PENDAHULUAN
1
tingkat pemenuhan kebutuhan yang dinikmati oleh karyawan bersama
keluarganya. Jika balas jasa yang diterima karyawan semakin besar berarti
jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin baik, dan pemenuhan kebutuhan
yang dinikmatinya semakin banyak pula. Dengan demikian, kepuasan kerjanya
juga semakin baik. Di sinilah letak pentingnya kompensasi bagi karyawan sebagai
seorang penjual tenaga (fisik dan pikiran).
2
bekerja lebih baik lagi dari waktu ke waktu sehingga memberikan penganuh
positif bagi peningkatan hasil kerja karyawan. Kepuasan kompensasi merupakan
elemen utama terciptanya kepuasan kerja. Selain itu, kepuasan kompensasi juga
berperan membentuk sikap seorang karyawan dalam bekerja, karena kompensasi
mempengaruhi kepuasan bertindak sebagai umpan balik yang dapat menjadikan
kalangan karyawan menyesuaikan perilakunya.
Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa untuk mencapai kinerja yang
optimal diantaranya dibutuhkan adanya pemberian kompensasi yang sesuai dan
tepat. Kinerja karyawan adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang
telah disepakati bersama. Penilaian kinerja mempuunyai peranan penting dalam
peningkatan motivasi ditempat kerja. Penilaian kerja ini pada dasamya merupakan
faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien.
Untuk itu seorang atasan perlu mempunyai ukuran kinerja para karyawan
sehingga tidak timbul suatu masalah Infomasi tentang kinerja karyawan juga
diperlukan bila suatu atasan ingin mengubah sistem yang ada. Agar karyawan
dapat bekerja sesuai harapan, maka dalam diri seorang karyawan harus giat dan
3
bersemangat dalam bekerja untuk meraih segala sesuatu yang diinginkan Apabila
semangat kerja tinggi maka semua pekerjaan akan lebih tepat dan cepat.
4
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan yang bersifat
akademis bagi pengembangan teori, konsep-konsep ilmiah dan referensi dalam
mengembangkan ilmu manajemen, khususnya manajemen sumber daya manusia.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan salah satu saran dan
masukan bagi perusahaan khususnya Bank BRI Unit Kota Timur, Kota Gorontalo.
Penulis berharap dapat memberikan informasi atau terapan ilmu yang baru agar
kinerja karyawan dapat di tingkatkan kembali.
BAB II
5
Perusahaan dalam pencapaian tujuannya selalu mengusahakan agar
fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan dapat difungsikan sebagaimana
mestinya. Fungsi tersebut merupakan bagian yang saling berkaitan antara satu
sama lain yang membentuk suatu kesatuan. Setiap fungsi akan berpengaruh pada
sistem kerja seluruh fungsi sebagai satu kesatuan. Salah satu fungsi yang ada
dalam perusahaan yang merupakan bagian dari keseluruhan sistem adalah
pemberian kompensasi. Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu
karena besarnya kompensasi mencerminkan nilai, ukuran, karya mereka diantara
karyawan itu sendiri, keluarga sert a masyarakat. Selain itu kompensasi
merupakan aspek yang sangat berarti bagi karyawan maupun organisasi
perusahaan.
6
benar, kompensasi membantu organisasi mencapai tujuannya dan memperoleh,
memelihara, dan mempertahankan tenaga kerja yang produktif.
7
c. Memajukan organisasi atau perusahaan. Semakin berani berarti suatu
perusahaan atau organisasi memberikan kompensasi yang tinggi,
semakin menunjukkan betapa makin suksesnya suatu perusahaan yang
tinggi hanya mungkin apabila pendapatan perusahaan yang digunakan
untuk itu makin besar.
d. Menciptakan keseimbangan dan keadilan. Ini berarti bahwa pemberian
kompensasi berhubungan dengan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
karyawan pada jabatan sehingga tercipta keseimbangan atara "input"
(syarat-syarat) dan "output".
8
b. Kompensasi finansial tidak langsung terdiri atas proteksi yang meliputi
asuransi, pesangon, sekolah anak, pension. Kompensasi luar jam kerja
meliputi lembur, hari besar, cuti sakit, cuti hamil, sedangkan
berdasarkan fasilitas meliputi rumah, biaya pindah, dan kendaraan.
2. Kompensasi Non Finansial Kompensasi non financial terdiri atas karena
karir yang meliputi aman pada jabatan, peluang promosi, pengakuan
karya, temuan baru, prestasi istimewa, sedangkan lingkungan kerja
meliputi dapat pujian, bersahabay, nyaman bertugas, menyenangkan dan
kondusif.
9
yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung jawab
yang diberikan (Mangkunegara, 2011: 22).
Sedangkan Rivai dan Basri (2005: 50) menyatakan bahwa kinerja adalah
hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode
tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,
seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu telah disepakati bersama.
1. Penilaian Kinerja
10
Penilaian kinerja (performance appraisal) pada dasarnya merupakan
faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien,
karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumebr daya manusia
yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat bagi
dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut
maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
Kinerja seorang pegawai bias kita ketahui baik atau buruk, apabila adanya suatu
penilaian.
11
4. Konservasi, meliputi pencegahan pemborosan, kerusakan, dan
pemeliharaan peralatan.
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.
2. Perbaikan kinerja.
3. Kebutuhan latihan dan pengembangan.
4. Pengambilan keputusan dalam hal penetapan promosi, mutasi, pemecatan,
pemberhentian dan perencanaan tenaga kerja.
5. Untuk kepentingan penelitian pegawai.
6. Membantu diagnonis terhadap kesalahan desain pegawai.
2. Pengukuran Kinerja
12
pencapaian target-target tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi.
Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan/kegagalan
pelaksanaan kegiatan/ program/ kebijakan sesuai dengan sasaran dantujuan yang
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan kineria yang misi dan visi organisasi.
Karenanya, sudah merupakan suatu hal yang mendesak untuk menciptakan sistem
yang mampu untuk mengukur kinerja dan keberhasilan organisasi. Untuk dapat
menjawab pertanyaan tingkat keberhasilan organisasi. Maka seluruh aktivitas
organisasi tidak semata-mata dengan sasaran dantujuan yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan misi dan visi organisasi. Karenanya, sudah merupakan
suatu hal yang mendesak untuk menciptakan sistem yang mampu untuk mengukur
kinerja dan keberhasilan organisasi. Untuk dapat menjawab pertanyaan tingkat
keberhasilan organisasi. Maka seluruh aktivitas organisasi tidak semata-mata pada
input dari program organisasi, tetapi lebih ditekankan kepada output, proses,
manfaat, dan dampak program organisasi.
13
pelaksanaan kegiatan. Ini berkaitan dengan jumlah keluaran yang
dihasilkan.
b. Kualitas, yaitu mutu yang harus dihasilkan (baik tidaknya). Pengukuran
"tingkat kepuasan", yaitu sberapa baik penyelesaiannya. Ini berkaitan
dengan bentuk keluaran.
c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.
Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran
kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.
14
kerja yang tinggi, sedangkan seseorang yang kinerja jelek disebabkan tidak ada
kemauan dalam meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya. Faktor eksternal
yaitu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan.
Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau
pemimpin, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Sementara Simanjuntak (2005:
79), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah
kompetensi individual, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen (terkait
dengan kemampuan manajerial para manajer atau pimpinan).
15
faktor tersebut hendaknya perlu diperhatikan oleh pimpinan sehingga kinerja
karyawan dapat optimal.
16
Daerah Air tingkat
MinumKabupaten hubungan
Bone Bolango antara variabel
independen
terhadap
variabel
dependen yaitu
0.859 atau
mendekati
1artinya
terdapat
hubungan yang
agak kuat
Ahmat Jul Pengaruh Variabel X Regresi Hasil
Mei Armin Pemberian (Kompensasi linier perhitungan
(2015) Kompensasi Finansial) sederhana diperoleh
terhadap Kinerja Variabel Y koefisien
Karyawan pada (Kinerja korelasi R2=
PT.Sinar Karyawan) 0,631 dan
Galesong Pratam koefisien
Gorontalo determinasi R²
= 0, 398. Hal
ini
mengandung
makna bahwa
derajat
pengaruh
antara variabel
kompensasi
(X) terhadap
variabel kinerja
17
karyawan (Y)
sebesar 39.8
%.
18
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena
jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum
didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik. Oleh sebab itu, yang menjadi
hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh kompensasi terhadap
kinerja karyawan pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Unit Kota Timur, Kota
Gorontalo.
Daftar Pustaka
19
Edy Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
20