Anda di halaman 1dari 14

BISNIS INTERNASIONAL

Komponen-komponen Budaya dan Implikasinya Terhadap Bisnis


Internasional
EKU 414E EP / E 4.2

Dosen Pengampu : Gede Bayu Rahanatha, SE, MM

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2

1. Ni Made Dwi Rismayanti (1707512054/ 6)


2. Ursula Dangu (1707512106/ 7)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2019/2020
DAFTAR ISI

BAB I........................................................................................................................3
PENDAHULUAN....................................................................................................3
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................3
1.2 Tujuan Penulisan Paper.................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................4
2.1. Pengertian Budaya ( Secara Luas )..................................................................4
2.1.1. Pengertian Budaya Lingkup Bisnis lnternasional.....................................4
2.2. Enam Cara dalam Melakukan Bisnis Lintas Budaya Internasional................5
2.3. Komponen-Komponen Budaya.......................................................................5
2.4. Karakteristik kebudayaan................................................................................7
2.5. Pengaruh Implikasi Budaya Terhadap Bisnis lnternasional............................8
2.6 Study Kasus....................................................................................................10
BAB III...................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1. Kesimpulan....................................................................................................12

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu aspek yang paling berpengaruh dalam pemasaran internasional adalah faktor
budaya. Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri
untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi akibat adanya aspek budaya ini. Hal ini karena
setiap daerah dan batas wilayah memiliki budaya yang berbeda-beda. Sehingga Dalam membuat
produk, budaya merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi karakteristik produk
tersebut.
Di sisi lain hubungan bisnis antara pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan bisnis iuqa
sangat dipengaruhi oleh faktor budaya atau kebangsaan varia berbeda. sehingga pemasaran
internasional memiliki tantangan tersendiri dalam ke dinamisan faktor budaya internasional
tersebut; Salah aat tantangan yang harus dihadapai oleh perusahaan global dalah karakteristik
perilaku konsumen yang semakin kompleks. Hal ini karena perilaku pembelian dan kebutuhan
konsumen didorong oleh norma-norma budaya. Latar belakang budaya juga mempengaruhi
konsumen dalam mengolah informasi dan faktor yang memotivasi konsumen dalam melakukan
pembelian. Perusahaan yang melakukan bisnis global berarti berhubungan dengan konsumen,
mitra strategis, distributor dan pesaing dengan pola pikir budaya yang berbeda.

1.2 Tujuan Penulisan Paper


1. Untuk mengetahui tentang arti dari kebudayaan baik dalam arti luas maupun menurut
para ahli
2. Untuk mengetahui tahapan dan cara melakukan bisnis internasional & memandang aspek
budaya
3. Untuk mengetahui komponen-komponen dari Budaya
4. Untuk mengetahui karakteristik dari Budaya dalam bisnis Internasional
5. Untuk mengetahui implikasi budaya terhadap bisnis internasional
6. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi akibat mengabaikan aspek Budaya
dalam bisnis internasional (Tersaji dalam study kasus)

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Budaya ( Secara Luas )

Sampai saat ini belum ada kesepakatan antara para ahli untuk mendefinisikan bahwa
budaya secara umum, namun terdapat beberapa pendapat para ahli mengenai definisi budaya itu
sendiri diantaranya: menurut (Edward B. Taylor) Kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat. Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan.
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan relajar. Sedankan menurut Dr. K. Kupper kebudayaan merupakan sistem
gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku,
baik secara individu maupun kelompok. Dan menurut William H. Haviland kebudayaan adalah
seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika
dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di
terima oleh semua masyarakat.

2.1.1. Pengertian Budaya dalam Lingkup Bisnis lnternasional

Secara terminologi budaya adalah keseluruhan kepercayan. aturan, teknik, kelembagaan


dan anefak buatan manusia yang mencirikan populasi manusia. Jadi budaya terdiri atas poIa-pola
yang dipelajari mengenai periaku umum bagi anggota dari masyarakat tertentu. yaitu gaya hidup
yang unik dari suatu kelompok atau orang tertentu. Kebudayaan adalah kumpulan nilai,
kepercayaan, perilaku, kebiasaan. dan sikap yang membedakam suatu masyarakat dari yang
lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat menentukan ketentuan ketentuan yang mengatur
bagaimana perusahaan dijalankan dalam masyarakata tersebut.
Terdapat cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk menyesuaikan diri atau hidup
dengan budaya-budaya lain yaitu menyadari bahwa annya budaya yang berbeda dari budayanya
sendiri dan mereka harus mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut sehingga dapat
4
beradaptasi. Tetapi menurut E.T. Hail terdapat dua cara untuk menyesuaikan diri dari budaya
yaitu:
a. Menghabiskan seumur hidup disuatu negara tersebut.
b. Menjalani suatu program pelatihan yang sangat canggih dan ekstensif yang mencakup
karakteristik-karakteristik utama dari suatu budaya, termasuk budaya itu sendiri.

2.2. Enam Cara dalam Melakukan Bisnis Lintas Budaya Internasional

1. Lakukanlah Persiapan.
2. Jangan Terburu buru.
3. Bangkitkan Kepercayaan.
4. Memahami pentingnya Bahasa.
5. Menghormati Budaya.
6. MemahamiUnsur Unsur Budaya.
Budaya juga sangat mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran,
beraneka ragam sikap dan nilai menghambat banyak perusahaan untuk menggunakan bauran
pemasaran yang sama disemua pasar. Begitu juga dalam manajemen sumber daya manusia,
budaya nasional merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer ,serta dalam
produksi dan keuangan faktor budaya sangat mempengaruhi dalam kegiatan produksi dan
keuangan

2.3. Komponen-Komponen Budaya

Kebudayaan suatu masyarakat menentukan bagaimana anggota anggotanya


berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Unsur unsur dasar kebudayaan adalah struktur
sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai-nilai serta sikap. Interaksi unsur-unsur ini
mempengaruhi lingkungan lokal yang merupakan tempat bisnis internasional dijalankan. Berikut
beberapa Komponen-Komponen kebudayaan yang perlu diperhatikan karena mempunyai
relevansi dengan bisnis internasional :
1. Materi Hidup (Material life) Komponen utama dari kebudayaan adalah aspek
materialnya. Kehidupan material terutama mengacu pada teknologi yang digunakan

5
untuk memproduksi, mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang dan jasa dalam
masyarakat. Perbedaan dalam lingkungan material menjelaskan mengenai perbedaan
dalam tingkat dan jenis permintaan barang konsumsi.
2. Struktur sosial adalah seluruh kerangka yang menentukan peran individu-individu dalam
masyarakat, stratifikasi masyarakat, dan mobilitas individu dalam masyarakat tertentu.
Strafikasi sosial didefinisikan semua masyarakat mengelompokkan orang-orang dalam
batas tertentu berdasarkan kelahiran, pekerjaan, tingkat pendidikannya, atau ciri-ciri
lainnya. Namun, pentingnya kategori ini dalam menentukan bagaimana individu-individu
berinteraksi satu sama lain dalam dan diantara kelompok kelompok ini berbeda beda dari
satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
3. Mobilitas sosial adalah kemampuan individu berpindah dari suatu strata masyarakat ke
strata lainnya, mobilitas social cenderung akan lebih tinggi dalam masyarakat yang
kurang terstratifikasi.
4. Bahasa adalah cerminan utama kelompok-kelompok budaya karena bahasa merupakan
sarana penting yang dipakai anggota anggota masyarakat untuk berkomunikasi satu sama
lain. Ada beberapa jenis bahasa diantarnya: bahasa sebagai senjata bersaing, bahasa
sebagai perantara, bahasa sebagai terjemahan. dan bahasa untuk berkata tidak.
Bahasa merupakan tantangan yang dihadapi oleh pemasaran internasional. Bahasa sering
digambarkan sebagai elemen yang paling penting dalam melakukan interaksi sosial.
Bahasa merupakan sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi di
dalam lingkungan.
5. Komunikasi diluar batas budaya, secara verbal maupun non verbal adalah suatu keahlian
yang sangat penting bagi para manajer internasional, walaupun komunikasi terkadang
dapat berlangsung secara salah diantara orang orang yang mempunyai kebudayaan yang
sama, peluang miskomunikasi akan sangat meningkat apabila orangorang tersebut berasal
dari budaya yang berbeda.
6. Agama adalah aspek penting kebanyakan masyarakat. Agama mempengaruhi bagaimana
cara anggotaanggota masyarakat berhubungan satu sama lain dan dengan pihak luar,
agama membentuk sikap yang dimiliki pemeluknya terhadap pekerjaan, konsumsi,
tanggung jawab individu, dan perencanaan untuk masa depan. memainkan peran penting
dalam banyak masyarakat. Ketika agama adalah bagian penting dalam kehidupan

6
konsumen. perusahaan harus dapat menyadarinya. Dalam masyarakat Islam, perusahaan
dapat memperluas daya tarik merek mereka dan mengembangkan bisnis mereka dengan
terlibat dengan konsumen Muslim dengan memastikan bahwa produk-produk yang dijual
adalah halal dan menempelkan logo halal pada setiap produk yang akan di pasarkan.
7. Nilai dan sikap budaya juga mempengaruhi nilai dan sikap anggota anggota suatu
masyarakat. Nilai adalah prinsip dan standar yang diterima anggota-anggota tersebut.
Sikap terdiri atas tindakan, perasaan, dan pemikiran yang dihasilkan nilainilai tersebut.
Nilai-nilai budaya sering berasal dari kepercayaan yang sangat mendalam tentang
kedudukan individu dalam hubungan dengan Tuhan. keluarga, dan hierarki sosial. Sikap
budaya terhadap factor-faktor seperti waktu, umur, pendidikan, dan status mencerminkan
nilai-nilai ini dan pada gilirannya membentuk perilaku dan kesempatan yang tersedia
bagi bisnisbisnis internasional pada suatu negara tertentu.
8. Interaksi sosial bahwa sebuah aspek penting dari budaya adalah interaksi sosial antara
orang-orang. Interaksi sosial mengacu pada cara di mana anggota masyarakat
berhubungan satu sama lain. Mungkin ungkapan yang paling penting dari interaksi sosial
adalah konsep kekerabatan. Konsep ini bervariasi secara dramatis di seluruh masyarakat.
9. Estetika mengacu pada ide-ide dan persepsi bahwa budaya sangat menjunjung tinggi
keindahan dan rasa yang baik. Di wilayah Asia-Pasifik, ekspresi estetika didorong oleh
dua prinsip yakni: (1) kompleksitas dan dekorasi (berbagai bentuk, bentuk, dan warna),
(2) harmoni dan pandangan mengenai alam (misalnya, pegunungan, bunga, pohon-
pohon).
10. Pendidikankan adalah salah satu instrumen utama untuk penyaluran budaya dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Dua aspek pendidikan yang penting bagi pemasar
internasional adalah tingkat pendidikan dan kualitas pendidikan tersebut.
11. Sistem Nilai bahwa Semua budaya memiliki sistem nilai yang membentuk masyarakat
norma dan standar. Norma-norma mempengaruhi sikap masyarakat terhadap obyek dan
kode perilaku.

7
2.4. Karakteristik kebudayaan
Dalam bisnis Internasional beberapa karakteristik kebudayaan ini perlu diperhatikan bagi
manajer yang menjalankan bisnis internasional, karena karakteristik ini mempunyai relevansi
dengan bisnis internasional
a) Kebudayaan mencerminkan perilaku yang dipelajari (learned behaviour) yang ditularkan
dari satu anggata masyarakat yang lainnya.
b) Unsur-unsur kebudayaan saling terikat (interrelated)
c) Kebudayaan sanggup menyesuaikan diri (adaptive) Kebudayaan berubah Sesuai dengan
kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi masyarakat tersebut
d) Kebudayaan dimiliki bersama (Shared) oleh anggota-anggota masyarakat tersebut   Dan
tentu saja menentukan keanggotaan masyarakat itu orang-orang yang sama-sama
memiliki suatu kebudayaan adalah anggota suatu masyarakat orang-orang yang tidak
memilikinya.
Salah satu cara untuk mencirikan perbedaan dalam berbagai budaya adalah pendekatan
konteks rendah konteks tinggi ( low context high contex)yang dikembangkan oleh Edward dan
Mildred Hall dalam budaya konteks rendah ( low context culture) kata-kata yang dipakai
pembicaraan secara eksplisit menyampaikan pesan pembicara tersebut kepada pendengarnya.
Dalam budaya konteks tinggi (high context culture), konteks terjadinya pembicaraan tersebut
akan sama pentingnya dengan katakata yang benar-benar diucapkan dan petunjuk-petunjuk
budaya berperan penting dalam memahami apa yang sedang dikomunikasikan.
Pendekatan kelompok budaya adalah teknik lain dalam mengklasifikasi dan memahami
budaya-budaya nasional dan Kesamaan -kesamaan pendapat dalam banyak budaya, dengan
demikian mengurangi sebagian kebutuhan menyesuaikan praktik-praktik bisnis untuk memenuhi
permintaan permintaan budaya lokal. Antropolog. sosiolog. dan para sarjana bisnis internasional
telah menganalisa faktor-faktor seperti kepuasan kerja. peran kerja. dan hubungan antar pribadi
di tempat kerja dalam upaya untuk mengenali kelompok-kelompok Negara yang memiliki nilai-
nilai budaya serupa yang dapat mempengaruhi praktik bisnis internasional. Suatu kelompok
budaya terdiri atas Negara-negara yang memiliki banyak kesamaan budaya walaupun juga
terdapat perbedaan budaya.

8
2.5. Pengaruh Implikasi Budaya Terhadap Bisnis lnternasional
a) Produk Dalam Pemasaran internasional, pelaku usaha harus dapat menciptakan produk
yang sesuai dengan target pasar mereka. Dan budaya merupakan suatu instrumen yang
sangat penting untuk digunakan dalam menciptakan produk dalam perspektif global.
Karena setiap daerah pemasaran membutuhkan produk yang berbeda serta pendekatan
yang berbeda dalam penciptaan produk tersebut. Produk tertentu, khususnya, makanan,
minuman, dan pakaian memiliki hubungan dan ikatan budaya yang sangat kental
dibandingkan dengan produk lainnya seperti mobil dan sepeda motor. Produk atau jasa
juga dapat dilarang atau dibatasi karena alasan budaya. Pada bulan Maret 2004,
pemerintah Arab Saudi melarang impor dan penjualan ponsel yang menggunakan kamera
setelah adanya laporan tindakan pelanggaran (memotret perempuan) oleh pemilik ponsel
tersebut. Di China Pepsi menciptakan produk dengan kemasan berwarna merah untuk
menarik perhatian pembeli dengan alasan warna merah merupakan warna keberuntungan
bagi masyarakat China.
b) Harga ( Price ) Kesediaan pelanggan untuk membayar produk yang dipasarkan akan
bervariasi pada daerah yang memiliki budaya yang berbeda. Produk yang dianggap
memiliki nilai yang baik dalam satu budaya, mungkin memiliki nilai lebih dan dihargai
lebih mahal dibandingkan dalam budaya lain. Di China penetapan harga barang sering
menggunakan angka 8. Misalnya 20 dollar sering dibuat dengan angka 19.8 dollar dari
pada menggunakan angka 19.9 dollar yang biasa dilakukan pada pasar secara luas di
dunia. Hal ini karena Dalam budaya Cina, angka 8 dikaitkan dengan kemakmuran dan
c) Tempat ( Place ) Distribusi Variabel budaya juga dapat menentukan strategi distribusi.
Hal ini bergantung dari gaya hidup masing-masing dan budaya masing-masing daerah.
Sebagai contoh Avon, pembuat kosmetik dari Amerika menggunakan pendekatan
distribusi yang berbeda dengan cara penjualan langsung kepada pelanggannya yang biasa
di lakukan di Amerika. untuk pangsa pasar Taiwan dan China, Avon bereksperimen
dengan alternatif distribusi untuk menjual produk-produknya dengan penggunaan kios,
counter kecil di department store, internet, dan menjual produk di rumahbelania saluran
TV. Hal ini lebih menarik konsumen Taiwan dan China untuk melakukan pembelian.
Contoh lain adalah pendekatan distribusi yang di lakukan oleh Mc Donald. Di beberapa
negara McDonald sekarang menawarkan layanan antar untuk setiap produk yang di beli

9
oleh konsumennya. Model ini berjalan efektif untuk daerah perkotaan ygng telah maju
dengan tingkat kesibukan penduduknya yang tinggi serta ketersediaan tenaga pengantar
yang masih relatif murah. Di Mesir, sistem layanan antar menyumbangkan 27% dari
pendapatan MC Donald.
d) Promosi ( Promotion ) adalah salah satu yang paling menonjol. Budaya biasanya akan
memiliki pengaruh besar pada strategi komunikasi perusahaan. Peristiwa penting dari
kalender budaya suatu negara (misalnya, Tahun Baru Cina, Ramadhan) sering
menciptakan peluang pemasaran utama dengan komunikasi pemasaran yang berbeda.
Promosi menjadi sangat penting dalam strategi pemasaran internasional karena Cara di
mana pelanggan memproses komunikasi pemasaran seringkali bergantung pada nilai-nilai
budaya mereka. Oleh karena itu pelaku pemasaran internasional harus berhati-hati
melakukan komunikasi oemasaran melalui strategi promosi iklan dan advertising lainnya,
hal inikarena gaya iklan yang efektif 'dalam budaya tertentu dapat menjadi
kontraproduktif dalam budaya lain. Dalam konteks budaya tinggi (misalnya, Spanyol,
Italia, Jepang), gaya komunikasi cenderung lebih langsung dan halus. Dalam konteks
budaya rendah (misalnya, Jerman)

10
2.6 Study Kasus

Berikut merupakan beberapa case study mengenai pentingnya mempertimbangkan


budaya dalam praktik bisnis. Di Jepang Procter & Gamble (P&G) menggunakan suatu iklan
untuk sabun camay, dimana seorang pria yang menemui seorang wanita untuk pertama kalinya
membandingkan kulit wanita tersebut dengan boneka porselen yang indah. Meskipun iklan itu
berhasil baik di Amerika Selatan & Eropa, namun iklan tersebut dianggap menghina orang
jepang. Bagi seorang pria Jepang mengatakan sesuatu seperti itu kepada wanita Jepang
menunjukkan bahwa ia bodoh/kasar, kata seorang ahli periklanan yang bekerja untuk klien di
Jepang. Menariknya P&G telah menggunakan iklan tersebut meskipun mendapat peringatan dari
agen periklanan itu.
Kesalahan lain yang dilakukan P&G dalam mengelola bisnis internasionalnya adalah
berkaitan dengan promosi produk sabun camay, lklan camay yang gagal di jepang adalah iklan
yang memperliatkan seorang wanita Jepang yang sedang mandi ketika suaminya masuk ke
kamar mandi. Wanita tersebut mulai menceritakan kepada suaminya tentang sabun
kecantikannya yang baru, tetapi suaminya mengelus pundak wanita itu, mengisyaratkan bahwa
busa sabun bukanlah apa yang dia pikirkan. Meskipun iklan itu diterima dengan baik di Eropa,
namun sangat gagal di Jepang, karena di Jepang memandang campur tangan suami atas istrinya
adalah sikap yang tidak baik.
P&G juga telah melakukan kesalahan karena kurang memiliki pengetahuan mengenai
budaya bisnis. Perusahaan itu memperkenalkan deterjen cheer dengan memberikan potongan
harga, tetapi hal ini merendahkan reputasi merek sabun tersebut, kata seorang pesaing. Potongan
harga di Jepang memiliki arti berbeda dengan di Eropa & Amerika Serikat, di Jepang sekali anda
memberikan diskon atas produk anda sulit sekali untuk menaikkan kembali harganya. Para
pedagang besar di Jepang mereka terbiasa menghasilkan uang yang lebih sedikit karena akibat
dari margin yang kecil. Selain itu, tampaknya P&G tidak menyadari bahwa ibu -ibu rumah
tangga di Jepang tidak memiliki mobil keluarga untuk membawa belanjaan, sehingga mereka
berbelanja di warungwarung sekitar tempat tinggalnya. Para pedagang eceran kecil ini, menjual
sekitar 30% dari semua deterjen yang diperdagangkan di Jepang, dengan toko yang memiliki
ruang rak yang terbatas, hal tersebut yang membuat mereka tidak suka menyimpan
produkproduk yang didiskon. karena laba yang diperoleh lebih rendah.

11
Berdasarkan case studi dari P&G di Jepang, dapat disimpulkan pentingnya memahami
budaya negara yang dituju dalam menjalankan bisnis internasional. Dan dari case studi tersebut
dapat disimpulkan bahwa budaya memiliki pengaruh terhadap bisnis internasional. Kesimpulan
tersebut sesuai dengan hasil penelitian dari (Aiqner dan Kraemer 1994-2000). Para eksekutif
telah mengidentifikasi "Perbedaan Budaya" sebagai masalah yang paling serius mempengaruhi
penjualan dan operasi bisnis internasional mereka,
Karena perbedaan budaya terdapat di seluruh negara sebuah pemahaman dari pengaruh
budaya dalam perdagangan internasional merupakan hal penting untuk diketahui manajemen
internasional Jika manajer internasional tidak mengetahui sesuatu tentang budaya dari Negara
lain yang mereka tuju untuk berbisnis., maka hal tersebut akan menimbulkan bencana bagi
perusahaan
manajer yang menjalankan bisnis

12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Kebudayaan adalah kumpulan dari nilai, kepercayaan, pen'laku, kebiasaan dan sikap yang
membedakam suatu masyarakat dari yang lainnya. Kebudayaan suatu masyarakat
menentukan ketentuan ketentuan yang mengatur bagaimana perusahaan dijalankan dalam
masyarakat tersebut. 2. Kebudayaan dimiluki bersama (shared) oleh anggota anggota
masyarakat tersebut dan tentu saja menentukan keanggotaan masyarakat itu,  orang-orang
yang sama sama memnhkl suatu kebudayaan adalah anggota suatu masyarakat. orang
orang yang tidak memilkinya berada diluar batas-batas masyarakat.
2. Para ahli sangat bervariasi dalam memahami apa yang mereka anggap komponen budaya
sosiokultural, antara lain: Estetika, Sikap dan kepercayaan. Sikap terhadap. waktu, sikap
terhadap pencapaian pekerjaan, sikap terhadap perubahan atau ide baru.
3. Faktor budaya merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh yang sangat besar
dalam kegiatan pemasaran internasional. Budaya adalah salah satu pondasi utama yang di
jadikan landasan bagi para pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan usahanya. Hal ini
karena budaya pada level internasional sangat beragam, berbeda-beda dan dinamis
sehingga memerlukan cara, strategi dan pendekatan yang berbeda-beda pula untuk
memasarkan produk tersebut. Oleh karena itu dalam penyusunan program pemasaran yang
tepat para pemasar di tingkat intenasional harus dapat memformulasikan strategi
pemasaran.

13
Daftar pustaka

Donal A Ball, Dkk. 2001. Intenational Bisnis Jilid 1. Salemba Empat: Jakarta

Griffin, Ricky W. Michael W Pustay. 2005. Bisnis Internasiona jilid 1 . PT ldeks kelompok
Gramedia: Jakarta

Wild, Jhon. Wild, Kenneth. Internasional Business The Challenges of Globalization Eight
Edition

Simamora, Henry. 2000. Manajemen Pemasaran Internasional Jilid 7. Salemba Empat: Jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai