DOSEN PEMBINGBING:
YULIANA,SST,M.Kes
DISUSUN OLEH:
D3 KEBIDANAN
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, karunianya, serta taufik dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang sistem saraf ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa di limpahkan kepada junjunan kita, Nabi Muhammad SAW dan semoga di
limpahkan pula kepada keluarganya, serta kepada para pengikutnya yang setia, ta’at dan patuh
kepada ajaran yang di bawanya sampai hari akhir.
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “ANATOMI” harapan penyusun
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi dosen dan mahasiswa di akademi kebidanan hampar
baiduri. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penyusunanya harapan besar kritik dan saran yang membangun tentang makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………. …………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….................................
C. Tujuan……………………………………………………………………................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Saraf………………………………………………….................................
B. Fungsi Sistem Saraf………………………………………………………...............................
C. Sel Saraf………………………………………………………………………………………
D. Klasifikasi Sistem Saraf………………………………………………………………………
E. Impuls…………………………………………………………………………………………
F. Mekanisme Pengahantar Impuls……………………………………………………………….
G. Kelainan Pada Sistem Saraf……………………………………………...................................
H. Hubungan Sistem Saraf Dengan Reproduksi Wanita…………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan
tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar dan lain sebagainya? mungkin jawabannya ada
dalam pembahasan berikut, makalah ini akan membahas tentang sistem saraf.
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi itu bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya
dan kemudian meneruskannya untuk menaggapi rangsangan. Setiap rangsangan-rangsangan
yang kita terima melalui indera kita, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan
rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem saraf ?
2. Apa struktur neuron ?
3. Apa saja fungsi neuron ?
4. Apa saja klasifikasi sistem saraf ?
5. Bagaimana mekanisme penghantar impuls ?
6. Apa saja kelainan pada system saraf ?
7. Apa hubungan sistem saraf dengan reproduksi wania ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatkannya makalah ini yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah anatomi
2. Untuk mengetahui pengertian, struktur, fungsi, dan klasifikasi neuron
3. Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls
4. Untuk mengetahui kelainan pada system saran
BAB II
PEMBAHASAN
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi untuk
menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel saraf terdapat
inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan nisel. Badan sel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan perluasan
dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran
sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.
Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak mengandung zat lemak
dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan. Selaput mielin tersebut dibungkus oleh
sel- selsachwann yang akan membentuk suatu jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk
neurit dan membantu pembentukan neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang
melindungi akson dari kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin.
Bagian ini disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
A . Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor
yaitu alat indera.
B . Sel saraf motorik adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor
yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan
sumsum tulang belakang.
C . Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut
disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti
benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan
enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.
Pembagian sel neuron berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi tiga, yaitu saraf sensorik/aferen,
saraf motorik/eferen dan saraf asosiasi/interneuron.
a. Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari
reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
b. Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan impuls dari SSP
ke efektor.
c. Saraf asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan saraf sensorik dengan sarf
motorik di dalam SSP.
Pembagian sel neuron berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi tiga, yaitu neuron unipolar,
neuron bipolar, dan neuron multipolar.
A. Neuron unipolar yaitu neuron yang memiliki satu buah akson yang bercabang.
B. Neuron bipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan satu dendrit.
C. Neuron multipolar yaitu neuron yang memiliki satu akson dan sejumlah dendrit.
D. Klasifikasi Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf
pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi terdiri atas
sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. mempunyai 3 materi esensial yaitu:
a. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu
b. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih
c. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat
Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
a. Saraf kranial
Saraf kranial manusia ada 12 pasang saraf yang mencuat keluar dari otak. Saraf ini terletak di
kranium/tengkorak, sebuah letak yang dekat dengan sistem saraf pusat manusia. Sistem saraf
kranial terhubung dengan organ yang berada di seputar kepala dan leher seperti telinga, mata,
hidung, mulut dan lidah. Ini tidak termasuk saraf terminal yang kecil.
Berikut 12 pasang saraf kranial dan asalnya
a. Saraf simpatik
Saraf simpatik terletak di depan ruas tulang belakang. Adapun fungsi dari organ ini antara lain
memacu dan menghambat kinerja organ tubuh. Fungsi memacu organ tubuh misalnya
memperbesar bronkus, memperbesar pupil mata dan memacu detak jantung. Sedangkan
fungsinya dalam menghambat kinerja organ misalnya menghambat ereksi serta menghambat
kontraksi kantong seni.
b. Saraf parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikannya dari saraf simpati, misalnya memperkecil
bronkus, memperkecil pupil mata, menghambat kerja jantung, memperbesar ereksi dan
memperbesar kontraksi kantong seni.
2. Meningitis
Meningitis yaitu peradangan selaput otak (meninges), yang disebabkan oleh bakteri pneumoniae
(pneumococcus), Haemophilus influenzae (haemophilus), Listeria monocytogenes
(listeria) yang dapat menyebabkan peradangan. Gejala awal meningitis yaitu :
a. Demam tinggi
b. Sakit kepala tak kunjung henti
c. Mual dan muntah
d. Nyeri otot sendi
Pengobatannya dengan vaksinasi seperti Hib , PCV7 , PPV , dan MCV4 .Neisseria
meningitis atau bakteri dan virus lainnya seperti Streptococcus.
3. Neuritis
Neuritis yaitu gangguan pada saraf sistem saraf tepi (perifer) yang disebabkan adanya
peradangan, paparan bahan kimia beracun, ataupun tekanan (trauma) fisik atau difisiensi vitamin
B1, B6, B12. Gejala-gejalanya berkaitan dengan berbagai jenis serat saraf yang rusak. Gejala-
gejala akan timbul kalau serat saraf pengindera mengalami kerusakan, seperti rasa nyeri yang
menusuk, panas dan gatal, ditusuk-tusuk jarum dan lumpuh. Kerusakan serat saraf penggerak
dapat melemahkan otot yang lama kelamaan menjadi lumpuh total dan mengecil.
4. Hidrosefalus
Hidrosefalus merupakan peradangan selaput otak (serebrospinal) sehingga cairan otak terkumpul
di otak. Akibatnya kepala si penderita membesar.
5. Alzheimer
Alzheimer umumnya menyerang orang berusia di atas 65 tahun. Gangguan Alzhimer ditandai
dengan berkurangnya kemampuan mengingat. Penderita Alzeimer juga kehilangan kemampuan
unutk melakukan aktifitas sehari-hari. Tidak ada pengobatan yang dapat menghentikan penyakit
Alzheimer. Namun, bagi beberapa orang pada tahap awal dan tengah penyakit, obat Aricept ®,
Exelon ® atau Razadyne ® - sebelumnya dikenal sebagai Reminyl ®
6. Parkinsonisme
Parkinsonisme Penyakit yang disebabkan oleh berkurangnya neurotranslator dopamin. Gejalanya
yaitu tangan gemetaran sewaktu istirahat ( tetapi gemetaran itu hilang sewaktu tidur ), sulit
bergerak, kekakuan otot, otot muka kaku menimbulkan kesan seolah-olah bertopeng, mata sulit
berkedip dan langkah kaki menjadi kecil dan kaku. Penyakit Parkinson bisa diobati dengan
berbagai obat, seperti levodopa, trihexylphenidyl HCL , selegiline Hcl.
Dalam keadaan normal, dinding vagina bagian depan dan belakang saling bersentuhan sehingga
tidak ada ruang di dalam vagina kecuali jika vagina terbuka (misalnya selama pemeriksaan atau
selama melakukan hubungan seksual).
Pada wanita dewasa, rongga vagina memiliki panjang sekitar 7,6-10 cm. Sepertiga bagian bawah
vagina merupakan otot yang mengontrol garis tengah vagina. Dua pertiga bagian atas vagina
terletak diatas otot tersebut dan mudah teregang.
Serviks (leher rahim) terletak di puncak vagina.
Selama masa reproduktif, lapisan lendir vagina memiliki permukaan yang berkerut-kerut.
Sebelum pubertas dan sesudah menopause, lapisan lendir menjadi licin.
Rahim merupakan suatu organ yang berbentuk seperti buah pir dan terletak di puncak vagina.
Rahim terletak di belakang kandung kemih dan di depan rektum, dan diikat oleh 6 ligamen.
Rahim terbagi menjadi 2 bagian, yaitu serviks dan korpus (badan rahim). Serviks merupakan
uterus bagian bawah yang membuka ke arah vagina. Korpus biasanya bengkok ke arah depan.
Selama masa reproduktif, panjang korpus adalah 2 kali dari panjang serviks. Korpus merupakan
jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin. Selama proses persalinan, dinding
ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.
Sebuah saluran yang melalui serviks memungkinkan sperma masuk ke dalam rahim dan darah
menstruasi keluar. Serviks biasanya merupakan penghalang yang baik bagi bakteri, kecuali
selama masa menstruasi dan selama masa ovulasi (pelepasan sel telur).
Saluran di dalam serviks adalah sempit, bahkan terlalu sempit sehingga selama kehamilan janin
tidak dapat melewatinya. Tetapi pada proses persalinan saluran ini akan meregang sehingga bayi
bisa melewatinya.
Saluran serviks dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir. Lendir ini tebal dan tidak dapat ditembus
oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi.
Pada saat ovulasi, konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya dan terjadilah
pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga
mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari.
Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba falopii untuk
membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum
ovulasi bisa menyebabkan kehamilan.
Lapisan dalam dari korpus disebut endometrium. Setiap bulan setelah siklus menstruasi,
endometrium akan menebal.
Jika tidak terjadi kehamilan, maka endometrium akan dilepaskan dan terjadilah perdarahan. Ini
yang disebut dengan siklus menstruasi.
Tuba falopii membentang sepanjang 5-7,6 cm dari tepi atas rahim ke arah ovarium.
Ujung dari tuba kiri dan kanan membentuk corong sehingga memiliki lubang yang lebih besar
agar sel telur jatuh ke dalamnye ketika dilepaskan dari ovarium.
Ovarium tidak menempel pada tuba falopii tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen.
Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopii dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada
dinding tuba.
Jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah
dibuahi ini mulai membelah.
Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba
dan masuk ke dalam rahim.
Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi.
Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang
sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.
Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan
menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reproduktif
wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur.
Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan
akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.
Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya.
Sel telur yang tidur tidak dapat melakukan proses perbaikan seluler seperti biasanya, sehingga
peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya
usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetik lebih mungkin terjadi pada
wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan
dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf
(neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau
tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari
sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-materi dari sumber
keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi
tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk paham dan akan selalu
diingat.
DAFTAR PUSTAKA