Fisiografi
Berdasarkan fisiografi pulau Sumatera (Gambar 2) dibagi menjadi beberapa
fisiografi, di antaranya zona bukit barisan, zona sesar semangko (Sumatera), zona
dataran dan perbukitan, zona bukit tiga puluh, zona busur luar, dan zona paparan
sunda. Zona bukit barisan merupakan suatu zona perbukitan dengan orientasi
tenggara-barat laut dan memiliki pola memanjang sekitar 1.650 km dengan lebar 100
km. Zona bukit tiga puluh merupakan suatu zona yang terasosiasi dengan bentuk
morfologi mengalami rendahan ke arah timur, morfologi berbentuk kubah ataupun
tinggian dari bagian sesar turun. Zona sesar Sumatera merupakan suatu zona dengan
pola memanjang dari zona ini mengikuti pola dari zona bukit barisan. Zona
kepulauan busur luar merupakan aktivitas tektonik dari zona penunjaman (subduksi)
menyebabkan munculnya busur kepulauan yang disebut juga sebagai busur magmatik
(magmatic arc). Daerah penelitian termasuk kedalam Zona sesar Sumatra dengan
pola memanjang dengan arah Barat laut-Tenggara. Terdapat 19 segmen yang
memanjang dari ujung utara Aceh dan Ujung Selatan Lampung, salah satu segmen
sesar Sumatra ini termasuk kedalam daerah penelitian yaitu segmen sesar Siulak yang
berarah Barat Laut-Tenggara. (Van Bemmelen, 1949).
Struktur Geologi
Pulau Sumatera memiliki tatanan tektonik yang unik, disebelah barat
Pulau Sumatera membentang zona subduksi yang sejajar dengan garis pantai
Sumatera. Sementara di darat membentang sesar Sumatera yang membelah Pulau
Sumatera menjadi dua dari teluk Andaman di ujung utara sampai teluk Semangko di
3
ujung selatan yang sejajar dengan kelurusan zona subduksi. Sesar Sumatra yang
membelah Pulau Sumatera sangat tersegmentasi. Segmen-segmen sesar sepanjang
1900 kilometer tersebut merupakan upaya mengikuti tekanan miring antara lempeng
Eurasia dan India-Australia dengan arah tumbukan 10°
7°S. Sedikitnya terdapat 19 segmen dengan panjang masing-masing segmen berkisar
60-200 kilometer (Sieh dan natawidajaya, 2017 ).
Kerinci merupakan daerah yang terbentuk dari aktifitas penunjaman
lempeng indo-australia dengan lempeng Eurasia sehingga menghasilkan zona
magmatic arc dan tatanan tektonik yang kompleks. Hubungan struktur geologi satu
terhadap lainnya selain mengontrol sebaran batuan di permukaan juga menjadikan
daerah ini cukup kompleks secara tektonik. Terbentuknya sejumlah struktur sesar
yang cukup rapat serta di ikuti oleh aktifitas magmatik sepanjang jalur sesar tersebut
sehingga menghasilkan jajaran gunung api. Struktur sesar yang terbentuk merupakan
bagian dari segmen-segmen sesar Sumatra, salah satunya di pengaruhi oleh segmen
sesar Siulak yang berarah Barat Laut- Tenggara. Sesar Siulak merupakan sesar yang
berada pada jalur vulkanisme kuarter yang masih aktif pada saat ini. Secara
administratif Sesar Siulak berada di lembah Kerinci yang dikategorikan potensial
aktif hingga aktif yang ditandai dengan sejumlah kipas aluvial gunungapi muda yang
tersesarkan. Sesar Siulak terdiri dari dua sesar paralel yang melengkung pada dataran
Danau Kerinci dengan panjang sesar sejauh 37 km dan lebar sebesar 17 km dengan
pergerakan keduanya secara vertikal dan horizontal (Kusnama dkk, 1993).
4
Daerah kerinci merupakan daerah yang rawan akan terjadinya longsor dan
juga gempa dikarenakan secara regional daerah kerinci merupakan daerah yang di
lewati oleh sesar sumatra dan juga secara satuan batuan di dominasi oleh material
piroklastik yang merupakan material dari gunung api yang berada di daerah ini, oleh
sebab itu daerah kerinci rawan sekali akan bencana longsor.