Anda di halaman 1dari 4

KOMUNIKASI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

Prolog: Di sebuah ruang bugenvil di Rumah Sakit Jiwa terdapat pasien bernama Tn. Dion Putra
bersusia 37 tahun, dibawa oleh keluarganya karena dirumah suka melamun, menyendiri, terlihat
sedih, apabila ditanya menjawab “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya” dan pernah
mencoba bunuh diri, menyayat-nyayat tangannya sendiri hingga terluka.

Perawat : “Selamat pagi, bapak”

Pasien : “Iya” sambil menoleh menghindari perawat

Perawat : “Perkenalkan nama saya perawat Dinda Noor Faizzah. Bapak bisa panggil
Dinda, saya perawat dari Stikes dr. Soebandi Jember yang bertugas diruangan ini
mulai pukul 08.00 pagi sampai pukul 14.00 sore. Saya perawat yang akan
membantu bapak. Sebelumnya apakah benar ini dengan bapak Dion Putra?”

Pasien : “Ya, benar”

Perawat : “Bapak senangnya dipanggil siapa?”

Pasien : “Terserah”

Perawat : “Baiklah saya panggil bapak Dion, boleh ya?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Baiklah bapak, bagaimana kalau kita ngobrol-ngobrol sedikit ya sekitar


10 menit, bagaimana?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Bapak ingin kita mengobrol dimana?”

Pasien : “Disini aja”

Perawat : “Baik, disini saya berperan merawat bapak Dion untuk memberikan
solusi agar masalah bapak Dion bisa terselesaikan dan beban yang dialami bapak
Dion bisa hilang”

Pasien : “Kamu siapa? Berani-beraninya ikut campur masalah saya”

Perawat : “Bukan seperti itu maksud saya bapak. Saya hanya ingin membantu
meringankan beban bapak Dion”

Pasien : “Bukan urusan kamu”


Perawat : “Apakah bapak Dion tidak ingin keluar dari tempat ini dan bisa
melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya?”

Pasien : “Ya, pengen”

Perawat : “Oleh sebab itu semua tindakan yang saya lakukan menjadi tanggung
jawab saya. Dan saya harap bapak juga bertanggung jawab untuk sembuh supaya
dapat melakukan aktifitas seperti biasanya “

Pasien : “Ya”

Perawat : “Bapak tidak perlu khawatir atau cemas. Kalau bapak tidak keberatan,
bapak bisa sharing dengan saya tentang masalah-masalah dan keluhan yang
sedang bapak alami. Insyaallah, kita bersama-sama mencari jalan keluarnya dan
saya tidak akan memberitahukannya kepada orang yang tidak berhak untuk tau”

Pasien : “Beneran?”

Perawat : “Betul bapak, saya bisa menjaga rahasia bapak”

Pasien : “Hm”

Perawat : “Kalau boleh tau apa yang bapak Dion rasakan atau ada keluhan lainnya?”

Pasien : “Saya ingin cepat mati saja mbak, saya capek hidup tidak ada gunanya”

Perawat : “memangnya hal yang yang membuat capek untuk hidup itu apa bapak?”

Pasien : “Ya pokoknya saya ingin kerja lagi dan punya uang”

Perawat : “Lo memangnya apa yang terjadi dengan pekerjaan bapak Dion?”

Pasien : “Hilang, saya dipecat”

Perawat : “Berati bapak dulu bekerja?”

Pasien : “Ya, kemudian saya di PHK, dan saya tidak bisa membayar hutang dan
memberi ibu dan istri saya uang” (sedih)

Perawat : “Baik bapak. Begini umur, rejeki dan segalanya ituTuhan yang mengatur.
Apakah bapak percaya akan hal itu?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Nah..bagus kalau bapak paham, berati bapak Dion tidak perlu merasa
capek hidup, atau meminum minuman beracun dan berusaha menyayat-nyayat
tangan bapak Dion. Karena itu tidak akan menyelesaikan masalah. Nanti malah
badan bapak sendiri yang sakit. Benar tidak?”

Pasien : “Iya juga sih”

Perawat : “Bapak Dion sayang tidak dengan keluarga di rumah? Ibu dan istri?

Pasien : “Sayanglah”

Perawat : “Nah..kalau Bapak Dion sayang, bapak tidak boleh bunuh diri. Bapak
harus semangat terus, minta dan berserah diri pada Tuhan, bapak Dion harus
yakin dan berusaha untuk mendapatkan pekerjaan kembali setelah keluar dari
sinidan bisa menyahur hutang ya pak?”

Pasien : “Iya mbak, saya ingin menyahur hutang tapi tidak punya uang”

Perawat : “Nah, maka dari itu bapak Dion harus sembuh terlebih dahulu. Kalau
boleh tau bapak Dion hobinya apa?”

Pasien : “Sepak bola, nonton TV, balap karung

Perawat : “Kalau misanya bapak sudah merasa lelah atau stress bapak bisa main
bola atau ngobrol sama teman-teman”

Pasien : “Oh gitu?”

Perawat : “Iya, supaya pikiran bapak Dion bisa tenang dan rileks”

Pasien : “Ya”

Perawat : “ Bagus bapak sepertinya bapak sudah ada keinginan untuk sembuh ya”

Pasien : “Iya..”

Perawat : “Apakah ada yang ingin ditanyakan bapak?”

Pasien : “Tidak”

Perawat : “Baiklah bapak karena sudah 10 menit, saya pamit. Besok kita ngobrol
lagi, kita sharing lagi, gimana?”

Pasien : “Iya”

Perawat : “Baiklah bapak Dion, besok saya kesini lagi pada pukul 09.00 ya?”

Pasien : “Ya”

Perawat : “Apakah bapak ingin kita sharing disini lagi?”


Pasien : ”Iya disini”

Perawat : “Baik kalau begitu bapak Dion, terimakasih atas waktunya. Saya permisi
dulu. Besok saya akan kembali kesini pukul 09.00 dan ditempat ini ya?”

Pasien : “Iya”

Perawat : “Selamat beristirahat kembali bapak Dion”

Anda mungkin juga menyukai