Anda di halaman 1dari 2

Gempa Lombok 7 SR dari Sumber Baru, Picu 88 Gempa Susulan

https://tekno.tempo.co/read/1118678/gempa-lombok-7-sr-dari-sumber-baru-picu-88-
gempa-susulan/full&view=ok
TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat
sumber gempa baru di daerah ujung timur Pulau Lombok. Gempa itu muncul Ahad malam
pada19 Agustus 2018 pukul 21.56 WIB dengan magnitudo 6,9 (data awal magnitudo 7).
Lindu tersebut terkait erat dengan gempa bermagnitudo 7,0 pada 5 Agustus lalu.
Gempa dari sumber baru itu muncul pada pukul 21:56:27 WIB dengan lokasi pusat pada
8,28�LS dan 116,71�BT atau berjarak 30 km timur laut Lombok Timur dari kedalaman 10
kilometer.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono
mengatakan, sumber gempa baru ini sejak tadi malam hingga Senin pagi ini pukul 7.00
WIB sudah membangkitkan 88 kali gempa susulan.
Sebanyak delapan kali gempa susulan di antaranya memiliki kekuatan signifikan dan
dirasakan guncangannya oleh masyarakat.
Gempa susulan dari sumber lindu baru antara lain pada pukul 22:16:37 WIB di lokasi
8,35�LS dan 116,51�BT (18 km barat laut Lombok Timur), kedalaman 10 km, dengan
magnitudo 5,6.
Selang belasan menit kemudian muncul lagi pada pukul 22:28:59 WIB pada lokasi
8,30�LS dan 116,56�BT (23 km barat laut Lombok Timur), kedalaman 10 km, magnitudo
5,8.
Sebaran episenter gempa yang mengikutinya membentuk kluster episenter dengan
sebaran ke arah timur (di laut) hingga di sebelah utara Sumbawa Barat. "Maka dapat
disimpulkan bahwa gempa yang terjadi tersebut merupakan aktivitas gempa baru yang
berbeda dari gempa berkekuatan M=7,0," kata Daryono yang dihubungi Senin, 20
Agustus 2018.
Munculnya aktivitas gempa baru dengan pusat di ujung timur Pulau Lombok itu diduga
kuat akibat dipicu oleh rangkaian gempa-gempa kuat di Lombok sebelumnya yang
berkekuatan M=6,4 M=7,0 M=6,3 dan M=5,9.
Penyebab gempa sumber baru di timur Lombok ini menurut hasil analisa BMKG akibat
aktivitas sistem Sesar Naik Flores.

Dalam Tiga Hari, 70 Hektar Sabana Gunung Bromo Hangus Terbakar


https://regional.kompas.com/read/2018/09/04/18371461/dalam-tiga-hari-70-hektar-
sabana-gunung-bromo-hangus-terbakar
MALANG, KOMPAS.com - Pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
(TNBTS) memastikan titik api di padang rumput atau sabana dekat Gunung Bromo, Jawa
Timur, sudah padam total, Selasa (4/9/2018). Diperkirakan, total lahan hutan yang
terbakar seluas 70 hektar. "Sudah nggak ada lagi, di foto satelit sudah mulus.
Diperkirakan yang terbakar 70 hektar. Secara pasti belum dihitung," kata Kepala
TNBTS, John Kennedie, Selasa (4/9/2018). John memastikan, kebakaran yang terjadi
sejak Sabtu (1/9/2018) berhasil dipadamkan secara total pada Senin (3/9/2018)
malam. Baca juga: Kebakaran Sabana Gunung Bromo Diduga Akibat Ulah Warga Titik
api dipastikan tidak ada lagi pada Selasa (4/9/2018) setelah melalui pantauan
hotspot information land forest alert satelit. "Sebetulnya Senin malam sudah habis.
Dipastikan lagi tadi pagi, sudah padam semua," tuturnya. John menduga, kebakaran
itu akibat ulah warga setempat yang masuk ke dalam hutan. Pihaknya sudah mengimbau
warga supaya tidak membuat perapian jika memasuki hutan. "Sudah membuat imbauan
kepada warga setempat. Karena kita tidak bisa melarang warga masuk ke hutan,"
bebernya.
Sementara itu, John memastikan, kebakaran itu tidak merembet ke lahan hutan yang
menjadi habitat satwa dilindungi di kawasan itu. "Ketika terjadi kebakaran, kami
langsung blok supaya tidak melintas ke Jemplang. Beruntung tidak sampai meluas ke
sana," tutupnya.

Indonesia Dikepung Bencana, Belum Selesai Gempa NTB Kebakaran juga Terjadi di
Kalimantan
http://wartakota.tribunnews.com/2018/08/09/indonesia-dikepung-bencana-belum-
selesai-gempa-ntb-kebakaran-juga-terjadi-di-kalimantan
BELUM selesai penanganan gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB); ancaman
bencana alam di sejumlah daerah rupanya masih mengintai saat ini.
Salah satunya disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho adalah ancaman kebakaran hutan
di wilayah Kalimantan Barat.
Dalam peta bencana yang dirilis, terlihat sejumlah wilayah Kalimantan Barat hingga
perbatasan Serawak, Malaysia masih mengalami kebakaran.
Peristiwa serupa pun terjadi di wilayah Kalimantan Selatan dan beberapa di wilayah
Kalimantan Tengah.
"Kalimantan Barat membara. Di saat kita perhatian penanganan bencana dampak
gempabumi di Lombok, hotspot kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat
meningkat ada 377 hotspot pada 9/8/2018 pukul 07.00 WIB. Petugas terus memadamkan
dari darat dan udara. Cuaca makin kering," tulis Sutopo lewat akun twitternya
@Sutopo_PN pada Kamis (9/8/2018)
Selain ancaman kebakaran hutan, erupsi Gunung Agung, Bali juga masih dalam
pengamatan pihaknya bersama Basarnas.
Pengamatan terkini, tepatnya pada Kamis (9/8/2018) pukul 06.45 WIB, Gunung Agung
kembali memuntahkan awan panas.
Dalam postingannya, Sutopo berharap agar Gunung Agung tidak kembali erupsi,
sementara itu pihaknya dan aparat terkait membantu korban gempa bumi di Lombok,
Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Hembusan Gunung Agung pagi ini di saat sun rise pada 9/8/2018 pukul 6:45 WITA.
Hai, Gunung Agung jangan meletus ya. Tetaplah tenang. Lanjutkan tidurmu dengan
nyenyak. Biarkan kami fokus menangani dampak gempa 7 SR di Lombok yang masih perlu
membutuhkan bantuan kami," tulisnya berharap.
"Ribuan relawan bergerak membantu korban penanganan dampak gempabumi di Lombok.
Bantuan masih terus dibutuhkan untuk membantu korban," tulisnya.

BMKG: 111 Titik Panas Terpantau di Wilayah Sumatera


https://regional.kompas.com/read/2018/08/12/07221551/bmkg-111-titik-panas-
terpantau-di-wilayah-sumatera
PEKANBARU, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada
Sabtu (11/8/2018) kemarin mencatat 111 titik panas (hot spot) terpantau di Pulau
Sumatera. Satelit Aqua dan Terra BMKG kemarin mendeteksi titik-titik panas itu.
Bibin Sulianto dari BMKG Pekanbaru mengatakan, titik panas terbanyak terpantau di
wilayah Riau, yakni 46 titik. Bibin menjelaskan, 111 titik panas itu terpantau
Sumatra Utara (10 titik), Sumatra Barat (11 titik), Sumatra Selatan (10 titik),
Jambi (4 titik), Lampung (7 titik), Bengkulu (2 titik), Bangka Belitung (6 titik),
dan Riau (46 titik). Di Riau, 46 hot spot itu tersebar di 7 kabupaten dan kota,
yakni 8 titik di Kabupaten Bengkalis, 3 titik di Kabupaten Pelalawan, 1 titik
masing-masing di Kabupaten Meranti, Kuansing, Rokan Hulu, dan Kota Duma, Hot spot
terbanyak, yaitu 31 titik terdapat di Kabupaten Rokan Hilir.
Dari 46 titik itu, yang kondisinya di atas 70 persen atau sudah merupakan titik api
sebanyak 27 titik, yaitu 6 titik di Kabupaten Bengkalis, 18 titik di Kabupaten
Rokan Hilir, serta 1 titik masing masingnya di Kabupaten Kuansing, Pelalawan dan
Dumai. Diprakirakan cuaca panas di Riau masih akan terjadi hingga tiga hari ke
depan. Potensi hujan diprakirakan baru akan terjadi pada 15 Agustus ini.

Anda mungkin juga menyukai