Anda di halaman 1dari 5

POROSITAS DAN PERMEABILITAS PADA BATUAN

M ALIEF YA MORIZ 071001700088

ABASTRAK
Minyak dan gas bumi berasal dari organisme (fosil) dari plankton maupun dari
tumbuhan yang mengalami proses pematangan sebagai akibat dari pembebanan dan
temperatur dalam kurun waktu yang panjang. Sehingga unsur-unsur karbon dan nitrogen
terpisakan membentuk hidrokarbon. Batuan reservoir adalah wadah di bawah permukaan
yang mengandung minyak dan gas.. Pada hakekatnya setiap batuan dapat bertindak
sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan untuk dapat memnyimpan serta
melepaskan minyak bumi. Dalam hal ini batuan reservoir harus mempunyai porositas
yang memberikan kemampuan untuk memnyimpan juga kelulusan atau permeabilitas,
yaitu kemampuan melepaskan minyak bumi. Untuk menghitung nilai porositas digunakan
perbandingan antara volume pori-pori dan volume batuan yang dinyatakan dalam
persen.Pada praktikum ini dilakukan Sembilan percobaan pada material yang berberda..
Dari hasil percobaan didapatkan nilai porositas berturut-turut dari percobaan pertama
hingga terakhir yaitu 45.45%, 57.77%, 30%, 30.87%, 30.90%, 32.72%, 47,27%,13.31%
dan 2.63%.

I. PENDAHULUAN

Minyak dan gas bumi merupakan istilah Indonesia yang pemakaiannya telah
mendarah daging ke kita. Sebelumnya kita lebih banyak menggunakan istilah minyak
tanah yang berarti minyak yang berasal dari dalam tanah untuk mendefinis arti minyak
bumi/minyak mentah. Selain itu, istilah gas bumi yang dalam bahasa Inggris disebut
Earth Gas juga tidak banyak digunakan. Istilah yang lazim digunakan pada masyarakat
kita untuk mendefinisikan gas bumi adalah Liquid Petroleum Gas. Dengan diketahuinya
bahwa minyak bumi terdapat bersama-sama dengan gas bumi, maka istilah yang lazim
digunakan sekarang adalah minyak dan gas bumi.

Minyak dan gas bumi berasal dari organisme (fosil) dari plankton maupun dari
tumbuhan yang mengalami proses pematangan sebagai akibat dari pembebanan dan
temperatur dalam kurun waktu yang panjang. Sehingga unsur-unsur karbon dan nitrogen
terpisakan membentuk hidrokarbon. (Imran, 2017)

Menurut Hedberg (1964) mendefinisikan sebagai suatu campuran kompleks yang


terutama terdiri dari zat hidrokarbon yang terdapat secara alami dan dapat berupa cairan,
gas atau padat, yaitu minyak mentah dan gas alam serta aspal alam yang komersil
didalam industry minyak. (Hedberg, 1964)

Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pori-pori adalah :

1. Besar butir
Besar butir mempengaruhi ukuran pori-pori, tetapi sama sekali tidak
mempengaruhi porositas total dari pada batuan.

2. Pemilahan (Sorting)
Penyebaran berbagai macam besar butir. Misalnya, jika sedimen di endapkan
dalam arus yang kuat maka pemilahannya akan lebih baik dan dengan demikian
memberikan besar butir yang hamper sama. Jika pemilahan sangat buruk, batuan
yang terdiri daripada butiran-butiran dari berbagai ukuran. Dengan demikian
rongga yang terdapat di antara butiran besar akan diisi butiran yang lebih kecil
lagi sehingga porositasnya berkurang.
3. Bentuk dan kebundaran
Bentuk suatu butiran klastik didefinisikan sebagai suatu hubungan terhadap suatu
bola yang dipakai sebagai standar, sedangkan kebundaran didasarkan atas
ketajaman atau menyudut dari pada pinggiran butir. Bentuk butiran menghasilkan
suatu penyusun butir yang lebih ketat atau lebih lepas dan dengan demikian
menentukan bentuk dan besar rongga. Pada umumnya, jika bentuk butiran
mendekati bentuk bola maka permeabilitas dan porositasnya akan lebih
meningkat.
4. Penyusun butir
Penyusun butir sanagt mempengaruhi porositas. Butiran yang berbentuk bola dan
seragam akan memberikan nila porositas 47,6%.
5. Kompaksi dan sedimentasi
Kompaksi dan sedimentasi juga mempengaruhi besar kecilnya rongga-rongga
yang ada. Kompaksi akan menyebabkan penyusunan yang lebih ketat sehingga
sebagian rongga-rongga akan hilang. Sementasi terjadi jika rongga-rongga terisi
oleh larutan yang diendapkan semen, misalnya Sparry calcite. Suatu batupasir
yang tidak tersementasikan, misalnya, akan mempunyai porositas yang lebi besar
tetapi biasanya bersifat lepas-lepas. (R P Koesoemadinata, 1980)
II. METODE DALAM MENENTUKAN POROSITAS

Adapun metode penelitian yang dilakukan pada pengamatan porositas adalah


:
1. Mengukur volume total batuan
2. Mengukur volume pori batuan
3. Menghitung nilai porositas dengan menggunakan rumus :
Volume Pori −pori
∅= x 100 %
Volume keseluruhan batuan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Gelas 1

Pada percobaan pada gelas pertama menggunakan material dengan volume 1100
ml dan volume pori 500 ml. Dengan bentuk butir Angular 30% dan Subrounded 70%
serta ukuran butir bongkah. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus maka
didapatkan nilai porositas sebesar 45.45%.
2. Gelas 2

Gambar 4.2 Volume pori dan Volume Batuan Gelas 2

Pada percobaan pada gelas ke duamenggunakan material dengan volume 450 ml


dan volume pori 260 ml. Dengan bentuk butir Subrounded 40% dan Angular 60% serta
ukuran butir bongkah. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus maka
didapatkan nilai porositas sebesar 57.77%.

3. Gelas 3

Gambar 4.3 Volume Pori dan Volume Batuan Pada Gelas 8

Pada percobaan pada gelas kedelapan menggunakan material dengan volume 370
ml dan volume pori 50 ml. Dengan bentuk butir Subrounded 20% dan Raunded 80%
serta ukuran butir pasir sangat kasar. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus
maka didapatkan nilai porositas sebesar 13.31%
Dari hasil percobaan tersebut disimpulkan : apabila nilai ukuran butir semakin
kecil maka nilai porositas juga akan turun begitupun sebaliknya jika ukuran butir besar
maka nilai porositas juga akan besar. Untuk bentuk butir semakin jelek bentuk butir
maka semakin besar porositasnya dan sebaliknya jika semakin bagus bentuk butir maka
semakin kecil porositasnya.

IV. KESIMPULAN

Dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan yaitu :


1. Porositas merupakan perbandingan antara volume rongga-rongga pori terhadap
volume total seluruh batuan dan dinyatakan dalam persen.
2. Dari hasil percobaan dengan Sembilan sampel didapatkan nilai porositas
berturut-turut dari percobaan pertama hingga terakhir yaitu 45.45%, 57.77% dan
13.3
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Dosen.2017.Buku Penuntun Praktikum Karakteristik Batuan Reservoir.

jakarta : universitaas trisakti.

Anda mungkin juga menyukai