Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TEKTONOFISIK

PEMEKARAN LANTAI SAMUDERA

KELOMPOK 5 :
ARJUN JAYA
FEBRIANTO
RISNO
FARHAN KISHAN
ANDI TATO ODDANG

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

Teori pemekaran lantai samudera sangat berkaitan erat dengan teori tektonik
lempeng. Pemekaran dasar samudera merupakan kunci penemuan tektonik lempeng.
Oleh sebab itu, untuk membahas teori pemekaran lantai samudera perlu pengetahuan
yang cukup tentang teori tektonik lempeng.  Menurut teori Lempeng Tektonik,
lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu lempengan tipis dan keras yang masing-
masing saling bergerak relatif terhadap yang lain. Gerakan ini terjadi secara terus-
menerus sejak bumi ini tercipta hingga sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul
sejak tahun 1960-an, dan hingga kini teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai
peristiwa geologis, seperti gempa bumi, tsunami, dan meletusnya gunung berapi,
juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua, dan samudera. Lempeng
tektonik terbentuk oleh kerak benua (continental crust) ataupun kerak samudera
(oceanic crust), dan lapisan batuan teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak
benua dan kerak samudera, beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer.
Kepadatan material pada kerak samudera lebih tinggi dibanding kepadatan pada
kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat pada kerak samudera (mafik) lebih
berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua (felsik). Di bawah litosfer terdapat
lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan
astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti
cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling
bersinggungan satu dengan lainnya. Karena tiap lempeng bergerak sebagai unit
tersendiri dipermukaan bumi yang bulat, maka interaksi antar lempeng terjadi pada
batas – batas lempeng. Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng
tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu
batas divergen, konvergen, dan transform.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Tektonik Lempeng

 Menurut teori Lempeng Tektonik, lapisan terluar bumi kita terbuat dari suatu
lempengan tipis dan keras yang masing-masing saling bergerak relatif terhadap yang
lain. Gerakan ini terjadi secara terus-menerus sejak bumi ini tercipta hingga
sekarang. Teori Lempeng Tektonik muncul sejak tahun 1960-an, dan hingga kini
teori ini telah berhasil menjelaskan berbagai peristiwa geologis, seperti gempa bumi,
tsunami, dan meletusnya gunung berapi, juga tentang bagaimana terbentuknya
gunung, benua, dan samudera. Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua
(continental crust) ataupun kerak samudera (oceanic crust), dan lapisan batuan teratas
dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudera, beserta lapisan
teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada kerak samudera lebih
tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula, elemen-elemen zat
pada kerak samudera (mafik) lebih berat dibanding elemen-elemen pada kerak benua
(felsik). Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair yang dinamakan astenosfer.
Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini sangat tinggi, batu-batuan di
lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan (fluid). Litosfer terpecah ke dalam
beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Karena
tiap lempeng bergerak sebagai unit tersendiri dipermukaan bumi yang bulat, maka
interaksi antar lempeng terjadi pada batas – batas lempeng. Berdasarkan arah
pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate
boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu batas divergen, konvergen, dan transform.

2.2 Teori Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading)

Hipotesa pemekaran lantai samudera dikemukakan pertama kalinya oleh Harry


Hess (1960) dalam tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing evidence
for sea-floor spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya
pemekaran lantai samudera yang terjadi di pematang tengah samudera (mid oceanic
ridges), Guyots, serta umur kerak samudera yang lebih muda dari 180 juta tahun.
Hipotesa pemekaran lantai samudera pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang
menganggap bahwa bagian kulit bumi yang ada didasar samudera Atlantik tepatnya
di pematang tengah samudera mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya
tarikan (tensional force) yang digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian
mantel bumi (astenosfir). Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu
pematang tengah samudera, maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik
dan membeku. Magma ini terus keluar keatas di pematang tengah samudera dan
menghasilkan aliran magma yang mengalir kedua arah berbeda dan menghasilkan
kekuatan yang mampu membelah pematang tengah samudera. Pada saat lantai
samudera tersebut terbelah, retakan terjadi di tengah pematang dan magma yang
meleleh mampu keluar dan membentuk lantai samudera yang baru. Arus konveksi
yang menggerakkan lantai samudera (litosfir), pembentukan material baru di
Pematang Tengah Samudera (Midoceanic ridge) dan penyusupan lantai samudera
kedalam interior bumi (astenosfir) pada zona subduksi.

Gambar 2.1 Pemekaran Lantai Samudera


Gambar 2.2 Pemekaran Lantai Samudera

 Kemudian lantai samudera tersebut bergerak menjauh dari pematang tengah


samudera sampai dimana akhirnya bertemu dengan lempeng kontinen dan akan
menyusup ke dalam karena berat jenisnya yang umumnya berkomposisi lebih berat
dari berat jenis lempeng kontinen. Penyusupan lempeng samudera kedalam lempeng
benua inilah yang menghasilkan zona subduksi atau penunjaman dan akhirnya
lithosphere akan kembali menyusup ke bawah astenosphere dan terpanaskan lagi.
Kejadian ini berlangsung secara terus-menerus. Dengan adanya zona penunjaman ini
maka akan terbentuk palung pada sepanjang tepi paparan, dan juga akan terbentuk
kepulauan sepanjang paparan benua oleh karena proses pengangkatan. Kerak
samudera yang menunjam ke bawah ini akan kembali ke mantle atau jika bertemu
dengan batuan benua yang mempunyai densitas sama atau lebih besar maka akan
terjadi mixing antara material kerak samudera dengan benua membentuk larutan
silikat pijar atau magma. (Proses mixing terjadi pada kerak benua sampai 30 km di
bawah permukaan bumi). Karena sea floor spreading terus berlangsung maka jumlah
magma hasil mixing yang terbentuk akan semakin besar sehingga akan menerobos
batuan-batuan di atasnya sampai akhirnya muncul ke permukaan bumi membentuk
deretan gunung api. Bagian lempeng masuk ke zona subduksi, memiliki kemiringan
sudut sekitar 45˚. Lempeng ini terus tenggelam ke dalam astenosfer, yang karena
proses waktu yang berjuta-juta tahun, disertai pemanasan yang kuat dari dalam,
bagian yang menekuk ini lama kelamaan akan pecah, hancur-lebur, dan menjadi
bagian dalam bumi kembali. Bagian-bagian litosfer yang bergerak, retak, runtuh
inilah yang merupakan wilayah paling labil, yang menjadi salah satu penyebab
terjadinya gempa, dan jalan yang lebih memungkinkan bagi magma untuk naik
mencapai permukaan bumi, membangun tubuhnya menjadi gunung api.
Teori Hess tentang pemekaran dasar samudera mendapat dukungan bukti dari
mahasiswa tingkat sarjana di Inggris, Frederick J. Vine dan D. H. Matthews.
Pendapat keduanya sebenarnya bukan hal yang baru. Vine dan Matthews
berpendapat bahwa saat lava meluap dan memadat di retakan tengah samudera, lava
basal mendapatkan perkutuban magnet sesuai dengan keadaan pada saat lava ini
memadat. Penelitian tentang kemagnetan mendukung teori pemekaran dasar
samudera.

2.3 Jenis-jenis Pergerakkan Lempeng


 Ada 3 macam pergerakan lempeng yaitu Gerakan Divergen,Gerakan Konvergen
dan Gerakan Sesar.

1.Gerakan Divergen

Gerakan Divergen merupakan gerakan lempeng tektonik yang saling menjauh


dan bergerak secara perlahan. Akibatnya,terjadi retakan-retakan. Retakan-retakan
yang terjadi merupakan jalan keluarnya magma yang terus menerus mengalir. Aliran
magma tadi lama kelamaaan akan muncul sedikit sampai di permukaan bumi yang
dapat menyebabkan timbulnya pulau-pulau vulkanik yang baru. Sedangkan jika
terjadi di dasar laut maka ini akan menimbulkan yang disebut dengan Sea Floor
Spreading atau hamparan dasar laut. 
Batas divergen terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling
menjauh atau saling memberai (break apart). Ketika lempeng tektonik pecah,
lapisan litosfer menipis dan terbelah. Dari belahan tersebut merupakan jalan
keluarnya magma yang terus mengalir. Aliran tersebut lama kelamaan akan muncul
hingga permukaan bumi. Yang dapat menimbulkan pulau – pulau vulkanik yang
baru. Namun jika gerakan divergen terjadi di dasar laut, maka akan menimbulkan
yang namanya hamparan dasar laut (seafloor spreading). Contoh divergen yaitu
pematangan Tengah – Atlantik (Mid-Atlantic Ridge), yang membujur dari utara ke
selatan di sepanjang samudera Atlantik.

2.Gerakan Konvergen

Gerakan Konvergen merupakan gerakan lempeng tektonik yang saling


mendekat sehingga menimbulkan tabrakan antar lempeng. Jika lempeng samudra
menabrak lempeng benua maka sisi lempeng samudra akan melengkung dan masuk
kebawah lempeng benua,karena lempeng benua memiliki berat jenis lebih ringan.
Proses masuknya sisi lempeng samudra kebawah lempeng benua disebut
dengan Penujaman (Subduction)
Batas konvergen adalah pergerakan lempeng tektonik yang saling mendekat
atau saling bertumbukan. Jika samudra menabrak lempeng benua, maka sisi lempeng
samudra akan melengkung dan masuk ke bawah lempeng benua, karena lempeng
benua memiliki berat jenis lebih ringan. Proses tersebut disebut zona tunjaman
(subduction zone). Zona ini sering terjadi gempa. Batas konvergen terdiri 3 macam
yaitu :

a. Konvergen lempeng benua – samudra (ocean – continental)

Jika suatu lempeng samudra menunjam ke bawah lempeng benua, lempeng ini
masuk ke lapisan astenosfer yang suhunya lebih tinggi, kemudian meleleh.
Contohnya pegunungan Andes di Amerika Selatan yaitu salah satu pegunungan yang
terbentuk dari proses ini. Pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara lempeng
Nazka dan lempeng Amerika Selatan.

b. Konvergen lempeng samudera – samudera ( oceanic – oceanic)

Salah satu lempeng samudera menunjam ke bawah lempeng samudera lainnya,


menyebabkan terbentuknya parit di dasar laut. Puncak sebagian gunung berapi ada
yang akan timbul sampai permukaan dan membentuk gugusan pulau vulkanik.
Contohnya pulau Aleutian di Alaska adalah  bentuk pulau vulkanik dari proses ini.
Pulau ini terbentuk dari konvergensi antara lempeng pasifik dan lempeng Amerika
Utara.

c. Konvergen lempeng benua – benua ( continental – continental)

Salah satu lempeng benua menunjam ke bawah lempeng benua lainnya. Wilayah
yang ada di bagian tumbukan akan mengeras dan menebal, sehingga membentuk
deretan pegunungan non vulkanik. Contohnya pegunungan Himalaya dan Plato
Tibet. pegunungan ini terbentuk dari konvergensi antara lempeng India dan lempeng
Eurasia.
3.GerakanSesar

Gerakan Sesar adalah gerakan dua lempeng tektonik yang bergeser dan
menimbulkan patahn batuan lapisan kulit bumi.
Batas transform adalah aktivitas vulkanisme dan gempa tidak kuat atau
lemah. Batas transform terjadi apabila dua lempeng tektonik bergerak saling
berlawanan arah atau saling menggelangsar (slide each other). Kedua lempeng
tektonik tidak saling memberai ataupun saling menumpu. Batas transform disebut
juga sebagai sesar ubahan bentuk (transform fault). Batas transform ini umumnya
terjadi di dasr laut, namun ada juga yang berada di daratan. Contohnya Sesar San
Andreas di California, USA. Ini terjadi karena pertemuan antara lempeng Amerika
Utara dengan lempeng Pasifik.
BAB III
KESIMPULAN

Penyebab dari pergerakan benua-benua dimulai oleh adanya arus konveksi


dari mantel bumi. Arah arus ini tidak teratur, seperti pergerakan udara/awan atau
pergerakan dari air yang direbus. Terjadinya arus konveksi terutama disebabkan oleh
aktivitas radioaktif yang menimbulkan panas. Dalam kondisi tertentu dua arah arus
yang saling bertemu bisa menghasilkan arus interferensi yang arahnya ke atas. Arus
interferensi ini akan menembus kulit bumi yang berada di atasnya. Magma yang
menembus ke atas karena adanya arus konveksi ini akan membentuk gugusan
pegunungan yang sangat panjang dan bercabang-cabang di bawah permukaan laut
yang dapat diikuti sepanjang samudera-samudera yang saling berhubungan di muka
bumi. Lajur pegunungan yang berbentuk linear ini disebut dengan MOR (Mid
Oceanic Ridge atau Pematang Tengah Samudera) dan merupakan tempat keluarnya
material dari mantel ke dasar samudera. Kerak (kulit) samudera yang baru, terbentuk
di pematang-pematang ini karena aliran material dari mantel. Batuan dasar samudera
yang baru terbentuk itu lalu menyebar ke arah kedua sisi dari MOR karena desakan
dari magma mantel yang terus-menerus dan juga tarikan dari gaya gesek arus mantel
yang horisontal terhadap material di atasnya. Lambat laun kerak samudera yang
terbentuk di pematang itu akan bergerak terus menjauh dari daerah poros pematang
dan ‘mengarungi’ samudera. Gejala ini disebut dengan Pemekaran Lantai Samudera
(Sea Floor Spreading).

Anda mungkin juga menyukai