Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teori keperawatan didefiniskan sebagai konseptualisasi beberapa
aspek realitas keperawatan yang bertujuan untuk menggambarkan
fenomena, menjelaskan hubungan- hubungan antar fenomena,
memprediksi risiko-risiko dan menetapkan asuhan keperawatan.
Di dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi
yang sulit untuk dijelaskan dan diselesaikan. Namun keperawatan
memiliki teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk
menjelaskannya dan memberi solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa
diterapkan diberbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus
dikembangkan sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas
pelayanan keperawatan. Salah satu ahli teori yang cukup terkenal dan
teorinya banyak digunakan dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah
Dorothea Orem. Dalam teori self care-nya ia menganggap bahwa
perawatan diri merupakan suatu kegiatan membentuk kemandirian
individu yang akan meningkatkan taraf kesehatannya, sehingga bila
mengalami defisit, ia membutuhkan bantuan dari perawat untuk
memperoleh kemandiriannya kembali. Teori ini merupakan suatu
pendekatan yang dinamis dimana perawat bekerja untuk meningkatkan
kemampuan klien dalam merawat dirinya sendiri dan bukan menempatkan
pada posisi bergantung karena self-care merupakan perilaku yang dapat
dipelajari.

1.2 Biografi
Dorothea Elizabeth Orem, merupakan salah satu ahli teori
keperawatan terkemuka di Amerika, lahir di Baltimore, Maryland pada
tahun1994. Dia memulai karir keperawatan di Providence Hospital School
Of Nursing di Washington DC, di sekolah tersebut dia menerima diploma
keperawatan di awal 1930. Orem menerima gelar sarjana (BS) dalam
pendidikan Keperawatan dari Catholic University Of America (CUA) pada
tahun 1939, dan dia menerima gelar Master (MS) dalam Pendidikan
Keperawatan dari universitas yng sama pada tahun 1946.
Pengalaman keperawatan awal Orem dimulai di perawatan ruang
operasi, perawat pribadi (di rumah dan rumah sakit) staf perawatan pada
unit penyakit dalam dan bedah baik anak maupun dewasa, pengawas
malam di ruang gawat darurat serta mengajar ilmu biologi. Orem pernah
menjabat Direktur Sekolah Perawat dan Kepala DepartemenKeperawatan
di Providence Hospital Detroit dari tahun 1940 sampai 1949. Setelah
meninggalkan Detroit, dia menghabiskan 8 tahun (1949-1957) di Indiana
bekerja di Divisi Rumah Sakit dan Institusi Pelayanan Dewan Kesehatan
Negara Bagian Indiana. Orem bertujuan untuk meningkatkan kualitas
keperawatan di rumah sakit umum di seluruh Negara bagian Amerika.
Selama kurun waktu tersebut, Orem mengembangkan pemahamannya
tentang praktik keperawatan.
Pada tahun 1957, Orem pindah ke Washington DC untuk
mengambil posisi sebagai konsultan kurikulum di Kantor Pendidikan,
Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat,
dari tahun 1958sampai 1960, dia bekerja pada sebuah proyek pelatihan
untuk meningkatkan kemampuan perawat praktisi. Proyek itu merangsang
keingintahuan untuk menjawab pertanyaan: Apakah masalhpokok
keperawatan itu?sebagai upaya menjawabnya, Orem menulus buku dengan
judul “Guides for Developing Curricula for the Education of Practical
Nursing” (Orem, 1959). Pada akhir tahun tersebut , Orem menjadi asisten
professor pendidikan keperawatan di CUA, kemudian menjabat sebagai
dekan di sekolah keperawatan dan menjadi professor pendidikan
keperawatan dan melanjutkan mengembangkan konsep keperawatan dan
perawatan di CUA. Para anggota Komite Model Keperawatan di CUA dan
Grup Peningkatan Keperawatan, yang kemudian menjadi Group
Konferensi Pengembangan Keperawatan (NDCG), semua berkontribusi
untuk pengembangan teori. Orem memberikan kepemimpinan intelektual
dalam seluruh upaya kolaboratif ini,
Pada tahun1970 Orem meninggalkan CUA dan memulai
perusahaan konsultan sendiri. Buku Orem yang diterbitkan pertama kali
adalah Nursing: Concepts of Practice (Orem, 1971). Dia adalah editor
untuk NDCG ketika mereka mempersiapkan dan kemudian merevisi
Concept Formalization In Nursing: Process and Product (NDCG, 1973,
1979). Edisi berikutnya Nursing: Concepts of Practice diterbitkan pada
tahun 1980,1985,19911995 dan 2001. Orem pension pada tahaun 1984 dan
terus bekerja, kadang sendirian dan kadang dengan rekan-rekannya dalam
mengembangkan Teori Keperawatan Deficit Perawatan Diri (SCDNT).
Georgetown University menganugerahkan gelar kehormatan
Doctor of Science kepada Orem pada tahun 1976. Dia menerima
penghargaan Ikatan Alumni CUA untuk teori keperawatan pada tahun
1980. Gelar kehormatan lain yang diterima termasuk Honorary Doctor of
Science,Incarnate World College, 1980; Doctor of Humane Letters,
Illinois Wesleyan Universitt, 1988; Linda Richards Award, Liga Nasional
untuk Keperawatan, 1991; dan Honorary Fellow dari American Academy
of Nursing, 1992. Dia dianugerahi Doctor of Nursing Honoris Causa dari
Univesity of Missouri pada tahun 1998.
Pada usia 92 tahun, kehidupan Dorothea Orem berakhir setelah
menjalani masa terbaring di tempat tidur. Dia meninggal hari Jumat, 22
Juni 2007, di kediamannya di Skidaway Island, Georgia. Para
penolongnya saat ituadalah temannya seumur hidup yaitu Walene Shields
dari Savannah dan sepupunya Martin Conover dari Minneapolis,
Minneasota. Persembahan oleh rekan-reakan dekat Orem yang
ditampilkan dalam jurnal resmi IOS, Self-Care Defendant-Care, Nursing
(SCDCN). (Aligood, 2014).
1.3 Tujuan Menganalisa Model Konsep Dorothea E. Orem
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana asal muasal dari model konsep
keperawatan Dorothea E. Orem tentang teori deficit perawatan diri.
1.3.2. Untuk mengetahui fokus yang unik (apa yang paling menonjol)
dalam konsep keperawatan Dorothea E. Orem.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep/Defenisi
Teori defisit perawatan diri dari Dorothea Orem (1971) berfokus
pada kebutuhan pelayanan diri klien. Orem mendefenisikan pelayanan diri
sebagai sesuatu yang dipelajari kegiatan yang bertujuan membantu diri
untuk mengelola kehidupan yang diinginkan,kesehatan, perkembangan
dan kesejahteraan.tujuan teori Orem adalah untuk membantu klien
merawat dirinya sendiri. Pelayanan keperawatan penting saat klien tidak
dapat memenuhi kebetuhan biologis, psikologis, perkembangan atau
social, perawat mencari tahu mengapa klien tidak dapat memenuhi semua
kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan supaya klien mendapatkan
kebutuhannya, dan seberapa banyak perawatan diri yang dapat dilakukan
klien. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan klien
untuk mendapatkan kebutuhannya (Orem, 2001 dalam buku Perry &
Potter, 2010).
Teori keperawatan defisit perawatan diri adalah teori umum yang
terdiri dari empat teori yang terkait sebagai berikut:
2.1.1 Teori perawatan diri
Teori perawatan diri yang menjelaskan mengapa dan
bagaimana orang merawat diri mereka sendiri. Perawatan diri
terdiri dari kegiatan praktik yang mendewasakan dan orang dewasa
memulai dan melakukan dalam kerangka waktu atas nama mereka
sendiri dalam rangka kepentingan mempertahankan hidup,
memfungsikan kesehatan, melanjutkan pengembangan pribadi dan
kesejahteraan dengan memenuhi syarat yang dikenal untuk
pengaturan fungsional dan perkembangan.
2.1.2 Teori ketergantungan perawatan
Teori ketergantungan perawatan yang menjelaskan bagaimana
anggota keluarga dan/atau teman-teman memberikan perawatan
untuk orang yang ketergantungan secara sosial. Ketergantungan
perawatan mengacu pada perawatan yang diberikan kepada
seseorang yang, karena faktor usia atau faktor yang berhubungan,
tidak dapat melakukan perawatan diri sendiri yang diperlukan
untuk mempertahankan hidup, memfungsikan kesehatan,
melanjutkan pengembangan pribadi dan kesejahteraan.
2.1.2.1 Syarat Perawatan Diri
Syarat perawatan diri adalah sebuah wawasan yang
dirumuskan dan dinyatakan tentang tindakan yang harus
dilakukan yang diketahui atau diduga diperlukan di dalam
regulasi sebuah aspek atau aspek-aspek dari fungsi dan
pengembangan manusia, secara terus-menerus atau
dibawah kondisi dan keadaan yang ditentukan. Syarat
perawatan diri yang dirumuskan menyebutkan dua elemen
sebagai berikut:
2.1.2.1.1 Faktor yang dikendalikan atau dikelola untuk
menjaga sebuah aspek atau aspek-aspek dari
fungsi dan pengembangan manusia dalam
norma-norma yang kompatibel dengan
kehidupan dan kesejahteraan pribadi.
2.1.2.1.2 Sifat tindakan yang diperlukan.
2.1.2.2 Syarat Perawatan Diri Universal
Tujuan-tujuan yang diperlukan secara universal
harus dipenuhi melalui perawatan diri atau ketergantungan
perawatan, dan mereka memiliki asal-usulnya dalam apa
yang diketahui dan apa yang divalidasi, atau apa yang ada
dalam proses yang sedang divalidasi, tentang integritas
structural dan fungsional manusia pada berbagai tahap
lingkaran kehidupan. Delapan syarat umum perawatan diri
universal untuk pria, wanita, dan anak-anak yang
disarankan:
2.1.2.2.1 Pemeliharaan asupan udara yang cukup
2.1.2.2.2 Pemeliharaan asupan makanan yang cukup
2.1.2.2.3 Pemeliharaan asupan air yang cukup
2.1.2.2.4 Penyediaan perawatan yang terkait dengan
proses eliminasi dan kotoran.
2.1.2.2.5 Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas
dan istirahat.
2.1.2.2.6 Pemeliharaan keseimbangan antara
kesendirian dan interaksi social
2.1.2.2.7 Pencegahan bahaya bagi kehidupan manusia,
fungsi manusia dan kesejahteraan manusia.
2.1.2.2.8 Promosi fungsi dan perkembangan manusia
dalam kelompok-kelompok sosial sesuai
dengan potensi manusia, keterbatasan manusia
yang dikenal dan keinginan manusia untuk
menjadi normal.
2.1.2.3 Syarat Perawatan Diri Berkembang
Syarat perawatan diri perkembangan (development
self-care requisites (DSCR)) dipisahkan dari syarat
perawatan diri universal dalam edisi ke dua nursing
concept of practice. Tiga perangkat DSCR telah
diidentifikasi sebagai berikut :
2.1.2.3.1 Penyediaan kondisi yang mempromosikan
perkembangan.
2.1.2.3.2 Keterlibatan dalam pengembangan diri
2.1.2.3.3 Pencegahan atau penanggulangan efek-efek dari
kondisi manusia dan situasi kehidupan yang
dapat mempengaruhi perkembangan manusia
secara negative (Orem, 1980 dalam buku
Alligod, 2014).
2.1.2.4 Syarat Perawatan Diri Penyimpangan Kesehatan
Syarat ini ada untuk orang sakit atau terluka, yang
memiliki bentuk-bentuk khusus kondisi atau gangguan
patologis, termasuk defek dan disabilitas danyang berada
dibawah diagnosis dan pengobatan medis. Karakteristik
penyimpangan kesehatan sebagai kondisi memanjang
menentukan jenis perawatan individu alami seperti halnya
mereka hidup dengan efek kondisi patologis yang
dialaminya. Lamgkah-langkah perawatan untuk memenuhi
syarat-syarat perawatan diri penyimpangan kesehatan
yang ada harus dibuat komponen –komponen tindakan
dari sebuah sistem individu atau ketergantungan
perawatan.
2.1.2.5 Permintaan Perawatan Diri Terapeutik
Permintaan diri terapeutik terdiri dari penjumlahan
langkah-langkah perawatan yang diperlukan pada waktu
atau selama durasi waktu tertentu untuk memenuhi semua
syarat perawatan diri individu yang diketahui, terutama
untuk kondisi dan situasi yang ada dengan metode yang
tepat untuk hal-hal sebagai berikut:
2.1.2.5.1 Mengontrol atau mengelola faktor-faktor yang
diidentifikasi dalam syarat-syarat, nilai-nilai
dimana peraturan manusia berfungsi
(kecukupan udara, air dan makanan)
2.1.2.5.2 Memenuhi unsur aktivitas dari syarat-syarat
pemeliharaan, promosi, pencegahan, dan
penyediaan. (Orem, 2001 dalam buku Alligod,
2014)
2.1.2.6 Permintaan Ketergantungan Perawatan
Penjumlahan dari langkah-langkah perawatan pada
suatu titik waktu atau selama durasi waktu tertentu untuk
memenuhi kebutuhan perawatan diri terapeutik
ketergantungan ketika agen perawatan dirinya tidak
memadai atau operasional (Taylor, Renpenning, Geden,et
al, 2001, hal. 40 dalam Aligood 2014)
2.1.2.7 Agen Perawatan diri
Agen ketergantungan perawatan mengacu pada
kemampuan yang diperoleh dari seseorang untuk
mengetahui dan memenuhi permintaan perawatan diri
terapeutik dari orang yang ketergantungan dan /mengatur
pengembangan dan pelaksanaan agen ketergantungan
perawatan diri ini.
2.1.3 Teori Defisit Perawatan Diri
Teori deficit perawatan diri yang menggambarkan dan
menjelaskan mengapa orang dapat dibantu melalui keperawatan.
Teori defisit perawatan diri adalah hubungan antara tuntutan
perawatan diri terapeutik individual dan kekuatan agen perawatan
dirinya dimana kemampuan perwatan diri yang telah
dikembangkan di dalam agen perawatan diri tidak bisa
dioperasikan atau tidak memadai untuk mengetahui dan memenuhi
beberapa atau semua komponen permintaan perawatan diri
terapeutik yang ada atau yang diproyeksikan (Orem, 2001, hal 522
dalam buku Aligood 2014)
2.1.3.1 Defisit Ketergantungan Perawatan
Defisit ketergantungan perawatan adalah hubungan
yang ada ketika agen penyedia ketergantungan
keperawatan ini tidak cukup untuk memenuhi
permintaan perawatan diri terapeutik orang yang
menerima ketergantungan perawatan.
2.1.3.2 Agen Keperawatan
Agen keperawatan terdiri dari kemampuan yang
dikembangkan dari orang-orang yang dididik sebagai
perawat yang memberdayakan mereka untuk mewakili
diri mereka sebagai perawat dan dalam rangka hubungan
interpersonal yang sah untuk bertindak mengetahui dan
untuk membantu orang-orang dalam hubungan tersebut
untuk memenuhi tuntutan perawatan diri terapeutik
mereka dan untuk mengatur pengembangan atau
pelaksanaan agen perawatan diri mereka (Orem, 2001,
hal. 518 dalam Aligood 2014).
2.1.3.3. Desain Keperawatan
Desain keperawatan, sebuah fungsi professional
yang dilakukan baik sebelum maupun setelah diagnosis
dan resep keperawatan, memungkinkan perawat atas
dasar penilaian praktis reflektif tentang kondisi yang ada,
untuk mensintesis unsur situasional konkret ke dalam
hubungan yang teratur dalam rangka menyusun unit-unit
operasional. Tujuan dari desain keperawatan adalah
untuk memberikan panduan dalam mencapai hasil yang
diperlukan dan diramalkan dalam produksi keperawatan
terhadap pencapaian tujuan-tujuan keperawatan, unit-unit
yang diambil bersama-sama ini merupakan pola yang
memandu produksi keperawatan (Orem, 2001, hal. 519
dalam Aligood 2014)
2.1.4 Teori Sistem Keperawatan
Teori sistem keperawatan yang menggambarkan dan
menjelaskan hubungan yang harus dilakukan dan dipelihara untuk
menghasilkan keperawatan. Sistem keperawatan adalah seri dan
urutan tindakan praktis perawat yang sengaja yang dilakukan pada
waktu berkoordinasi dengan tindakan pasien mereka untuk
menngetahui dan memenuhi komponen tuntutan perawatan diri
terapeutik pasien dan untuk melindungi dan mengatur pelaksanaan
atau pengembangan agen perawatan diri pasien.
2.1.4.1 Metode Pertolongan
Sebuah metode pertolongan dari perspektif
keperawatan adalah serangkaian tindakan berurutan yang
jika dilakukan akan mengatasi atau mengkompensasi
keterbatasan kesehatan individu yang terkait untuk terlibat
dalam tindakan pengaturan fungsi dan pengembangan
mereka sendiri aatau mereka yang menjadi tanggungan
mereka. Perawat menggunakan semua metode, memilih dan
menggabungkan metode itu supaya terhubung dengan
tuntutan tindakan pada individu-individu dibawah asuhan
keperawatan dan keterbatasan tindakan kesehatan yang
terkait dengan mereka, sebagai berikut:
2.1.4.1.1 Bertindak untuk atau melakukan untuk yang lain
2.1.4.1.2 Membimbing dan mengarahkan
2.1.4.1.3 Memberikan dukungan fisik atau psikologis
2.1.4.1.4 Menyediakan dan memelihara lingkungan yang
mendukung pengembangan pribadi
2.1.4.1.5 Pengajaran (Orem, 2001, hal. 55-56 dalam
Aligood, 2014)
2.1.4.2 Faktor Kondis Dasar
Faktor kondisi dasar mengkondisikan atau
mempenagruhi nilai permintaan perawatan diri terapeutik
dan/atau agen perawatan diri individu pada waktu tertentu
dan di bawah keadaan tertentu. Berikut ini sepuluh faktor
yang telah diidentifikasi:
2.1.4.2.1 Usia
2.1.4.2.2 Jenis kelamin
2.1.4.2.3 Kondisi perkembangan
2.1.4.2.4 Kondisi kesehatan
2.1.4.2.5 Pola hidup
2.1.4.2.6 Faktor sistem perawatan kesehatan
2.1.4.2.7 Faktor sistem keluarga
2.1.4.2.8 Factor sosial budaya
2.1.4.2.9 Ketersediaan sumber daya
2.1.4.2.10 Faktor lingkungan eksternal
Gambar: Sistem Keperawatan Dasar ( Dari Orem, D,E.2001.
Nursing: Concept Of practice dalam Aligood, 2014 )

Menyelesaikan perawatan diri


terapeutik pasien

Mengkompensasi
Tindakan perawat ketidakmampuan pasien untuk
terlibat dalam perawatan diri
Mendukung dan melindungi
pasien

Sistem yang mengkompensasi sepenuhnya

Melakukan beberapa langkah


perawatan diri untuk pasien

Mengkompensasi keterbatasan
perawatan diri pasien

Membantu pasien seperti yang


Tindakan diperlukan
perawat

Melakukan beberapa langkah


perawatan diri
Tindakan
Mengatur agen perawatan diri pasien

Menerima perawatan dan


bantuan dari perawat

Sistem yang mengkompensasi sebagian

Menyelasaikan perawatan diri


Tindakan
Mengatur latihan dan pasien
Tindakan
n keperawatan
pengembangan agen
perawat
diri
Sistem mendukung edukatif
2.2 Asumsi/Proposisi
Orem (2001) mengidentifikasi lima premis yang mendasari teori umum
keperawatan sebagai berikut:
2.2.1 Manusia membutuhkan masukan yang terus menerus dan disengaja
untuk diri mereka sendiri dan lingkungan mereka agar tetap hidup
dan berfungsi sesuai dengan sifat alamiah manusia.
2.2.2 Agen manusia, kekuatan untuk bertindak sengaja, dilaksanakan
dalam bentuk keperawatan untuk diri dan orang lain dalam
mengidentifikasi kebutuhan dan membuat input yang dibutuhkan
2.2.3 Manusia dewasa mengalami penderitaan-penderitaan dalam bentuk
keterbatasan tindakan dalam perawatan untuk diri dan melibatkan
orang lain menciptakan hidup berkesinambungan dan masukan
fungsi keteraturan.
2.2.4 Agen manusia di uji dalam menemukan, mengembangkan dan
mentransmisikan cara dan saran untuk mengidentifikasi kebutuhan
dan membuat masukan untuk diri dan orang lain
2.2.5 Grup manusia dengan hubungan yang terstruktur mengelompokkan
tugas dan mengalokasikan tanggung jawab untuk memberikan
perawatan kepada anggota kelompok yang mengalami keterbatasan
hidup sehat untuk mendapatkan pertolongan yang diperlukan baik
untuk dirinya maupun orang lain.

Orem menyatakan anggapan awal dan proposisi untuk teori system


keperawatan, teori defisit perawatan diri dan teori perawatan diri.
BAB III

ANALISIS MODEL KONSEPTUAL

3.1 Origins of The Nursing Model


3.1.1 Evolusi Historis dan Motivasi
Orem mulai mengembangkan konsep perawatan diri di
tahun 1950-an, saat kebanyakan program pendidikan
keperawatan berdasarkan model konseptual lebih representatif
dibanding disiplin ilmu lainnya seperti kedokteran, psikologi,
dan sosiologi daripada keperawatan (Phillips, 1977 dalam
Fawcett, 2015). Jadi, Orem mempertimbangkan pelopor dalam
pengembangan pengetahuan keperawatan.
Pengembangan kerangka perawatan diri telah dilakukan
dijelaskan secara rinci (Pengembangan Keperawatan Conference
Group, 1979; Orem, 2001; Orem & Taylor, 1986 dalam Fawcett,
2015). Dorongan awal untuk artikulasi publik kerangka
perawatan diri nampaknya adalah kebutuhan untuk
mengembangkan sebuah kurikulum untuk program keperawatan
praktis (Orem, 1959 dalam Fawcett, 2014). Orem (1978)
berkomentar bahwa tugas itu membutuhkan identifikasi dari
domain dan batas keperawatan sebagai ilmu dan seni. Terus
bekerja pada kerangka Self-Care dimotivasi oleh "ketidakpuasan
dan perhatian karena tidak adanya kerangka pengorganisasian
untuk pengetahuan keperawatan dan kepercayaan bahwa konsep
keperawatan akan membantu dalam merumuskan kerangka kerja
semacam itu " (Kelompok Konferensi Pengembangan
Keperawatan, 1973, hal. IX dalam Fawcett, 2015) Khususnya,
kerangka perawatan mandiri dirumuskan sebagai sebuah solusi
untuk masalah "kurangnya spesifikasi, dan kesepakatan tentang,
unsur umum keperawatan yang memberi arah ke isolasi masalah
yang secara khusus masalah keperawatan dan pengorganisasian
pengetahuan diperoleh dari penelitian di bidang masalah
"(Keperawatan Development Conference Group, 1973, hal. 6
dalam Fawcett, 2015).
Gagasan yang membantu membentuk kerangka self-care
Diformulasikan saat Orem mengalami masa intensif paparan
perawat dan usaha mereka dari tahun 1949 sampai 1957, selama
masa jabatannya sebagai konsultan keperawatan di Divisi PT
Rumah Sakit dan Kelembagaan di Indiana State Jawatan
kesehatan. Pengamatannya menyebabkan gagasan itu
"Keperawatan melibatkan mode berpikir dan mode komunikasi
"(Orem & Taylor, 1986, hal 41 dalam Fawcett, 2014). "Minat
Orem dan wawasan tentang domain dan batas – batasnya
keperawatan "berkembang dari fokus global pada" preventif
perawatan kesehatan "untuk pencarian formal" untuk
mengetahui keperawatan dengan cara itu akan memperbesar dan
memperdalam maknanya "dan untuk mengidentifikasi "Fokus
keperawatan yang tepat" (Orem, 1991, hal 60; Orem & Taylor,
1986, hlm. 39 dalam Fawcett, 2015). Pencariannya untuk arti
keperawatan disusun oleh enam pertanyaan:
3.1.1.1 Apa yang dilakukan perawat dan apa yang harus
dilakukan perawat sebagai praktisi keperawatan? (Orem
& Taylor, 1986, hal 39 dalam Fawcett 2015)
3.1.1.2 Mengapa perawat melakukan apa yang mereka lakukan?
(Orem & Taylor, 1986,hal. 39 dalam Fawcett 2015)
3.1.1.3 Apa hasil dari apa yang dilakukan perawat sebagai
praktisi perawatan? (Orem & Taylor, 1986, hal 39 dalam
Fawcett, 2015)
3.1.1.4 Kondisi dan keadaan manusia seperti apa yang
memenuhi persyaratan untuk pelayanan keperawatan?
(Orem, 2001, hal 15 dalam Fawcett, 2015 dalam
Fawcett, 2015)
3.1.1.5 Apa yang membawa kondisi dan keadaan manusia terkait
dengan persyaratan untuk merawat di luar domain
tanggung jawab pribadi dan keluarga dan ke dalam
domain layanan publik yang tersedia dalam
keperawatan? (Orem, 2001, hal. 15 dalam Fawcett, 2015)
3.1.1.6 Apa sifat dan struktur layanan, produk yang dibuat
perawat untuk orang-orang yang memiliki persyaratan
untuk keperawatan? (Orem, 2001, hal 15 dalam Fawcett
2015).

Jawaban atas pertanyaan tersebut mulai muncul saat Orem


(1956, 1959) pertama mengartikulasikan definisi keperawatan,
diikuti oleh unsur-unsur yang belum sempurna dari kerangka
self-care. Laporan Orem tahun 1956 berisi hal berikut definisi
keperawatan.

“ Keperawatan adalah seni dimana perawat, praktisi dari


perawat, memberi bantuan khusus kepada orang-orang
penyandang cacat karakter seperti yang lebih dari sekedar
bantuan biasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari untuk perawatan diri dan cerdas berpartisipasi
dalam perawatan medis yang mereka terima dari dokter.
Seni keperawatan dipraktekkan dengan "untuk melakukan"
orang dengan cacat, dengan "membantunya melakukan
untuk dirinya sendiri dan / atau dengan "membantunya
belajar bagaimana melakukannya untuk dirinya sendiri."
Keperawatan juga dilakukan dengan membantu orang yang
cacat dari keluarga pasien atau teman pasien untuk belajar
bagaimana "untuk melakukan "pasien. Keperawatan pasien
demikian praktis dan sebuah seni didaktik.
Dalam laporannya tahun 1959, Orem menyatakan bahwa
keterbatasan manusia untuk perawatan diri yang terkait dengan
situasi kesehatan menimbulkan kebutuhan untuk merawat. Orem
(2001) menganggap pernyataan itu sebagai artikulasi "objek
keperawatan yang tepat dianggap sebagai bidang pengetahuan
dan bidang praktik ". Dia kemudian mengidentifikasi area
perawatan diri sehari-hari, kondisinya yang membatasi
kemampuan self-care individu, dan metode untuk membantu
mereka yang memiliki kemampuan perawatan diri terbatas.
Orem (2001) menunjukkan bahwa laporan 1959-nya mewakili
awal formal dari pekerjaannya berteori tentang perawatan.

Pertanyaannya terjawab lebih lengkap seperti Orem dulu


bekerja sama dengan Catholic University of America Nursing
Model Committee dan kemudian dengan the Nursing
Development Kelompok Konferensi. Konsep teoritis
keperawatan sistem dinyatakan pada tahun 1970. Orem (2001)
menjelaskan, "Semua elemen konseptual dari kerangka self-care
diformalkan dan divalidasi sebagai konsep statis pada tahun
1970. Sejak itu, beberapa penyempurnaan ekspresi dan
pengembangan lebih lanjut struktur substantif dan dilanjutkan
validasi telah terjadi, namun tidak ada perubahan konseptual
unsur telah dibuat.

Memang, struktur dan komponen self-care kerangka telah


mengalami berbagai interpretasi dan penyempurnaan dari waktu ke
waktu. Di edisi pertama bukunya Keperawatan: Konsep Praktek,
Orem (1971) mengacu pada dimensi perawatan diri dan dimensi
keperawatan. Oleh Edisi kedua, dia menganggap pekerjaannya
sebagai "komprehensif umum teori keperawatan, "yang terdiri dari
tiga "Konstruksi teoritis" atau teori-defisit perawatan diri, perawatan
diri, dan sistem keperawatan (Orem, 1980, hal 26). Struktur ini
dipertahankan pada edisi ketiga buku Orem's (1985). Sedikit
penyimpangan dari struktur dicatat di Bab buku Orem dan Taylor
tahun 1986, di mana teori tersebut sistem keperawatan disebut sebagai
"teori umum keperawatan, karena menjelaskan produk yang dibuat
oleh perawat di situasi praktik keperawatan dalam kaitannya dengan
dua konsepsi sifat individu yang membutuhkan keperawatan, seperti
sifat diungkapkan dan terkait dalam teori defisit selfcare.

Kembali ke struktur sebelumnya di urutan keempat, kelima, dan


edisi keenam bukunya, Orem (1991, 1995, 2001) memberikan judul
teori umum keperawatan dan memberikan sebuah struktur hirarkis
untuk teori perawatan diri, deficit perawatan diri, dan sistem
keperawatan. Dia menjelaskan, "Yang bernama teori dalam artikulasi
mereka satu sama lain mengungkapkan keseluruhan itu adalah teori
keperawatan defisit perawatan diri. Teori tentang sistem keperawatan
subsumes teori defisit perawatan diri dan melalui teori perawatan diri.
Teori defisit perawatan diri (teori umum) memasukkan teori
perawatan diri "(Orem, 2001, hal 141 dalam Fawcett 2015).

Penyempurnaan lebih lanjut dalam struktur kerangka self-


care diantisipasi. Orem (2001) mencatat, "Masing-masing
konsep terus mengalami perkembangan melalui identifikasi dan
pengorganisasian konsep sekunder itu merupakan struktur
substantifnya.

3.1.2 Klaim Filosofis


Orem telah mengajukan klaim filosofis yang dianutnya
kerangka perawatan mandiri dalam bentuk asumsi, premis, dan
prasuposisi. Pemeriksaan laporan tersebut menghasilkan asumsi
tentang manusia, nursingspecific pandangan manusia, premis tentang
manusia makhluk, prasangka tentang perawatan diri, asumsi tentang
persyaratan perawatan diri, asumsi tentang tindakan yang disengaja,
asumsi tentang manusia dan tindakan yang disengaja, asumsi tentang
keperawatan, klaim filosofis tentang manusia dan keperawatan, dan
asumsi tentang disengaja tindakan dan keperawatan. Semua filsafat
Orem klaim tercantum di sini.
3.1.3 Asumsi Tentang Manusia
3.1.3.1 Pria, wanita, dan anak-anak adalah makhluk kesatuan.
Mereka orang yang yang diciptakan memiliki fitur
biologis dan psikobiologis (Orem, 1997, hal 29 dalam
Fawcett 2015).
3.1.3.2 Manusia adalah satu kesatuan yang dapat dipandang
berfungsi secara biologis, simbolis, dan sosial (Orem,
1991, hal. 181 dalam Fawcett, 2015).
3.1.3.3 Setiap manusia, seperti makhluk hidup lainnya, adalah
substansial atau kesatuan sejati yang bagian-bagiannya
terbentuk dan mencapai kesempurnaan melalui
diferensiasi keseluruhan selama proses perkembangan
(Orem, 2001, hal 187dalam Fawcett, 2015).
3.1.4 Tampilan Tertentu Keperawatan Manusia
3.1.4.1 Pandangan (manusia) sebagai pribadi: Perorangan
manusia dipandang sebagai manusia terkandung
dengan inheren hak yang menjadi hak publik yang
berkelanjutan hidup dalam koeksistensi dengan
orang lain.
3.1.4.2 Pandangan orang adalah penting dan kekuatan yang
menyatu, memahami pandangan yang lain
(manusia) semua pandangan lain yang dimaksud
pandangan orang (Orem, 1997, hal. 29dalam
Fawcett, 2015).
3.1.4.3 Pandangan orang juga merupakan pandangan yang
penting untuk dipahami, perawat menggunakan
(atau harus menggunakan) di semua kontak
interpersonal dengan individu di bawah asuhan
keperawatan dan keluarga dan teman-teman (Orem,
1997, hal 29 dalam Fawcett 2015).
3.1.4.4 Pandangan agen (manusia sebagai): Individu
manusia dipandang sebagai orang yang bisa
membawa kondisi yang saat ini tidak ada pada
manusia atau dalam situasi lingkungan mereka
dengan sengaja bertindak menggunakan sarana atau
teknologi yang valid untuk mewujudkannya
diramalkan dan hasil yang diinginkan (Orem, 1997,
hal 28 dalam Fawcett 2015).
3.1.4.5 Pandangan orang sebagai agent adalah operasi yang
penting pandangan dalam memahami keperawatan
(Orem, 1997, hal 29 dalam Fawcett, 2015).
3.1.4.6 Pandangan (dari manusia sebagai) pengguna
simbol: Individu manusia dipandang sebagai orang
yang menggunakan simbol untuk berdiri untuk hal-
hal dan melampirkan makna kepada mereka, untuk
merumuskan dan mengekspresikan gagasan dan
untuk berkomunikasi ide dan informasi kepada
orang lain melalui bahasa dan sarana komunikasi
lainnya (Orem, 1997, hal 29 dalam Fawcett, 2015).
3.1.4.7 Pandangan orang sebagai pengguna simbol sangat
penting dalam memahami sifat sistem interpersonal
interaksi dan komunikasi antara perawat dan orang
yang mencari dan menerima perawatan (Orem,
1997, hal 29lam Fawcet, 2015 d).
3.1.4.8 Usia dan perkembangan, budaya dan pengalaman
orang yang menerima asuhan keperawatan
mempengaruhi penggunaannya sebagai simbol dan
makna yang mereka lampirkan pada kejadian
internal dan eksternal mereka (Orem, 1997, hal 29
dalam Fawcett 2015).
3.1.4.9 Kemampuan perawat untuk bekerja sama dan
berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang
yang menerima perawatan dan keluarga mereka
menggabungkan penggunaan bahasa yang bermakna
dan bentuk komunikasi lainnya, pengetahuan yang
tepat praktik sosial budaya, dan kemauan untuk
mencari arti dari apa yang orang-orang yang
menerima perawatan sedang berusaha untuk
berkomunikasi (Orem, 1997, hal 29 dalam Fawcett,
2015).
3.1.4.10 Tampilan perawat harus relevan dengan
bagaimana orang-orang yang apakah perawat
berkomunikasi dengan perawat lain dan petugas
kesehatan lainnya. Idealnya orang yang
menggunakan bahasa keperawatan dan sekaligus
mengerti dan bisa menggunakan bahasa disiplin
yang mengartikulasikan dengan keperawatan
(Orem, 1997, hal 29dalam Fawcett, 2015).
3.1.4.11 Pandangan organisme manusia: Individu
dipandang sebagai makhluk hidup kesatuan yang
tumbuh dan berkembang, menunjukkan
karakteristik biologis homosapiens selama tahap
siklus hidup manusia diketahui (Orem, 1997, hal 29
dalam Fawcett, 2015).
3.1.4.12 Melihat manusia sebagai organisme membawa
fokus struktur internal, konstitusi dan ciri sifatnya
manusia yang menjadi fokus ilmu kehidupan
(Orem, 1997, hal 29).
3.1.4.13 Pandangan objek (manusia sebagai): Individu
manusia dipandang memiliki status objek tunduk
pada kekuatan fisik kapan pun mereka bisa
bertindak untuk melindungi diri dari kekuatan
tersebut. Ketidakmampuan individu untuk
mengatasi kekuatan fisik seperti angin atau gaya
gravitasi bisa timbul baik dari individu dan kondisi
lingkungan yang berlaku (Orem, 1997, hal. 29
dalam Fawcett 2015).
3.1.4.14 Pandangan objek individu manusia adalah sebuah
pandangan Ddambil oleh perawat setiap kali mereka
memberikan perawatan pada bayi, anak kecil, atau
orang dewasa tidak bisa mengendalikan posisi
mereka dan bersaing dengan kekuatan fisik di
lingkungan mereka (Orem, 1997, hal 29 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.4.15 Mengambil tampilan objek membawa serta
persyaratan perawatan pelindung orang-orang yang
tunduk pada kekuatan semacam itu (Orem, 1997,
hal. 29 dalam Fawcett 2015).
3.1.5 Tempat Tentang Manusia
3.1.5.1 Manusia membutuhkan input yang terus menerus
untuk diri mereka dan lingkungan mereka agar tetap
tinggal hidup dan berfungsi sesuai dengan anugerah
manusia alami (Orem, 2001, hal 140 dalam Fawcett,
2015).
3.1.5.2 Agen manusia, kekuatan untuk bertindak dengan
sengaja, dilakukan dalam bentuk perawatan diri dan
orang lain dalam mengidentifikasi kebutuhan dan
dalam membuat masukan yang dibutuhkan (Orem,
2001, hal. 140 dalam Fawcett, 2015).
3.1.5.3 Manusia dewasa mengalami kemelut di bentuk
tindakan terbatas dalam menjaga diri dan orang lain
melibatkan pembuatan life-sustaining dan
functionregulating (Orem, 2001, hal 140 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.5.4 Instansi manusia dilatih untuk menemukan,
mengembangkan, dan mentransmisikan ke cara
orang lain dan sarana untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan masukan bagi diri sendiri dan orang
lain (Orem, 2001, hal. 140 dalam Fawcett, 2015).
3.1.5.5 Kelompok manusia dengan hubungan terstruktur
tugas cluster dan mengalokasikan tanggung jawab
untuk menyediakan peduli kepada anggota
kelompok yang mengalami kemelut untuk membuat
masukan yang disengaja untuk diri sendiri dan
orang lain (Orem, 2001, hal 140 dalam Fawcett,
2015).
3.1.6 Presuposisi Tentang Perawatan Diri Sendiri
3.1.6.1 Perawatan diri dipahami sebagai perilaku, sebagai
perilaku sukarela dipandu oleh prinsip-prinsip yang
memberi arahan untuk bertindak. Di Istilah psikologi
ego, ini adalah perilaku ego-olahan (Orem, 2001, hal 45
dalam Fawcett 2015).
3.1.6.2 Perawatan diri sebagai perilaku mencerminkan esensi
konsep (perawatan diri): perawatan diri adalah perilaku,
itu ada dalam situasi nyata (Orem, 1991, hal 119 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.6.3 Perawatan diri dipahami sebagai aktivitas belajar,
dipelajari melalui hubungan interpersonal dan
komunikasi (Orem, 2001, hal 45).
3.1.6.4 Orang dewasa dipandang memiliki hak dan tanggung
jawab untuk merawat diri mereka sendiri untuk menjaga
mereka sendiri di kehidupan rasional dan kesehatan, dan
memiliki tanggung jawab semacam itu untuk orang yang
bergantung pada mereka (Orem, 2001, hal. 45 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.6.5 Memberikan, membantu, atau mengawasi perawatan diri
orang lain adalah komponen perawatan bayi dan anak,
perawatan usia, dan perawatan remaja (Orem, 2001, hal
45 dalam Fawcett, 2015).
3.1.6.6 Orang dewasa membutuhkan bantuan dari orang-orang
yang bersosialisasi atau layanan kesehatan kapan pun
mereka tidak mampu untuk mendapatkan sumber daya
yang dibutuhkan dan menjaga kondisi yang diperlukan
untuk pelestarian kehidupan dan promosi kesehatan
untuk diri mereka sendiri atau untuk tanggungan mereka;
bantuan mungkin diperlukan untuk pencapaian atau
pengawasan perawatan diri atau perawatan tanggungan
(Orem, 2001, hal. 45 dalam Fawcett 2015).

3.1.7 Tampilan dunia


Banfield (2001) melaporkan bahwa penyelidikan
filosofisnya terungkap kerangka kerja self-care Orem
"bertumpu pada koheren sistem filosofis Pandangannya
tentang sifatnya realitas, sifat manusia, dan keperawatan
sebagai praktik sains semua mencerminkan sistem filosofis
yang moderat realisme ". Dalam konteks pandangan dunia
yang dipertimbangkan dalam buku ini, pandangan Orem
tentang hubungan antara orang tersebut dan lingkungan jelas
mencerminkan interaksi timbal balik pandangan dunia sesuai
dengan interaksi timbal balik pandangan dunia, kerangka
perawatan diri mencerminkan unsur-unsur baik kegigihan
maupun perubahan. Fitur dari timbal balik interaksi tampilan
dunia yang terbukti dalam kerangka self-care Orem yang
diberikan di sini: kerangka perawatan diri mencerminkan
pandangan menyeluruh tentang orang, dengan penekanan pada
individu sebagai makhluk kesatuan (Orem, 1997, 2001 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.7.1 Manusia tidak pernah terisolasi dari lingkungannya.
Mereka ada di dalamnya (Orem, 2001, hal 79 dalam
Fawcett 2015).
3.1.7.2 Orang dan lingkungan diidentifikasi sebagai satu
kesatuan yang dicirikan oleh lingkungan manusia
dan oleh dampak satu di sisi lain. Lingkungan
manusia merupakan tipe fungsional kesatuan
dengan eksistensi konkret (Orem, 1991, hal 143
dalam Fawcett 2015).
3.1.7.3 Meskipun manusia memiliki bagian struktural
(misalnya, lengan, kaki, perut, paru-paru) dan
bagian fungsional (misalnya, sistem urin, sistem
neuroendokrin, sirkuit saraf), Bagian-bagiannya
dilihat dalam kesatuan struktur manusia yang
berfungsi (Orem, 1995, 2001 dalam Fawcett 2015).
3.1.7.4 Jika ada penerimaan kesatuan sejati individu
manusia, seharusnya tidak ada kesulitan dalam
mengenali perbedaan struktural dan fungsional
dalam kesatuan (Orem, 2001, hal 187 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.7.5 Orang tersebut dipandang sebagai agen aktif yang
mampu mengambil tindakan yang disengaja untuk
menjaga perawatan diri dan mencari perawatan
kesehatan saat menghadapi ketidakseimbangan
antara permintaan terapeutik saat ini untuk
perawatan mandiri atau perawatan mandiri dan agen
perawatan mandiri yang ada atau perawatan yang
bergantung agensi (Orem, 2001 dalam Fawcett,
2015).
3.1.7.6 Ketekunan tercermin dalam penekanan pada
perawatan dari agen perawatan diri. Stabilitas
perawatan diri terapeutik agensi adalah tujuan yang
diinginkan dalam kerangka perawatan mandiri.
Kehilangan hasil perawatan diri berasal dari
kesehatan atau terkait kesehatan keterbatasan dan
tidak dianggap diinginkan (Orem, 2001 dalam
Fawcett, 2015).
3.1.7.7 Perubahan terbukti dalam perkembangan dan
keterkaitan kesehatan perubahan yang terjadi dalam
permintaan untuk melanjutkan perawatan terapeutik
dan agen perawatan mandiri dan perawatan mandiri
agen. Perubahan tersebut diperlukan untuk
kelangsungan hidup orang dewasa (Orem, 2001
dalam Fawcett, 2015)

3.2 Unique Focus Of The Nursing Model


Fokus unik dari kerangka perawatan diri adalah perawatan
perawat tindakan yang disengaja terkait dengan operasi yang
diperlukan untuk merancang, merencanakan, menerapkan, dan
mengevaluasi sistem terapi perawatan diri untuk individu dan unit
multiperson yang ada keterbatasan dalam kemampuan mereka untuk
terus memberikan terapi perawatan diri atau perawatan orang lain yang
tergantung. Keterbatasan dalam kemampuan untuk memberikan
perawatan diri yang lengkap dan efektif atau perawatan tergantung dari
individu atau ketergantungan negara kesehatan atau tahap
perkembangan atau kesehatan kondisi lainnya yang berhubungan
dengan perawatan (Orem, 1997, 2001 dalam Fawcett, 2015).
Orem (1995) menunjukkan bahwa "alasan mengapa kebutuhan orang dan
bisa dibantu melalui keperawatan mendefinisikan alam semesta atau domain
keperawatan dilembagakan secara sosial dalam pelayanan manusia
(kesehatan). Unsur-unsur domain keperawatan dikonseptualisasikan dan
dinyatakan sebagai (kerangka self care). Domain keperawatan, untuk Orem,
adalah individu dan unit multiperson yang memiliki keterbatasan kemampuan
mereka untuk memberikan perawatan diri berkelanjutan dan terapeutik atau
perawatan tanpa ketergantungann

Kategori Pengetahuan

Meleis (1997) menganggap kerangka perawatan diri sebagai


contoh dari kategori kebutuhan model dan juga menempatkannya di
kategori terapi keperawatannya. Marriner-Tomey (1989) menempatkan
pekerjaan Orem dalam kategori humanistiknya. Barnum (1998)
menganggap kerangka perawatan mandiri sebagai contoh yang baik
dari kategori substitusi klasifikasi. Kerangka Perawatan Diri
diklasifikasikan sebagai sebuah sistem model oleh Riehl dan Roy
(1980). Riehl-Sisca (1989) mengubah klasifikasi menjadi kategori
interaksi. Tidak Alasan untuk klasifikasi sebagai sistem atau interaksi
model disediakan selanjutnya, close test kerangka kerja self-care gagal
mengungkapkan apapun bukti kecocokan antara konten dan
karakteristiknya dari sistem atau model interaksi sebagai kategori
pengetahuan tersebut yang ditafsirkan dalam buku ini. Sebaliknya,
kerangka self-care paling tepat ditempatkan dalam perkembangan
kategori pengetahuan. Pembenaran untuk itu klasifikasi terbukti dalam
perbandingan isi dari kerangka perawatan mandiri dengan karakteristik
perkembangannya kategori pengetahuan yang diberikan disini.

3.2.1 Pertumbuhan, perkembangan, dan maturasi: karakteristik


tersebut ditangani oleh pengertian perkembangan persyaratan
perawatan diri dan pertimbangan individu agen perawatan
mandiri disesuaikan dengan usia dan perkembangan negara
(Orem, 2001 dalam Fawcett, 2015).
3.2.2 Perubahan: perubahan dalam agensi perawatan diri terjadi di
seluruh kehidupan. Arah perubahan dipandang sebagai arah
yang lebih tinggi tingkat integrasi dan asumsi perawatan diri
dan agen perawatan dependen. "Sudut pandang manusia
sebagai orang bergerak daripada yang statis. Ini pandangan
personalisasi individu, yaitu, pergerakan menuju pematangan
dan pencapaian potensi manusia. Proses ini datang dan jadilah
seseorang yang melibatkan individu dalam berkomunikasi
dengan dunia mereka; dalam tindakan; dalam pelaksanaan
keinginan manusia untuk mengetahui, mencari kebenaran; dan
dalam pemberian dari diri mereka sendiri dalam melakukan
yang baik untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
Personalisasi berlanjut saat individu hidup dalam kondisi
menguntungkan atau tidak menguntungkan bagi
perkembangan manusia. Ada usaha keras untuk dicapai oleh
individu anugerah potensi alami mereka untuk fisik dan fungsi
rasional saat menjalani kehidupan iman dengan menghormati
hal-hal yang diharapkan, dan ada usaha untuk melakukan
perfect diri sebagai manusia bertanggung jawab yang
membesarkan pertanyaan, mencari jawaban, merenung, dan
sadar dari hubungan antara apa yang mereka ketahui dan apa
yang mereka laukan "(Orem, 2001, hlm. 187-188 dalam
Fawcett, 2015).
3.2.3 Identifiable State: Perbedaan dalam agen perawatan diri terjadi
sepanjang hidup. Anak tersebut dipandang berada dalam tahap
tergantung perawatan, dan orang dewasa sehat berada dalam
tahap total perawatan diri dan agen perawatan-dependen.
Ketergantungan sosial orang dewasa, termasuk orang sakit dan
orang cacat, masuk sebuah tahap perawatan tanpa
ketergantungan. "Bayi dan anak membutuhkan kepedulian dari
orang lain karena mereka pada tahap awal perkembangan fisik,
psikologi, dan psikososial. Orang tua membutuhkan perawatan
atau bantuan total kapan pun menurunnya keterbatasan
kemampuan fisik dan mental pemilihan atau kinerja tindakan
perawatan diri. Sakit atau orang cacat membutuhkan perawatan
sebagian atau total dari orang lain (atau bantuan dalam bentuk
pengajaran atau bimbingan) tergantung keadaan kesehatannya
dan segera atau persyaratan perawatan diri di masa depan.
Perawatan diri adalah sebuah kontribusi terus-menerus orang
dewasa terhadap keberadaan dirinya terus berlanjut, kesehatan,
dan kesejahteraan. Peduli orang lain adalah kontribusi orang
dewasa terhadap kesehatan dan kesejahteraan orang dewasa
tergantung anggota kelompok sosial orang dewasa "(Orem,
2001, hlm. 43-44 dalam Fawcett, 2015).
3.2.4 Bentuk Perkembangan Pembangunan: Siklus perubahan terjadi
di agen perawatan mandiri; meski keseluruhan arah adalah
untuk meningkatkan kemampuan perawatan diri dan perawatan
mandiri, Hilangnya beberapa agensi memang terjadi di
berbagai waktu sepanjang hidup, seperti saat penyakit atau
kecacatan membesar, keterbatasan perawatan diri dan
perawatan tanpa ketergantungan agensi (Orem, 2001 dalam
Fawcett, 2015).
3.2.5 Kekuatan yang menghasilkan pertumbuhan dan
perkembangan: Perawatan diri sendiri dan agen perawatan
bergantung secara alami meningkat sebagai orang dewasa, dan
orang memiliki potensi inheren dan terbuka untuk
pengembangan agen perawatan mandiri (Orem, 2001 dalam
Fawcett, 2015).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pertanyaan kritis “Apa kondisi yang menunjukkan bahwa
seseorang perlu perawatan?” adalah titik awal untuk pengembangan
Self Care Deficit Nursing Theory tersebut. Orem mencatat bahwa hal
itu ada karena ketidakmampuan orang untuk menjaga secara terus-
menerus perawatan mereka sendiri atau perawatan bagi orang-orang
yang dalam ketergantungan. Dari pengamatan ini, dia memulai proses
memformalkan pengetahuan tentang apa yang orang perlu lakukan
atau telah dilakukan untuk diri mereka sendiri dalam menjaga
kesehatan dan kesejahteraan. Ketika seseorang membutuhkan bantuan,
tindakan keperawatan apa yang sesuai? Teori keperawatan ini
menjelaskan tentang apa yang seseorang butuhkan dan tindakan apa
yang perlu diambil untuk memenuhi kebutuhan itu. Teori
ketergantungan perawatan adalah kompleks. Teoti ini sejajar dengan
teori Orem tentang perawatan diri. Teori defisit perawatan diri
menjelaskan keterbatasan dalam memenuhi persyaratan untuk
perawatan berkelanjutan dan pengaruh yang mereka miliki pada
kesehatan dan kesejahteraan orang atau mereka yang dalam
ketergantungan. Teori sistem keperawatan memberikan struktur untuk
menguji tindakan dan pengetahuan awal yang diperlukan untuk
membantu orang tersebut. Teori ini juga menjelaskan situasi ketika
melibatkan keluarga dan masyarakat.
Karya Orem terkait dengan keperawatan sebagai ilmu praktis dan
identifikasi tiga ilmu praktik dan tiga ilmu keperawatan dasar telah
memberikan arah bagi pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan.
Karya ini menawarkan yang ada, serta untuk generasi pengetahuan
baru.
Dalam sebuah wawancara dengan Jacqueline Fawcett (2001),
Orem mengidentifikasi factor-faktor penting untuk pengembangan
ilmu keperawatan. Factor-faktor tesebut adalah: model ilmu praktik,
sebuah teori keperawatan yang valid, terpercaya dan umum, model
pelaksanaan praktik keperawatan, pengembangan struktur konseptual
dari teori umum dan integrasi unsur-unsur konseptual teori dengan
pelaksanaan praktik.
Karya Orem terkait dengan Self Care Deficit Nursing Theory dan
bentuk ilmu keperawatan sebagai ilmu praktis telah memberikan dasar
bagi pengembanagan tubuh pengetahuan keperawatan. Upaya para
sarjana perawat dan peneliti perawat untuk membangun diatas dasar
ini akan menghasilkan sebuah tubuh pengetahuan yang melayani
perawat dalam ketentuan perawatan mereka untuk orang yang
membutuhkan perawatan.

4.2 Saran
Kondisi yang sering dijumpai di lapangan adalah belum adanya
penerapan yang optimal tentang konsep self care, dimana perawat
sepertinya lebih senang memberikan bantuan kepada klien yang
seharusnya sudah mampu dilakukan secara mandiri baik oleh klien
maupun keluarganya, seperti; memandikan klien ditempat tidur,
membantu pemberian makanan, eliminasi dan personal hygiene
lainnya. Keadaaan ini kemungkinan dikarenakan belum adanya
standar yang baku dalam memandirikan klien dan masih kurangnya
kemampuan serta rendahnya tingkat pendidikan tenaga keperawatan.
Self care adalah performance atau praktik kegiatan individu untuk
berinisiatif dan membentuk prilaku mereka dalam memelihara
kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk
dengan efektif maka hal tersebut akan membantu membentuk
integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya dengan
perkembangan manusia

Anda mungkin juga menyukai