Anda di halaman 1dari 18

TUGAS SEJARAH

TUGAS INDIVIDU

PERANG DUNIA PERTAMA DAN KEDUA

NAMA : FATURRAHMAN AL-HAMID

KELAS : IX F

SMPN 6 MAKASSAR
Perang Dunia I
Perang Dunia I (PDI) adalah sebuah perang global terpusat di Eropa yang dimulai pada
tanggal 28 Juli 1914 sampai 11 November 1918. Perang ini sering disebut Perang
Dunia atau Perang Besar sejak terjadi sampai dimulainya Perang Dunia II pada tahun 1939,
dan Perang Dunia Pertama atau Perang Dunia I setelah itu. Perang ini melibatkan
semua kekuatan besar dunia, yang terbagi menjadi dua aliansi bertentangan,
yaitu Sekutu (berdasarkan Entente Tiga yang terdiri dariBritania Raya, Perancis, dan Rusia)
dan Kekuatan Sentral (terpusat pada Aliansi Tiga yang terdiri dari Jerman, Austria-
Hongaria, dan Italia; namun saat Austria-Hongaria melakukan serangan sementara
persekutuan ini bersifat defensif, Italia tidak ikut berperang). Kedua aliansi ini melakukan
reorganisasi (Italia berada di pihak Sekutu) dan memperluas diri saat banyak negara ikut
serta dalam perang. Lebih dari 70 juta tentara militer, termasuk 60 juta orang Eropa,
dimobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah. Lebih dari 9 juta
prajurit gugur, terutama akibat kemajuan teknologi yang meningkatkan tingkat
mematikannya suatu senjata tanpa mempertimbangkan perbaikan perlindungan atau
mobilitas. Perang Dunia I adalah konflik paling mematikan keenam dalam sejarah dunia,
sehingga membuka jalan untuk berbagai perubahan politik seperti revolusi di beberapa
negara yang terlibat.

Penyebab jangka panjang perang ini mencakup kebijakan luar negeri imperialis kekuatan


besar Eropa, termasuk Kekaisaran Jerman, Kekaisaran Austria-Hongaria, Kesultanan
Utsmaniyah, Kekaisaran Rusia, Imperium Britania, Republik Perancis,
danItalia. Pembunuhan tanggal 28 Juni 1914 terhadap Adipati Agung Franz Ferdinand dari
Austria, pewaris tahta Austria-Hongaria, oleh seorang nasionalis Yugoslavia di Sarajevo,
Bosnia dan Herzegovina adalah pencetus perang ini. Pembunuhan tersebut berujung
pada ultimatum Habsburg terhadap Kerajaan Serbia. Sejumlah aliansi yang dibentuk
selama beberapa dasawarsa sebelumnya terguncang, sehingga dalam hitungan minggu
semua kekuatan besar terlibat dalam perang; melalui koloni mereka, konflik ini segera
menyebar ke seluruh dunia.

Pada tanggal 28 Juli, konflik ini dibuka dengan invasi ke Serbia oleh Austria-


Hongaria, diikuti invasi Jerman ke Belgia,Luksemburg, dan Perancis; dan serangan Rusia
ke Jerman. Setelah pawai Jerman di Paris tersendat, Front Barat melakukan pertempuran
atrisi statis dengan jalur parit yang mengubah sedikit suasana sampai tahun 1917.
Di Timur, angkatan darat Rusia berhasil mengalahkan pasukan Kesultanan Utsmaniyah,
namun dipaksa mundur dari Prusia Timur dan Polandia oleh angkatan darat Jerman. Front
lainnya dibuka setelah Kesultanan Utsmaniyah ikut serta dalam perang tahun 1914, Italia
danBulgaria tahun 1915, dan Rumania tahun 1916. Kekaisaran Rusia runtuh bulan Maret
1917, dan Rusia menarik diri dari perang setelah Revolusi Oktober pada akhir tahun itu.
Setelah serangan Jerman di sepanjang front barat tahun 1918, Sekutu memaksa pasukan
Jerman mundur dalam serangkaian serangan yang sukses dan pasukan Amerika
Serikat mulai memasuki parit. Jerman, yang bermasalah dengan revolusi pada saat itu,
setuju melakukan gencatan senjata pada tanggal 11 November 1918 yang kelak dikenal
sebagai Hari Gencatan Senjata. Perang ini berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu.

Peristiwa di front Britania sama rusuhnya seperti front depan, karena para pihak terlibat
berusaha memobilisasi tenaga manusia dan sumber daya ekonomi mereka untuk
melakukan perang total. Pada akhir perang, empat kekuatan imperial besar—Kekaisaran
Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan Utsmaniyah Bubar. Negara pengganti dua
kekaisaran yang disebutkan pertama tadi kehilangan banyak sekali wilayah, sementara dua
terakhir bubar sepenuhnya. Eropa Tengah terpecah menjadi beberapa negara kecil. Liga
Bangsa-Bangsa dibentuk dengan harapan mencegah konflik seperti ini selanjutnya.
Nasionalisme Eropa yang muncul akibat perang dan pembubaran kekaisaran, dampak
kekalahan Jerman dan masalah dengan Traktat Versailles diyakini menjadi faktor penyebab
pecahnya Perang Dunia II.

Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia I


Pada abad ke-19, kekuatan-kekuatan besar Eropa berupaya keras
mempertahankan keseimbangan kekuatandi seluruh Eropa, sehingga pada tahun 1900
memunculkan jaringan aliansi politik dan militer yang kompleks di benua ini. Berawal
tahun 1815 dengan Aliansi Suci antara Prusia, Rusia, dan Austria. Kemudian, pada
Oktober 1873, Kanselir Jerman Otto von Bismarck menegosiasikan Liga Tiga
Kaisar (Jerman: Dreikaiserbund) antara monarki Austria-Hongaria, Rusia, dan Jerman.
Perjanjian ini gagal karena Austria-Hongaria dan Rusia tidak sepakat mengenai
kebijakan Balkan, sehingga meninggalkan Jerman dan Austria-Hongaria dalam satu
aliansi yang dibentuk tahun 1879 bernama Aliansi Dua. Hal ini dipandang sebagai
metode melawan pengaruh Rusia di Balkan saat Kesultanan Utsmaniyah terus
melemah. Pada tahun 1882, aliansi ini meluas hingga Italia dan menjadi Aliansi Tiga.
Setelah 1870, konflik Eropa terhindar melalui jaringan perjanjian yang direncanakan
secara hati-hati antara Kekaisaran Jerman dan seluruh Eropa yang dirancang oleh
Bismarck. Ia berupaya menahan Rusia agar tetap di pihak Jerman untuk menghindari
perang dua front dengan Perancis dan Rusia. Ketika Wilhelm II naik tahta
sebagai Kaisar Jerman (Kaiser), Bismarck terpaksa pensiun dan sistem aliansinya
perlahan dihapus. Misalnya, Kaiser menolak memperbarui Perjanjian
Reasuransi dengan Rusia pada tahun 1890. Dua tahun kemudian, Aliansi Perancis-
Rusiaditandatangani untuk melawan kekuatan Aliansi Tiga. Pada tahun 1904, Britania
Raya menandatangani serangkaian perjanjian dengan Perancis, Entente Cordiale, dan
pada 1907, Britania Raya dan Rusia menandatangani Konvensi Inggris-Rusia. Meski
perjanjian ini secara formal tidak menyekutukan Britania Raya dengan Perancis atau
Rusia, mereka memungkinkan Britania masuk konflik manapun yang kelak melibatkan
Perancis dan Rusia, dan sistem penguncian perjanjian bilateral ini kemudian dikenal
sebagaiEntente Tiga.

Kekuatan industri dan ekonomi Jerman tumbuh pesat setelah penyatuan dan pendirian
Kekaisaran pada tahun 1871. Sejak pertengahan 1890-an sampai seterusnya,
pemerintahan Wilhelm II memakai basis industri ini untuk memanfaatkan sumber daya
ekonomi dalam jumlah besar untuk membangun Kaiserliche Marine (Angkatan Laut
Kekaisaran Jerman), yang dibentuk oleh Laksamana Alfred von Tirpitz, untuk
menyaingi Angkatan Laut Kerajaan Britania Raya untuk supremasi laut duniaHasilnya,
setiap negara berusaha mengalahkan negara lain dalam hal kapal modal. Dengan
peluncuran HMS Dreadnought tahun 1906, Imperium Britania memperluas
keunggulannya terhadap pesaingnya, Jerman. Perlombaan senjata antara Britania dan
Jerman akhirnya meluas ke seluruh Eropa, dengan semua kekuatan besar
memanfaatkan basis industri mereka untuk memproduksi perlengkapan dan senjata
yang diperlukan untuk konflik pan-Eropa. ] Antara 1908 dan 1913, belanja militer
kekuatan-kekuatan Eropa meningkat sebesar 50 persen.

Austria-Hongaria mengawali krisis Bosnia 1908–1909 dengan menganeksasi secara


resmi bekas teritori Utsmaniyah di Bosnia dan Herzegovina, yang telah diduduki sejak
1878. Peristiwa ini membuat Kerajaan Serbia dan pelindungnya, Kekaisaran
Rusia yangPan-Slavik dan Ortodoks berang. Manuver politik Rusia di kawasan ini
mendestabilisasi perjanjian damai yang sudah memecah belah apa yang disebut
sebagai "tong mesiu Eropa".
Tahun 1912 dan 1913, Perang Balkan Pertama pecah antara Liga Balkan dan
Kesultanan Utsmaniyah yang sedang retak. Perjanjian London setelah itu mengurangi
luas Kesultanan Utsmaniyah dan menciptakan negara merdeka Albania, tetapi
memperbesar teritori Bulgaria, Serbia, Montenegro, dan Yunani. Ketika Bulgaria
menyerbu Serbia dan Yunani pada tanggal 16 Juni 1913, negara ini kehilangan
sebagian besar Makedonia ke Serbia dan Yunani dan Dobruja Selatan ke Rumania
dalam Perang Balkan Kedua selama 33 hari, sehingga destabilisasi di wilayah ini
semakin menjadi-jadi.

Pada tanggal 28 Juni 1914, Gavrilo Princip, seorang pelajar Serbia Bosnia dan


anggota Pemuda Bosnia, membunuh pewaris tahta Austria-Hongaria, Adipati Agung
Franz Ferdinand dari Austria di Sarajevo, Bosnia. Peristiwa ini memulai satu bulan
manuver diplomatik di antara Austria-Hongaria, Jerman, Rusia, Perancis, dan Britania,
yang disebut Krisis Juli. Ingin mengakhiri intervensi Serbia di Bosnia, Austria-Hongaria
mengirimkan Ultimatum Juli ke Serbia, yaitu sepuluh permintaan yang sengaja dibuat
tidak masuk akal dengan tujuan memulai perang dengan Serbia. Ketika Serbia hanya
menyetujui delapan dari sepuluh permintaan, Austria-Hongaria menyatakan perang
pada tanggal 28 Juli 1914. Strachan berpendapat, "Tanggapan ragu dan awal oleh
Serbia yang mampu membuat perubahan terhadap perilaku Austria-Hongaria bisa
diragukan. Franz Ferdinand bukan sosok yang gila popularitas, dan kematiannya tidak
membuat kekaisaran ini berduka sedalam-dalamnya".
Kekaisaran Rusia, tidak ingin Austria-Hongaria menghapus pengaruhnya di Balkan dan
mendukung protégé lamanya Serbia, memerintahkan mobilisasi parsial sehari
kemudian. Kekaisaran Jerman melakukan mobilisasi tanggal 30 Juli 1914, siap
menerapkan "Rencana Shlieffen" berupa invasi ke Perancis secara cepat dan massal
untuk mengalahkan Angkatan Darat Perancis, kemudian pindah ke timur untuk
melawan Rusia. Kabinet Perancis bergeming terhadap tekanan militer mengenai
mobilisasi cepat, dan memerintahkan tentaranya mundur 10 km dari perbatasan untuk
menghindari insiden apapun. Perancis baru melakukan mobilisasi pada malam tanggal
2 Agustus, ketika Jerman menyerbu Belgia dan menyerang tentara Perancis. Jerman
menyatakan perang terhadap Rusia pada hari itu juga. Britania Raya menyatakan
perang terhadap Jerman tanggal 4 Agustus 1914, setelah "balasan tidak memuaskan"
terhadap ultimatum Britania bahwa Belgia harus dibiarkan netral.
Pihak Yang Terlibat Komandan
Kekuatan Korban Perang
Perang Dunia II
Perang Dunia II, atau Perang Dunia Kedua (biasa disingkat menjadi PDII atau PD2),
adalah sebuah perang global yang berlangsung mulai tahun 1939 sampai 1945. Perang
ini melibatkan banyak sekali negara di dunia —termasuk semuakekuatan besar—yang
pada akhirnya membentuk dua aliansi militer yang saling
bertentangan: Sekutu dan Poros. Perang ini merupakan perang terluas dalam sejarah
yang melibatkan lebih dari 100 juta orang di berbagai pasukan militer. Dalam keadaan
"perang total", negara-negara besar memaksimalkan seluruh kemampuan ekonomi,
industri, dan ilmiahnya untuk keperluan perang, sehingga menghapus perbedaan
antara sumber daya sipil dan militer. Ditandai oleh sejumlah peristiwa penting yang
melibatkan kematian massal warga sipil, termasuk Holocaust dan pemakaian senjata
nuklir dalam peperangan, perang ini memakan korban jiwa sebanyak 50 juta sampai 70
juta jiwa. Jumlah kematian ini menjadikan Perang Dunia II konflik paling
mematikan sepanjang sejarah umat manusia.
Kekaisaran Jepang berusaha mendominasi Asia Timur dan sudah
memulai perang dengan Republik Tiongkok pada tahun 1937, tetapi perang dunia
secara umum pecah pada tanggal 1 September 1939
dengan invasi ke Polandia oleh Jermanyang diikuti serangkaian pernyataan perang
terhadap Jerman oleh Perancis dan Britania. Sejak akhir 1939 hingga awal 1941, dalam
serangkaian kampanye dan perjanjian, Jerman membentuk aliansi Poros
bersama Italia, menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa.
Setelah Pakta Molotov–Ribbentrop, Jerman dan Uni Soviet berpisah dan menganeksasi
wilayah negara-negara tetangganya sendiri di Eropa, termasuk Polandia. Britania Raya,
dengan imperium danPersemakmurannya, menjadi satu-satunya kekuatan besar
Sekutu yang terus berperang melawan blok Poros, dengan mengadakan pertempuran
di Afrika Utara dan Pertempuran Atlantik. Bulan Juni 1941, Poros Eropa melancarkan
invasi terhadap Uni Soviet yang menandakan terbukanya teater perang darat terbesar
sepanjang sejarah, yang melibatkan sebagian besar pasukan militer Poros sampai akhir
perang. Pada bulan Desember 1941, Jepang bergabung dengan blok
Poros, menyerang Amerika Serikat dan teritori Eropa di Samudra Pasifik, dan dengan
cepat menguasai sebagian besar Pasifik Barat.
Serbuan Poros berhenti tahun 1942, setelah Jepang kalah dalam berbagai pertempuran
laut dan tentara Poros Eropa dikalahkan di Afrika Utara dan Stalingrad. Pada tahun
1943, melalui serangkaian kekalahan Jerman di Eropa Timur, invasi Sekutu ke Italia,
dan kemenangan Amerika Serikat di Pasifik, Poros kehilangan inisiatif mereka dan
mundur secara strategis di semua front. Tahun 1944, Sekutu Barat menyerbu Perancis,
sementara Uni Soviet merebut kembali semua teritori yang pernah dicaplok dan
menyerbu Jerman beserta sekutunya. Perang di Eropa berakhir dengan pendudukan
Berlin oleh tentara Soviet dan Polandia dan penyerahan tanpa syarat Jerman pada
tanggal 8 Mei 1945. Sepanjang 1944 dan 1945, Amerika Serikat mengalahkan
Angkatan Laut Jepang dan menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat, menjatuhkan
bom atom di negara itu menjelang invasi ke Kepulauan Jepang. Uni Soviet kemudian
mengikuti melalui negosiasi dengan menyatakan perang terhadap Jepang
dan menyerbu Manchuria. Kekaisaran Jepang menyerah pada tanggal 15 Agustus
1945, sehingga mengakhiri perang di Asia dan memperkuat kemenangan total Sekutu
atas Poros.
Perang Dunia II mengubah haluan politik dan struktur sosial dunia. Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan untuk memperkuat kerja sama internasional dan
mencegah konflik-konflik yang akan datang. Para kekuatan besar yang merupakan
pemenang perang—Amerika Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancis—
menjadi anggota permanen Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Uni
Soviet dan Amerika Serikat muncnul sebagai kekuatan super yang saling bersaing dan
mendirikan panggung Perang Dunia yang kelak bertahan selama 46 tahun selanjutnya.
Sementara itu, pengaruh kekuatan-kekuatan besar Eropa mulai melemah,
dan dekolonisasi Asia dan Afrika dimulai. Kebanyakan negara yang industrinya terkena
dampak buruk muali menjlaani pemulihan ekonomi. Integrasi politik, khususnya di
Eropa, muncul sebagai upaya untuk menstabilkan hubungan pascaperang.

Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II


Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta politik, dengan kekalahan Blok
Sentral, termasuk Austria-Hongaria, Jerman, dan Kesultanan Utsmaniyah; dan
perebutan kekuasaan oleh Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Sementara itu, negara-
negara Sekutu yang menang seperti Perancis, Belgia, Italia, Yunani, dan Rumania
memperoleh wilayah baru, dan negara-negara baru tercipta setelah runtuhnya Austria-
Hongaria, Kekaisaran Rusia, dan Kesultanan Utsmaniyah.
Meski muncul gerakan pasifis setelah perang, kekalahan ini masih membuat
nasionalisme iredentis dan revanchispemain utama di sejumlah negara Eropa.
Iredentisme dan revanchisme punya pengaruh kuat di Jerman karena kehilangan
teritori, koloni, dan keuangan yang besar akibat Perjanjian Versailles. Menurut
perjanjian ini, Jerman kehilangan 13 persen wilayah dalam negerinya dan
seluruh koloninya di luar negeri, sementara Jerman dilarang menganeksasi negara lain,
harus membayar biaya perbaikan perang, dan membatasi ukuran dan kemampuan
angkatan bersenjata negaranya. Pada saat yang sama, Perang Saudara Rusia berakhir
dengan terbentuknya Uni Soviet.
Kekaisaran Jerman bubar melalui Revolusi Jerman 1918–1919 dan sebuah
pemerintahaan demokratis yang kemudian dikenal dengan nama Republik
Weimar dibentuk. Periode antarperang melibatkan kerusuhan antara pendukung
republik baru ini dan penentang garis keras atas sayap kanan maupun kiri. Walaupun
Italia selaku sekutu Entente berhasil merebut sejumlah wilayah, kaum nasionalis Italia
marah mengetahui janji-janji Britania dan Perancis yang menjamin masuknya Italia ke
kancah perang tidak dipenuhi dengan penyelesaian damai. Sejak 1922 sampai 1925,
gerakan Fasis pimpinan Benito Mussolini berkuasa di Italia dnegan agenda nasionalis,
totalitarian, dan kolaborasionis kelas yang menghapus demokrasi perwakilan,
penindasan sosialis, kaum sayap kiri dan liberal, dan mengejar kebijakan luar negeri
agresif yang berusaha membawa Italia sebagai kekuatan dunia—"Kekaisaran Romawi
Baru".
Di Jerman, Partai Nazi yang dipimpin Adolf Hitler berupaya mendirikan pemerintahan
fasis di Jerman. Setelah Depresi Besar dimulai, dukungan dalam negeri untuk Nazi
meningkat dan, pada tahun 1933, Hitler ditunjuk sebagai Kanselir Jerman.
Setelah kebakaran Reichstag, Hitler menciptakan negara satu partai totalitarian yang
dipimpin Partai Nazi.
Parati Kuomintang (KMT) di Tiongkok melancarkan kampanye penyatuan melawan
panglima perang regional dan secara nominal berhasil menyatukan Cina pada
pertengahan 1920-an, tetapi langsung terlibat dalam perang saudara melawan bekas
sekutunya yang komunis. Pada tahun 1931, Kekaisaran Jepang yang semakin
militaristik, yang sudah lama berusaha memengaruhi Cina [17] sebagai tahap pertama
dari apa yang disebut pemerintahnya sebagai hak untuk menguasai Asia,
memakai Insiden Mukden sebagai alasanmelancarkan invasi ke Manchuria dan
mendirikan negara boneka Manchukuo.
Terlalu lemah melawan Jepang, Cina meminta bantuan Liga Bangsa-Bangsa. Jepang
menarik diri dari Liga Bangsa-Bangsa setelah dikecam atas tindakannya terhadap
Manchuria. Kedua negara ini kemudian bertempur di Shanghai, Rehe,
dan Hebei sampai Gencatan Senjata Tanggu ditandatangani tahun 1933. Setelah itu,
pasukan voluntir Cina melanjutkan pemberontakan terhadap agresi Jepang
di Manchuria, dan Chahar dan Suiyuan.

Adolf Hitler, setelah upaya gagal menggulingkan pemerintah Jerman tahun 1923,


menjadi Kanselir Jerman pada tahun 1933. Ia menghapus demokrasi,
menciptakan revisi orde baru radikal dan rasis, dan segera memulai kampanye
persenjataan kembali. Sementara itu, Perancis, untuk melindungi
aliansinya, memberikan Italia kendali atas Ethiopia yang diinginkan Italia sebagai
jajahan kolonialnya. Situasi ini memburuk pada awal 1935 ketika Teritori Cekungan
Saar dengan sah bersatu kembali dengan Jerman dan Hitler menolak Perjanjian
Versailles, mempercepat program persenjataan kembalinya dan memperkenalkan wajib
militer.
Berharap mencegah Jerman, Britania Raya, Perancis, dan Italia membentuk Front
Stresa. Uni Soviet, khawatir akan keinginan Jerman mencaplok wilayah luas di Eropa
Timur, membuat perjanjian bantuan bersama dengan Perancis. Sebelum
diberlakukan, pakta Perancis-Soviet ini perlu melewati birokrasi Liga Bangsa-Bangsa,
yang pada dasarnya menjadikannya tidak berguna. Akan tetapi, pada bulan Juni 1935,
Britania Raya membuat perjanjian laut independen dengan Jerman, sehingga
melonggarkkan batasan-batasan sebelumnya. Amerika Serikat, setelah
mempertimbangkan peristiwa yang terjadi di Eropa dan Asia, mengesahkan Undang-
Undang Netralitas pada bulan Agustus. Pada bulan Oktober, Italia menginvasi Ethiopia,
dan Jerman adalah satu-satunya negara besar Eropa yang mendukung tindakan
tersebut. Italia langsung menarik keberatannya terhadap tindakan Jerman
menganeksasi Austria.
Hitler menolak Perjanjian Versailles
dan Locarno dengan meremiliterisasi Rhineland pada bulan Maret 1936. Ia mendapat
sedikit tanggapan dari kekuatan-kekuatan Eropa lainnya. Ketika Perang Saudara
Spanyol pecah bulan Juli, Hitler dan Mussolini mendukung pasukan Nasionalis yang
fasis dan otoriter dalam perang saudara mereka melawan Republik Spanyol yang
didukung Soviet. Kedua pihak memakai konflik ini untuk menguji senjata dan metode
peperangan baru, berakhir dengan kemenangan Nasionalis pada awal 1939. Bulan
Oktober 1936, Jerman dan Italia membentuk Poros Roma-Berlin. Sebulan kemudian,
Jerman dan Jepang menandatangani Pakta Anti-Komintern, namun kelak diikuti Italia
pada tahun berikutnya. Di cina, setelah Insiden Xi'an, pasukan Kuomintang dan
komunis menyetujui gencatan senjata untuk membentuk front bersatu dan sama-sama
melawan Jepang.

Dampak Perang Dunia II


Sekutu mendirikan pemerintahan pendudukan di Austria dan Jerman. Negara pertama
menjadi negara netral dan tidak memihak dengan blok politik manapun. Negara terakhir
dibelah menjadi zona pendudukan barat dan timur yang dikuasai Sekutu Barat dan Uni
Soviet. Program denazifikasi di Jerman melibatkan pengadilan penjahat perang
Nazi dan penggulingan mantan Nazi dari kekuasaan, meski kebijakan ini lebih condong
ke amnesti dan reintegrasi mantan Nazi ke masyarakat Jerman Barat.
Jerman kehilangan seperempat wilayahnya sebelum perang (1937), wilayah
timur: Silesia, Neumark dan sebagian besar Pomerania diambil alih Polandia; Prusia
Timur dibagi antara Polandia dan Uni Soviet, diikuti dengan pengusiran 9 juta warga
Jerman dari provinsi-provinsi tersebut, serta 3 juta warga Jerman dari Sudetenland di
Cekoslowakia ke Jerman. Pada 1950-an, satu dari lima orang Jerman Barat adalah
pengungsi dari timur. Uni Soviet juga menduduki provinsi milik Polandia di sebelah
timur Garis Curzon(melibatkan pengusiran 2 juta warga Polandia), Rumania Timur, dan
sebagian Finlandia timur, serta tiga negara Baltik.
Demi mempertahankan perdamaian, Sekutu mendirikan Perserikatan Bangsa-Bangsa
yang resmi berdiri tanggal 24 Oktober 1945, dan mengadopsi Deklarasi Universal Hak-
Hak Asasi Manusia tahun 1948 sebagai standar umum bagi semua negara
anggotanya. Kekuatan-kekuatan besar yang menjadi pemenang perang—Amerika
Serikat, Uni Soviet, Cina, Britania Raya, dan Perancis—menjadi anggota
permanen Dewan Keamanan PBB. Kelima anggota permanen ini masih ada sampai
sekarang, meski terjadi perubahan dua kursi, angata Republik Tiongkok dan Republik
Rakyat Tiongkok tahun 1971, dan antara Uni Soviet dan negara penggantinya, Federasi
Rusia, setelah pembubaran UNi Soviet. Aliansi antara Sekutu Barat dan Uni Soviet
mulai memburuk, bahkan sejak sebelum perang berakhir.
Jerman dibagi secara de facto, dan dua negara merdeka, Republik Federal
Jerman dan Republik Demokratik Jerman dibentuk di dalam perbatasan zona
pendudukan Sekutu dan Soviet. Seluruh Eropa terbagi antara cakupan pengaruh Barat
dan Soviet. Kebanyakan negara Eropa timur dan tengah masuk dalam cakupan Soviet
yang melibatkan pendirian rezim-rezim Komunis dengan dukungan penuh atau
setengah dari otoritas pendudukan Soviet.
Akibatnya, Polandia, Hongaria, Cekoslowakia, Rumania,Albania, dan Jerman
Timur menjadi negara satelit Soviet. Yugoslavia Komunis melaksanakan kebijakan
merdeka penuh yang menciptakan ketegangan dengan Uni Soviet.
Pembagian dunia pascaperang diresmikan oleh dua aliansi militer
internasional, NATO pimpinan Amerika Serikat dan Pakta Warsawapimpinan
Soviet; periode panjang ketegangan politik dan persaingan militer di antara
mereka, Perang Dingin, akan dilengkapi oleh perlombaan senjata dan perang proksi
yang tidak terduga.
Di Asia, Amerika Serikat memimpin pendudukan Jepang dan menguasai bekas pulau-
pulau Jepang di Pasifik Barat, sementara Soviet
menganeksasi Sakhalin dan Kepulauan Kuril. Korea, sebelumnya di bawah kekuasaan
Jepang, dibagi dan diduduki oleh Amerika Serikat di Selatan dan Uni Soviet di Utara
antara 1945 dan 1948. Republik terpisah muncul di kedua sisi garis paralel ke-38 pada
tahun 1948, masing-masing mengklaim sebagai pemerintahan sah untuk seluruh Korea
dan berujung pada pecahnya Perang Korea.
Di Cina, pasukan nasionalis dan komunis melanjutkan perang saudara pada bulan Juni
1946. Pasukan komunis menang dan mendirikan Republik Rakyat Tiongkok di daratan,
sementara pasukan nasionalis mundur ke Taiwan tahun 1949. Di Timur Tengah,
penolakan Arab terhadap Rencana Pembagian Palestina Perserikatan Bangsa-
Bangsa danpembentukan Israel menandai eskalasi konflik Arab-Israel. Saat kekuatan-
kekuatan kolonial Eropa berupaya merebut kembali sebagian atau semua imperium
kolonialnya, kehilangan prestise dan sumber daya saat perang justru menggagalkan
upaya ini dan mendorong dilakukannya dekolonisasi.
Ekonomi global menderita akibat perang, meski negara-negara yang terlibat
terpengaruh dengan berbagai cara. Amerika Serikat tampil lebih kaya daripada negara
lain; negara ini mengalami ledakan bayi dan pada tahun 1950 produk domestik bruto
per orangnya lebih tinggi daripada negara-negara besar lain dan Amerika Serikat
mendominasi ekonomi dunia. Britania Raya dan Amerika Serikat menerapkan
kebijakan pelucutan industri di Jerman Barat pada tahun 1945–1948. Akibat
perdagangan internasional yang saling tergantung, hal ini menciptakan stagnasi
ekonomi di Eropa dan menunda pemulihan Eropa selama beberapa tahun.
Pemulihan dimulai dengan reformasi mata uang di Jerman Barat pada pertengahan
1948 dan dipercepat oleh liberalisasi kebijakan ekonomi Eropa yang
dipengaruhi Rencana Marshall (1948–1951) baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pemulihan Jerman Barat pasca-1948 disebut-sebut sebagai keajaiban
ekonomi Jerman. Selain itu, ekonomi Italia dan Perancis juga meroket. Kebalikannya,
Britania Raya berada dalam fase kekacauan ekonomi, dan terus memburuk selama
beberapa dasawarsa.
Uni Soviet, meski menderita kerugian manusia dan material yang luar biasa, juga
mengalami peningkatan pesat produksi pada masa-masa pascaperang. Jepang
mengalamipertumbuhan ekonomi pesat, menjadi salah satu ekonomi terkuat dunia
pada tahun 1980-an. Cina kembali ke produksi industrinya sebelum perang pada tahun
1952.
Pihak Yang Terlibat Komandan

Korban Perang
Foto-Foto Kekejaman Perang Dunia I dan II
“Keserakahan. Selain membawa penderitaan, juga akan menjerusmuskan
manusia kedalam penderitaan”

Anda mungkin juga menyukai