Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Konsep sehat dalam upaya penanganan kesehatan penduduk mengalami


perubahan sejalan dengan pemahaman dan pengetahuan kita bagaimana suatu masyarakat
mengahayati dan menghargai bahwa kesehatan itu merupakan “human capital” yang
sangat besar nilainya. Perilaku hidup sehat 2010, yang diharapkan adalah bersifat proaktif
untuk emmelihara, meningkatkan, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi
diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Dalam undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi Organisasi
Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 di sepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat
kesehatan setingi-tingginya adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa
membedakan ras, agama dan politik yang dianut dang tingkat sosial ekonominya. Dasar-
dasar pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah nilai kebenaran atau aturan pokok
sebagai landasan untuk berpikir atau bertindak dalam pembangunan kesehatan.
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan negara indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.
Program kesehatan yang mengutamakan program kuratif dalam jangka panjang
tidak menguntungkan. Oleh karena berapa besar biaya yang di sediakan akan tetap
kurang, oleh karena permintaan akan pelayanan medis kuratif akan selalu meningkat.
Paradigma sehat yang dicanangkan departemen kesehatan pada tanggal 15
September 1998 diharapkan akan merupakan upaya kesehatan yang dalam jangka
panjang mampu mendorong masyarakat untuk lebih tahan dan mampu menghindarkan

1
diri dari panyakit agar dapat hidup secara produktif, sehingga penekanan pada upaya
pencegahan penyakit, promosi kesehatan perlindungan kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan dimasa datang harus mampu menciptakan dan menghasilkan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat produktif. Sehingga obsesi upaya kesehatan
harus dapat menghantarkan setiap penduduk memiliki status kesehatan yang cukup.
Orientasi baru upaya kesehatan adalah orientasi menyehatkan penduduk memiliki status
kesehatan yang cukup, suatu orientasi sehat positif, sebagai kebalikan dari orientasi
pengobatan penyakit yang bersifat kuratif, membetulkan atau pengobatan sesuatu yang
terjadi.

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tenaga medis yang melakukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
fisioterapi. Fisioterapi merupakan bentuk pelayanan kesehatan kepada individu atau
kelompok agar mereka dapat mengmbangkan, memelihara dan memulihkan gerak
dan fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektro terapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi,
komunikasi (KEP. MENKES NO 1363/MENKES/SK/XII/2001).
Peralatan yang digunakan diataranya elektro terapeutis, termasuk di dalamnya
Short Wave Diathermy (SWD).
Energi elektromegnetik yang dipancarkan oleh Short Wave Diathermy dapat
digunakan untuk tujuan pengobatan. Salah satu kelainan atau cedera yang dapat
diobati oleh Short wave diathermy adalah Carpal Turner Syndrome. (CTS).
Dengan latar belakang maslah tersebut diatas, maka penulis sangat tertarik untuk
membahas “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Penderita CTS Dengan Modalitas SWD
dan Massage Therapy”

B. Rumusan Masalah
Dengan uraian diatas dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu apakah dengan
SWD dan massage therapy dapat mengurangi nyeri dan kesemuatan pada penderita
Carpal Tunnel Syndrome.

2
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya lingkup pembahasan dari Carpal tunnel Syndrome ditinjau
dari berbagai segi, maka penulis membatasi masalah yaitu “Apakah modalitas SWD
dan massage therapy dapat mengurangi nyeri dan kesemutan peda penderita Carpal
Tunnel Syndrome.

D. Tujuan Penulisan
1). Tujuan umum
Mengetahui gambaran nyeri dan kesemutan pada lengan yang disebabkan
Carpal Tunnel Syndrome dan pelaksanaan fisioterapinya.
2). Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengaruh SWD dan massage therapy terhadap pengurangan rasa
nyeri dan kesemutan pada pergelangan tangan.
b. Guna memenuhi sekaligus melengkapi tugas presentasi bulanan program
Diploma III Fisioterapi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi
1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah paralisis partial yang progresif,
atrofi otot-otot thenar dan gangguan sensorik yang mengenai bagian radial telapak
tangan serta sisi palmar dari 3 jari tangan yang pertama karena kompresi nervus
medianus pada daerah carpal tunnel pergelangan tangan (J.G Ghusid, 1994).
Canalis carpalis (carpal tunnel) dibentuk oleh permukaan anterior ossa
carpalia yang konkaf dan bentuk oleh retinakulum fleksorum, terisi padat oleh
tendo muskulus flexor longus dan jari-jari dengan serabut sinovialnya, dan saraf
medianus. Secara klinis sindrom ini terdiri dari rasa terbakar atau rasa seperti
tertusuk-tusuk jarum (“pains and needles”) disepanjang percabangan saraf
medianus ketiga setengan jari lateral dan kelemahan otot-otot thenar. Ini
disebabkan kompresi saraf medianus dalam canalis. Sebab pasti dari kompresi
sukar diketahui, tapi penebalan selubung sinovial dari tendo otot flexor atau
arthritis pada ossa carpalia dianggap sebagai penyebab dalam banyak kasus.
Tidak ada parestesi pada emientia thenaris, karena daerah kulit dipersarafi
oleh rasmus cuteneus palmaris saraf medianus yang berjalan superficial terhadap
retinakulum. Otot-otot eminentia thenaris paralisis dan atrofi sehingga eminentia
mendatar/ rata/ ibu jari rotasio ke lateral dan abduksia. Tangan terlihat mendatar
dan “Apelike”.

2. Anatomi Fungsional
a. Sistem tulang pembentuk wrist joint
1). Tulang Radius
Merupakan tulang lengan bawah yang terletak disebelah lateral,
merupakan tulang pembentuk pipa dengan sebuah korpus. Mempunyai ukuran
yang lebih pendek dari tulang ulna. Ujung atas mempunyai permukaan yang bulat

4
dan pipih yaitu caput serta collum tuberositas radii. Disisi medial terdapat facies
sebagai tempat melekatnya membrane interossea. Ujung bawah terdapat benjolan
berbentuk padat dan bagian posterior terdapat facies yang merupakan tempat
berasalnya otot pollisis brevis.

2). Tulang Ulna


Merupakan tulang lengan bawah yang terletak disebelah medial,
mempunyai dua ujung atas dan bawah. Pada ujung atas mempunnyai dua
prosesus, yaitu prosesus coraicoideus di sebelah anterior dan prosesus olecranon
di sebelah posterior.

3). Tulang Carpal


Tulang carpal terdiri atas tulang yang tersusun dari luar ke dalam adalah
scapoid, lunatum, tryquetrum, dan fisiform. Sedang tulang baris yang bawah
adalah trapezium, trapezidium, capitatum, dan hamatatum.

b. Persendian Wrist Joint


a. CMC ( Carpo Meta Carpal )
b. MCP ( Meta Carpo Phalangeal )
c. PI ( Proximal Interpalang )
d. DI (Distall Interpalang )

c. Persarafan
Nervus medianus timbul dari plexus brachialis dengan dua caput. Caput
medial dari fasciullus medialis dan caput lateral dari fasciullus lateralis.
Saraf ini terletak dekat dengan arteri brachialis berjalan turun ke siku danmasuk
fossa cubital berlanjut ke lengan bawah ke dalam fleksor digitorum sublimes dan
masuk bagian palmar tangan yang dilewati tendon palmaris longus di bawah
fleksor retinacullum.

5
Nervus medianus mensarafi seluruh otot-otot fleksor lengan bawah kecuali
fleksor carpi ulnaris dan bagian ulnar fleksor digitorum profundus, serta abductor
pollicis brevis, apponens pollicis dandua oto llumbrikales yang pertama. Cabang
serabut sensorik mensuplai kulit sisi palmar dari ibu jari, jari telunjuk, jari tengah,
dan bagian radial jari manis.

d. Biomekanik
Ekstensi wrist 900 - 00 - 900 Bid gerak sagital
Fleksi wrist 900 - 00 - 900 Bid gerak sagital
Radio ulnar deviasi 200 – 00 - 300 Bid gerak horisontal

B. Etiologi
Nervus medianus yang berada di “carpal tunnel” menghantarkan impuls sensorik
dari kulit telapak tangan serta kulit bagian volar yang menutupi jari telunjuk, jari
tengah dan jari manis. Kulit yang menutupi bagian volar separuh ibu jari adakalanya
ikut disarafinya.

6
Pembengkakan dan ditorsi tendon-tendon dan sarung otot-otot flexor tangan
sering dijumpai pada arthtritis rematoid. Perubahan itu menyempitkan terowongan
carpal sehingga nervus medianus mengalami desakan atau jepitan. Akan tetapi pada
keadaan-keadaan lain nervus medianus dapat terjebak di “carpal tunnel” itu.

C. Patologi
Perasaan yang tercakup dalam keluhan sakit kuduk, sakit bahu dan sakit
pergelangan tangan merupakan manifestasi perangsangan terhadap serabut saraf
sensorik. Perangsangan itu dapat bersifat mekanik dan non mekanik. Penekanan,
jeratan, gesekan, peregangan dan sebagainnya merupakan unsur mekanik, sedangkan
infeksi, intolokasi dan proses imunologik merupakan unsur non mekanik.
Perangsangan terhadap serabut saraf sensorik dapat terjadi pada pangkal atau
bagian-bagiannya sepanjang perjalanan ketepi atau pada ujung-ujungnya. Bagian
tubuh yang mengandung banyak serabut saraf sensorik adalah jaringan pengikat
(fasia, ligament, sinovial) dan pembuluh darah. Kesemuanya itu dinamakan “soft
tissues”.
Perangsangan terhadap radiks dorsalis menimbulkan nyeri radikuler, nyeri
tersebut dirasakan pada tempat rangsangan dan menjalar kedaerah persarafan radik
yang terkena. Daerah ini sesuai dengan kawasan suatu dermatom. Bilamana nyeri
setempat menjalar keberbagai bagian dari dua atau tiga dermatom, maka penjalaran
itu sesuai dengan kawasan sensorik suatu saraf tepi. Nyeri tersebut bukan nyeri
radikuler, melainkan nyeri neuritik.
Nyeri akibat perangsangan ujung-ujung serabut saraf sensorik bersifat setempat,
dan nyeri setempat ini umumnya merupakan sebagian manifestasi proses patologi di
soft tissues, yang bersifat infeksi atau toksik-infeksi imunologik.

D. Gejala-gejala
Gejala-gejala kondisi Carpal Tunnel Syndrome adalah parastesia dan sakit pada
ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Parastesia dan sakit dapat digambarkan sebagai
berikut : terjadi perasaan seperti terbakar, perasaan pedas seperti tertusuk-tusuk
jarum, dimana akan menyebar pada samping dalam dari tangan yaitu pada daerah

7
yang mendapat ditribusi nervus medianus. Jari-jari terasa kaku. Gejala-gejala ini akan
bertambah parah pada dini hari. Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut penderita akan
menggerakkan tangannya secara berulang-ulang serta menggantungkan tangannya
pada samping tempat tidur. Bila gejala-gejala ini timbul maka aktifitas fungsional
penderita akan terganggu karena disamping perasaan dan sakit penderita akan
mengalami kelemahan otot-otot, terutama otot thenar.

E. Teknologi Intervensi
1. Short Wave diathermy
“Short wave Diathermy merupakan suatu stressor fisis berupa energi
elektromegnetik yang dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik frekuensi 27 Mhz,
dengan panjang gelombang 11 m.
a. Efek Biofisika dan Biokimia
Peristiwa yang terjadi pada saat Short Wave Diathermy
diaplikasikan kejaringan.
1). Penetrasi
Dalamnya penetrasi tergantung frekuensi dari gelombang dan sifat
medium secara exponensial dengan besarnya jarak yang dilalui dan
mengalami penurunan dengan naiknya frekuensi.
2). Absorpsi
Energi elektromegnetik diubah menjadi energi panas ketika
mereka berinteraksi dengan molekul dari jaringan yang lain. Molekul
non polar akan mengarah kekutub pada area yang dikenai gelombang
mikro.
3). Pemantulan
Besarnya bagian gelombang yang mencapai jaringan
letaknya lebih dalam tergantung dari gelombang yang dipantulkan pada
perpindahan gelombang yaitu pada tahap kontak udara-kulit, kulit
lemak, dan lemak otot. Pada kontak udara dengan kulit energi
dipantulkan ke udara, pada kontak kulit dengan lemak energi

8
dipantulkan kekulit, pada kontak lemak dengan otot energi kembali
kelemak subcutaneus.
4). Konduksi Panas
Respon fisiologis akibat dari pancaran Short Wave Diathermy
tergantung pada reaksi jaringan terhadap kenaikan suhu dan jumlah
energi yang diserap. Pengaturan suhu tubuh diatur oleh jantung, sistem
hormon dan kontrol saraf. Panas yang diberikan pada kulit (diarea yang
terbatas) menyebabkan nauknya aliran darah pada kulit tersebut, yang
akan mendistribusikan panas kedaerah lainnya.
b. Efek Fisiologis
Gelombang Short Wave Diathermy yang diserap oleh jaringan,
menimbulkan produksi panas, tetapi bentuk distribusinya berbeda dengan
pemanasan yang lain. Daya tembusnya lebih dalam dari sinar infra merah.
Short Wave Diathermy dapat mengobati jaringan yang dalam. Daya
tembusnya kira-kira 11,5 cm. Dengan perlengkapan yang ada, Short Wave
Diathermy banyak diserap oleh jaringan yang banyak mengandung cairan.
Efek fisiologis Short Wave Diathermy :
a). Perubahan panas atau temperatur.
b). Jaringan ikat.
c). Jaringan otot.
d). Jaringan saraf.
c. Efek Teurapetik
1). Penyembuhan luka/trauma pada jaringan lunak.
2). Nyeri, hipertoni, gangguan vaskularisasi.
3). Kontraktur jaringan lemak.
4). Gangguan konduktifitas dan treshold jaringan saraf
d. Dosis
Durasi pengobatan, 15 menit adalah waktu yang optimal sampai
temperatur jaringan mencapai steady state, dengan waktu ini peningkatan
sirkulasi akan telah tercapai secara maksimal. Sedangkan pada durasi yang
lebih pendek tidak akan tercapai secara maksimal.

9
Intensitas dari Short wave Diathermy, yang paling aman adalah dengan
toleransi pasien dengan catatan, sebelum terapi harus dilakukan tes sensasi
panas dingin dengan menggunakan gelas kaca.
e. Indikasi dan kontra indikasi
1). Indikasi
a). Disoerder of the muskuluskeletal system
(1). Sparin
(2). Starin
(3). Muscle and tendon tears
b). Superficial inflamatory or infective condition
(1). Tenosynovitas
(2). Bursitis
(3). Sinovitis
(4). Infected surgical incissions
2). Kontra indikasi
a). Kegagalan sistem sirkulasi
b). Gangguan sensibilitas
c). Oedema karena infeksi
d). Memakai logam

2. Massage Therapy
a. Stroking

Tehnik massage ini berupa gosokan tanpa tekanan dengan arah tak

beraturan. Efek yang diambil untuk mengurangi nyeri.

b. Effleurage

Tehnik massage berupa gosokan disertai tekanan yang cukup kuat yang

arahnya selalu menuju jantung dengan irama ritmik(pegang, tekan,

dorong, lepas). Mengakibatkan stretching pada otot, sehingga dapat

melepaskan perlengketan jaringan.

10
c. Wringing

Massage dengan tehnik mengangkat, memencet, meremas pada group otot

atau jaringan dengan kedua tangan, gerakan tangandorong dan tarik

bergantian.

d. Friction

Massage ringan pada suatu titik tertentu pada jaringan dengan gerakan

melingkar.

11
BAB III
PELAKSANAAN STUDY KASUS

I. KETERANGAN UMUM PENDERITA

Nama : Bp. Suwarna

Umur : 52 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Alamat : Canden – Bantul

II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT

A. DIAGNOSIS MEDIS

Carpal tunnel syndrome

B. CATATAN KLINIS

Ro : Cervical tgl 03-08-2006

Kesan : Discus dan foramen intervertebralis tak menyempit, spur minimal,

klasifikasi tendo dibagian posterior.

C. TERAPI UMUM (GENERAL TREATMENT)

Rehabilitasi Medik : Fisioterapi

D. RUJUKAN FISIOTERAPI DARI DOKTER :

Mohon diberikan tindakan fisioterapi pada pasien dengan nama Bp. Suwarna,

umur 52 th dengan kondisi CTS.

12
III. SEGI FISIOTERAPI

A. PEMERIKSAAN

1. ANAMNESIS (HETERO)

a. Keluhan utama :

Nyeri pada pergelangan tangan kanan dan kiri.

b. Riwayat Penyakit Sekarang :

Kurang lebih 2 tahun yang lalu pasien merasakan kesemutan pada jari-

jari tangan kanan dan kiri.

c. Riwayat Penyakit Dahulu :

HT (-)

DM (-)

d. Riwayat Pribadi

Pasien bekerja sebagai PNS yang kesehariannya bekerja mengetik

didepan komputer.

e. Riwayat Keluarga

Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan

pasien.

f. Anamnesis Umum

1). Kepala & Leher

Pusing tidak dikeluhkan

Kaku leher tidak dikeluhkan

13
2). Sistem Kardiovaskuler

Jantung berdebar-debar tidak dikeluhkan

Nyeri dada tidak dikeluhkan

3). Sistem Respirasi

Sesak napas tidak dikeluhkan

Tidak ada batuk

4). Sistem gastrointestinal

BAB normal dan terkontrol

5). Sistem Urogenitalis

BAK normal dan terkontrol

6). Sistem Muskuluskeletal

Tidak ada spasme dan tidak ada bengkak

Terdapat nyeri pada pergelangan tangan

7). Sistem Nervorum

Kesemutan sering dikeluhkan pada saat beraktifitas

Rasa tebal tidak dikeluhkan

2. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-tanda vital

1). Tekanan Darah : 110/80 mmHg

2). Denyut Nadi : 78x/menit

3). Freq. Pernapasan : 20x/menit

4). Temperatur : 360C

5). Tinggi Badan :-

14
6). Berat Badan :-

b. Inspeksi

Keadaan umum baik

Oedem (-)

c. Palpasi

Tidak ada spasme

Tidak ada nyeri tekan di kedua pergelangan tangan

d. Perkusi

Tidak dilakukan

e. Auskultasi

Tidak dilakukan

f. Gerakan dasar

1). Gerak pasif

Pergelangan tangan kanan dan kiri :

Dorsi – flexi : full ROM dan terdapat nyeri

Palmar – flexi : full ROM dan terdapat nyeri

Abduksi ulnar : full ROM dan terdapat nyeri

Abduksi radial : full ROM dan terdapat nyeri

2). Gerak Aktif

Pergelangan tangan kanan dan kiri :

Dorsi - flexi : full Rom dan terdapat nyeri

Palmar – Flexi : full ROM dan terdapat nyeri

Abduksi Ulnar : full ROM dan terdapat nyeri

15
Abduksi radial : full ROM dan terdapat nyeri

3). Gerak Aktif Melawan Tahanan

Pergelangan tangan kanan dan kiri :

Dorsi – flexi : full ROM dan terdapat nyeri

Palmar -.Flexi : full ROM dan terdapat nyeri

Abduksi Ulnar : full ROM dan terdapat nyeri

Abduksi Radial : full ROM dan terdapat nyeri

g. Koginitif, Intra personal & Inter personal

Kognitif :

Pasien memiliki atensi dan memori yang baik serta mampu memahami dan

mengikuti instruksi terapis dengan baik.

Intra personal :

Pasien mempunyai motivasi tinggi untuk sembuh

Inter personal :

Pasien dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan terapis

h. Kemampuan fungsional dan Lingkungan aktifitas :

1). Fungsional Dasar :

Pasien merasakan ada rasa kesemutan pada pergelangan tangan saat

mengetik terlalu lama.

2). Fungsional Aktifitas :

Pasien mampu dalam merawat diri

Pasein merasa terganggu apabila bekerja karena rasa kesemutan di

pergelangan tangan.

16
3). Lingkungan Aktifitas :

Pasien dan fisioterapis sangat mendukung penyembuhan.

3. PEMERIKSAAN SPESIFIK UNTUK FT E

a. Nyeri dengan VAS

Nyeri diam :0

Nyeri gerak :2

Nyeri tekan :1

b. Tes Thinel (-)

c. Tes Phalen (+)

B. INTERPRETASI DATA / DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Permasalahan kapasitas fisik :

Nyeri (+)

Kesemutan (+)

Spasme (-)

2. Permasalahan kapasitas fungsional

Muncul kesemutan saat melakukan aktifitas seperti menyapu, mengetik dan

mengnendarai kendaraan.

C. PROGRAM / RENCANA FISIOTERAPI

1. Tujuan :

a. Jangka pendek

Mengurangi nyeri dan kesemutan

b. Jangka panjang

Meningkatkan kemampuan fungsional pasien

17
2. Tindakan Fisiterapi :

a. Teknologi fisioterapi :

1). Teknologi Alternatif

MWD Ultra Sound

SWD Infra Red

Tens Terapi Latihan / massage therapy

2). Teknologi Terpilih :

SWD

MWD Terapi latihan / massage therapy

3). Teknologi yang dilaksanakan

SWD

Massage therapy

b. Edukasi :

Pasien disarankan untuk tidak mengangkat barang yang terlalu berat

Pasien diminta untuk mengompres hangat kedua pergelangan tangan

3. Rencana evaluasi :

Nyeri dengan VAS

D. PROGNOSIS

Quo ad Vitam : baik

Quo ad Sanam : baik

Quo ad Tungsionam : baik

Quo ad Cosmeticam : baik

18
E. PELAKSANAAN FISIOTERAPI

1. Therapy tgl 13-04-2007

SWD

a). Persiapan alat :

Hidupkan alat kemudian persiapkan pad

b). Persiapan pasien

Posisi pasien tidur terlentang


c). Pelaksanaan therapy
Pad dipasang pada sendi wrist kanan kemudian diikat dengan
elastis bandage agar tidak mudah terlepas. Kemudian waktu diatur
selama 15 menit dan intensitas perlahan-lahan disesuaikan dengan
toleransi pasien arus continuos. Terapis menanyakan kepada pesien
tentang apa yang dirasakan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Apabila daerah diterapi berkeringat supaya dibersihkan
dengan lap handuk. Setelah selesai alat dimatikan lalu pad dilepas
kemudian pad dipindahkan ke sendi wrist kiri. Mesin Short Wave
Diathermy dihidupkan dengan dosis 15 menit, arus continous kemudian
intensitas dinaikkan perlahan-lahan sesuai toleransi apsien. Setelah
selesai terapi mesin dimatikan kemudian dirapikan pada tempatnya.

Massage therapy
- Stroking

Tehnik massage ini berupa gosokan tanpa tekanan dengan arah tak

beraturan. Efek yang diambil untuk mengurangi nyeri.

- Effleurage

19
Tehnik massage berupa gosokan disertai tekanan yang cukup kuat yang

arahnya selalu menuju jantung dengan irama ritmik(pegang, tekan,

dorong, lepas). Mengakibatkan stretching pada otot, sehingga dapat

melepaskan perlengketan jaringan.

- Wringing

Massage dengan tehnik mengangkat, memencet, meremas pada group

otot atau jaringan dengan kedua tangan, gerakan tangan dorong dan tarik

bergantian.

- Friction

Massage ringan pada suatu titik tertentu pada jaringan dengan gerakan

melingkar.

2. Therapy tgl 16-04-2007


Therapy sama dengan diatas

3. Therapy tgl 18-04-2007


Therapi sama dengan diatas.

F. EVALUASI
Nyeri dengan VAS
Tgl 13-04-2007 16-04-2007 18-04-2007
Nyeri diam 0 0 0
Nyeri gerak 2 1 1
Nyeri tekan 1 1 0

G. HASIL TERAPI AKHIR

20
Pasien dengan nama Bp Suwarna, umur 58 th dengan kondisi Carpal
Tunnel Syndrome setelah mendapat terapi sebanyak 3 kali didapati hasil
adanya pengurangan nyeri yang dihitung dengan skala VAS tetapi masih
terdapat rasa kesemutan bila mengetik terlalu lama.

BAB IV

21
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Carpal tunnel syndrome (CTS) adalah paralisis partial progresif, atrofi otot-otot
thenar dan gangguan sensorik yang mengenai bagian radial telapak tangan serta sisi
palmar 3 jari tangan yang pertama karena kompresi nervus medianus pada daerah
carpal pergelangan tangan. Setelah mendapatkan penanganan fisioterapi sebanyak 3
kali, pasien dengan nama Bp. Suwarna dengan kondisi Carpal Tunnel Syndrome
didapati hasil adanya pengurangan rasa nyeri yang di ukur dengan skala VAS tetapi
masih terdapat rasa kesemutan bila mengetik terlalu lama.

B. Saran
Pasien disarankan untuk rajin terapi (seminggu 3 kali), melaksanakan edukasi
yang telah diberikan kepada pasien dirumah sesuai kemampuan dan mengompres
hangat daerah pergelangan tangan.

22
DAFTAR PUSTAKA

A.N de Wolf and J.M.A Mens, Pemeriksaan Alat Penggerak Tubuh, (houten:Bohn
Stafleu Van Loghum, 1994).
J. G Chusid Neuroanatomi korelatif & Neurologi Fungsional, (Yogyakarta, Gadjah Mada
University Press, 1984).
Richard S. Snell, Anatomi klinik Mahasiswa Kedokteran Bagian ke-2, Jakarta, EGC,
1978.
Sidharta Priguna, Sakit Neoromuskuluskeletal dalam Praktek Umum, (Jakarta, PT Dian
Rakyat, 1984).
Sidharta Priguna, Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi, (Kebayoran Baru, PT Dian
rakyat, 1980).
Sujatno, dkk, Sumber fisis, (Surakarta : Akademi Fisioterapi depkes Surakarta, 1993).

23

Anda mungkin juga menyukai