Anda di halaman 1dari 6

Pemeliharaan Recloser

1.1. Pemeliharaan Recloser Sebagai Upaya Untuk Meminimalisir Gagal Kontrol.

Pemeliharaan merupakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan untuk mencegah


terjadinya kerusakan secara tiba-tiba dan untuk mendapatkan jaminan bahwa suatu
sistem/peralatan akan berfungsi secara optimal, umur teknisnya meningkat dan aman baik
bagi personil maupun bagi masyarakat. Pemeliharaan Recloser sangat perlu dilakukan untuk
tetap menjaga kondisi peralatan Recloser serta komponen-komponen pada RTU tetap baik
dan berfungsi dengan optimal. Untuk itu pemeliharaan Recloser dilakukan sesuai SOP,
jadwal dan berkelanjutan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan dilakukan
pemeliharaan recloser diharapkan mampu meminimalisir gagal kontrol.

1.1.1. Tahapan Pelaksanaan Pemeliharaan Recloser

Kegiatan pemeliharaan dilaksanakan agar peralatan instalasi tenaga listrik dapat


beroperasi dengan kehandalan yang tinggi dan menghasilkan mutu listrik yang baik sehingga
kontinuitas pelayanan penyaluran tenaga listrik dapat dicapai.

Tahapan kegiatan pemeliharaan dimulai dari :

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan awal dari kegiatan yang kita lakukan. Sebelum melakukan
pemeliharaan harus dilakukan perencanaan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan
bagaimana cara melakukan pekerjan pemeliharaan. Dalam perencanaan ditekankan
penggunaan SOP agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

2. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan Recloser harus dilaksanakan sesuai SOP yang


disepakati dalam perencanaan, agar pemeliharaan dapat berjalan dengan baik.

3. Pengujian

Setelah dilakukan pelaksanaan pemeliharaan, harus dilakukan pengujian. Tujuan


pengujian ini untuk memastikan peralatan dapat bekerja dengan baik tanpa terjadi kendala
atau masalah setelah dilakukan pemeliharaan.
4. Analisa

Setelah dilakukan pengujian, permasalahan yang ditemukan harus di analisa apa


penyebabnya agar permasalahan tersebut dapat diperbaiki.

5. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan pengembanban ini dilakukan untuk memperbaiki atau menyelesaikan


permasalahan yang sudah di analisa atau ditemukan penyebabnya.Dengan dilakukannya
tahapan kegiatan pemeliharaan yang baik maka kendala-kendala operasi dapat diperkecil.

1.1.2. Penerapan K2/K3 Pada Pemeliharaan Recloser

Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah segala upaya atau langkah-langkah


instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk mewujudkan
kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari bahaya bagi masyarakat sekitar, serta
kondisi ramah lingkungan , dalam arti tidak merusak lingkungan hidup disekitar instalasi
tenaga listrik.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditunjukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada mumnya.

Jadi penerapan K2/K3 dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sangatlah penting untuk
menghindari terjadinya suatu kecelakaan bagi pekerja, peralatan listrik itu sendiri maupun
bagi masyarakat sekitar.

Adapun alat perlindungan diri serta alat yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan
pemeliharaan Recloser adalah sebagai berikut : helm, wear pack, sepatu tahan bentur, kaca
mata, sarung tangan, tester 20 KV.

1.2. Langkah Langkah Pemeliharaan Recloser

Adapun langkah langkah kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan Recloser ini antara
lain:

1.2.1. Mendownload Setingan RTU dan Modem

Mendownload data setingan dan event pada RTU adalah untuk mengetahui event
event apa saja yang pernah terjadi pada RTU tersebut dan untuk memastikan setingannya
sudah sesuai. Setelah mendownload setingan dan event pada RTU selanjutnya mendownload
setingan pada modem untuk mengetahui kartu provider yang dipakai dan memastikan
mendapatkan sinyal yang baik. Bila sinyalnya rendah atau kurang baik maka akan dilakukan
penggeseran tempat antena atau penggantian kartu provider agar sinyalnya kembali baik dan
bisa mengirimkan status RTU ke HMI dan agar bisa lancar apabila dilakukan control pada
switching. Apabila settingan RTU dan Modem sudah sesuai dan sinyal modem juga sudah
bagus, diharapkan nantinya dapat memperkecil terjadinya gagal kontrol.

1.2.2.Menjaga Kebersihan Sekitar RTU yang meliputi:

1. Pembersihan lingkungan di sekitar box panel RTU.

Pembersihan ini meliputi pembersihan rumput-rumput liar atau tanaman yang mengganggu
box panel. Pembersihan kertas kertas iklan yang menempel pada box panel RTU.

2. Pembersihan di dalam box panel RTU dari kemungkinan hewan-hewan yang


mengganggu yang dapat menyebabkan short sirkuit pada rangkaian RTU yang dapat
menyebabkan kerusakan.

1.2.3. Pengamatan Visual dan Thermovision Pada Jumperan Bushing Recloser.

Pengamatan visual ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan
kelainan pada terminal bushing pada Recloser serta jumperan pada arrester, VT maupun
Fuse Cut Out. Thermovision dilakukan untuk mengetahui seberapa besar suhu pada titik titik
jumperan. Suhu yang diperbolehkan maksimal 40° C. Apabila ditemukan suhu melebihi 40°
C akan dilakukan penjadwalan ulang untuk melakukan penggantian terminating pada
jumperan yang panas tersebut. Karena apabila ada titik panas yang melebihi 40°C akan
menyebabkan kerusakan pada kabel tersebut atau putus dan bisa menyebabkan terjadinya
flash over.

Pengukuran suhu dengan menggunakan thermovision diukur pada titik-titik jumperan


(pada gambar yang ditandai) karena pada titik jumperan tersebut adanya kemungkinan
sambungan yang menggunakan LLC itu kendor atau pun pada pemasangan CCO yang kurang
baik. Apabila dalam pengepresan CCO kurang baik dan masih terdapat rongga udara di
dalam CCO maka apabila dialiri arus lama kelamaan udara tersebut akan panas dan
menyebabkan terjadinya flash over dan kerusakan pada CCO.

1.2.4. Pengukuran Tahanan Pembumian


Tahanan pembumian atau grounding bertujuan untuk melepas muatan tegangan lebih
akibat sambaran petir dan juga untuk mencegah timbulnya atau terjadinya tegangan sentuh
yang membahayakan manusia pada saat terjadi gangguan tanah. Pengukuran grounding ini
dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya nilai resistansi pada suatu peralatan. Jumlah
grounding yang digunakan sebanyak 4 titik yaitu Pembumian pada Arrester Primer,
Pembumian pada Arrester Sekunder, Pembumian pada body Recloser dan Pembumian untuk
Box Control Panel.

1.2.5. Pengukuran Tegangan Battere

Pengukuran tegangan battere dilakukan untuk memastikan tegangan battere masih


normal (24 VDC) fungsinya untuk memback up suplay RTU jika tegangan dari AC tidak
ada. Pengukuran tegangan battere dilakukan dengan menggunakan AVO meter. Untuk
mengukur Tegangan Murni Batere, Lepas Soket Batere yang terhubung dengan Rangkaian
Kontrol, kemudian lakukan pengukuran dengan AVO meter. Apabila didapat tegangan ≥24V
maka kondisi batere dalam keadaan baik.

· Pengukuran tegangan battere juga bisa dilakukan dengan cara mematikan/ mencabut
soket suplay tegangan AC, kemudian ukur pada terminal battere.

1.2.6. Pemeliharaan dan pengujian fungsi RTU

Pemeliharaan dan pengujian fungsi RTU ini dilakukan untuk menjaga RTU berfungsi
secara optimal. Adapun tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:

1. Pengecekan supply tegangan AC maupun DC pada RTU.

Tegangan AC didapat dari VT yang menurunkan tegangan dari 20 KV ke 220 VAC


ataupun 110 VAC. Kemudian diturunkan menjadi 24VDC melalui converter yang berfungsi
sebagai supply RTU dan charger battery. Untuk tegangan modemnya memakai tegangan 12
VDC dan ada juga 24 VDC yang tegangan 12 VDC diperoleh dari tegangan 24 VDC yang di
turunkan melalui converter 12 VDC.

2. Pengecekan tegangan battery

Battery berfungsi sebagai back up suplay RTU apabila sumber AC dari VT hilang.
Battery akan dicharger dari out put RTU selama tegangan AC masih ada agar tegangan
battery tidak drop atau turun dari tegangan normalnya. Tegangan standar battery yang masih
bisa menghidupkan RTU sebesar 22 VDC , apabila tegangan battery dibawah 22VDC maka
dilakukan penggantian battery.

3. Pengecekan dan pengujian telesignaling

Pengujian telesignaling ini berfungsi untuk mengetahui bekerja atau tidaknya fungsi
remote pada RTU. Pengujian telesignaling ini meliputi pengujian ACF, DCF, status local
remote, status hot line tag, status CB. ACF alarm apabila tegangan dari AC tidak ada maka
pada HMI atau Master station akan muncul indikasi ACF/AC Failure. Begitu juga untuk
DCF, apabila tegangan DC dari battery tidak ada maka akan muncul indikasi DCF alarm.

Permasalahan :

 Jika supply tegangan AC tidak ada (ACF)

Langkah Pengecekan :

· Pastikan Tegangan pada jaringan TM yang masuk ke VT ada. Lakukan Pengecekan


apakah AC Power LED menyala atau tidak

· Lakukan Pengecekan dan pengukuran dengan menggunakan AVO meter dari Kabel
Kontrol dari Arah VT. Jika Kondisi kabel dalam keadaan bagus, dan tidak ada tegangan yang
keluar maka permasalahan ada pada VT.

· Apabila terpasang Fuse Cut Out Pada VT, cek secara visual apakah Fuse Cut Out
masih terhubung atau tidak ke SUTM.

 Supply tegangan AC ada tetapi supply tegangan DC tidak ada(DCF).

Langkah Pengecekan :

· Pastikan Tegangan pada jaringan TM yang masuk ke VT ada. Lakukan pengecekan dan
pengukuran pada Output Converter untuk sumber DC 24 Volt.
· Lakukan Pengecekan pada sumber DC yang didapat dari battery dengan melepas konektor
Battere yang menuju rangkaian Kontrol. Apabila tegangan Batere masih bagus ≥24 Volt DC,
maka permasalahan ada pada Converter.

4. Pengecekan dan pengujian telemetering

Pengecekan dan pengujian telemetering ini berfungsi untuk penyeragaman besar arus
dan tegangan pada RTU dengan di HMI (Human Machine Interface).

5. Pengecekan dan pengujian telecontrol

Setelah pengecekan dan pengujian yang telah dijelaskan di atas selanjutnya dilakukan
pengujian hot line tag. Fungsi hot line tag itu sendiri adalah untuk memblok fungsi control
agar peralatan tidak bisa di control pada saat hot line tag diposisikan ON untuk menjamin
keamanan dalam bekerja. Serta pengujian control open close CB untuk memastikan RTU
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memerintahkan CB bekerja pada saat dicontrol open
maupun close secara remote, test kontrol sampai mengerjakan CB ini juga berfungsi untuk
mencegah mekanik motorized yang macet akibat lamanya motorized tidak pernah digunakan.

Anda mungkin juga menyukai