Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

BIOLOGI TERESTRIAL
Selasa, 24 Maret 2020

Petunjuk:
1. Tuliskan NIM Anda pada footer dokumen ini!
2. Jawablah pertanyaan di bawah ini pada tempat yang disediakan, simpan dengan format
pdf, rename file dengan format: NIM UTS Biologi Terestrial, kemudian submit ke Google
Drive paling lambat 24 Maret 2020 pukul 15.00 WIB.
3. Ujian bersifat open book, pastikan Anda tidak bekerja sama dengan peserta ujian lain!

Pertanyaan:
1. Di bawah ini disajikan data atribut pohon dan tegakan di Taman Nasional Gunung
Ciremai, Indonesia; analisis regresi antara ketinggian dan (a) jumlah spesies, (b) jumlah
suku, dan (c) kerapatan pohon.

(Sumber: Rozak & Gunawan, 2015)

1.1. Faktor apa yang menjadi penentu pola biogeografi seperti pada gambar di atas?
1.2. Cobalah interpretasikan ketiga data di atas dan jelaskan mengapa fenomena tersebut
tersebut terjadi!
1.3. Kemukakan teori-teori lain yang menjelaskan mengenai pola biodiversitas dan
kekayaan jenis di suatu wilayah!
2. Setujukah Anda dengan pernyataan berikut? Kemukakan argumentasi Anda dengan
komponen minimal: klaim (mendukung/menyanggah pernyataan), data dan/atau
penjelasan sebagai jaminan (warrant), serta teori sebagai backing klaim Anda.
2.1. Spesies yang ada di suatu lokasi saat ini karena nenek moyang mereka bertahan
dengan lingkungan yang sesuai untuk hidup dan berbiak.
2.2. Siklus biogeokimia di Bumi selalu melibatkan proses fisik, kimiawi, dan biologis.
2.3. Sebenarnya keberadaan hutan tidak selamanya menguntungkan karena banyak air
yang terbuang sia-sia melalui proses transpirasi.
2.4. Laju siklus nutrien yang berlangsung dalam suatu ekosistem selalu sama.

3. Bagaimana cahaya, CO2, dan nitrogen berinteraksi memengaruhi proses fotosintesis pada
tumbuhan?

UTS Biologi Terestrial NIM: 1704637 1


4. Bagaimana pengendalian GPP (long and short term control) dikaitkan dengan tipe bioma?

5. Bagaimana alokasi pada akar (root) vs tajuk (shoot) sebagai respon terhadap naungan,
nutrien, air, dan herbivori?

Jawaban:
1. –
1.1 Altitude/ketinggian pada suatu zona (Taman Nasional Gunung Ciremai).
1.2 Berikut ini adalah interpretasi dari ketiga data di atas:
a. Pada data (a), data tersebut menampilkan pengaruh ketinggian terhadap
jumlah spesies pohon. Jumlah spesies terbanyak terdapat pada ketinggian
500 mdpl dan yang jumlah yang paling sedikit terdapat pada ketinggian
2500 mdpl. Grafik tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi suatu
zona, maka semakin rendah jumlah spesies yang terdapat pada zona
tersebut. Artinya, terdapat hubungan yang kontradiktif antara ketinggian
suatu zona dengan jumlah spesies.
b. Pada data (b), data tersebut juga menampilkan hubungan yang kontradiktif
antara ketinggian suatu zona dengan jumlah famili pohon. Hal tersebut
terlihat dari pola grafik jumlah famili yang menurun dari arah kiri ke
kanan seiring dengan meningkatnya ketinggian suatu zona.
c. Pada data (c), data tersebut menampilkan kerapatan pohon seiring dengan
peningkatan ketinggian suatu zona. Data tersebut menunjukkan hasil yang
positif antara kerapatan pohon dengan ketinggian suatu zona. Artinya,
semakin meningkat ketinggian suatu zona, maka semakin tinggi pula
tingkat kerapatan pohonnya.
1.3 Penemuan mengenai jumlah spesies yang menurun seiring dengan
meningkatnya ketinggian suatu zona sesuai dengan teori jumlah spesies pohon
di hutan tropis cenderung menurun dengan meningkatnya altitude dan latitude-
nya (Rahbek, 1995; Aiba and Kitayama, 1999; Givnish, 1999; Acharya et al.,
2011; Kraft et al., 2011).
Hutan dengan ketinggian yang tinggi cenderung memiliki jumlah spesies yang
sedikit karena pada masa lalu terdapat faktor atau gangguan di ketinggian
tersebut (Aiba et al., 2005; Oommen and Shanker, 2005).
2. –
2.1 Tidak semua spesies yang ada pada saat ini merupakan akibat dari nenek
moyang mereka yang bertahan dengan lingkungan yang sesuai untuk hidup
dan berkembang biak. Ahli anatomi Perancis, Georges Cuvier (1769 -1832)
menyadari bahwa sejarah kehidupan terekam dalam strata yang mengandung
fosil, maka ia mendokumentasikan suksesi spesies-spesies yang terjadi di
Lembah Paris. Dia mencatat bahwa setiap stratum ditandai dengan suatu
kelompok spesies fosil yang unik, dan semakin dalam (semakin tua) stratum,
maka semakin berbeda flora dan fauna dari kehidupan modern. Bahkan,
Cuvier menduga bahwa kepunahan merupakan peristiwa yang umum terjadi
dalam sejarah kehidupan. Dari stratum ke stratum, spesies baru muncul

UTS Biologi Terestrial NIM: 1704637 2


dan spesies lama menghilang. Cuvier berasumsi bahwa setiap batas di
antara strata berhubungan dengan suatu masa terjadinya bencana alam,
seperti banjir, kekeringan, dan kemarau hebat yang memusnahkan banyak
spesies yang hidup di sana pada masa itu. Ia mengemukakan bahwa
bencana alam periodik ini umumnya hanya terbatas pada suatu wilayah
geografi lokal, dan daerah yang mengalami kerusakan atau bencana akan
dihuni kembali oleh spesies yang berpindah dari daerah lain.
2.2
3. ..
4. ..
5. ..
Referensi
Oommen, M.A. and K. Shanker. (2005). Elevational species richness patterns emerge from
multiple local mechanisms in Himalayan woody plants. Ecology, 86(11), 3039-3047.
Aiba, S-I., M. Takyu, and K. Kitayama. (2005). Dynamics, productivity, and species
richness of tropical rainforests along elevational and edaphic gradients on Mount
Kinabalu, Borneo. Ecological Research, 20, 279-286.
Aiba, S–I., and K. Kitayama. (1999). Structure, composition and species diversity in an
altitude-substrate matrix of rain forest tree communities on Mount Kinabalu, Borneo.
Plant Ecology, 140, 139-157.
Rahbek, C. (1995). The elevational gradients of species richness: a uniform pattern?
Ecography, 182, 200-205
Givnish, T.J. (1999). On the causes of gradients in tropical tree diversity. Journal of Ecology,
87, 193-210
Kraft, N.J.B., L.S. Comita, J.M. Chase, N.J. Sanders, N.G. Swenson, T.O. Crist, J.C. Stegen,
M. Vellend, B. Boyle, M.J. Anderson, H.V. Cornell, K.F. Davies, A.L. Freestone,
B.D. Inouye, S.P. Harrison, and J.A. Myers. (2011). Disentangling the drivers of
BETA diversity along latitudinal and elevational gradients. Science, 333, 1755-1758.
Acharya, B.K., B. Chettri, and L. Vijayan. (2011). Distribution pattern of trees along an
elevation gradient of Eastern Himalaya, India. Acta Oecologica, 37, 329-336.

UTS Biologi Terestrial NIM: 1704637 3

Anda mungkin juga menyukai