). Mangga merupakan salah satu buah tropis yang
populer. Pembudidayaaan buah mangga telah meluas ke berbagai belahan dunia.
Jenis yang banyak ditanam di Indonesia adalah Mangifera indica L. dan Mangifera
foetida. Mangifera indica L yaitu meliputi mangga arumanis, mangga golek, mangga
gedong, mangga manalagi dan manga cengkir (mangga indramayu). Mangifera
foetida yaitu meliputi mangga kemang dan mangga kweni (Pracaya, 2005).

Mangga (Mangifera indica) termasuk komoditas buah unggulan Nasional yang


mampu berperan sebagai sumber vitamin dan mineral, meningkatkan pendapatan
petani, serta mendukung perkembangan industri dan ekspor. Pada tahun 2003,
volume ekspor manga Indonesia mencapai 559 ribu ton atau setara dengan 461 ribu
US$ sedangkan volume impor mencapai 348 ribu ton atau setara dengan 329 ribu
US$. Jadi volume ekspor manga Indonesia masih lebih tinggi dibandingkan volume
impor sebanyak 211 ribu ton atau setara dengan 132 US$ (Ditjen Hortikultura, 2004).

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan dipengaruhi lingkungan tempat


tumbuhnya. Produktivitas dan kualitas buah mangga tergantung langsung pada faktor
lingkungan. Sebaran buah mangga berdasarkan ketinggian tempat dan iklim berada
pada dataran rendah yang kering. Dataran rendah ini banyak tersebar luas di
Indonesia mulai dari Sumatra Utara sampai ke Maluku. produksi memiliki iklim,
kesuburan tanah, faktor alam yang berbeda, sehingga varietas mangga yang
berkembang di suatu daerah akan berbeda dengan daerah lainnya. Varietas mangga
yang diusahakan secara luas adalah varietas golek, kweni, cengkir, kidang, arumanis,
gedong, manalagi dan madu (Sunarjono, 2006).

Mangga merupakan tanaman hutan yang tingginya dapat mencapai 40 meter dan
umurnya dapat mencapai 100 tahun. Semua bagian tanaman mangga bergetah agak
kental. Morfologi pohon mangga terdiri dari akar, batang, daun dan bunga (Pracaya,
2005). Buah mangga relatif besar, bentuknya bulat panjang, bijinya besar dan pipih
diliputi oleh daging yang tebal dan lunak serta enak dimakan.
BAB II

TEORI

2.1 Struktur pasar

suplayer adalah disamping volume pembelian suplayer kecil, harus kontinyu juga
prosedurnya sangat rumit. Karena itu, mereka membutuhkan kehadiran pedagang
agen yang dapat mengambil alih permasalahan tersebut. Dalam memasarkan mangga
grade C, pedagang besar dapat langsung ke pedagang pengecer pasar tradisional
karena volume hasil panen sedikit (sekitar30 persen dari total).Disamping itu,
grade C berkualitas paling rendah,cepat rusak/busuk dan banyak cacat fisik (akibat
panenan maupun gangguan hama lalat buah)sehingga harus cepat sampai ke
konsumen. Masa etalase normal grade C antara 3-7 harisedangkan gradeA/B antara
7-10hari setelah panen. Produk yang cepat atau mudah rusak harus segera
diterima oleh konsumen sehingga membutuhkan saluran tataniaga yang pendek.
Pelaku lembaga pemasaran mangga terdiri atas petani sebagai produsen,
pedagang pengumpul lokal,pedagang besar,pedagang pasar induk,
suplayerdan pedagang pengecer yaitupedagang toko/kios buah,supermarket
danpedagang pasar tradisional.Meskipun jumlah pedagang dan petani banyak tetapi
kondisi sosial ekonomi pedagang lebih tinggi sehingga pasar yang
terbentuk merupakan sistem oligopsoni. Petani mangga menghadapi struktur pasar
bersaing tidak sempurna, ditandai denganjumlah penjual banyak sedangkan pembeli
sedikit, informasi pasar petani yang lemah dan hargabeli paling kuat ditetapkan oleh
pembeli (pengumpul). Pedagang agen selalu mendapatkan margin keuntungan paling
tinggi dibandingkan pelaku pasar lainnya dikarenakan disamping biaya pemasaran
yang dikeluarkan agen paling besar akibat pembayaran sistem komisi oleh pedagang
pasar induk, untung rugi tergantung pada perkembangan harga jual mangga yang
cukup fluktuasi.

2.2 Karakteristik Pasar Oligopsoni

Pasar oligopsoni adalah salah satu bentuk pasar tidak sempurna.Menurut definisinya,
pasar oligopsoni adalah sebuah pasar di mana di dalamnya terdapat beberapa
produsen/penjual (tidak banyak) yang menguasai pasar dengan banyak konsumen
atau pembeli. Barang yang dijual di dalam pasar oligopsoni bersifat homogen
(sama/serupa) dan dijual oleh beberapa produsen. Biasanya didominasi oleh lebih dari
2 produsen tetapi tidak lebih dari 10 produsen. Mangga indramayu termasuk kedalam
pasar Oligopsoni.

2.3 Ciri-ciri Pasar Oligopsoni :

 Terdapat Beberapa Pembeli

Di dalam pasar Oligopsoni terdapat beberapa pembeli yang menguasai pasar


dimana tugasnya adalah membeli produk-produk yang dihasilkan oleh produsen
Meskipun menguasai pasar, para pembeli tidak bisa bertindak semaunya karena
akan merugikan dirinya sendiri. Jika pembeli melakukan kesalahan, produsen bisa
saja memilih pembeli lain yang punya jaringan dan dana yang kuat.
 Umumnya Pembeli Adalah Distributor

Pada pasar ini, sebagian besar konsumennya adalah distributor. Mereka membeli
produk yang dihasilkan produsen untuk dijual kembali ke konsumen akhir.

 Produknya Adalah Bahan Mentah

Semua produk yang dijual di pasar ini adalah produk mentah atau bahan setengah
jadi yang harus diolah agar dapat digunakan. Para pembeli kemudian mengolah
bahan mentah tersebut dan menjualnya ke konsumen akhir.

 Harga Produk Cenderung Stabil

Di dalam pasar Oligopsoni, produsen dan konsumen saling memiliki


ketergantungan satu sama lain. Sehingga, ketika produsen menaikkan harga maka
konsumen akan berpindah ke produsen lain yang menawarkan harga lebih murah.

 Pendapatan Merata

Pendapatan para penjual di pasar ini cenderung merata karena di pasar ini tidak
terjadi monopoli ataupun penentuan secara semena-mena.

2.4 Kelebihan Pasar Oligopsoni

Di pasar ini, hak-hak produsen terlindungi dengan baik meskipun pembeli berperan
sebagai penguasa. Hal tersebut bisa terpenuhi karena di dalam pasar ini adala
beberapa pembeli, sehingga ketika penjual merasa dirugikan maka ia dapat berpindah
ke pembeli lain. Masih berhubungan dengan poin #1, di pasar ini pembeli tidak bisa
bertindak semaunya. Meskipun dapat menentukan harga, pembeli harus
menyesuaikan harga dengan barang yang dibeli agar produsen mau menjual
kepadanya.Walaupun pasar ini masih belum terorganisir dengan baik, namun pasar
ini umumnya mengedepankan keadilan, menghindari kecurangan, dan tidak
menyalahgunakan kebebasan.
2.5 Kekurangan Pasar Oligopsoni

Kualitas produk pada pasar ini kurang terjaga dengan baik karena penjualan
cenderung mudah. Produsen kurang memperhatikan kualitas karena di dalam pasar
ini terdapat beberapa pembeli besar dan mudah menjual produknya sehingga kualitas
kurang terjaga. Di pasar ini juga cukup rentan terjadi manipulasi dimana beberapa
pembeli melakukan kerjasama memanipulasi keadaan yang dapat merugian produsen.
Biasanya manipulasi ini terjadi karena pembeli ingin mendapatkan harga yang lebih
murah. Kemudahan dalam hal jual-beli di pasar ini menimbulkan kekurangan
tersendiri, yaitu kurangnya kreatifitas. Produsen hanya fokus pada produksi tanpa
merasa perlu melakukan inovasi dan kreatifitas terhadap produk dan bisnis mereka.

2.6 elastisitas permintaan input

Permintaan mangga indramayu adalah jumlah mangga indramayu yang dibeli


konsumen dalam waktu satu musim yang diperoleh dengan cara membeli, dan diukur
dalam satuan kilogram/bulan.Hasil analisis regresi linear berganda faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap permintaan mangga indramayu disajikan pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil uji regresi berganda tidak ditemukan gejala multikolinearitas, yaitu
dari masing-masing variabel bebas nilai VIF nya kurang dari 10. Uji
Heteroskedastisitas pada penelitian ini diuji dengan Uji White dengan program
Eviews. Apabila nilai probabilitas kurang dari nilai taraf kepercayaan (α=0,05) maka
terjadi heteroskedastisitas. Pada penelitian ini diketahui bahwa nilai probabilitas
adalah 0,198. Nilai probabilitas lebih besar dari nilai tingkat kepercayaan (α), maka
pada model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan Tabel 1,
diketahui nilai koefisien determinasi (R2) pada persamaan permintaan mangga
indramayu adalah 0,446. Hal tersebut berarti bahwa sebesar 44,60 persen permintaan
mangga indramayu diterangkan oleh variabel harga mangga indramayu (X1),harga
mangga arum manis (X2), pendapatan keluarga (X3), jumlah anggota keluarga (X4),
pengetahuan gizi sedang (D1) dan pengetahuan gizi tinggi (D2), sedangkan sisanya
55,40 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model
yang digunakan. Harga mangga indramayu berpengaruh nyata negatif terhadap
permintaan mangga indramayu dengan nilai koefisien sebesar [-0,787]. Nilai
koefisien regresi sebesar [-0,787] berarti bahwa setiap terjadi kenaikan harga mangga
indramayu sebesar 1 persen akan menyebabkan penurunan permintaan mangga
indramayu sebesar 78,7 persen jika variabel lain tetap ( cateris paribus). Pendapatan
keluarga berpengaruh nyata positif terhadap permintaan mangga indramayu pada
tingkat kepercayaan sebesar 99 persen, dengan nilai koefisien [0,520]. Nilai koefisien
[0,520] berarti bahwa setiap terjadi kenaikan pendapatan keluarga sebesar 1 persen
akan menaikkan permintaan mangga indramayu sebesar 52,0 persen

Perhitungan elastisitas harga bertujuan untuk mengetahui besar nilai elastisitas harga
terhadap permintaan buah mangga indramayu. Nilai elastisitas harga mangga
indramayu adalah sebesar [-0,787]. Nilai koefisien tersebut <1, maka permintaan
mangga indramayu bersifat inelastis. Hal tersebut berarti apabila harga mangga
indramayu mengalami kenaikan sebesar 1 persen maka permintaan akan mangga
indramayu akan mengalami penurunan sebesar 78,7 persen. Barang yang memiliki
sifat inelastis merupakanbarang kebutuhan pokok. Berdasarkan hasil penelitian maka
dapat disimpulkan bahwa mangga indramayu merupakan kebutuhan pokok pada saat
musim mangga. Hasil penelitian menunjukkan nilai elastisitas pendapatan adalah
sebesar [0,520], berdasarkan nilai tersebut maka mangga indramayu termasuk ke
dalam barang normal. Hal tersebut berarti bahwa apabila terjadi kenaikan
pendapatan maka permintaan akan mangga indramayu juga akan naik, begitu pula
sebaliknya akan terjadi penurunan permintaan apabila tingkat pendapatan responden
mengalami penurunan. Berdasarkan hasil penelitian tidak ada variable bebas (sebagai
barang pengganti) yang berpengaruh terhadap permintaan mangga indramayu.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Struktur Pasar

Berdasarkan Produk buah mangga Termasuk Kedalam kategori Pasar Oligopsoni


adalah suatu bentuk pasar yang di dalamnya terdapat dua atau lebih pembeli
(umumnya pelaku usaha) yang menguasai pasar dalam hal penerimaan pasokan, atau
berperan sebagai pembeli tunggal atas barang di dalam suatu pasar komoditas.Pada
pasar ini pembeli merupakan pelaku usaha yang membeli bahan mentah lalu
menjualnya kembali kepada konsumen akhir. Dalam pasar ini, pembeli memiliki
peranan besar dalam hal penentuan harga barang di pasar tersebut.

Pasar Oligopsoni merupakan salah satu bentuk dari Pasar Persaingan Tidak
Sempurna, yaitu pasar yang belum terorganisir dengan baik dan sering timbul
ketidakadilan di dalam pasar.pasar persaingan tidak sempurna adalah pasar yang tidak
terorganisir dengan baik dimana terdapat sedikit penjual tapi jumlah pembelinya
sangat banyak.Dalam pasar persaingan tidak sempurna (inperfect competition
market) hanya ada beberapa penjual yang menguasai pasar sehingga penjual dapat
menentukan harga dan mengambil keuntungan yang lebih besar.

Disebut pasar persaingan tidak sempurna adalah karena pasar tersebut dianggap
‘cacat’ sehingga timbul ketidakadilan dalam pasar. Di pasar ini umumnya terdapat
beragam jenis barang dijual (heterogen) namun jumlahnya terbatas.. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penawaran buah mangga elastis terhadap Perubahan harga
mangga dan harga buah buahan lainnya, namun kurang elastis terhadap Perubahan
upah tenaga kerja, serta tidak elastis terhadap Perubahan harga pupuk. Permintaan
input bersifat elastis terhadap harga masing-masing input tersebut, dan sebagian besar
bersifat inelastis terhadap harga input lainnya.
3.2 elastisitas

Nilai elastisitas harga mangga indramayu adalah sebesar [-0,787]. Nilai koefisien
tersebut <1, maka permintaan mangga indramayu bersifat inelastis. Hal tersebut
berarti apabila harga mangga indramayu mengalami kenaikan sebesar 1 persen maka
permintaan akan mangga indramayu akan mengalami penurunan sebesar 78,7 persen.
Barang yang memiliki sifat inelastis merupakanbarang kebutuhan pokok.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa mangga indramayu
merupakan kebutuhan pokok pada saat musim mangga. Hasil penelitian menunjukkan
nilai elastisitas pendapatan adalah sebesar [0,520], berdasarkan nilai tersebut maka
mangga indramayu termasuk ke dalam barang normal.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rata-rata konsumen mengonsumsi mangga indramayu sebanyak 58,83


gram/kapita/hari selama musim mangga, dengan frekuensi konsumsi 1-2 hari
sekali dalam satu musim. Tujuan mengonsumsi adalah kesukaan dan cara
mengonsumsi dalam bentuk segar atau dimakan buah saja secara langsung.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap permintaan mangga indramayu oleh


konsumen pada wilayah kota di Provinsi Lampung adalah harga mangga
indramayu pendapatan keluarga,dan jumlah anggota keluarga.

3. Petani mangga menghadapi struktur pasar bersaing tidak sempurna, ditandai


denganjumlah penjual banyak sedangkan pembeli sedikit, informasi pasar
petani yang lemah dan hargabeli paling kuat ditetapkan oleh pembeli
(pengumpul). Pedagang agen selalu mendapatkan margin keuntungan paling
tinggi dibandingkan pelaku pasar lainnya dikarenakan disamping biaya
pemasaran yang dikeluarkan agen paling besar akibat pembayaran sistem
komisi oleh pedagang pasar induk, untung rugi tergantung pada
perkembangan harga jual mangga yang cukup fluktuasi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan mangga indramayu oleh


konsumen adalah harga mangga, pendapatan keluarga, dan jumlah anggota
keluarga. Berdasarkan elastisitas harga, permintaan mangga indramayu
bersifat inelastis. Berdasarkan nilai elastisitas pendapatan, mangga adalah
barang normal.
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/40904917-Analisis-pemasaran-mangga-gedong-gincu-
studikasus-di-kabupaten-cirebon-jawa-barat.html

https://media.neliti.com/media/publications/44022-ID-kinerja-dan-prospek-
pemasaran-komoditas-mangga-studi-kasus-petani-mangga-di-prop.pdf

http://digilib.unila.ac.id/15479/17/BAB%20VI.pdf

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pasar-oligopsoni.html

https://media.neliti.com/media/publications/13366-ID-permintaan-mangga-
indramayu-mangifera-indica-l-oleh-konsumen-di-pasar-tradisiona.pdf

Anda mungkin juga menyukai