Anda di halaman 1dari 58

BAB 1

MANAJEMEN RISIKO

DefinisiRisiko

Risiko atau dalam bahasa inggris Risk merupakan suatu bentuk ketidak
pastian keadaan yang memungkinkan akan terjadi atau tidak terjadi di masa
depan. Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert risikoadalahuncertainty
about future events. Adapun Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mendefinisikanrisiko
pada tigahal, pertama adalah keadaan yang mengarah ke pada sekumpulan hasil
khusus, dimanahasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah
diketahui oleh pengambilkeputusan, kedua adalah variasi dalam keuntungan,
penjualan, atau varibel keuangan lainnya, dan ketiga adalah kemungkinan dari
sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau
posisi keuangan, seperti risiko ekonomi, ketidak pastian politik, dan masalah
industri.

Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan lebih jauh pengertian dari analisis
risiko yaitu proses pengukuran dan penganalisaan risiko disatukan dengan
keputusan keuangan dan investasi. Sementaraitu David K. Eiteman, Arthur I.
Stonehill dan Michael H. Moffett mengatakan bahwa risiko dasar adalah the
mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities.

Definisi Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah ilmu yang menerangkan tntang pemetakan masalah yang
terdapat dalam suatu organisasi dengan menggunakan pendekatan manajemen
secara sistematis dan komprehensif.

Manfaat Manajemen Risiko

Terdapat beberapa manfaat penerapan manajemen risiko pada suatu perusahaan,


yaitu:

a. Perusahaan memiliki ukuran kuat dalam mengambil setiap keputusan,


sehingga para manajer menjadi lebih berhati-hati dan selalu menempatkan
ukuran-ukuran dalam berbagai keputusan.
b. Mampu memberi arah bagi suatu perusahaan dalam meliha tpengaruh-
pengaruh yang mungkin timbul baik secara jangka pendek dan jangka
panjang.
c. Mendorong para manajer dalam mengambil keputusan untuk selalu
menghindar irisiko dan menghindari dari pengaruh terjadinya kerugian
khususnya kerugiandarisegifinansial.
d. Memungkinkan perusahaan memperoleh risiko kerugian yang minimum.
e. Denganadanyakonsepmanajemenrisiko (risk management concept) yang
dirancangsecara detail makaartinyaperusahaantelahmembangunarah dan
mekanismesecarasustainable (berkelanjutan).

Tahap-tahapdalamMelaksanakanManajemenRisiko

Ada beberapatahap yang harusdilaksanakan oleh perusahaan untuk dapat


mengimplementasikan manajemen risiko secara komprehensif, yaitu:

a. IdentifikasiRisiko
Pihak manajemen perusahaan mengidentifikasi setiap bentuk risiko yang
telahatau yang mungkinakan dialami oleh perusahaan. Identifikasiini
dilakkukan dengan cara melihat potensi-potensi risiko yang sudah dan atau
yang akanterlihat.
b. Mengidentifikasibentuk-bentukrisiko
Pada tahap ini perusahaan diharap kan mampu mengidentifikasi bentuk-
bentuk risiko yang dimaksud dan mampu menjelaskannya secara detail
akanciri-ciri dan faktor-faktor timbulnya risiko tersebut. Perusahaan juga
diharapkandapatmengumpulkan dan menerima data-data yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
c. Menempatkanukuran-ukuranrisiko
Pada tahap ini pihak manajemen perusahaan sudah menempatkan ukuran
atau skala yang dipakai, termasuk rancangan model metodologi penelitian
yang akan digunakan. Data-data yang masuk sudah dapat diterima dan
dipilih sesuai pendekatan metodologi yang digunakan, baik data-data
tersebut berbentuk kualitatif maupun kuantitatif.
d. Menempatkanalternatif-alternatif
Pada tahapinipihakmanajemenperusahaantelahmelakukanpengolahan data
yang hasilnyakemudiandijabarkandalambentukkualitatif dan
kuantitatifbesertaakibat-akibatataupengaruh- pengaruh yang
akantimbulketikaperusahaanmengambilkeputusan-keputusantersebut.
e. Menganalisissetiapalternatif
Pada
tahapiniperusahaandiharapkantelahmampumenganalisissetiapalternatifsert
adapatmengemukakanberbagaisudutpandang dan efek-efek yang
mungkintimbulbaik yang bersifaatjangkapendekmaupunjangkapanjang
yang bergunadalampengambilankeputusan yang tepat.
f. Memutuskansatualternatif
Pada tahap ini perusahaan pihak sudah memiliki pemahaman secara
khusus dan mandalam.
g. Melaksanakanalternatif yang dipilih
Perusahaan sudahmengeluarkan Surat Keputusan (SK) yang
dilengkapidenganrincianbiaya yang telahdisetujui oleh bagian keuangan
serta otoritas pengambil pentinglainnya.

h. Mengontrolalternatif yang dipilihtersebut

Pada tahap ini alternatif yang dipilih telah dilaksanakan dan pihak tim
manajemen beserta para manajer perusahaan. Tugas utama manajer
perusahaan adalah melakukan kontrol yang maksimal gunamenghindari
timbulnya berbagai risiko yang tidak diinginkan.

i. Mengevaluasijalannyaalternatif yang dipilih

Pihaktimmanajemenperusahaanmelaporkankepadapihakmanajerperusahaa
n yang berbentuk data-data yang bersifat fundamental dan
teknikalsertadengantidakmengesampingkaninformasi yang bersifatlisan.

TipeRisiko

Secaraumumrisikomemilikiduatipe, yaitu:

a. RisikoMurni (Pure Risk)


Risikomurnidapatdikelompokkan pada tigatiperisiko, yaitu:
- Risikoasetfisik, adalahrisiko yang menimbulkankerugian pada
aasetfisiksuatuperusahaanatauorganisasi.
- Risikokaryawan, adalahrisiko yang dialami oleh karyawan yang
bekerja di perusahaan/ organisasitersebut.
- Risiko legal, adalahrisikodalambidangkontrak yang
mengecewakanataukontraktidakberjalansesuaidenganrencana.
b. RisikoSpekulatif
Risikoinidibedakan pada empattiperisiko, yaitu:
- Risiko pasar, adalahrisiko yang terjadidaripergerakanharga di pasar.
- Risikokredit, adalahrisiko yang terjadikarenacounter
partygagalmemenuhikewajibannyakepadaperusahaan.
- Risikolikuiditas,
adalahrisikokarenaketidakmampuanmemenuhikebutuhan kas.
- Risikooperasional, adalahrisiko yang disebabkan pada
kegiatanoperasional yang tidakberjalandenganlancar.
MengelolaRisiko

Risikosulituntukkitahindaridalamkehidupansehari-hari,
akantetapikitadapatmengelolarisikotersebut.
Terdapatempatcarauntukmengelolarisiko, yaitu:

a. Memperkecilrisiko
Meminimalisirrisikosebisamungkindengantidakmemperbesarkeputusan
yang beresikotinggi
b. Mengalihkanrisiko
Hal inidilakukandengancaramengalihkanrisiko yang kitaterimakepihak
lain sepertihalnyamengasuransikansuatuaset.
c. Mengontrolrisiko
Melakukankebijakanantisipasiterhadaptimbulnyarisikosebelumrisikoituterj
adi.

d. Pendanaanrisiko
Menyangkut penyediaan sejumlah dana sebagai cadangan (reserve) guna
mengantisipasi timbulnya risiko di kemudian hari seperti perubahan nilai
tukar dolar terhadapmata uang domestik di pasaran.

Komisaris Perusahaan dan Cara MenyelesaikanRisiko

Kita dapat melihat lebih detail bentukorganisas imanajemen risiko pada suatu
perusahaan pada gambar di bawahini:
Pada gambar di atasdapatkitalihatbahwasetiapbagiansalingbekerjasama dan
salingberhubungansatudenganlainnya, haliniperludijadikanbase of
thinkingdalammemahamimanajemenrisikokarenapermasalahanrisikohanyadapatdi
petakkan dan dicarisolusinyadenganadanyakerjasamaantarkomisaris pada
setiapmasalah.

Cara MenyelesaikanRisiko
Adapuncaramenyelesaikanrisikosetiapperusahaanmemilikicara yang berbeda-
bedaakantetapi, cara yang
disarankanpenulisbukuiniadalahdengansalingbekerjasamauntukmemetakkanrisiko
(risk mapping) yaitusalingbekerjasamauntukmemberikansolusi dan
memilihsatualternatifsolusiterbaikuntukdijadikanrekomendasisertasalingbertanggu
ngjawabuntukmenyelesaikanrisikohinggaselesai.

Gambar strukturorganisasimanajemenrisiko di
atasmenunjukkanbahwakomisarisperusahaanterdiridariketuakomisaris,
anggotakomisaris dan komisarisindependen.
Gambarandariketigakomisaristersebutdalamperspektifmanajemenrisikoadalah:

a. KetuaKomisaris
Adalahpihak yang memilikisahamterbesar pada suatuperusahaan dan
memilikirisikoterbesardalamperkembanganpereusahaan.
b. AnggotaKomisaris
Adalahpihak-pihak yang memilikisahamminoritas pada suatuperusahaan
dan memilikirisiko yang lebihkecildaripadarisiko yang
dimilikiketuakomisaris yang sesuaidenganprosentasesahammereka.
c. Komisarisindependen
Adalahmereka yang
tidakmemilikisahamnamunditunjukuntukmenjadikomisarisindependenkare
nafaktorkapasitaskepemilikanilmu dan
pengalamandalambidangtersebuttelahdiakui dan
mampumemberimasukankepadapihak dewan
komisarisdalamsetiappengambilankeputusan, terutamakeputusan-
keputusan yang diusulkan oleh pihakmanajemenperusahaan.

Untukterciptanyasuatubentukkinerja yang sinergiantarakomisaris dan


direksimakaperludibangunsuatukesepakatankerja dan bentuktanggungjawab yang
bersama-samaberusahamemajukanperusahaan. Adapunbentuktanggungjawab
Dewan Komisaris dan
Direksidalammenjagakelangsunganusahaperusahaandalamjangkapanjangmenurut
WahyudinZarkasytercermin padabeberapahal:

a. terlaksananyadenganbaikkontrol internal dan manajemenrisiko


b. tercapainyaimbalhasil (return) yang optimal bagipemegangsaham
c. terlidunginyakepentinganpemangkukepentingansecarawajar
d. terlaksananyasuksesikepemimpinan yang wajar demi
kesinambunganmanajemen di semualiniorganisasi.

Ia juga mengatakanbahwa dewan komisaris dan direksipelubersama-


samamenyepakatihal-haltersebut di bawahini:
a. Rencanajangkapanjang, strategi, maupunrencanakerja dan
anggarantahunan.
b. Kebijakandalammemastikanpemenuhanperaturanperundang- undangan
dan
anggarandasarperusahaansertadalammeng¬hindarisegalabentukbenturanke
pentingan.
c. Kebijakan dan metodepenilaianperusahaan, unit dalamperusaha¬an dan
personalianya.
d. Strukturorganisasisamapisatutingkat di bawahDireksi yang
dapatmendukungtercapainyavisi, misi dan nilai-nilaiperusahaan.

Manajemen Perusahaan dan ManajemenRisiko


Manajemenperusahaanadalahpihak-pihak yangbekerja di suatuperusahaan
yangmelaksanakantugas dan kewajibandalammengelola dan mengaturperusahaan
yang
bertujuanmemenuhikebutuhanstakeholders.Pihakmanajemenbertanggungjawabata
skinerjaperusahaanuntukdapatmeningkatkankeuntunganbagiperusahaan.
Secaraumumadaduahal yang paling dituntut oleh
pihakkomisarisperusahaankepadapihakmanajemenperusahaan, yaituprofit yang
maksimal,
dankontinuitasperusahaanataukeberlanjutanusaha.Jikakeduahalinitidakterpenuhim
akamemungkinkanpihakkomisarismengganti para manajemenperusahaan.

BAB 2
RESIKO KREDIT

1.DEFINISI RESIKO KREDIT


Risiko kredit merupakan bentuk ketidak mampuan suatu perusahaan, institusi,
Lembaga maupun pribadi dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya secara
tepat waktu baik pada saat jatuh tempo maupun sesudah jatuh tempo dan itu
semua sesuai dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku. Risiko kredit terjadi
pada saat pihak kreditur dan debitur melakukan tindakan yang tidak hati-hati
dalam melakukan keputusan kredit. Ketidak hati-hatian tersebut terjadi karena
berbagai factor baik disebabkan oleh keinginan mendapatkan uang dengan cepat
dan secepatnya, serta mempergunakan uang tersebut dengan harapan
mampumemberikan turn over yang maksimal, hingga karena factor disengaja
dengan alas an memperoleh komisi tersembunyi dari calon debitur.
2.KREDIT JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Keputusan menyalurkan kredit ke berbagai sektor bisnis tidak selalu terjadi sesuai
seperti yang diharapkan, karena ada berbagai bentuk risiko yang akan dialami
disanabaikrisiko yang
bersifatjangkapendekmaupunjangkapanjang.Adapunpengertian kedua bentuk
risiko tersebut adalah:
a. Risiko yang bersifat jangka pendek (short term risk)adalah risiko yang
disebabkan ’ karena ketidakmampuan suatu perusahaan memenuhi dan
menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek terutama kewajiban
likuiditas.
Risiko yang bersifat jangka panjang (long term risk) adalah ketidak mampuan
suatu perusahaan menyelesaikan berbagai kewajibannya yang bersifat jangka
panjang, seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan yang bersifat
jangka Panjang dan juga kemampuan untuk menyelesaikan proyek hingga tuntas.
Contoh sebuah perusahaan yang telah menerbitkan obligasi namun gagal / tidak
mampu membayar bunga sehingga harus menunda dan bahka nmelakukan
kebijakan konversi obligasi
Pada permasalahan dimana perusahaan yang menerbitkan obligasi dan kemudian
melakukan penundaan pembayaran obligasi hingga mengkonversiobligasi menjadi
saham maka permasalahan yang timbul adalah pada saat informasi ini ditangkap
atau diketahui oleh public makainiakan berakibat pada penilaian kinerja
perusahaan, bagi publikini dilihat sebagai informasi“bad news”. Publik akan
menilai bahwa kinerja perusahaan adalah rendah atau tidak sesuai seperti yang
merekaharapkan, dan bias juga efeknya pada menurunnya nilai saham perusahaan
yang bersangkutan.
3. PERANANCredit Risk Management(CRM) danRelationshipManagement
(RM)
Dalam melaksanakan setiap keputusan kredit prinsip ke hati- hatian harus
selalu diutamakan dengan maksud untuk selalu menciptakan suatu kondisi
yang terkontroldanaman.
a. Credit Risk Management(CRM)
Adapun tanggung jawab pihak Credit Risk Management (CRM) meliputi:
1) Memiliki tanggung jawab utama dalam bidang mengendalikan risiko
kredit.
2) Memiliki tanggung jawab mengelola dan menyelesaikan kredit yang
bermasalah.
3) Memiliki tanggung jawab dalam memanajemen portofolio kredit.
b. Relationship Management (RM)
Adapun tanggung jawab dari pihak Relationship Management (RM)
meliputi:

1) Pada saat menemukan adanya kredit yang bermasalah maka memindahkan


pengelolaanya ke bagian CRM untuk diselesaikan.
2) Pihak RM berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan
bisnis/usaha perbankan.
3) Pihak RM saling berkordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan
berbagai persoalan penting,
1. WewenangdanMaksimalitasKredit
Keputusan pemberian kredit baik dalam bentuk besar dan kecil juga bisa
dipengaruhi dari wilayah wewenang seorang “loan officer1^. Seorang direksi pada
sebuah lembaga perbankan biasanya sering mendelegasikan keputusan wewenang
pencairan kredit kepada para pejabat bank yang ada dilingkungannya, dan tidak
terkecuali adalah para kepala kantor cabang (head of sub brand office), serta para
komite kredit yang ada di suatuperbankan.
2. PengaruhKomiteKreditterhadapKeputusanKredit
Komitekreditmerupakanmereka yang ditempatkandandibentuk di suatu
perbankan serta bertugas secara tegas dan tepat untuk meneliti, menilai, dan
merekomendasikan setiap permohonan kredit yang diajukan, terutama dalam
kasus-kasus yang dianggap penting dan itu membutuhkan ukuran-ukuran
keputusan yang berdasarkan prinsip kehati-hatian perbankan (the prudential
principle of banking).
3. TugasKomiteKredit
Adapun tugas dari komite kredit adalah menurut Dahlan Siamat8’ adalah:
a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar.
b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit dan alasan- alasan atas
permintaan tersebut.
c. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami kemacetan untuk
mengetahui dan menentukan sebab-sebabnya.
4. KomiteKreditdalamPerspektifRisikoKredit
Risikokredit yang timbul selalu sajamemberikan pengaruh bagi perusahaan
khususnya bagi kreditur.
5. KualitasPerjanjianKreditMampuMeminimalisasiRisiko
Salah
satucarauntukmeminimalisasirisikoadalahdengancaramemperkuatperjanjiankredit,
yaituperjanjian(agreement)antarakrediturdandebitur
6. RisikoKreditbagi Investor
Mereka yang memiliki surplus finansial (investor)
akancenderungmenempatkandanaditempat-tempat yang mampu
memberiken yamanan dalam bentuk keuntungan dan keamanan,
seperti tabungan (saving) , deposito (time deposit), dan obligasi(bond). Investor
dalam mengamankan dananya biasa dalam berbagai bentuk baik dalam real
investment investment.Adapun perbedaan dan pengertian kedua
tersebutadalahsebagaiberikut.

BAB 3
RESIKO SUKU BUNGA

1. DefinisiRisikoSukuBunga
Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga
yang terjadi di pasaran yang mampumemberipengaruhbagipendapatanperusahaan
2. RisikopadaSituasiSukuBungadanSaham
Pada saat seorang memutuskan untuk menempatkan dananya di bank
dalam bentuk time deposit (deposito) maka artinya ia sudah melihat sisi
keuntungan dan kenyamanan, terutama jika ia membandingkan berinvestasi di
tempat lain seperti membeli saham. Kondisi pasar saham yang berfluktuasi
menyebabkan tingkat risiko memiliki posisi tersendiri, tingkat returnyang
diharapkan juga penuh dengan kondisi yang berfluktuasi, dengan kata lain jika
estimasi keuntungan yang diharapkan tidak tercapai atau actual returnnya adalah
tidak diperoleh bahkan terlalu jauh maka kerugian finansialah yang akan
diperoleh.
3. SukuBungadanJangkaWaktuObligasi
Suku bunga dan jangka waktu obligasi memiliki keterkaitan dalam memberikan
ketetapan. Untuk ini ada dua bentuk keputusan yang biasa berlaku atau diterapkan
oleh pemerintah dan perusahaan, yaitu obligasi dengan jangka waktu pendek
(short term) dan obligasi dengan jangka waktu Panjang (long term).
4. KonsepManajemenRisikopadaSukuBungaObligasi
Ada beberapa alasan yang bisa kita pahami mengapa suku bunga
obligasi memiliki angka suku bunga yang berbeda pada masa kurun waktu 5
hingga 10 tahun, jika ini kita lihat dari segi perspektif manajemen risiko, yaitu:
■ Pertama, dengan kondisi suku bunga obligasi yang cenderung stabil maka
masyarakat akan merasa lebih nyaman serta lebih
40
menguntungkan dari pada menempatkan uang tersebut di
pasar atau dengan asumsi menginvestasikan uang tersebut ke pasar akan
jauh memiliki tingkat risiko yang t inggi.
■ Kedua, jika seorang membeli obligasi dengan masa tenor 10 (sepuluh)
tahun dan suku bunga fixedyang ditetapkan adalah 11,75% maka artinya
pemegang obligasit ersebut adalah akan selalu menerima keuntungan secara
stabil selamas epuluh tahun sebesar angka tersebut. Di samping penerimaan
dari keuntungan bunga obligasi tersebut ia juga memiliki kesempatan untuk
mengalokasikan dananya ke tempat lain yang juga memiliki sisi profitabel
dan risiko yang rendah.
■ Ketiga, penjual obligasi dengan masa waktu 5 hingga 10 tahun dan jarak
sukubunga yang juga tidak begitu tinggi ini akan memberi kenyamanan dari
segi mengelola dana hasil penjualan obligasi sesuai dengan master plan
yang di konsepkansejakawa l tanpa harus terburu-buru dan bekerja secara
under pressure (dibawah tekanan)
■ Keempat, pemegang serta pembeli obligasi umumnya adalah mereka yang
memiliki kelebihan dana dan menginginkan dana tersebut diamankan ke
tempat yang memiliki risiko yang seminimal mungkin, yaitu salah satunya
adalah membeli obligasi khususnya obligasi yang dijual oleh pemerintah.
■ RisikopadaHubunganObligasidanSaham
Obligasi adalah suatu surat berharga yang dijual kepada publik, dimana
di sana dicantumkan beberapa ketentuan yang menjelaskan berbagai hal
seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit dan
beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam undang-undang yang
disahkan oleh lembaga terkait4).

5. DampakPerubahanSukuBungaBagi Perusahaan
Menurut Mamduh M. Hanafi7’ perubahan tingkat bunga bisa
menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe risiko, yaitu:
a. Risiko perubahan pendapatan: pendapatan bersih (hasil investasi
dikurangi biaya) berubah yaitu berkurang dari yang diharapkan).
b. Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga,
yaitu berubah karena lebih kecil (turun nilainya).
6. RisikopadaPerubahanSukuBungadanPermintaanUang
Secara sederhana kita bisa menyimpulkan bahwa permintaan uang
sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi berlakunya suku bunga dipasaran dan
begitu pula sebaliknya.

7. Risiko Carry Trade


Risiko carry tradeadalah bentuk perilaku investor dalam melakukan
investasi dengan cara meminjam dana dari suatu negara yang memiliki tingkat
suku bunga yang rendah dan selanjutnya membawa dana tersebut untuk
diinvestasikan atau ditanamkan pada negara yang memiliki tingkat suku bunga
tinggi, dengan harapan akan memperoleh selisih keuntungan di sana.
Persoalannya adalah jika suku bunga kembali ke posisi normal atau rendah
maka dana yang berasal dari carry tradetersebut akan
di.arik kembaii untuk dibawa ke ’^"a-dana^XShampir memiliki kesamaan dengan

hot m y t ga
pendek).
8. Faktor yang MenyebabkanPerubahanpadaSukuBungaDomestik
Ada 3 (tiga) faktor yang mampu memberi pengaruh pada suku bunga
domestik suatu negara, yaitu:
a. Kondisi ekonomi global.
b. Stabilitas ekonomi dalam negeri.
c. Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri.
Bila ketiga hal ini terjadi terus dan tidak mendapat penanganan yang serius
terutama dari lembaga yang berwenang khususnya Bank Sentral yaitu Bank
Indonesia maka diperkirakan secara jangka panjang akan memberi efek pada
stabilitas suku bunga.
Tabel Perkembangan Suku Bunga Acuan Bank Indonesia (Bl Rate)
Waktu Bl Rate (persen)
Juli 2006 12,25

Januari 2007 9,50

Januari 2008 8,00

Kompas 12 Mei 2008 hal A.

Namun sebaliknya jika suku bunga cenderung stabil dan berada pada kondisi
yang diharapkan maka artinya risiko yang akan diterima adalah lebih kecil dari
yang diperkirakan. Kecilnya risiko menyebabkan pihak pelaku bisnis cenderung
akan mampu memperbesar profit secara sistematis. Pada tabel di atas dapat kita
lihat bagaimana setiap tahun BI rate terus saja mengalami penurunan yaitu dari
12,25% (Juli 2006), kemudian 9,50% (Januari 2007), dan 8,00% (Januari 2008).

BAB 4
RESIKO OPERASIONAL

1. Definisi Risiko Operasional


Risiko operasional merupakan risiko yang umumnya bersumber dari
masalah internal perusahaan, dimana risiko ini terjadi disebabkan oleh
lemahnya sistem kontrol manajemen (management control system) yang
dilakukan oleh pihak internal perusahaan. Contoh risiko operasional adalah
risiko pada komputer (computer risk)karena telah terserang virus, kerusakan
maintenance pabrik, kecelakaan kerja, dll.
2. Bentuk-bentuk Risiko Operasional
a. Risiko pada Komputer (Computer Risk).
Risiko pada bidang komputer ini bisa terjadi karena berbagai faktor
seperti faktor masuknya virus yang disebabkan oleh proteksi softwareyang
tidak memadai. Pada era sekarang ini setiap kemajuan teknologi perangkat
lunak selalu diikuti dengan berbagai permasalahan yang timbul. Setiap
perusahaan yang memiliki hubungan langsung (connect) dengan internet maka
artinya berbagai infomasi perusahaan tersebut dapat langsung diserap oleh
berbagai pihak di luar perusahaan, yaitu terutama mereka yang memakai
jaringan internet. Oleh karena itu, ada beberapa risiko yang diperkirakan akan
timbul dalam bidang komputer yaitu :
1. Terjadinya perubahan data-data komputer karena faktor terserang oleh
virus.
Untuk mengamankan beberapa dokumen penting ada beberapa tindakan
yang harus dilakukan oleh perusahaan, yaitu:
 Melakukan pemisahan data-data yang dianggap penting dan kurang
penting, seperti dengan membuat peringkat penting dan tidak pentingnya
suatu data. Kalau perlu menyimpan di dua tempat baik di kantor A dan
kantor B, dengan tujuan menghindari hal-hal yang tidak terduga, contoh
kebakaran, banjir, pencurian, dan lainnya.
 Membangun proteksi terhadap data dan berbagai informasi lainnya,
seperti dengan membuat passwordkhusus dan hanya orang-orang tertentu
yang bisa mengetahui.
2. Komputer adalah teknologi yang selalu mengalami perubahan terutama
pada setiap
program yang ditawarkan, sehingga mengharuskan kualitas IT dari para
personelnya juga
dapat di update setiap waktu untuk mencegah berbagai permasalahan yang
akan timbul di kemudian hari.
3. Komputer adalah masuk dalam kategori IT yang memiliki nilai pasar
yang tinggi,
sehingga setiap pergantian perangkat komputer dan biaya tenaga ahlinya
membutuhkan biaya yang tinggi. Seperti biaya training, course,
servicekomputer, dan pembelian program berbagai komputer. Bagi perusahaan,
program yang dibeli harus yang bersifat original.

b. Kerusakan Maintenance Pabrik


Bagi setiap perusahaan khususnya perusahaan yang memiliki mesin
sangat mengandalkan pada kualitas peralatannya dalam menunjang produksi,
maka biaya pada pemeliharaan, perawatan dan pergantian peralatan pabrik
bersifat rutin.
Berikut beberapa risiko yang timbul akibat kerusakan maintenance
pabrik :
1. Terhentinya aktivitas produksi selama beberapa saat.
2. Biaya service (sevice cost)dengan mendatangkan tenaga ahli, jika
perusahaan tidak memilikinya.
3. Biaya pergantian dalam bentuk pembelian baru beberapa peralatan
pabrik.

c. Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja terjadi pada saat suatu perusahaan tidak menerapkan
dan memberlakukan suatu konsep keselamatan dan jaminan bekerja sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang belaku. Perusahaan mengabaikan konsep
keselamatan dan jaminan kerja untuk menghindari pengeluaran biaya (cost).
Penghindaran biaya tersebut mencakup beberapa hal seperti:
1. Biaya asuransi kepada setiap karyawan yang harus dibayar setiap
bulannya.
2. Biaya tanggungan pada saat karyawan mengalami kecelakaan dan pihak
asuransi belum menyerahkan atau belum keluarnya ajuan klaim asuransi
yang diajukan, sehingga perusahaan harus menanggung sementara waktu.
3. Jika aturan tentang jaminan dan konsep keselamatan kerja dicamtumkan
saat kontrak kerja, maka saat perusahaan melanggar dapat dituntut ke
pengadilan karena telah melanggar kontrak dan harus membayar ganti
rugi kepada pihak penggugat.

d. Kesalahan dalam Pembukuan Secara Manual (Manual Risk)


1. Pembukuan secara manual umumnya ditulis atau dicatat pada kertas,
sehingga saat terjadi bencana (kebakaran, kebanjiran, dll) dan
dokumen tersebut hilang, maka akan sulit untuk mencarinya.
2. Jika terjadi kesalahan dalam pencatatan maka penyelesaiannya harus
dilakukan secara manual. Contoh : kesalahan dalam pembuatan
Income Statement, maka tuk mengetahui sumber masalahnya harus
dicari di buku atau catatatn serta melakukan penelusuran hingga ke
buku jurnal, kuitansi, dan bukti lain yang terkait. Sehingga dalam hal
ini membutuhkan waktu yang lama.
3. Proses penyusunan pembukuan akan berlangsung dengan waktu
yang lama sehingga pekerjaan menjadi tidak efisien dan efektif.
4. Setiap pengiriman informasi harus dilakukan melalui kantor pos atau
jasa pengiriman surat.
e. Kesalahan Pembelian Barang dan Tidak Ada Kesepakatan Bahwa
Barang yang Dibeli Dapat Ditukar Kembali
Risiko ini timbul pada saat kesepakatan dalam setiap pembelian barang
tidak diikuti
dengan perjanjian bahwa barang tersebut bisa ditukar kembali dan berbagai
kesepakatan lainnya. Berikut risiko yang timbul :
1.Adanya barang yang sudah dibeli dengan harapan dapat terjual namun
tidak laku terjual dan tidak ada perjanjian barang tersebut bisa ditukar
sehingga perusahaan mengalami kerugian.
2.Pada saat barang sudah dijual namun ternyata ada sisa dan tidak bisa
ditukar dengan
yang baru, maka hal ini memaksa perusahaan untuk menjualnya dengan
harga yang murah dengan asumsi jika barang tersebut tidak terjual di
pasaran atau mengalami kadaluarsa.
3.Perusahaan tidak bisa melakukan penghematan biaya. Karena kontrak
dagang dengan para mitra bisnis bersifat tunai dan tidak ada konsep
service purna jual.

f. Pegawai Outsourcing
Penerimaan dan penempatan pegawai secara konsep outsourcingmemberi
pengaruh besar bagi perusahaan baik secara jangka pendek dan jangka
panjang.
Berikut risiko yang harus ditanggung perusahaan saat menerima pegawai
outsourcing :
1. Pegawai tersebut bukan pegawai tetap, ia hanya bekerja sebatas masa
kontrak kerjanya. Dengan begitu rasa tanggung jawab psikologis untuk
menjaga perusahaan tidak begitu dipikirkan, karena pegawai tersebut
lebih bertangggung jawab kepada perusahaan penyalur.
2. Rahasia perusahaan selama ia bekerja memungkinkan sekali untuk
diketahui oleh publik luar ketika ia tidak lagi bekerja di perusahaan
tersebut.

g. Globalisasi dalam Konsep dan Produk


Era globalisasi telah memberi perubahan besar bagi konsep bisnis pada
seluruh
sektor bisnis, baik finansial dan non finansial, sehingga penciptaan konsep
produk dibuat untuk bisa menampung keinginan globalisasi tersebut, jika tidak
maka produk tersebut tidak akan laku di pasaran. Karena faktor itu perusahaan
dituntut untuk menerapkan manajemen yang berbasis konsep global yang
secara tidak langsung mekanisme operasional perusahaan juga harus bersifat
global.
Untuk menerapkan konsep global tersebut perusahaan harus dengan cepat
melakukan adaptasi dalam menyesuaikan setiap perubahan sekarang ini dengan
kondisi realita di perusahaan. Seperti penggunaan teknologi modern yang
memiliki spesifikasi tinggi sehingga cepat terkoneksi dengan berbagai
permasalahan, baik pengaduan masalah yang datang dari internal perusahaan
maupun yang berasal dari pihak eksternal. Penerapan seperti itu diharapkan
antisipasi perusahaan terhadap risiko operasional dari segi global akan dapat
dihindari atau minimal diperkecil.
3. Pengukuran Risiko Operasional
Menurut Mamduh, salah satu teknik untuk mengukur risiko operasional
adalah dengan menggunakan dua klasifikasi berikut ini :
1. Frekuensi atau probabilitas terjadinya risiko. .
2. Tingkat keseriusan kerugian atau impactdari risiko tersebut.

Pengukuran risiko operasional dapat dilakukan dengan menempatkan


tingkatan dari setiap bentuk risiko yang terjadi.Yaitu semakin
tinggirisiko maka semakin tinggi kemungkinan untuk memperoleh
returnyang diharapkan (actual return),dengan asumsi risiko dan

return(pengembalian) bersifat linear.

Keterangan:
E(R) = Expected returnatau keuntungan yang diharapkan.
o = Standar deviasi atau simpangan baku. Simpangan baku di sini sering
diartikan dengan tingkat risiko yaitu semakin besar simpangan bakunya
maka semakin besar tingkat risiko yang akan terjadi.
Dimana setiap titik-titik dan wilayah tersebut dapat kita jelaskan sebagai
berikut: Gambar: Hubungan Expected Return dan Standar Deviasi dalam
Perspektif Risiko Operasional
1. Posisi I adalah dimana E(R) berada di posisi yang tertinggi dan o juga
berada di posisi yang tertinggi dalam artian semakin tinggi pengharapan
pada E(R) maka semakin tinggi kemungkinan terjadinya o. Dengan kata
lain, kondisi maksimalitas expected return bersifat searah (linier) dengan
risiko yang akan diterima. Hal ini akan menimbulkan resiko sebagai
berikut :
a. Mesin produksi akan mengalami masa penyusutan dengan cepat karena
dipakai dalam waktu lebih lama dan bersifat mengejar target produksi.
b. Kebutuhan bahan baku yang diperlukan akan mengalami peningkatan
yang tinggi.
c. Ketersediaan barang hasil produksi harus selalu tersedia di gudang
karena menyangkut dengan kelancaran order pesanan dari para
distributor atau para pembeli.
2. Posisi II adalah dimana E(R) berada pada posisi rendah dan o berada pada
posisi yang tinggi atau dengan kata lain E(R) dan o bersifat tidak searah
(non linier).Hal ini akan menimbulkan resiko sebagai berikut :
a. Peningkatan kerugian perusahaan akan terusbertambah dan lebih jauh
dana cadangan akan banyak terkuras.
b. Jika risiko kerugian ini dibiarkan secara terus menerus maka akan
menyebabkan perusahaan berada dalam kondisi financial distress
(kesulitan keuangan).
c. Kredibilitas dan reputasi perusahaan akan semakin menurun.
d. Lebih jauh mampu menimbulkan risiko kebangkrutan (bankrupt).
3. Posisi III adalah dimana E(R) berada pada posisi rendah dan o juga berada
pada posisi yang rendah, atau dengan kata lain E(R) dan o bersifat searah
(liniei).
4. Posisi IV adalah dimana E(R) berada pada posisi tinggi dan o berada pada
posisi rendah atau dengan kata lain E(R) dan o bersifat tidak searah (non
liniei).
5. Posisi M adalah posisi yang dianggap sebagai titik yang paling optimal
untuk kondisi E(R) dan o.

4. Biaya untuk Risiko Operasional


Untuk mengatasi risiko operasional suatu perusahaan harus membuat analisa
yang
mencakup:
a. Menghitung dan memetakan bentuk risiko yang sedang dan akan
dihadapi.
b. Memperhitungkan berapa biaya yang harus dialokasikan menyangkut
pengelolaan risiko.
c. Memutuskan pembentukan mekanisme seperti apa yang layak
diterapkan untuk mengelola risiko.
d. Memutuskan darimana sumber dana yang dapat dialokasikan untuk
mendukung penyelesaian operational riskini.

5. Risiko Operasional (Operational Risk)dan Modal Kerja (Working


Capital)
Modal kerja merupakan dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
membiayai aktivitas operasional setiap harinya, seperti membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai, membayar tagihan telepon dan listrik, dll. Setiap
pengeluarantersebut harus dicatat dan dibukukan secara rinci. Adapun tujuan
dibuatnya pembukuan antara lain :
a. Sebagai laporan pertanggungjawaban kepada pimpinan perusahaan.
b. Sebagai alat prediksi dalam memperkirakan kebutuhan perusahaan
terutama untuk jangka panjang.
c. Sebagai pedoman bagi berbagai pihak yang berkepentingan untuk
melihat kondisi perusahaam dalam menjalani aktivitasnya.
d. Sebagai salah satu bahan rekomendasi dalam pengambilan keputusan
seorang investor.
BAB 5
RISIKO PASAR

1. Definisi Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan


yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali
perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risiko menyeluruh, karena
sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan dialami oleh seluruh
perusahaan.

2. Bentuk-bentuk Risiko Pasar

Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu:


a. General market risk(risiko pasar secara umum)
General market risk ini dialami oleh seluruh perusahaan yang disebabkan
oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang mana kebijakan
tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor bisnis. Contohnya pada
saat bank sentral suatu negara melakukan kebijakan tight money policy
(kebijakan uang ketat) dengan berbagai instrumennya seperti menaikkan suku
bunga Bl rate. Dimana kebijakan menaikkan Bl rate ini akan membawa
pengaruh secara menyeluruh pada seluruh sektor bisnis yang berhubungan
dengan interest rate related instrument (berbagai instrumen yang berhubungan
dengan suku bunga).
b. Spesific market risk(risiko pasar secara spesifik)
Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami secara
khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat menyeluruh.
Contoh :
 Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai dimana
lembaga memiliki reputasi yang baik dan diakui oleh publik.
 Salah satu perusahaan dimana pihak manajemen atau komisaris
perusahaan terlibat tindak kriminal yang luar biasa dan diekspose oleh
berbagai media. Sehingga opini publik telah terbentuk bahwa perusahaan
tersebut tidak baik dan jelek
 Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap mengandung
bahan yang berbahaya atau bersifat haram.

3. Kategori yang masuk General Market Risk


Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market
risk(risiko pasar secara umum) yaitu:
a. Foreign exchange risk
Sejarah awal terjadinya foreign exchangeini berangkat dari
diterapkannya sistem floating exchange rate systempada tahun 1970- an.
Sehingga sejak saat itu kondisi mata uang di dunia telah terintegrasi dalam
satu bentuk pasar dimana secara khusus kita dapat melihat bahwa penerapan
sistem tersebut memungkinkan banyak pihak bisa ikut terlibat bermain dalam
pasar valas (valuta asing). Jual beli valas ini memberikan keuntungan dengan
konsep pada perolehan angka selisih pada saat harga beli dan harga jual.
Pada pasar valas ini kita dapat menggabungkan mata uang dalam dua
bentuk kategori yaitu :

1. Hard currencies
Hard currencies (mata uang keras) mencakup mata uang yang yang
berasal dari negara-negara yang memiliki tingkat kestabilan moneter tinggi
atau biasanya berasal dari negara maju dan sering berbagai pihak
menjadikan mata uang negara tersebut sebagai ukuran dalam
mengkonversikan dengan mata uang negaranya. Contohnya USD/JPY atau
dollar Amerika dengan Yen Jepang, USD/EUR atau dollar Amerika
dengan Euro, dan sebagainya.
2. Soft currencies
Soft currencies(mata uang lembut) adalah jenis mata uang yang diterbitkan
oleh suatu negara namun jarang dipakai sebagai standar acuan dalam
transaksi pasar bisnis internasional, dengan alasan dianggap belum
memiliki nilai kelayakan. Pasar keuangan ini sangat bebas dari berbagai
intervensi, dimana berbagai regulator di dunia baik otoritas moneter
berbagai negara maupun lembaga keuangan. Hal ini terjadi karena alasan
berikut :
3. Berbagai pihak dapat dengan mudah mengakses seluruh data dan
informasi tentang keuangan dan non keuangan.
4. Masuknya berbagai investor dari berbagai negara untuk ikut bermain
valas.
5. Berbagai pihak baik analis ekonomi dan non ekonomi serta para pelaku
pasar dan juga pemerintah sebagai regulator tidak pernah mengetahui
dengan pasti dimana equilibrium point itu berada.
6. Setiap pihak memiliki berbagai bentuk data dan informasi.

b. Interest rate risk


Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga
yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan
perusahaan.
c. Commodity position risk
Commodity position risk(risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu
situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang
komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini
akan semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak
dalam suatu kontrak perjanjian (commodity contract)serta informasi tersebut telah
sampai ke pasar.
Jual beli di bursa komoditi sangat bersifat fluktuatif, naik dan turun terjadi
dalam waktu yang cepat. Kondisi ini sering dijadikan keuntungan oleh pihak
spekulan yaitu dengan cara membeli pada saat harga rendah dan menjual pada
saat harga tinggi, dimana jarak ini dilihat sebagai capital gainyaitu keuntungan
yang diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual.
d. Equity position risk
Equity position risk(risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi
dimana kekayaan perusahaan {stock and share)mengalami perubahan dari
biasanya sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan
kerugian perusahaan.
e.Politic risk
Stabilitas politik adalah sesuatu sangat penting bagi suatu negara.
Stabilitas politik menjanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan,
namun jika pemimpin dan pihak terkait di suatu negara tidak mampu
menciptakan iklim kondusif dalam bidang politik maka artinya seluruh
pemimpin dan aparatur di negara tersebut tidak memiliki semangat
kepemimpinan. Jika kondisi ini terus terjadi maka yang terjadi adalah krisis
kepemimpinan. Krisis kepemimpinan akan berakibat pada pencarian
kepemimpinan di luar lembaga resmi, yaitu memungkinkan orang-orang yang
berasal dari masyarakat atau oposisi akan muncul sebagai pemimpin dan
berusaha mengambil alih kepemimpinan.
Oleh karena itu kita harus menciptakan suatu stabilitas politik yang baik
adalah dengan cara membangun sebuah usaha yang sinergi antara
masyarakat, pemerintah dan dunia usaha, yaitu sebuah pemahaman akan
begitu pentingnya tercipta suatu kestabilan iklim investasi yang kondusif,
serta dampak manfaat yang nantinya bisa diterima langsung oleh masyarakat,
dimana nanti akan berpengaruh langsung pada Peningkatan tingkat
kesejahteraan.

4. Hubungan Foreign Exchange Risk dan Perbankan


Kondisi dan situasi terbentuknya market risk terjadi karena
disebabkan oleh berbagai faktor yang berada di luar kendali perusahaan
atau perbankan seperti, naik dan turunnya suku bunga bank, inflasi,
pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil, perubahan nilai tukar, dll.
perubahan tersebut telah mampu mendorong untuk ikut berubahnya
beberapa produk perbankan seperti deposito, tabungan, giro, keputusan
kredit, keputusan investasi, dan lain sebagainya. Berikut beberapa faktor
yang menyebabkan foreign exchange risk :
a.Lembahnya independesi perbankan dalam mengatasi permasalahan
foreign exchange risk, baik secara finansial dan non finansial.
b. Lemahnya perangkat dan aturan perbankan terutama dalam konsep risk
management banking khususnya dalam konteks market risk in banking
perspective.
c.Sering terjadi keputusan pemberian kredit dalam bentuk mata uang
asing namun tidak memiliki dasar analisis yang kuat.
d. Penerimaan deposito (time deposit) dalam mata uang asing ternyata malah
memberatkan perbankan.
e. Perbankan harus menghindari kebijakan dalam bentuk perlakuan khusus
kepada debitor tertentu.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Gejolak Harga di Pasar


Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi menurut Masyhud Ali :
a. Faktor fundamental ekonomi.
b. Terjadinya peristiwa besar dalam ekonomi dan politik.
c. Campur tangannya financial authorities.
d. Perimbangan kekuatan permintaan dan penawaran.
e. Likuiditas pasar.
f. Suburnya kegiatan arbitrage.
BAB 6
RISIKO VALUTA ASING

1. Definisi Risiko Valuta Asing


Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh
perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang
diharapkan, terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik.
1. Menghindari Risiko Valuta Asing
Dalam situasi era globalisasi sekarang ini aktivitas keuangan tidak lagi
mengenal batas (borderless)sehingga memungkinkan berbagai pihak bisa terlibat
dalam kondisi yang menguntungkan dan merugikan. Maka lembaga keuangan
khususnya perbankan adalah pihak yang paling signifikan menerima pengaruh
atau dampak risiko dari kondisi ini. Ada tiga cara yang lazim ditempuh oleh suatu
perbankan guna Menghindari risiko akan ketidakpastian ini, yaitu:
a. Accounting/translation exposure
Accounting/Translation exposure,yaitu melakukan kebijakan untuk
mengkonversi aktiva dan pasiva perusahaan dalam bentuk valas yang jangka
panjang ke dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan. Tujuan
penerapan accounting/translation exposure adalah untuk konso-lidasi dan
pelaporan.
b. Transaction exposure
transaction exposure, yaitu melakukan kebijakan berupa perlakuan pendapatan
dan biaya (cost)dalam valas dalam tahun buku yang akan datang dan
selanjutnya melakukan analisa pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi
kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta asing.
c. Economic exposure (operating/competitive exposure)
economic exposure (operating/competitive exposure),yaitu melakukan
researchdan analisis secara mendalam terhadap trend kurs valas yang terjadi pada
masa yang akan datang (future analysis),mengkajinya dalam bentuk hubungannya
dengan kondisi dari ekspor dan impor serta sebagainya pada kondisi jangka
panjang. Kondisi perubahan seperti ini menyebabkan suatu perusahaan
mengambil beberapa keputusan guna melindungi aktivitas bisnisnya dari kondisi
fluktuatif yang mampu memberi dampak pada kerugian perusahaan, yaitu:
a. Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing ketika jika itu
tidak diperlukan.
b.Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah karena dalam
kondisi mata uang asing yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang tersebut
kembali mengalami penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan penurunan
nilai mata uang asing.
Jika ada barang di gudang yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran dan
jumlah barang tersebut dianggap tidak efektif.
c. Jika ada barang di gudang yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran dan jumlah
barang tersebut dianggap tidak efektif. Dalam artian daripada tersimpan dalam
jumlah yang banyak di gudang sementara perusahaan membutuhkan dana maka
ada baiknya barang tersebut dijual dan digantikan dengan yang lain namun
memiliki nilai jual yang tinggi.

4. Keuntungan dan Kerugian Pergerakan Valas


Secara umum, keuntungan dan kerugian yang berasal dari pergerakan nilai
tukar mata uang asing diperlakukan sebagai berikut1':
■ Transaksi yang mengakibatkan laba atau rugi ditranslasikan pada nilai mata
uang rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan.
■ Aktiva dan kewajiban dalam neraca penutupan ditranslasikan pada nilai tukar
yang berlalu pada tanggal penutupan laporan.
* Aktiva bersih pada neraca awal dinyatakan kembali dengan nilai tukar pada saat
penutupan, yaitu selisih dari tahun sebelumnya akan dimasukkan dalam
cadangan.
Perbedaan nilai tukar atas pinjaman dalam bentuk mata uang asing yang secara
langsung dinaikkan atau untuk memberikan pembendung (hedging)terhadap
aktiva tetap di luar negeri akan dimasukkan dalam cadangan dan akan di-offset
terhadap perbedaan nilai tukar atas aktiva tersebut.

1. Risiko Investasi yang Berasal dari Hot Money


Pemerintah Indonesia saat ini berusaha untuk mengundang masuknya
investor yang berasal dari luar negeri untuk melakukan investasi di dalam negeri.
Undangan ini dilakukan dengan harapan pada saat para investor dari luar negeri
menanamkan investasi di dalam negeri maka akan memberi pengaruh bagi
pertumbuhan ekonomi serta mampu menampung lapangan pekerjaan atau bisa
mengurangi angka pengangguran.
Dana yang berasal dari hot money artinya dana tersebut masuk dan
memungkinkan secara tiba-tiba bisa ditarik kembali oleh pemiliknya, dan ini
memiliki permasalahan lebih jauh yaitu pada jatuhnya nilai tukar mata uang
domestik atau rupiah. Dalam permasalahan hot moneyini, pihak yang paling
memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi
nilai tukar mata uang domestik dan asing adalah Bank Indonesia sebagai otoritas
moneter. Kebijakan yang harus dibuat oleh Bank Indonesia adalah melakukan
usaha yang keras untuk menghilangkan ketergantungan kebijakan moneter BI
terhadap arus dana asing jangka pendek (hot money.
6. Risiko Berutang dalam Mata Uang Asing
Bagi banyak perusahaan dan juga perbankan berusaha untuk memiliki
cadangan mata uang asing seperti misalnya dolar Amerika agar pada saat
kewajibannya dalam membayar pinjaman dalam mata uang dolar Amerika
tersedia sehingga tidak perlu repot harus mencari dolar lagi terutama pada saat
dolar mengalami kelangkaan di pasaran. Kondisi kebutuhan mata uang dolar
dirasa sangat penting dewasa ini jika kita melihat bagaimana begitu banyaknya
barang dihargai dengan dolar bahkan beberapa tempat dan gaji para tenaga ahli di
Indonesia sudah banyak dihargai dengan dolar, yang artinya di Indonesia ini
secara fakta berlaku transaksi secara sah di masyarakat mata uang lain selain mata
uang rupiah yaitu mata uang dolar Amerika.
Berutang dalam mata uang asing selama ini mungkin dianggap bunganya
jauh lebih rendah dibandingkan dengan mencari pinjaman dana dari lembaga
pemberi pinjaman dalam negeri seperti perbankan misalnya. Tetapi harus
dimengerti bahwa mata uang asing (foreign currency)sering mengalami
pergerakan ketidakstabilan karena banyak faktor seperti salah satunya
penerapan floating exchange rate(sistem mata uang mengambang) yang
diterapkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan moneternya, mungkin ini
berbeda dengan Malaysia yang berani menerapkan fixed exchage rate(sistem
mata uang tetap) yang bisa jadi karena mereka memiliki jumlah cadangan
dalam negeri yang maksimal seperti kas negara yang selalu surplus.
Mengelola keuangan negara dari sudut manajemen pada prinsipnya tidak
jauh berbeda dengan mengelola keuangan sebuah perusahaan. Keputusan yang
sulit akan timbul pada saat suatu negara mulai berada pada posisi utang lebih
besar dari ketersediaan aset yang dimiliki. Maka dengan posisi seperti Ini
kebijakan negos.as untuk melakukan penjadwalan kembali pembayaran utang
adalah salah satu cara yang harus ditempuh, dan dalam masa itu pula dilakukan
penggenjotan untuk mencari dana secepatnya guna melunasi masa jatuh tempo

itu atau minimal membayar cicilan bunga.


Gambar : Jumlah pinjaman yang tepat adalah tindakan
menyeimbangkan

7. Alasan Mempergunakan Mata Uang Dolar Amerika sebagai Kesepakatan


dalam Transaksi Bisnis
Ada beberapa alasan yang menyebabkan dollar Amerika dipergunakan
sebagai alat ukur dalam pembayaran berdasarkan pada berbagai analisa,
seperti:
a. faktor kestabilan dolar dibandingkan dari berbagai mata uang lainnya di
seluruh dunia,
b. faktor telah seringnya mata uang dollar dipakai selama ini sebagai alat
pembayaran setiap transaksi perdagangan internasional,
faktor stabilitas ekonomi Amerika yang dianggap banyak pengamat
memiliki tingkat kestabilan yang lebih kuat dibandingkan banyak negara lain.
8. Akibat dan Risiko yang Timbul pada Saat Dollar Amerika Dipakai sebagai
Media Transaksi Bisnis
Pada saat berbagai negara di dunia terlibat dalam transaksi perdagangan
internasional dan kesepakatan pembayaran yang diterapkan dalam bentuk dolar
Amerika Serikat maka secara otomatis ini akan menimbulkan beberapa ekses
sebagai berikut.
a. Terjadi peningkatan lalu lintas mata uang dolar Amerika Serikat yang lebih
tinggi dari biasanya karena pemakaian yang tinggi.
b. Kebutuhan dolar Amerika Serikat menjadi sesuatu yang dominan. Karena
dipakainya mata uang dollar sebagai salah satu mata uang acuan sebagai acuan
melihat nilai kurs.
c. Terjadinya fluktuasi dolar Amerika Serikat di pasaran. Pada saat terjadinya
goncangan ekonomi di Amerika Serikat maka berbagai negara yang selama ini
memakai mata uang dollar sebagai salah satu alat ukur mata uang domestik
dan asing juga akan turut mengalami goncangan yang kuat.
d. Perbankan harus memiliki cadangan dolar Amerika Serikat yang mencukupi di
pasaran.
e. Kebijakan Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat menjadi sangat
penting untuk diamati.
f. Mata uang dollar Amerika tidak lagi dianggap sebagai alat transaksi namun
lebih jauh dari itu, yaitu sebagai komoditi untuk diambil keuntungan yaitu
dengan membeli dollar pada harga rendah dan menjualnya pada harga tinggi.

9. Kontrak Futuredan Kontrak OptionslOpsisebagai Salah Satu Cara


Mengantisipasi Risiko Valas
Salah satu cara yang juga sering dipakai dalam mengantisipasi risiko
yaitu dengan menerapkan future and option,atau yang biasa disebut dengan
foreign currency. future dan foreign currency option. Dimana keduanya
termasuk dalam kategori surat berharga derivative atau sekuritas derivative.
Sekuritas derivative adalah sebuah sekuritas yang nilainya tergantung pada aset
lain yang lebih elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset).
a. Future Contract
Future contract adalah kontrak standar antara dua pihak untuk membeli (long
position)atau menjual (short position)suatu aset dengan harga tertentu (delivery
price)untuk penyerahan dimasa depan melalui mekanisme bursa yang
terorganisasi.
b. Options Contract
Opsi adalah kontrak yang memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang
kontrak itu untuk membeli (call options)atau menjual (put options)suatu aset
tertentu dengan harga tertentu (strike price/exercise price atau harga patokan)
dalam jangka waktu tertentu.
BAB 7
Resiko Perbankan
1. Definisi Resiko Perbankan

Risiko perbankan adalah risiko yang dialami oleh sector bisnis


perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan
dalam berbagai bidang seperti keputusan penyaluran penyaluran kredit,
penerbitan kartu kredit, valuta asing, inkaso, dan berbagai bentuk
keputusan finansial lainnya, dimana itu telah menimbulkan kerugian
bagi perbankan tersebut, dan kerugian terbesar adalah dalam bentuk
finansial.
Risiko perbankan berbeda dengan resiko yang dialami perusahaan
manufaktur (pabrik) karena produk perbankan bersifat intangible asset,
risiko ini akan menjadi sesuatu yang kompleks pada saat bank tersebut
terlibat dalam transaksi valuta asing (valas).
Tabel: Peristiwa Fenomenal pada Industri Keuangan Internasional yang
Menimbulkan Risiko
Tahu Risk Event
n 1986/9 Krisis hutang Amerika Latin
1987 Bursa saham global hancur
1989/1 Krisis pinjaman. Krisis pinjaman dan tabungan
1990 Kehancuran Junk Bond
1992 Krisis nilai tukar Eropa
1994/5 Krisis peso mexico (nilai tukar), Krisis tingkat
1995 Krisis hutang Amerika Latin
1997 Krisis nilai tukar Asia
1998 Default Rusia, krisis hedge fund,kredit cruch.
2001/2 Loncatan teknologi, media, bursa saham
2007/8 Krisis kucuran kredit property bermasalah atau
subprime mortgagedi Amerika Serikat*
Sumber: Banks (2003: h. 18), dalam Ferry N. Idroes dan Sugiarto (2006:9)
Manajemen Risiko Perbankan dalam konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan
Bank Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.

2. Bank Devisa dan Bank Non Devisa


a. Bank Devisa, adalah bank yang dalam aktivitasnya dapat
mengadakan transaksi internasional seperti ekspor dan impor,
jual beli valas, dan segala lainnya yang sejenis. Contohnya
Bank BCA, Bank Niaga, dan lainnya.
b. Bank Non-Devisa, adalah bank yang dalam aktivitasnya tidak
dapat mengadakan transaksi internasional, namun bank tersebut
bisa mengubah statusnya menjadi bank devisa asal ia
memenuhi beberapa syarat dan ketentuan yang harus
dipenuhinya. Contohnya Bank Artha Graha, Bank Nusantara
dan lainnya.
Dengan begitu risiko yang dialami oleh bank devisa lebih
kompleks dibandingkan dengan apa yang dialami oleh bank non
devisa, hal ini dibuktikanpada tahun 1997 hingga 1998 telah
meninggalkan bekas kelam bagi bisnis perbankan Indonesia.Krisis
moneter pada masa itu bukan hanya dialami Indonesia tapi juga
Asia.Terutama para perbankan yang telah memiliki portofolio
kewajiban dalam bentuk dollar dan berbagai mata uang asing lainnya
mengalami kemacetan atau terjadinya kenaikan dari segi
insolvency(ketidakmampuan memenuhi kewajibannya).
3. Tindakan Pemerintah dalam Mengatasi Perbankan Bermasalah
a. Pembinaan
Pemerintah memberikan pembinaan atau advise saja baik
advise (nasihat) pada sisi keuangan maupun non-keuangan
guna men-stabilkan kembali posisinya kearah yang diharapkan.
b. Tindak lanjut pengawasan bank
Bank Indonesia bertugas untuk melakukan pemantauan secara
intensif terhadap setiap kebijakan dari bank tersebut dan
bagaimana ia menyelesaikan berbagai pemasalahannya serta
sesuatu yang menyangkut kemampuannya menciptakan
likuiditas, kemampuannya memenuhi CAR (capital adequency
ratio) sesuai yang ditetapkan oleh BI dan lain-lainnya.
c. Likuidasi bank
Bank Indonesia telah merundingkan secara mendalam bersama
pemerintah untuk melakukan kebijakan melikuidasi atau
menghentikan aktivitas bank tersebut.
4. Kebijakan Perbankan dalam Menghindari Risiko
a. Resiko Kredit
Merupakan risiko yang disebabkan oleh ketidak-mampuan
para debitur dalam memenuhi kewajibannya sebagai¬mana
yang dipersyaratkan oleh pihak kreditur.
b. Risiko Pasar
Merupakan risiko yang disebabkan karena adanya pergerakan
pasar dari kondisi normal ke kondisi di luar prediksi atau yang
tidak normal sehingga kondisi tersebut menyebakan pihak
perbankan mengalami kerugian.Risiko pasar secara umum
disebabkan karena dua hal:
i. Risiko Nilai Tukar
Risiko yang disebabkan karena perubahan nilai tukar
mata uang asing di pasaran internasional sehingga
perubahan ini mempengaruhi kepada kondisi yang tidak
pasti pada nilai perusahaan.Seperti perubahan pada nilai
tukar mata uang dollar Amerika.
ii. Risiko Tingkat Bunga
risiko yang disebabkan karena berubahnya tingkat suku
bunga (interest rate)yang menyebakan suatu
perusahaan menghadapi dua tipe risiko selanjutnya
yaitu (1) risiko perubahan pendapatan, dimana
perubahan itu menyebabkan berubahnya atau
berkurangnya nilai dari yang diharapkan. (2) risiko
perubahan nilai pasar yaitu terjadinya penurunan
nilainya atau menjadi lebih kecil dari yang semula.
c. Risiko Operasional
Risiko operasional merupakan risiko yang timbul karena faktor
internal bank (dalam bank) sendiri yaitu seperi kesalahan pada
sistem komputer, human error, dan lainnya sehingga kejadian
seperti itu telah menyebabkan timbulnya masalah pada bank itu
sendiri.
d. Risiko Likuiditas
merupakan risiko yang dialami oleh pihak perbankan karena
ketidakmampuannya memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Seperti membayar listrik, telepon, gaji karyawan dan lainnya.
Dari keempat risiko tersebut hasil riset menyebutkan bahwa risiko
yang terbesar yang dialami oleh pihak perbankan adalah risiko kredit,
karena kita melihat begitu banyaknya bank yang mengalami take over
atau dibekukan operasinya karena timbulnya angka kredit macet (bad
debt) dalam jumlah yang begitu tinggi.
Dalam upaya untuk mengendalikan risiko kredit, sering bank
menetapkan sejumlah kondisi yang berkaitan dengan kredit atau biasa
disebut condition precedent yaitu suatu kondisi dimana dimana bank
memberikan sejumlah syarat tertentu yang harus dipenuhi dan
dilaksanakan oleh debitur sebelum pencairan kredit (loan disbursement)
dilaksanakan, baik untuk pinjaman jangka pendek (short term debt)
maupun pinjaman jangka panjang (long term debt). Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari risiko kredit yang akan terjadi
nantinya.
Jadi di sini perbankan berusaha maksimal untuk mengendalikan
kredit yang disalurkan atau diterima oleh debitor untuk dipergunakan
dan dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani.
Salah satu kebijakan efektif ialah dengan membentuk biro mediasi
perbankan yang bertugas untuk menyelesaikan Perselisihan bank
dengan nasabah. Karena banyaknya kasus perbankan dengan nasabah
yang penyelesaiannya berjlan lamban dan cenderung ditempuh proses
melalui pengadilan yang mana dibutuhkan biaya yang tidak sedikit
sehungga dengan adanya biro ini diharapkan dapat memperkecil biaya-
biaya seperti itu.
5. Pengawasan Perbankan sebagai Bagian Menghidari Risiko
a. Pengawasan yang dilakukan oleh internal perbankan
Pengawasan internal dilakukan oleh Direktur Kepatuhan,
Satuan Kerja Audit Intern, dan sistem pengawasan melekat.
b. Pengawasan yang dilakukan oleh eksternal perbankan
Pengawasan yang dilakukan oleh pihak bank sentral.Di sini
setiap lembaga perbankan berkewajiban untuk memberikan
laporan keuangan (financial statement) dalam bentuk tertulis
dan itu bersifat berkala.
Untuk menciptakan suatu tatanan dunia perbankan yang lebih baik
maka dalam pengawasan yang telah dilakukan tersebut harus pula diikuti
oleh tindakan pemeriksaan yang baik. Secara umum ada dua bentuk
pemeriksaan, yaitu:
a. Pemerikasaan Umum
Sering disebut juga dengan pengawasan langsung.Maka
pengawasan langsung (pemeriksaan umum) dilakukan adalah
pemeriksaan terhadap semua aspek bank yakni keadaan
keuangan, kegiatan usaha, manajemen dan kepatuhan bank
terhadap ketentuan yang beriaku. Hasil pemeriksaan umum ini
nantinya akan disampaikan kepada pihak bank sentral (BI).
b. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan terhadap aspek-aspek tertentu dari bank baik yang
terkait dengan pos neraca, sistem pengelolaan, kepatuhan
terhadap ketentuan (misalnya Kecukupan Modal/CAR, PBI
KYC), maupun terhadap penyimpangan yang terjadi di bank
6. Antisipasi Perbankan dalam Menghadapi Tindak Pidana Perbankan
Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan oleh bank dalam
upaya mengantisipasi terjadinya tindak pidana di bidang perbankan
antara lain:
a. General awareness
Seluruh pegawai bank harus mempunyai kesadaran tentang
kemungkinan terjadinya kejahatan berikut implikasinya serta
memiliki pengetahuan tentang bagaimana hal tersebut dapat
terjadi.
b. Good understanding
Pemahaman tentang perlunya pedoman standar pengawasan
dan pengamanan terhadap kemungkinan terjadinya kejahatan
dalam operasional perbankan.
c. Risk assessment
Pedoman pengawasan untuk mencegah terjadi risiko harus ada
pada operasional perbankan sehari-hari sampai dengan
perumusan action plan dan strategic operational yang dimulai
dari para manajer/offlcer yang berada di garis depan (front
office).

d. Dynamic prevention
Pencegahan yang dinamis adalah pengawasan berbasis risiko
yang berfungsi sebagai alat utama untuk mengindentifikasi
hambatan dalam mencapai tujuan.
e. Proactive detection
Suatu organisasi perlu memahami kejahatan, risiko yang akan
timbul secara proaktif dalam hal terjadi suatu kejahatan dan
bagaimana kejahatan dapat ditangani.
f. Investigation
Memiliki tim investigasi yang mampu melakukan investigasi
atas suatu kasus yang terjadi. Tim tersebut dapat terdiri dari tim
intern dan/atau tenaga ahli dari luar yang dalam pelaksanaanya
harus dilengkapi dengan standar/pedoman investigasi.
Sebuah lembaga perbankan dengan kepemilikan manajemen
perusahaan yang baik memungkinkan perbankan tersebut untuk terus
mampu memberi profit and continuitysecara stabil. Manajemen akan
berperan ganda sebagai pekerja dan sebagai pengontrol.
7. Biaya Risiko dan Kredit Macet

Pengertian dari biaya risiko (risk cost)adalah biaya yang harus


ditanggung oleh pihak manajemen perusahaan terhadap risiko yang
ditimbulkan dalam setiap keputusan yang diambil. Pelaksanaan
kebijakan receivable turnover(perputaran piutang)akan menimbulkan
terjadinya kemacetan dalam aliran pengembalian pinjaman yang
dilakukan oleh pihak debitur, maka pada saat risiko tersebut timbul
tentu menimbulkan biaya (cost) atau beban yang harus ditanggung
oleh pihak kreditur.
Maka secara financial company masalah yang menyangkut risiko
tidak kembalinya sejumlah uang atau dana yang telah diberikan dalam
bentuk pinjaman ini harus diperhitungkan dan dibebankan dalam
penetapan bunga pinjaman. Sehingga bagi suatu perusahaan yang
melakukan kebijakan penyaluran kredit harus mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan risk cost (biaya risiko) yang timbul karena
faktor terjadinya bad debt (piutang tak tertagih) tersebut.
8. Memperhitungkan Biaya Risiko
Ada 2 cara yang dapat dipergunakan, yaitu:
a. Biaya risiko dihitung dengan cara mengkaji dan menaksir
berapa angka kredit macet yang secara fakta terjadi. Yaitu
dengan mengumpulkan seluruh debitur yang mengalami
tunggakan kredit selama ini.
b. Biaya risiko dihitung dengan cara melihat berapa total angka
pinjaman yang dihapusbukukan terhadap rata-rata angka residu
pinjamannya, dimana ini dilihat dalam satu periode akuntansi.

Penggunaan data fundamental sebagai acuan dalam menganalisis


berapa besar angka- angka yang harus diperhitungkan atau diposisikan
untuk dianalisis sangat mempengaruhi terbentuknya sebuah
rekomendasi nantinya.Sehingga dirasa perlu untuk menjaga akuratnya
suatu angka yang terdapat pada laporan keuangan tersebut, yaitu
angka yang dianalisis tersebut sesuai dengan kejadian atau temuan di
lapangan.
9. Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional
Pemerintah menyusun konsep Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
sebagai kerangka acuan, dimana kerangka acuan ini dibutuhkan
dukungan hukum dan politik, hokum dan poltik harus bergerak besama
untuk mewujudkan tatanan suatu struktur perbankan yang kuat dengan
menjadikan API sebagai kerangka acuan.

Gambar: Enam Pilar Arsiteksur Perbankan Indonesia(API)

Menurut Masyhud Ali keenam pilar penyangga pada bangunan API


itu meliputi:
a. Struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi
nasional yang berkesinambungan;

b. Sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu


pada standard internasional;
c. Industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi
serta memiliki ketahanan dalam menghadapi risiko-
d. Terciptanya good corporate governance(GCG) di perbankan
sehingga memperkuat kondisi internal perbankan nasional;

e. Infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri


perbankan yang sehat;
f. Terwujudnya pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa
perbankan.

No Kegiatan (Pilar 1) Periode


1 Memperkuat permodalan bankPelaksanaa
A. Meningkatkan persyaratan
2004-2010
modal minimum bagi bank
B. Mempertahankan
2004-2010
persyaratan modal Rp 3
2 Memperkuat daya saing BPRA
A. Meningkatkan 2004
linkageprogrampembukaan
B. Mempermudah antara bank 2004
kantor cabang pembentukan
C. Memfasilitasi BPR.
2004 - 2005
fasilitas jasa bersama
3 Meningkatkan akses kredit untuk
A. Memfasilitasi pembentukan 2004
skim penjaminan
B. Mendorong kredit.
penyaluran 2006
2004 - 2006
kredit untukSumber:
sektor usaha
Masyhud Alfl.
a. Real investment
Investasi nyata (real investment)secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah,
mesin-mesin, pabrik, toko, gedung, rumah, kebun, dan lain-lain.
b. Financial investment
Investasi keuangan (financial investment)melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa
(common stock)dan obligasi (bond).
7. BerbagaiSebabTingginyaRisikopadaFinancial Investment
Dalamkonteksmasalah di atasmakakitadapatmemberikankesimpulanbahwaadaberbagaisebab
yang bisamenyebabkanterjadinyarisikopadabidangfinancial investment
8. Default Risk
Default riskmerupakanrisikogagalbayarterhadapsejumlahpinjamankredit yang telahdipinjam.
Persoalandefault riskseringdialamioleh para debiturpadasaatdebiturtersebuttidakmampumengem-
balikanpinjamantersebutsecaratepatwaktu yang disebabkanolehbeberapahal
1. KebijakandanSolusiuntukMenghindariTerjadinyaDefault
Kondisi terjadinya default risk telah menyebabkan timbulnya permasalahan baik di pihak debitur
dan juga kreditur.
BAB 8
RISIKO LIKUIDITAS
1. Definisi Rasio Likuiditas
Risiko likuiditas atau sering disebut dengan short term liquidity risk merupakan
bentuk risiko yang dialami oleh suatu Perusahaan karena ketidakmampuannya dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga itu memberi pengaruh kepada
terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara normal. Contohnya
perusahaan tidak tepat waktu dalam membayar gaji karyawan, pembayaran listrik yang
terlambat, terjadi tunggakan Pembayaran air ledeng ke PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum), dan lain sebagainya.
Diperlukan analisa lebih dalam tentang risiko likuiditas dapat dilakukan dengan
menganalisis kondisi kemampuan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari segi: Analisis
arus kas, Analisis kewajiban jangka pendek, dan Analisis terhadap arus dana jangka
pendek.
2. Sebab-sebab Terjadinya Risiko Likuiditas
a. Utang perusahaan yang berada pada posisi extreme leverage. Extreme leverage
artinya utang perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan
perusahaan itu sendiri.
b. Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah begitu
besar, baik utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang, utang bunga
obligasi yang sudah jauh tempo harus secepatnya dibayar, dan berbagai bentuk
tagihan lainnya.
c. Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.
d. Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan
perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang dijual sehingga jika aset yang
tersisa tersebut masih ingin dijual maka itu juga tidak mencukupi untuk
menstabilkan perusahaan.
e. Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang
sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan keuntungan diperoleh bersifat
fluktuatif, maka artinya perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum
terlambat. Karena jika terjadi keterlambatan akan menyebabkan perusahaan
memperoleh profit secara fluktuatif, sementara kondisi profit yang baik adalah
yang bersifat “konstan bertumbuh". Konstan bertumbuh artinya penjualan dan
keuntungan perusahaan mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu ke waktu
tanpa mengalami fluktuatif yang membahayakan.
3. Pengkategorian Risiko Likuiditas dari Segi Perbankan
a. Risiko Likuiditas Pasar, yaitu risiko yang timbul karena Bank tidak mampu
melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar karena kondisi likuiditas
pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan di pasar (market disruption)
b. Risiko Likuiditas Pendanaan, yaitu risiko yang timbul karena Bank tidak mampu
mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain.
4. Risiko Likuiditas dan Nilai Saham serta Reaksi Investor
Manajemen perusahaan berusaha menjaga kondisi likuiditas perusahaan yang
sehat dan terpenuhi secara tepat waktu sehingga memberi reaksi kepada para calon
investor dan para pemegang saham khususnya bahwa perusahaan dalam kondisi yang
aman dan stabil, yang otomatis maka harga saham perusahaan juga cenderung stabil dan
bahkan diharapkan terus mengalami kenaikan.
Perusahaan akan melakukan penguatan pada rasio likuiditas perusahaan untuk
memperkecil risiko likuiditas selain itu penguatan ini juga akan menjadi “good news"
bagi para investor karena sudah menjadi karakter investor untuk selalu meminati saham
yang cenderung bersifat aman dan terus mengalami kenaikan. Hal tersebut akan
meningkatkan minat investor dan akan berdampak pada harga saham yang cenderung
akan naik karena tingginya permintaan.
5. Hubungan Likuiditas dan Solvabilitas
Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya secara tepat waktu. Adapun solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan
dalam membayar utang-utangnya yang jatuh tempo secara tepat waktu atau tidak
terlambat.
Dalam permasalahan likuiditas dan solvabilitas ini, dalam perspektif investor ada
empat bentuk hubungan antara likuiditas (liquid) dan solvabilitas (solvabel) yang dapat
dijadikan ukuran untuk melihat risiko suatu perusahaan, yaitu:
a. Liquid dan Solvabel, adalah dimana suatu perusahaan dinyatakan sehat dan
dalam keadaan baik, karena ia mampu melunasi kewajiban-kewajibannya
yang bersifat jangka pendek dan juga mampu melunasi utang-utangnya yang
jatuh tempo secara tepat waktu. Pada posisi ini saham perusahaan dilihat
dalam kondisi yang baik atau konstan bertumbuh.
b. Liquid dan Insolvabel, adalah suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak
lagi memiliki keseimbangan finansial secara baik, karena liquiditasnya
dianggap sehat namun solvabilitasnya atau kemampuan membayar utang-
utangya secara tepat waktu dianggap berada dalam posisi bermasalah bahkan
cenderung tidak lagi tepat waktu (insolvabel). Pada posisi ini perusahaan
sudah mengalami kondisi financial distress (kesulitan keuangan), dimana
mungkin saja dana untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo tersebut
dipakai untuk membayar kewajiban jangka pendeknya
c. Iliquid dan Solvabel, adalah suatu kondisi dimana suatu perusahaan tidak
mampu lagi memiliki keseimbangan finansial secara baik, ini terjadi karena
likuiditasnya sudah tidak sehat lagi atau pihak manajemen perusahaan sudah
tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya secara tepat waktu.
Namun di sisi lain kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya
yang jatuh tempo masih sangat baik. Ketidakseimbangan ini mungkin saja
terjadi karena dana jangka pendeknya berupa dari likuiditas dipakai untuk
membayar utang yang telah jatuh tempo, salah satu analisis pihak manajemen
adalah memindahkan sementara dana likuiditas daripada nama baik di
perbankan turun bahkan lebih jauh memungkinkan agunan perusahaan
diambil oleh bank karena factor tidak lagi mampu membayar utang.
d. Iliquid dan Insolvabel, adalah kondisi perusahaan yang berada dalam kondisi
menuju kepada kebangkrutan (bankruptcy). Kondisi bankruptcy terjadi ketika
perusahaan tidak mampu lagi melunasi kewajiban jangka pendek atau short
term liquidity-nya dan utang-utangnya yang ada diberbagai tempat yang jatuh
tempo atau kewajiban solvabilitasnya. Jika tidak cepat diatasi maka
perusahaan ini memungkinkan akan mengalami kondisi untuk di akuisisi oleh
perusahaan lain, atau melakukan kebijakan merger.
6. Rasio Likuiditas
Rumus Rasio Likuiditas dan Solvabilitas

Rasio likuiditas ada dua yaitu current ratio dan quick ratio (acit tert ratio).
Rumus current ratio adalah:
Current Assets
Current Liabilities

Keterangan:
■ Current Assets = Aset lancar
■ Current liabilities = Utang lancar Rumus quick ratio (acit tert ratio)
adalah:
Current Assets - Inventories
Current Liabilities
Keterangan:
■ Inventories = Persediaan
Rumus rasio solvabilitas adalah:

{Total Assets—Total Liabilities) + Long term Liabilities


Fixed Assets
Keterangan:
■ Total assets = Total aset
= Total kewajiban
" Total liabilities = Kewajiban jangka panjang
- Aktiva tetap
• Long term liabilities
• Fixed assets

7. Hubungan Current Ratio dan Likuiditas Perusahaan


Kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik adalah dianggap
sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio (rasio lancar) terlalu
tinggi juga dianggap tidak baik. Ini sebagaimana dikatakan oleh Samuel C. Weaver dan J.
Fred Weston19* bahwa "... setiap nilai ekstrem dapat mengindikasikan adanya masalah.
Sebagai contoh, rasio lancar sebesar 8,00 dapat mengindikasikan:
• Penimbunan kas.
• Banyaknya piutang yang tidak tertagih.
• Penumpukan persediaan.
• Tidak efisiennya pemanfaatan “pembiayaan” gratis dari pemasok.
• Rendahnya pinjaman jangka pendek.
Memang bagi pihak manajer perusahaan memiliki current ratio yang tinggi
dianggap baik, bahkan bagi para kreditur dipandang perusahaan tersebut berada dalam
keadaan yang kuat. Namun bagi para pemegang saham ini dianggap tidak baik, dalam
artian para manajer perusahaan tidak mendayagunakan current asset secara baik dan
efektif, atau dengan kata lain tingkat kreatifitas manajer perusahaan adalah rendah.
Sebaliknya current ratio yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan
bahwa manajemen telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif.20) Saldo kas dibuat
minimum sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perputaran piutang dan persediaan
diusahakan maksimum.21^
Berdasarkan analisis di atas tersebut untuk membuat pema¬haman kita lebih
dalam ada baiknya kita mendengarkan pendapat yang dikemukakan oleh Jumingan22)
’ ;bahwa “....sebelum penganalisis mengambil kesimpulan final dari analisis current ratio,
perlu mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Distribusi pos-pos aktiva lancar.
2. Data tren dari aktiva lancar dan utang jangka pendek untuk jangka waktu 5 atau
10 tahun.
3. Syarat kredit yang diberikan oleh kreditur kepada perusahaan dalam
pengembalian barang, dan syarat kredit yang diberikan perusahaan kepada langganan
dalam penjualan barang.
4. Nilai sekarang atau nilai pasar atau nilai ganti dari barang dagangan dan tingkat
pengumpulan piutang.
5. Kemungkinan adanya perubahan nilai aktiva lancar
6. Perubahan persediaan dalam hubungannya dengan volume penjualan sekarang
dan yang akan datang.
7. Besar kecilnya kebutuhan modal kerja untuk tahun mendatang.
8. Besar kecilnya jumlah kas dan surat-surat berharga dalam hubungannya dengan
kebutuhan modal kerja.
9. Credit rating perusahaan pada umumnya.
10. Besar kecilnya piutang dalam hubungannya dengan volume penjualan.
11. Jenis perusahaan, apakah merupakan perusahaan industry, perusahaan dagang,
atau public utility.
Dan lebih jauh Subramanyam dan John J. Wild23) mengatakan, 'Dari pembahasan
rasio lancar, setidaknya dapat diambil tiga kesimpulan:
1. Sebagian besar likuiditas bergantung pada arus kas prospektus dan
sebagian kecil bergantung pada tingkat kas dan setara kas.
2. Tidak ada hubungan langsung antara saldo akun modal kerja dan
pola arus kas masa depan.
8. Solusi Risiko Likuiditas
a. Melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian
(prudential principle). . _
b. Menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi
yang ada, yaitu berdasarkan analisis jangka pendek dan jangka panjang.
c. Menghindari keputusan yang bersifat mengejar keuntungan yang bersifat jangka
pendek, namun mampu memberikan kerugian yang bersifat jangka panjang.
Bahwa memperoleh profit secara “konstan bertumbuh” adalah lebih aman dari
pada secara maksimal profit, namun bersifat fluktuatif.
d. Memperhatikan dan mengamati dengan baik setiap kebijakan moneter yang
diterapkan oleh pemerintah, seperti kebijakan penetapan suku bunga. Seperti suku
bunga kredit, obligasi, deposito, SBI, dan sebagainya. Serta memperhatikan
kondisi target pencapaian pertumbuhan ekonomi dan realita inflasi yang terjadi
saat ini.
e. Pihak manajemen perusahaan sebaiknya juga memahami kondisi mikro dan
makro ekonomi secara baik, seperti kondisi politik dan keamanan dalam dan luar
negeri, sosial dan politik dalam dan luar negeri, dan berbagai permasalahan
lainnya yang bisa dianggap memiliki pengaruh bagi pembentukan kondisi mikro
dan makro ekonomi. Sehingga dengan pemahaman yang mendalam dan kompleks
seperti itu perusahaan tidak akan melakukan tindakan yang bersifat kurang
perhitungan, seperti melakukan, ekspansi penam¬bahan modal dan pembukaan
kantor cabang dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif.
f. Melakukan pendekatan hedging untuk menyesuaikan jatuh tempo antara aktiva
dan kewajiban24).
g. Melakukan perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi, seperti melakukan
analisis varians dalam operasi atau departemen
h. Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit, dengan menghindari
utang berlebihan, mempertahankan pembayaran utang, dan memperpanjang jatuh
tempo pembayaran utanq
i. Menghindari operasi luar negeri di negara-negara berisiko tinggi
j. Menurunkan harga pada jenis barang yang susah dijual dan meningkatkan harga
pada barang yang tingkat permintaanhya tinggi.
9. Likuiditas dan Financial Distress
Jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas maka sangat
memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan (financial
distress), dan jika kondisi kesulitan tersebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat
kebangkrutan usaha (bankruptcy). Untuk menghindari kebangkrutan ini dibutuhkan
berbagai kebijakan, strategi dan bantuan, baik bantuan dari pihak internal maupun
eksternal.
Untuk persoalan financial distress secara kajian umum ada 4 (empat) kategori
penggolongan yang bisa kita.buat, yaitu,
a. Pertama, financial distress kategori A atau sangat tinggi dan benar- benar
membahayakan. Kategori ini memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada di
posisi bangkrut atau pailit. Pada kategori ini memungkinkan pihak perusahaan
melaporkan ke pihakterkait seperti pengadilan bahwa perusahaan telah berada dalam
posisi bankruptcy (pailit). Dan menyerahkan berbagai urusan untuk ditangani oleh pihak
luar perusahaan.
b. Kedua, financial distress kategori B atau tinggi dan dianggap berbahaya.
Pada posisi ini perusahaan harus memikirkan berbagai solusi realistis dalam
menyelamatkan berbagai aset yang dimiliki, seperti sumber-sumber asset yang ingin
dijual dan tidak dijual/dipertahankan. Termasuk memikirkan berbagai dampak jika
dilaksanakan keputusan merger (penggabungan) dan akuisisi (pengambilalihan). Salah
satu dampak yang sangat nyata terlihat pada posisi ini adalah perusahaan mulai
melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiunan dini pada beberapa
karyawannya yang dianggap tidak layak (infeasible) lagi untuk dipertahankan.
c. Ketiga financial distress kategori C atau sedang, dan ini dianggap
perusahaan-masih mampu/bisa menyelamatkan diri dengan tindakan tambahan dana yang
bersumber dari internal dan eksternal Namun di sini perusahaan sudah harus melakukan
perombakan berbagai
kebijakan dan konsep manajemen yang diterapkan selama jnj bahkan jika perlu
melakukan perekrutan tenaga ahli baru yang memiliki kompetensi yang tinggi untuk
ditempatkan di posisi-posisi strategis yangbertugas mengendalikan dan menyelamatkan
perusa-haan, termasuk target dalam menggenjot perolehan laba kembali. Dimana salah
satu tugas manajer baru tersebut adalah jika perolehan laba telah kembali diperoleh maka
jika perusahaan pernah melakukan keputusan penjualan saham, maka memungkinkan
dana keuntungan yang diperoleh tersebut dialokasikan sebagian untuk membeli kembali
saham yang telah dijual kepada publik atau yang dikenal dengan istilah stock repurchase
atau buy back.3y> Keputusan untuk membeli kembali saham yang sudah dijual ke
pasaran mengandung berbagai arti bagi suatu perusahaan, antara lain: <
1) Perusahaan memiliki kembali saham yang sudah diedarkan di pasaran.
2) Perusahaan telah memberi sinyal positif ke pasaran, bahwa memiliki
kemampuan finansial yang cukup.
3) Diharapkan dengan membeli saham, Earning pershare akan mengalami
kenaikan.
4) Dengan terjadinya peningkatan Earning pershare (EPS) diharapkan market
price pershare juga akan mengalami kenaikan.
d. Keempat, financial distress kategori D atau rendah. Pada kategori ini
perusahaan dianggap hanya mengalami fluktuasi finansial temporer yang disebabkan oleh
berbagai kondisi eksternal dan internal, termasuk lahirnya dan dilaksanakan keputusan
yang kurang begitu tepat. Dan ini umumnya bersifat jangka pendek, sehingga kondisi ini
bisa cepat diatasi, seperti dengan mengeluarkan financial reserve (cadangan keuangan)
yang dimiliki, atau mengambil dari sumber- sumber dana yang selama ini memang
dialokasikan untuk mengatasi persoalan-persoalan seperti itu. Bahkan biasanya jika ini
terjadi pada anak perusahaan (subsidiaries company) maka itu bisa diselesaikan secara
cepat tanpa harus ada penanganan serius dari pihak manajemen kantor pusat (head office
management).
BAB 9
RISIKO FRAUD
1. Definisi Fraud
Fraud (kecurangan) merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja untuk
tujuan pribadi atau kelompok, dimana tindakan yang disengaja tersebut telah
menyebabkan kerugian bagi pihak tertentu atau institusi tertentu. dapatdisimpulkan dari
pendapat ahli dapat dikatakan bahwa tindakan fraud (kecurangan) tersebut merupakan
sesuatu yang disebabkan oleh keinginan seseorang yang teraplikasi dalam bentuk
perilakunya untuk melakukan suatu tindakan yang menyalahi aturan.
2. Definisi Risiko Fraud
Risiko fraud adalah risiko yang dialami oleh suatu perusahaan atau institusi karena faktor
terjadinya tindakan fraud atau kecurangan yang disengaja, baik kerugian yang bersifat
materi maupun non materi, dimana kerugian materi diukur dari segi nilai finansial dengan
mengacu pada mata uang yang dipakai (rupiah, dollar, ringgit, yen, euro, dan sebagainya)
dan kerugian non material menyangkut dengan kerugian yang bersifat non keuangan
seperti menurunnya kepercayaan publik pada perusahaan.
3. Bentuk-bentuk Fraud
 Intentional error
Kekeliruan bisa disengaja dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri dalam bentuk
window dressing (merekayasa laporan keuangan supaya terlihat lebih baik agar lebih
mudah mendapat kredit dari bank) dan check kiting (saldo rekening bank ditampilkan
lebih besar sehingga rasio lancar terlihat lebih baik).
 Unintentional error
Kecurangan yang terjadi secara tidak disengaja (kesalahan manusiawi), misalnya salah
menjumlah atau penerapan standar akuntansi yang salah karena ketidaktahuan.
 Collusion
Kecurangan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan cara bekerja sama dengan
tujuan untuk menguntungkan orang-orang tersebut, biasanya merugikan perusahaan atau
pihak ketiga. Misalnya, di suatu perusahaan terjadi kolusi antara bagian pembelian,
bagian gudang, bagian keuangan, dan pemasok dalam pembelian bahan atau barang.
Karena kolusi merupakan salah satu bentuk kecurangan yang sulit dideteksi salah satu
pencegahan yang banyak digunakan adalah dilarangnya pegawai mempunyai hubungan
keluarga (suami-istri, adik-kakak) untuk bekerja di perusahaan yang sama.
 Intentional misrepresentation
Memberi saran bahwa sesuatu itu benar, padahal itu salah, oleh seorang yang mengetahui
bahwa itu salah
 Negligent misrepresentation
Pernyataan bahwa sesuatu itu salah oleh seseorang yang tidak mempunyai dasar yang
kuat untuk menyatakan bahwa hal itu betul.
 False promises
Sesuatu janji yang diberikan tanpa keinginan untuk memenuhi janji tersebut.
 Employee fraud
Kecurangan yang dilakukan pegawai untuk menguntungkan dirinya sendiri. Hal ini
banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari office boy yang memainkan
bon pembelian makanan sampai pegawai yang memasukkan pengeluaran pribadi untuk
keluarganya sebagai biaya perusahaan.
 Management fraud
Kecurangan yang dilakukan oleh manajemen sehingga merugikan pihak lain, termasuk
pemerintah. Misalnya manipulasi pajak manipulasi kredit bank, kontraktor yang
menggunakan cost plus fee.
 Organized crime
Kejahatan yang terorganisasi, misalnya pemalsuan kartu kredit, pengiriman barang
melebihi atau kurang dari yang seharusnya di mana si pelaksana akan mendapat bagian
10%.
 Computer crime
Kejahatan dengan memanfaatkan teknologi komputer, sehingga si pelaku bisa
mentransfer dana dari rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
 White collar crime
Kejahatan yang dilakukan orang-orang berdasi (kalangan atas), misalnya mafia tanah,
paksaan secara halus untuk merger, dan lain- lain.
4. Sebab-sebab fraud bisa terjadi
Bahwa tindakan sebab musabab timbulnya fraud dapat disebabkan oleh banyak hal
terutama dari individu itu sendiri seperti faktor ketidakstabilan emosional atau kurangnya
kemampuan kontrol yang mendalam dari pihak yang bersangkutan. Maka efek itu bisa
menimbulkan banyak hal seperti munculnya sikap suka berfoya-foya dengan sering
berbelanja barang-barang mewah, sering ke diskotik, berjudi, terlibat narkoba, dan faktor
tidak nyaman berada dalam keluarga seperti merasa selalu tertekan.
Dalam konsep keilmuan digariskan bahwa sebuah tindak kejahatan dalam skala yang
kecil perlahan akan menjadi besar pada saat orang mulai melihat itu sebagai bagian
pencarian nilai tambah yang wajar dan itu terjadi tanpa ada yang bisa
mengungkapkannya.
5. Fraud pada bagian marketing
Contoh tindakan Fraud pada bagian marketing sebagi berikut :
a. Membuat rencana biaya promosi yang berlebihan atau memberi kesan bahwa
dibutuhkan promosi besar-besar dan itu terkesan di luar kewajaran sehingga di sini
dibuatnya anggaran biaya promosi yang lebih besar dari event yang dilaksanakan.
b. Melakukan promosi suatu produk namun sebenarnya tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada pada produk tersebut.
c. Menjual barang tester yang seharusnya dipakai hanya untuk tester saja, dan
menqambil keuntungan itu sebagai keuntungan pribadi.
d. Mengambil barang tester dan hadiah untuk menjadi milik pribadi. Contohnya; pada
produk tester jenis parfum dimana isi parfum diambil dan botol kosongnya
dikembalikan sebagai bukti ke pihak manajemen perusahaan.
e. Menjual barang hadiah kepada para konsumen yang harusnya barang itu diberikan
dalam bentuk sebagai hadiah saja.
f. Memakai fasilitas kendaraan dinas pada saat melakukan promosi produk dan jasa ke
daerah-daerah atau tempat-tempat tertentu untuk urusan pribadi.
g. Menaikkan harga secara berlebihan dari produsen ke distributor tanpa sepengetahuan
pihak manajemen perusahaan. Contohnya harga sebuah barang dari produsen
Rp.9.300,00 dinaikkan menjadi Rp.9.500,00.
6. Fraud pada bagian produksi
a. Tindakan mencetak ulang buku-buku yang sudah berakhir batas perjanjiannya tanpa
seizin dengan pengarang (sebagai pemegang hak cipta) atau bahkan mencetak buku
melebihi batas ketentuan yang dipersyaratkan oleh pengarang, seperti perjanjian cetak
4.000 eksemplar namun dicetak 5.000 eksemplar. Dan hasil keuntungan diambil oleh
penerbit.
b. Pada penjualan jenis pertamax dicampur dengan jenis bensin.
c. Membeli bahan baku namun meminta lebih sebagai bentuk bonus, dan menyimpan
bonus tersebut di rumah karyawan. Dan pada saat pembelian selanjutnya bonus
tersebut dijual ke perusahaan pemasok bahan baku dengan harga rendah.
d. Mencampur produk tertentu dengan jenis lain, namun tidak terlihat jika dianalisis
secara sederhana. Seperti mencampur shampoo dengan air, pewangi pakaian dengan
air, dan sebaqainya.
e. Menggunakan merek dagang dari perusahaan lain tanpa sepengetahuan mereka, namun
kualitas produksinya rendah. Seperti membajak buku, membajak barang elektronik, dan lain
sebagainya.
7. Fraud pada bagian Keuangan dan Tugas Auditor
Pada bagian keuangan sudah jelas jika fraud (kecurangan) itu berkaitan dengan
perubahan angka-angka pada laporan keuangan (financial statement). Dimana angka-
angka tersebut tidak lagi disajikan sewajarnya tapi sudah diubah-ubah dan itu sering
terjadi karena adanya pressure dari pihak manajemen, sehingga informasi ang diperoleh
public bukan lagi informasi data sebenarnya melainkan data rekayasa. Dari tindakan itu
kewajiban tugas auditor untuk melaporkan keadaan yang sebenarnya kepada pihak yang
berkepentingan. Namun bukanlah tugas mudah karena sisi independen seorang auditor
akan diuji. Dalam menjalankan tugasnya sangat memungkinkan bagi pihak manajemen
untuk mengintervensi dengan cara menyuruh mengubah angka-angka sesuai
keinginannya.
8. Fraud pada bagian Sumber daya manusia
a. Membuat gelar kesarjanaan palsu atau fiktif, padahal yang bersangkutan tidak
kuliah di sana. Sehingga pengaruhnya yang bersangkutan memperoleh pekerjaan
dan mendapatkan kedudukan yang layak.
b. Menerima sogokan dengan menerima karyawan yang seharusnya tidak lulus
namun kemudian meluluskannya.
c. Menerima karyawan yang berasal dari hubungan keluarga namun kualitasnya
adalah rendah atau dianggap tidak layak.
d. Membayar gaji karyawan tidak sesuai dengan isi perjanjian kontrak dan juga
memperkerjakan karyawan lebih lama waktunya diban¬dingkan dengan
perjanjian kontrak yang ditandatangani.
e. Mengenakan biaya-biaya administrasi yang di luar dari ketentuan yang dibuat
oleh perusahaan. Seperti pungutan uang sosial karyawan namun pada saat ada
karyawan yang sakit bantuan uang sosial itu tidak diberikan, dan jika diberikan
dalam jumlah yang tidak sesuai.
f. Menempatkan karyawan yang tidak sesuai dengan keahliannya, dengan tujuan
agar mudah diatur dan dibujuk jika melakukan sesuatu. Lebih khusus tidak
menerapkan “The right man and the right place.
g. Tidak memberikan fasilitas pendukung yang maksimal dalam pekerjaan
karyawan, sehingga karyawan yang bersangkutan menggunakan fasilitas pribadi
untuk pekerjaan kantor. Sementara fasilitas pendukung diambil oleh pimpinan
untuk kepentingan pribadinya.
9. Bentuk Fraud pada Earnings Management
Tindakan melakukan earning management bersifat mengambil keuntungan jangka
pendek, tanpa menunggu proses yang sewajarnya. D°rongan tindakan pihak manajemen
melakukannya karena ingin memperlihatkan kepada pihak pemegang saham terhadap prestasi
kinerja perusahaan yang semakin lama semakin baik, dan lebih jauh pihak manajemen
perusahaan memungkinkan untuk dipertahankan karena prestasinya yang menonjol tersebut.
Namun sebenarnya apa yang dilaporkan oleh pihak manajemen perusahaan merupakan suatu
penipuan yang bersifat sangat tidak etis.
10. 10. Bentuk Fraud pada Insider Trading
Insider Trading adalah informasi yang hanya dikuasai oleh sekelompok orang yang
harusnya disebar tapi ditahan oleh sekelompok orang tertentu. Tindakan menyimpan informasi
dengan cara melakukan kontrol informasi dalam arti memberi atau open of information adalah
dilakukan dalam batas-batas yang dikaji sejauh mana itu akan memberi dampak pada
perusahaan khususnya pengaruhnya pada harga saham. Beberapa pihak menyebutkan bahwa
semakin baik suatu perusahaan dapat dilihat pada tindakan perusahaan yang begitu “care” atau
perhatian untuk menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan perusahaan
kepada publik, atau dalam akuntansi biasa dikenal dengan tindakan disclosure. Semakin
disclosure-nya suatu perusahaan maka semakin menunjukkan bahwa perusahaan tersebut
semakin qualified. Namun, menjadi suatu pertanyaan bagi kita apakah disclosure dan qualified
mempunyai keeratan yang kuat. Tapi jika mengkaji hubungan dari disclosure and trust
(keterbukaan dan kepercayaan) maka mungkin sudah banyak penulis dan peneliti yang
memberikan rekomendasi tentang hal tersebut.
Kejadian yang sifatnya insider trading ini pada dasarnya memang bisa digolongkan
sebagai tindakan fraud atau kecurangan karena telah menyebabkan kerugian pada pihak lain
yaitu memonopoli informasi ataupun melakukan pengontrolan informasi itu dengan tujuan
kemudian menarik keuntungan atas suatu kejadian yang tidak normal. Karena itu berlangsung
secara tidak normal atau bukan karena terbentuk dalam konsep perfect market maka itu adalah
suatu kesalahan.
11. Bentuk Tindakan Investigasi Fraud dengan Pendekatan Interview
a. Gunakan cara interogasi yang halus dan sopan, hindari kekerasan dan intimidasi.
b. Gunakan asas praduga tak bersalah terhadap tersangka.
c. Kemukakan fakta, bukan opini.
d. Tugaskan dua orang interviewer, satu mengajukan pertanyaan dan satu lagi
mendengarkan, memperhatikan (menyaksikan) dan men¬catat.
e. Gunakan alat perekam.
f. Dengarkan jawaban tersangka dengan penuh kesabaran, lakukan interupsi hanya untuk
memperjelas jawaban tersangka.
g. Ajukan pertanyaan-pertanyaan atau kalimat-kalimat untuk menum¬buhkan
kepercayaan diri dan keberanian tersangka untuk mencerita¬kan dengan kata-katanya
sendiri kejadian yang sebenarnya.
h. Walaupun sulit (hanya bisa dilakukan oleh interogator yang terlatih dan berpengalaman)
coba untuk mengetahui apakah tersangka berbohong atau menjawab dengan jujur.
i. j- Perhatikan “body language".
j. Jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat memancing emosi harga dirinya,
karena jika itu terjadi maka pertanyaan yang diajukan tidak akan terjawab karena
yang bersangkutan merasa harga dirinya diremehkan.
k. Jelaskan padanya bahwa hasil interview ini akan membawa pengaruh pada kemajuan
perusahaan, yaitu sesuai dengan yang dicita-citakan oleh banyak pihak tidak terkecuali
bagi dirinya sendiri.
l. m. Penjelasan secara tegas dan jelas bahwa secara agama manapun tindakan dan
perbuatan fraud adalah tidak dibenarkan dan dapat dikategorikan berdosa, sehingga
yang bersangkutan perlu secepat¬nya mengakui perbuatan salah tersebut.

12. Beberapa Solusi untuk Mencegah Terjadinya Risiko Fraud


a. Tingkatkan pengendalian intern yang terdapat di perusahaan.
b. Lakukan seleksi pegawai secara ketat, gunakan jasa psikolog dan hindari katebelece
dalam penerimaan pegawai.
c. Tingkatkan keandalan internal audit department, antara lain dengan:
Memberikan balas jasa yang menarik
Memberikan perhatian yang cukup besar terhadap laporan mereka
Mengharuskan internal auditor melaksanakan continuing professional education.
d. Berikan imbalan yang memadai untuk seluruh pegawai, timbulkan “sense of belonging"
di antara pegawai.
e. Lakukan rotation of duties dan wajibkan para pegawai untuk menggunakan hak cuti
mereka.
f. Lakukan pembinaan rohani.
g. Berikan sangsi yang tegas kepada mereka yang melakukan kecurangan dan berikan
penghargaan kepada mereka yang berprestasi.
h. Tumbuhkan iklim keterbukaan di dalam perusahaan.
i. Manajemen harus memberikan contoh dengan bertindak jujur, adil, dan bersih.
j. Buat kebijakan tertulis mengenai fair dealing.
Bab 13
Risk and Return

Dalam berbagi ilmu yang menggunakan pendekatan kualitatif, risk and return menjadi suatu hal
yang dipertimbangkan pada setiap keputusan yang diambil. Suatu keputusan harus meliaht efek
ayang ditimbulkan. Efek inilah yang dilihat sebagai risiko yang ditimbulkan.
1. Definisi Risiko (risk)
Risiko dapat ditafsirkan sebagai keadaan tidak pasti yang akan terjadi di masa
depan (future) dengan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan saat ini.
Pembahasan risiko mempunyai keterkaitan kuat dengan pembahasan investasi
sebagaimana dikemukakan oleh Raharjo bahwa risiko adalah kerugian yang mungkin
timbul atas hasil investasi yang tidak sesuai harapan.
Setiap keputusan investasi berkaitan dengan keputusan adanya risiko, karena
perangkat pendukung keputusan investasi yang tidak selalu lengkap dan sempurna.
Karenanya, risiko menjadi barometer utamayang dianalisis dalam investasi. Jae K. Shim
menyatakan bahwa pengertian analisis risiko adalah proses pengukuran dan
penganalisisan risiko disatukan dengan keputusan investasi dan keuangan. David K.
Eiteman, Arthur I. Stonehill dan Michael H Moffett menyatakan bahwa risiko dasar
adalah the missmatching of interest rate bases for associated assets and liabilities.
Sehingga risiko dapat diartikan secara umum sebagai keadaan tidak pasti di masa depan
atas keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan.

2. Definisi Return
Return adalah keuntuntungan yang diperoleh dari hasil kebijakan investasi yang
dilakukan. Return menurut R.J Shock adalah laba investasi (bunga dan dividen).
Beberapa pengertian return yang dipakai dalan investasi antara lain:
a. Return on equity
b. Return on capital
c. Return on investment
d. Return on invested capital
e. Return realisasi
f. Return on net work
g. Return on sales
h. Return ekspektasi
i. Return total
j. Return realisasi portofolio
k. Return ekspektasi portofolio

3. Definisi Risk and Return


Risk and return adalah kondisi laba atau rugi pada suatu periode akuntansi. Jika
risiko tinggi maka keuntungan akan tinggi dan sebaliknya. Hubungan antara risk and
return yaitu :
a. Bersifat linier atau searah
b. Semakin tinggi return maka akan semakin tinggi risiko
c. Semakin besar aset yang ditempatkan, risikonya akan semakin besar.
d. Hubungan linier hanya mungkin terjadi pada kondisi pasar yang bersifat normal.

Semakin besar cadangan yang dimiliki, maka akan semakin besar pula kemampuan
menjamin bebas risiko.

Hubungan risiko dan expected return dapat disebutkan tentang posisi “goverment
protection” yaitu,
- SBI (Sertifikat Bank Indonesia)
- Obligasi pemerintah pusan dan obligasi pemerintah daerah
- Obligasi pemerintah asing
- Time deposit dan saving

Berbagai instrumen derivatif yang juga perlu diketahui antara lain:


a. Warrant
b. Opsi (option)
c. Future

Secara umum ada 4 (empat) perspektif yang dijadikan rujukan, yaitu:


a. Produk investasi memberikan keuntungan tinggi dan risiko rendah
b. Membeli harga rendah dan menjual harga tinggi (perrspetif capital gain)
c. Berkelanjutan (sustainable)
d. Tempat investasi jelas dapat dipertanggungjawabkan dari segi legalitas hukum

Komdisi pergerakan valas terjadi karena:


a. Penetapan suku bunga time deposit sangat ditentukan oleh kebijakan perbankan yang
bersangkutan
b. Pergerakan valas dipengaruhi oleh kondisi mikro dan makro ekonomi domestik
maupun internasional

4. Emas dan Risk and Retun


Bentuk-bentuk emas antara lain:
a. Emas batangan
b. Emas koin
c. Emas perhiasan
Emas sering disetarakan dengan kas karena sama likuidnya. Selain itu harga emas
setiap tahunnya selalu naik sehingga disebut barang langka dan bayak ditempatkan
sebagai aset lancar yang dianggap memiliki sisi profitable di masa yang akan datang.
Emas memiliki perbedaan besar dengan mata uang lain yang terbuat dari logam.
Emas tidak akan mengalami penyusutan walaupun dalam waktu yang lama sehingga
emas mempunyai nilai yang tinggi dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, emas didukung
oleh bukti pendukung berupa sertifikat, sehingga dalam hal jal belinya, tidak perlu
membawa-bawa emas lagi untuk keperluan transaksi.
Sehingga terdapat beberapa keuntungan suatu neara mempunyai cadangan dalam
bentuk emas yang banyak yaitu karena emas merupakan logam mulia yang diterima
untuk di ekspor impor maka lalu lintas emas di pasaran internasiomal adalah masuk dan
keluar serta melintasi berbagai negara.
Bagi pebisnis, memiliki banyak cadangan dalam bentuk emas dapat digunakan
sebagai hedging atau lindung nilai terhadap berbagai kondisi pasar. Selain itu emas juga
juga cepat diuangkan dan harga emas juga cederung stabil dan tidak memiliki efek
inflasi. Konsep risk and return emas cenderung memiliki kondisi “slow growth” atau
tmbuh secara perlahan. Tingkat risiko emas juga dianggap lebih kecil dari valas.
5. Risiko Investasi
Risiko ivestasi adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara actualretun dan
expected return (E(R)

6. Expected Return
Expected Return adalah keuntungan yang diharapkan oleh investor terhadap seumlah
investasi.

7. Sumber-sumber risiko yang memperngaruhi besarnya risiko suatu investasi


Eduardus Tandelilim menyebutkan sumber-sumber risiko yang mempengaruhi
besarnya risiko suatu investasi adalah:
a. Risiko suku bunga
b. Risiko pasar
c. Risiko inflasi
d. Risiko bisnis
e. Risiko finansial
f. Risiko likuiditas
g. Risiko nilai tukar mata uang
h. Risiko negara

8. Systematic Risk, Unsystematic Risk andTotal Risk


a. Systematic Risk
Systematic Risk (risiko sistematis) atau yang disebut juga dengan market risk
(risiko umum) adalah risiko yang tidak dapat terdeversifikasikan atau risiko yang
sifatnya menyeluruh. Contohnya adalah krisis moneter pada tahun 1997 di
Indonesia.
b. Unsystematic Risk
Unsystematic Risk (risiko yang tidak sistematis) atau yang disebut juga risiko
spesifik atau risiko yang dapat dideversifikasikan adalah risiko yang hanya
membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja. Dan juka hal itu terjadi,
perusahaan akan tetap dapat mengatasi dengan menerapkan strategi-strategi dan
kebijakan-kebijakan tertentu untuk mengatasinya.
c. Total Risk
Total risk adalah gabungan dari Systematic Risk dan Unsystematic Risk. jika dua
risiko tersebut dijmlahkan maka mengasilkan risiko total. Adapun rumusnya yaitu
Total Risk = Systematic Risk + Unsystematic Risk

9. Alternatif-Alternatif Menghindari Risiko


Untuk menghindari risiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan perlu
dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang
diambil adalah yang dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya.
Tindakan seperti ini dianggap sebagai bahagian strategi investasi.Bahwa berbagai
keputusan-keputusan strategis akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan.
Dimana tindak lanjut dari keputusan strategi ini adalah melibatkan secara maksimal
sumberdayayang ada.

10. Mengelola risiko


a. Memperkecil risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak memperbesar
setiap keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisasinya agar risiko tersebut tidak bertambah besar.
b. Mengalihkan risiko
Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang kita terima tersebut
kita alihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan mengasuransikan
bisnis guna menghindari terjadinya risiko yang sifatnya tidak diketahui kapan
waktunya.
c. Mengontrol risiko
Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakukan kebijakan antisipasi
terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi. Kebijakan seperti ini
biasanya dilakukan dengan memasang alat pengaman atau pihak penjaga
keamanan pada tempat-tempat yang dianggap vital. Seperti memasang alarm
pengaman pada mobil, alarm kebakaran pada rumah dan menempatkan satpam
pada siang atau malam hari.
d. Pendanaan risiko
Keputusan pendanaan risiko adalah menyangkut penyediaan sejumlah dana
sebagai cadangan (reserve) guna mengantisipasi timbulnya risiko di kemudian
hari seperti perubahan nilai tukar dolar terhadap mata uang domestik di pasaran.
Maka kebijakan sebuah perbankan adalah harus memiliki cadangan dalam bentuk
mata uang dolar sehingga sejumlah perkiraan akan terjadi kenaikan atau
perubahan tersebut.

11. Perhitungan risiko


Perhitungan risiko yang paling sering digunakan adalah secara varians dan standar
deviasi. Perhitnungannya menyangkut return atau biasa disebut retun on
investment (ROI).
Hal-hal yag perlu diperhatikan setelah perhitungan:
a. Memilih standar deviasi yang kecil karena risikonya kecil
b. Memilih oenyebaran relatif yang kecil

a. Definisi Standar Deviasi


Standar deviasi (o) atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas
perbedaan return nyata dari return diharapkan. Adapun menurut R.J. Shook33
Standard deviation (deviasi standar) adalah ukuran tingkat variasi nilai probabilitas
individual dari rata-rata distribusi. Dalam konsep dijelaskan bahwa semakin besar
angka standard deviasi yang diperoleh maka artinya semakin besar risiko yang akan
diterima dan sebaliknya.
b. Definisi Varians
1. Dalam statistik, ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini
merupakan pangkat dua deviasi standar (Siegel dan Shim ).
2. Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang
direncanakan.Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan.
Dan varian yang tidak menguntungkan diselidiki untuk mencari kemungkinan
perbaikan (Siegel dan Shim ).
3. Selisih statistik dalam sebuah disperse distribusi, dihitung dengan menjumlahkan
kuadrat dari deviasi rata-rata (R. J. Shook).
4. Variance(nilai kuadrat dari deviasi standar) yang disimbolkan seperti ini a 2 atau
pangkat dua dari standard deviasi.

c. Definisi Coefficient of Variation


Coefficient of variationadalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.

12. Perhitungan Covariance


Covarianceadalah korelasi antara dua variabel dikalikan dengan standard deviasi masing-
masing.” Selain itu, Jogianto mengatakan bahwa, “Covarianceadalah pengukur yang
menunjukkan arah pergerakan dua buah variabel.”

13. Perhitungan Keuntungan yang Diharapkan pada Portofolio


Portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana
cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi
secara seminimal mungkin, termasuk, salah satunya denqanmenganekaragamkan risiko
tersebut.

14. Perhitungan rata-rata return


n

∑ Ri 1 +¿ Ri 2+ …+ R¿
E ( R )i= J= I ¿
n

Dimana :
E(Ri) = Expected return pada i
Ri = Return pada i
Rin = Return pada i pada periode akhir diperhitungkan
N = jumlah periode amatan

15. Menghitung Return Dari Suatu Sekuritas Yang Diharapkan


Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus
dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang
akan terjadi.
16. Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return
Karakteristik adalah sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah
menempa serta membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu memberi Pengaruh pada
setiap keputusan yang dibuat oleh orang tersebut.
a. Takut pada Risiko atau Risk Avoider
b. Hati-hati pada Risiko atau Risk Indifference
c. Suka pada Risiko atau Risk Seeker atau Risk Lover
d. Tipe Pengambil Keputusan
1. Tipe ketergantungan
2. Tipe eksploitatif
3. Tipe tabungan
4. Tipe pemasaran
5. Tipe produktif

17. Karakteristik Risiko dalam Konteks Nasabah di Perbankan


Seorang nasabah bertindak atas dasar keputusan investasi, artinya jika ia
menempatkan dananya di perbankan ia menerapkan investasi pada bank tersebut dalam
bentuk keyakinan mempercayakan sejumlah kekayaanya untuk dikelola oleh bank
tersebut dengan tingkatan risiko yang jelas telah disadarinya

18. Risk Free Lending and Borrowing Rate


Kondisi risk free lending and borrowing rate terjadi pada para investor yang
berani mengambil risiko seiring dengan peningkatan kualitas kompetensi kemampuan
dan kekayaan mereka. Pada saat mereka memiliki peningkatan kompetensi keilmuan
dalam menganalisis pasar saham baik secara kuantitatif dan kualitatif menyebabkan
timbulnya rasa percaya diri yang kuat untuk mencoba meningkatkan risiko dengan
harapan terjadinya hubungan yang linear yaitu peningkatan risiko juga berdampak pada
peningkatan keuntungan yang akan diperoleh (expectedreturn).

19. Portofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar Deviasi yang Berbeda
Dalam suatu hitungan portofolio saham sering kita menemukan perbedaan pada
hasil hitungan standar deviasi. Perbedaan tersebut mempengaruhi pada terbentuknya garis
portofolio saham tersebut, yaitu sebagaimana tergambarkan pada gambar portofolio dua
saham dengan standar deviasi (o) yang berbeda.
20. Dana Pinjaman dan Expected Return
Expected returnatau keuntungan yang diharapkan merupakan gambaran keinginan
dari seorang investor dalam memperhitungkan return investasi dan besarnya
probabilityyang mungkin akan timbul.

21. Risk and Return pada Tiga Sektor Bisnis yang Berbeda
a. Sektor bisnis food and beverage
b. Sektor bisnis travel dan perhotelan
c. Sektor bisnis real estate

22. Pergerakan aset pada risiko yang semakn tinggi


Dalam kondisi pasar yang berisiko asset akan bergerak ke posisi yang makin lama makin
tinggi risiko.

23. Pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi


a. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti
b. Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti
c. Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik
Bab 14
Peran Asuransi Sebagai Pengalih Risiko

1. Definisi Asuransi
Asuransi adalah lembaga yang menstabilkan berbagai kemungkinan risko yang
terjadi dengan harapan perusahan lebih fokus pada usahnya. Jaminan asuransi adalah
klaim kepada nasabah.
Asuransi menurut KUHD (Kitab Undang- Undang Hukum Dagang) pasal 246
adalah, “Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, yang mana seorang
penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk
memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa
yang tak tentu”.
Dalam asuransi terkandung 4 unsur, yaitu:
a. Pihak tertanggung (insured)yang berjanji untuk membayar uang premi kepada
pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur- angsur.
b. Pihak penanggung (insurer)yang berjanji akan membayar sejumlah uang
(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur
apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tentu.
c. Suatu peristiwa (accident)yang tak tentu (tidak diketahui sebelumnya).
d. Kepentingan (interest)yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tentu.

Konsep manajemen risiko pada perusahaab asuransi ada dua pihak, yaitu:
a. Penanggung (insurer)
b. Tertanggung (insured)

2. Manfaat Asuransi
a. Asuransi mampu berperan sebagai penetralisir risiko
b. Asuransi sebagai pihak pengganti kerugian
c. Mengurangi sisaan mental dan fisik pihak tertanggung
d. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur yang optimum
e. Meperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil

3. Transfer Risiko
a. Mentransfer risiko ke perusahaan asuransi
b. Mentransfer risiko ke perusahaan non asuransi

4. Risiko Sektor Bisnis Asuransi


a. Saat klaim harus menyediakan dana sebesar kesepakatan
b. Daerah rawan bencana menjadi permasalahan
c. Menghindari produk dengan tingkat risiko tinggi
d. Tindakan ketidakjuuran karyawan
e. Tindakan ketidakjuuran auditi internal
f. Risiko keputusan manajenem

Alasan umum perusahaan asuransi yang berpendapat risiko tidak dapat diasuransikan ada
2 (dua) yaitu:
a. Tingkat risiko tersebut tidak dapat diprediksi
b. Tingkat risiko bersifat jangka panjang serta sulit dan tidak dapat dimengerti kapan
akan terjadinya

5. Syarat-syarat suatu Risikop Dapat Diasuransikan


Herman Darmawi berpendapat yaitu:
a. Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi
b. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan
c. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka (expose) terhadap risiko yang sama
(massal and homogeny)
d. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan (fortuitous)
e. Kerugian tertentu (definite)
f. Bukan risiko catasthrope (bencana besar dan serentak)

6. Peran Asuransi Swasta dan Pemerintah dalam Perspektif Manajemen Risiko


Ruang lingkup asuransi swasta lebih kecil daripada ruang lingkup asuransi
pemerintah karena pihak swasta memiliki kemampuan financial yang lebih kecil.

7. Perbedaan Manajemen Risiko dan Asuransi


Perusahaan asuransi menjadikan ilmu manajemen risiko sebagai bentuk cara ia
mendapatkan profit dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

8. Kondisi yang Memungkinkan Berkembangnya Usaha Asuransi


Soeisno Djojosoedarso berpendapat bahwa kondisi yang memungkinkan antara lain:
a. Sistem ekonomi masyarakatnya berbentuk sistem ekonomi bebas
b. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industry
c. Peraturan perundang-undangan sudah terorganisasi dengan baik, diterapkan secara
adil dan sudah diketahui oleh masyarakat secara luas.

Anda mungkin juga menyukai