FLUIDA I 2019/2020
MODUL 1
KELOMPOK
NIM : 102217015
Kelas : ME 2017
ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan pada Sabtu, 28 September 2019 di laboratorium Mekanika Fluida Universitas Pertamina.
Percobaan dilakukan sebagai bentuk penelitian lapisan batas pada pipa yang dilakuakan langsung pada praktikum
dengan bahan udara. Percobaan yang kami lakukan bertujuan untuk menentukan pertumbuhan lapisan batas aliran
pada pipa. Metode yang kami gunakan adalah dengan melakukan pengukuran head loss pada manometer yang menjadi
parameter untuk melakukan untuk menentukan kecepatan aliran pada pipa. Hasil dari percobaan adalah bentuk dari
profil kecepatan aliran di setiap titik tidak membentuk cembung ke kanan dan pada titik C seharusnya sudah fully
developed namun hal ini tidak didapatkan karena factor kesalahan kalibrasi ujung pitot di awal percobaan. Faktor
yang mempengaruhi kecepatan aliran adalah luas permukaan, densitas dan faktor gesek dan viskositas.
ABSTRACT
An experiment was carried out on Saturday, September 28, 2019 at the Pertamina University Fluid Mechanics
laboratory. The experiment was conducted form boundary research on pipes that were carried out directly on
practicum with air as a material. Experiments that we did to test the growth of the boundary layer on the pipe. The
method we use is to measure the head loss on the manometer which is a parameter to determine the flow velocity on
the pipe. The results of the experiment are the shape of the flow velocity profile at each point does not form a convex
to the right and at point C has been fully developed but this was not obtained due to the error factor of the pitot tip
calibration at the beginning of the experiment. Factors affecting broad flow velocity, density and friction and viscosity
factors.
Hukum Bernoulli, dalam dinamika fluida adalah hubungan antara tekanan, kecepatan, dan
ketinggian dalam fluida bergerak (cair atau gas), kompresibilitas dan viskositas (gesekan internal)
yang dapat diabaikan dan aliran yang stabil, atau laminar. (Suryana, Hisham, 2018)
Untuk memahami dan menentukan profil kecepatan perlu percobaan langsung yang berhubungan
dengan aliran pada pipa, dilakukan percobaan. Proses percobaan akan mengashilkan laporan
pengamatan dan pada laporan yang berjudul “Pertumbuhan Lapisan Batas( Boundary layer) pada
pipa” akan dijelaskan pengamatan dan analisis profil kecepatan aliran pada pipa.
1. Mahasiswa dapat mengetahui fenomena pertumbuhan lapisan batas (Boundary Layer) pad
pipa.
2. Mahasiswa dapat menentukan factor factor yang mempengaruhi fenomena pertumbuhan
lapisan batas pada pipa.
1.4 Teori Dasar
Lapisan batas termal (Thermal boundary layer) yaitu daerah dimana terdapat gradien suhu dalam
aliran. Gradien suhu itu akibat proses pertukaran panas antara dinding dengan fluida. Bentuk profil
kecepatan di dalam lapisan batas bergantung pada jenis alirannya. Sebagai contoh, perhatikanlah
aliran udara melewati sebuah pipa, yang ditempatkan dengan permukaan sejajar terhadap aliran.
Partikel-partikel fluida yang langsung bersinggungan dengan permukaan tersebut yang menjadi
lambat gerakannya, sedangkan fluida selebihnya terus bergerak dengan kecepatan aliran bebas
(free stream) yang tidak terganggu di depan permukaan. Dengan majunya sepanjang pipa, gaya-
gaya geser menyebabkan terhambatnya semakin banyak fluida, dan tebal lapisan batas meningkat.
(Incroperara, F. P. and D. P. Dewitt, 1981)
Gambar 1.1 Profil kecepatan pada pipa (Incroperara, F. P. and D. P. Dewitt, 1981)
Tabung pitot memiliki bagian pipa besar yang letaknya mendatar dengan luas penampang A1,
kemudian terdapat pipa yang lebih kecil A2 yang dipasang melengkung ke bawah menyatu pada
pipa A1 salah satu ujung pipa A2 berada dalam pipa A1 seperti pada gambar.
Tabung pitot ini dipakai untuk mengukur kecepatan aliran gas dengan massa jenis ρ yang dialirkan
pada penampang pipa A1 ke arah sebelah kanan. Aliran gas juga tentunya akan masuk ke
penampang pipa A2 mendorong cairan bermassa jenis ρ′ setinggi h dan kemudian tertahan,
sehingga besar kecepatan gas yang masuk pada penampang pipa A2 akan sama dengan nol.
Kita bisa gunakan persamaan Bernoulli untuk menentukan besar kecepatan aliran gas pada
penampang pipa A1.
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑔ℎ12 + 2 𝜌𝑣12 = 𝑃2 + 𝜌𝑔ℎ22 + 2 𝜌𝑣22 ……………………………………………..1.1
Ketinggian h1 dan ketinggian h2 adalah sama, maka persamaan di atas bisa kita rubah menjadi
1
𝑃1 − 𝑃2 = 2 𝜌(𝑣22 −𝑣12 )……………………………………………………………………1.2
∆𝑃 = 𝜌𝑔ℎ…………………………………………………………………………………….1.4
BAB 2
METODE PENELITIAN
Alat yang digunakan pada saat praktikum adalah air flow studies, barometer dan manometer.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah udara.
Metode dan langkah kerja yang digunakan pada praktikum ini dimulai dengan memastikan nozzle
inlet standar ( besar ) terpasang pada percobaan. Kemudian dipastikan pelat orifice tidak terpasang.
Tabung pitot dipasang pada posisi 1 (Paling dekat dengan inlet pipa) dan selang dari outlet
disambungkan dari tabung pitot ke manometer. Selang outlet tekanan dingding posisi 1 dipasang
pada manometer disebelah tabung manometer sebelumnya. Kemudian posisi ujung inlet tabung
pitot dipastikan pada bagian tengah pipa dan kipas dinyalakan dengan katup throttle tertutup.
Tahap selanjutnya adalah katup throttle dibuka secara perlahan untuk menjaga tinggi udara pada
mamnometer tidak melebihi batas atas atau bawah skala. Diusahakan posisi throttle ideal dimana
level perbedaan manometer antara tekanan dinamik dan static sekitar 2/3 dari jangkauan skal yang
tersedia. Jika hal ini tidak tercapai sampaii throttle sudah terbuka penuh, maka tabung manometer
harus dimiringka hingga rasio tersebut tercapai. Sudut manometer di rekam jika kemiringan
manometer diperlukan. Kemudian dilakukan pengukuran yan sama pada posisi inlet tabung yang
berbeda dan dilakukan pencatatan skala pada manometer. Temperatur dan tekanan udara direkam
pada saat percobaan.
BAB 3
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
3.2.1 Perhitungan
Pengolahan data pada atabel 3.5 Data pada Titik E
∆H
∆H = Titik Pembacaan – Pitot = 136 -102 = 34 mm = 0.034 m
Kecepatan Udara
𝑘𝑔
2∆𝑃 2𝜌𝑚𝑎𝑛𝑜 ∆ℎ 2 × 781,684 2 𝑚
𝑣=√ = √ =√ 𝑚 = 20.994
𝜌 𝜌𝑎𝑖𝑟 𝑘𝑔 𝑠
1.185 2
𝑚
3.2.2 Plot Kecepatan Udara
Titik A
40
35
30 30
25
20 20
15
10 10
5
0 0 Titik A
-10 0 5 10-10-5 15
-15
-20 -20
-25
-30 -30
-35
-40
Titik B
40
35
30
25
20 20
15
10
5
0 0 Titik B
-5
22.5 23 -10
23.5 24
-15
-20 -20
-25
-30
-35
-40
Gambar 3.2 Grafik B
Titik C
40
35
30
25
20 20
15
10
5
0 0 Titik C
-5
24.2 24.4 24.6 -10 24.8 25
-15
-20 -20
-25
-30
-35
-40
Titik E
40
35
30
25
20 20
15
10
5
0 0
h
-5
0 5 10 15 20 25
-10 30
-15
-20 -20
-25
-30
-35
-40
v
Pada posisi pertama yaitu pada titik A dan B yang berada pada posisi terdekat inlet pipa
bentuk. Bentuk dari plot kecepatan aliran masih belum fully developed dikarenakan lokasi dari
titik A dan B sangant dekat dengan posisi inlet udara pada percobaan ini. Posisi ini
mempengaruhi bentuk dari profil kecepatan aliran pada pipa yang masih belum berbentuk fully
developed. Plot kecepatan seharusnya sudah mulai fully developed pada titik C dimana jarak
dari inlet udara sudah cukup jauh sehingga seharusnya bentuk dari profil kecepatan aliran ada
pipa sudah fully develop pada titik C,D dan E.
Bentuk dari profil kecepatan aliran pada pipa seharusnya cembung ke kanan, namun pada
grafik A,B,C,D dan E didapatkan bentuk dari grafik yang tidak cembung ke kanan. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh proses kalibrasi ujung pitot pada awal percobaan yang tidak sejajar
dengan titik kalibrasi pada inlet alat. Hal ini sangat memepengaruhi bentuk dari profil
kecepatan karena akan mempengaruhi nilai dari Head Loss pada manometer. Jika posisi dari
ujung pitot tidak sejajar akan mengakibatkan aliran udara yang masuk ke dalam pitot tidak
masuk sempurna sehingga pengukuran akan mendapatkan error dan mengakibatkan prodil
kecepatan pada aliran tidak cembung ke kanan. Faktor kesalahan inilah yang mempengaruhi
bentuk dari grafik A,B,C,D dan E tidak membentuk Cembung ke kanan dan mengakibatkan
profil kecepatan yang seharunya sudah fully developed pada titik C tidak didapatkan.
Kesalahan atau galat yang di dapat pada titik D dan E dipengaruhi oleh sulitnya
memperkirakan atau melakukan kalibrasi pada titik D dan E dikarenakan posisinya sangat jauh
dari ujung permukaan. Hampir pada setiap titik terdapat niali head loss nya 0 padahal posisinya
tidak mendekati permukaan pipa yang menunjukkan bahwa letak dan posisi dari ujung pitot
tidak sejajar dengan titk kalibrasi pada inlet alat percobaan.
Hal hal yang mempengaruhi kecepatan aliran dan profil kecepatan pada pipa sehingga
terbentuk cembung adalah luas area permukaan yang dialiri oleh air/udara, faktor factor gaya
gesek dan efek viskos, densitas bahan, dan head loss pada percobaan. Luas area pipa
mempengaruhi kecepatan aliran yang mengakibatkan profil kecepatan minimum terdapat pada
bagian yang mendekati permukaan dan akan maksimum pada bagian tengah pipa. Hal ini
dipengaruhi oleh gaya gesek yang diakibatkan oleh permukaan pipa terhadap aliran air/ udara.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Bentuk dari profil kecepatan aliran pada pipa seharusnya cembung ke kanan, namun pada
grafik A,B,C,D dan E didapatkan bentuk dari grafik yang tidak cembung ke kanan. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh proses kalibrasi ujung pitot pada awal percobaan yang tidak sejajar
dengan titik kalibrasi pada inlet alat. Profil kecepatan yang didapatkan banyak yang
mendapatkan nilai head loss yang nilai nya 0 padahal posisi dari titik tersebut tidak mendekati
permukaan pipa. Hal ini dipengaruhi oleh tidak sejajarnya posisi ujung pitot dengan titik
kalibrasi pada inlet udara. Jika posisi dari ujung pitot tidak sejajar akan mengakibatkan aliran
udara yang masuk ke dalam pitot tidak masuk sempurna sehingga pengukuran akan
mendapatkan error dan mengakibatkan prodil kecepatan pada aliran tidak cembung ke kanan.
Faktor factor yang mempengaruhi kecepatan aliran dan profil kecepatan pada pipa sehingga
terbentuk cembung adalah luas area permukaan yang dialiri oleh air/udara, faktor factor gaya
gesek dan efek viskos, densitas bahan, dan head loss pada percobaan. Luas area pipa
mempengaruhi kecepatan aliran yang mengakibatkan profil kecepatan minimum terdapat pada
bagian yang mendekati permukaan dan akan maksimum pada bagian tengah pipa.
4.2 Saran
Supaya proses kalibrasi dapat berjalan dengan baik sebaiknya disediakan senter untuk melihat
proses kalibrasi atau dengan menyediakan alat percobaan yang trasparan sehingga proses
kalibrasi dapat dilakukan lebih presisi.
REFERENSI
1. Munson, Bruce et all. 2004. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 1. Jakarta : Penerbit
Erlangga.
2. Incroperara, F. P. 1981. Fudamentals of Heat and Mass Transfer 7th Edition.
3. Suryana, Hisham. 2018. Pengertian Hukum Bernouli. ( Situs :
https://hisham.id/2015/07/hukum-bernoulli.html diakses pada 2 Oktober 2019)
4. Wahyu, Byan E. 2019. Modul Praktikum Mekanika Fluida 2. Jakarta : Universitas
Pertamina.
LAMPIRAN