Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan awal dari kegiatan yang kita lakukan. Sebelum melakukan
pemeliharaan harus dilakukan perencanaan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan
bagaimana cara melakukan pekerjan pemeliharaan. Dalam perencanaan ditekankan
penggunaan SOP agar dalam pelaksanaannya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Pelaksanaan
3. Pengujian
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditunjukan untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada mumnya.
Jadi penerapan K2/K3 dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sangatlah penting untuk
menghindari terjadinya suatu kecelakaan bagi pekerja, peralatan listrik itu sendiri maupun
bagi masyarakat sekitar.
Adapun alat perlindungan diri serta alat yang perlu dipersiapkan dalam pelaksanaan
pemeliharaan Recloser adalah sebagai berikut : helm, wear pack, sepatu tahan bentur, kaca
mata, sarung tangan, tester 20 KV.
Adapun langkah langkah kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan Recloser ini antara
lain:
Mendownload data setingan dan event pada RTU adalah untuk mengetahui event
event apa saja yang pernah terjadi pada RTU tersebut dan untuk memastikan setingannya
sudah sesuai. Setelah mendownload setingan dan event pada RTU selanjutnya mendownload
setingan pada modem untuk mengetahui kartu provider yang dipakai dan memastikan
mendapatkan sinyal yang baik. Bila sinyalnya rendah atau kurang baik maka akan dilakukan
penggeseran tempat antena atau penggantian kartu provider agar sinyalnya kembali baik dan
bisa mengirimkan status RTU ke HMI dan agar bisa lancar apabila dilakukan control pada
switching. Apabila settingan RTU dan Modem sudah sesuai dan sinyal modem juga sudah
bagus, diharapkan nantinya dapat memperkecil terjadinya gagal kontrol.
Pembersihan ini meliputi pembersihan rumput-rumput liar atau tanaman yang mengganggu
box panel. Pembersihan kertas kertas iklan yang menempel pada box panel RTU.
Pengamatan visual ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan
kelainan pada terminal bushing pada Recloser serta jumperan pada arrester, VT maupun
Fuse Cut Out. Thermovision dilakukan untuk mengetahui seberapa besar suhu pada titik titik
jumperan. Suhu yang diperbolehkan maksimal 40° C. Apabila ditemukan suhu melebihi 40°
C akan dilakukan penjadwalan ulang untuk melakukan penggantian terminating pada
jumperan yang panas tersebut. Karena apabila ada titik panas yang melebihi 40°C akan
menyebabkan kerusakan pada kabel tersebut atau putus dan bisa menyebabkan terjadinya
flash over.
· Pengukuran tegangan battere juga bisa dilakukan dengan cara mematikan/ mencabut
soket suplay tegangan AC, kemudian ukur pada terminal battere.
Pemeliharaan dan pengujian fungsi RTU ini dilakukan untuk menjaga RTU berfungsi
secara optimal. Adapun tahapan yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah:
Battery berfungsi sebagai back up suplay RTU apabila sumber AC dari VT hilang.
Battery akan dicharger dari out put RTU selama tegangan AC masih ada agar tegangan
battery tidak drop atau turun dari tegangan normalnya. Tegangan standar battery yang masih
bisa menghidupkan RTU sebesar 22 VDC , apabila tegangan battery dibawah 22VDC maka
dilakukan penggantian battery.
Pengujian telesignaling ini berfungsi untuk mengetahui bekerja atau tidaknya fungsi
remote pada RTU. Pengujian telesignaling ini meliputi pengujian ACF, DCF, status local
remote, status hot line tag, status CB. ACF alarm apabila tegangan dari AC tidak ada maka
pada HMI atau Master station akan muncul indikasi ACF/AC Failure. Begitu juga untuk
DCF, apabila tegangan DC dari battery tidak ada maka akan muncul indikasi DCF alarm.
Permasalahan :
Langkah Pengecekan :
· Lakukan Pengecekan dan pengukuran dengan menggunakan AVO meter dari Kabel
Kontrol dari Arah VT. Jika Kondisi kabel dalam keadaan bagus, dan tidak ada tegangan yang
keluar maka permasalahan ada pada VT.
· Apabila terpasang Fuse Cut Out Pada VT, cek secara visual apakah Fuse Cut Out
masih terhubung atau tidak ke SUTM.
Langkah Pengecekan :
· Pastikan Tegangan pada jaringan TM yang masuk ke VT ada. Lakukan pengecekan dan
pengukuran pada Output Converter untuk sumber DC 24 Volt.
· Lakukan Pengecekan pada sumber DC yang didapat dari battery dengan melepas konektor
Battere yang menuju rangkaian Kontrol. Apabila tegangan Batere masih bagus ≥24 Volt DC,
maka permasalahan ada pada Converter.
Pengecekan dan pengujian telemetering ini berfungsi untuk penyeragaman besar arus
dan tegangan pada RTU dengan di HMI (Human Machine Interface).
Setelah pengecekan dan pengujian yang telah dijelaskan di atas selanjutnya dilakukan
pengujian hot line tag. Fungsi hot line tag itu sendiri adalah untuk memblok fungsi control
agar peralatan tidak bisa di control pada saat hot line tag diposisikan ON untuk menjamin
keamanan dalam bekerja. Serta pengujian control open close CB untuk memastikan RTU
dapat berfungsi dengan baik dan dapat memerintahkan CB bekerja pada saat dicontrol open
maupun close secara remote, test kontrol sampai mengerjakan CB ini juga berfungsi untuk
mencegah mekanik motorized yang macet akibat lamanya motorized tidak pernah digunakan.