Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fitria Afdiyanti Astuti

NPM : 21801082109
1) Lakukan analisis saudara terkait transaksi online (shope, gofood, dll) pihak mana saja
yang terlibat? sertai contohnya
Jawaban :

Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi online :


a) Penjual, yaitu perusaha/produsen yang menawarkan produknya melalui internet.
b) Konsumen,  yaitu orang – orang yang ingin memperoleh produk melalui pembelian
secara on-line.
c) Acquirer,  yaitu pihak perantara penagihan (antara penjual dan pembeli) dan perantara
pembayaran (antara pemegang dan penerbit). Perantara penagihan adalah perantara
yang meneruskan tagihan kepada penerbit berdasarkan tagihan yang masuk kepaanya
yang di berikan oleh penjual barang/ jasa.
d)   Issuer, perusahaan credit card  yang menerbitkan kartu.
e) Certification Authorities, pihak ketiga yang netral yang memegang hak untuk
mengeluarkan sertifikasi kepada merchant, kepada issuer dan dalam beberapa hal
diberikan pula kepada card holder.
f) Jasa Pengiriman, yaitu pihak yang bergerak dibidang jasa pengiriman barang, seperti
truk, kapal ataupun pesawat, dalam hal ini ia bertugas mengirimkan barang dari
penjual kepada pembeli.
Dalam jual beli secara online, terdapat beberapa tindakan yang berbeda dengan jual beli
yang dilakukan secara tidak online. Tindakan-tindakan tersebut antara lain :
1. Antara penjual dan pembeli tidak melakukan tatap muka (secara langsung).
2. Kesepakatan dicapai secara tertulis dalam media elektronik dan media sosial.
3. Dalam transaksi online, tanggung jawab (kewajiban) atau perjanjian dibagi kepada para
pihak yang terlibat dalam jual beli tersebut.
4. Sedikitnya ada empat pihak yang terlibat di dalam transaksi online. Pihak tersebut antara
lain perusahaan penyedia barang (penjual), pembeli, perusahaan penyedia jasa
pengiriman, dan jasa pembayaran.
5. Dalam transaksi online terdapat bagian-bagian tanggung jawab pekerjaan yaitu untuk
penawaran, pembayaran, pengiriman. Pada proses penawaran dan proses persetujuan jenis
barang yang dibeli, maka transaksi antara penjual dan pembeli selesai. Penjual menerima
persetujuan jenis barang yang dipilih dan pembeli menerima konfirmasi bahwa pesanan
atau pilihan barang telah diketahui oleh penjual.
6. Terdapat perjanjian-perjanjian khusus yang disepakati keduanya, diantara nya:
 Barang dikirim setelah pembayaran dilunasi seluruhnya di muka.
 Barang yang telah diterima pembeli sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembeli dan
lepas dari tanggung jawab penjual.
 Apabila terdapat cacad-cacad pada barang yang telah diterima, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab pembeli
 Apabila setelah jangka waktu tertentu pembayaran tidak dilakukan, kesepakatan batal
dan barang dialihkan pada pembeli lain
Dalam transaksi jual beli dikenal proses pembayaran dan penyerahan barang. Konsep dari
jual beli tersebut tetap ada dimana dengan adanya internet atau ecommerce hanya membuat
transaksi jual beli atau hubungan hukum yang terjadi menjadi lebih singkat, mudah dan
sederhana. Kapankan suatu perjanjian dalam transaksi e-commerce tersebut berlangsung,
akan berhubungan dengan para pihak yang melakukan transaksi tersebut. Dalam transaksi
jual beli biasa, perjanjian berakhir pada saat masing-masing pihak melakukan kewajibannya
masingmasing, pembeli menyerahkan uang dan penjual menyerahkan barang
Dapat dikatakan bahwa transaksi antara penjual dan pembeli dalam tahapan persetujuan
barang telah selesai sebagian sambil menunggu barang yang telah dipesan tadi tiba atau
diantar ke alamat pembeli. Dalam transaksi yang melibatkan pihak bank, maka bank baru
akan mengabulkan permohonan dari pembeli setelah penjual menerima konfirmasi dari Bank
yang ditunjuk penjual dalam transaksi ecommerce tersebut. Setelah penjual menerima
konfirmasi bahwa pembeli telah membayar harga barang yang dipesan, selanjutnya penjual
akan melanjutkan atau mengirimkan konfirmasi kepada perusahaan jasa pengiriman untuk
mengirimkan barang yang dipesan ke alamat pembeli.
Setelah semua proses tersebut dilakukan, di mana ada proses penawaran, pembayaran, dan
penyerahan barang maka perjanjian tersebut dikatakan selesai seluruhnya atau perjanjian
tersebut telah berakhir. Pihak yang terkait langsung dalam transaksi paling tidak ada empat
pihak yang terlibat, diatas telah disebutkan antara lain; penjual, pembeli, penyedia jasa
pembayaran, penyedia jasa pengiriman.
Contoh : Shopee . E-commerce yang menyediakan berbagai barang yang di butuhkan oleh
setiap orang . Seperti baju , tas , sepatu , alat tulis , jas hujan , buku dan masih banyak lagi .
Di dalam transaksi ini bisa dilakukan pembayaran melalui via atm debit/kredit , alfamart ,
indomart , menggunakan dompet shopee yaitu Shopee Pay , dan juga bisa dilakukan secara
manual yaitu Cash of Delivery (COD) . Shopee ini juga menyediakan fitur tukar koin untuk
mendapatkan gratis ongkos kirim atau dilakukan dengan sistem cashback . Untuk
memastikan pengiriman barang dari penjual kepada pembeli shopee juga melakukan
pengembalian dana saat barang tersebut tidak di terima oleh si pembeli. Selain itu shopee
juga melakukan kerjasama dengan berbagai jasa logistik yaitu kantor Pos, JNE dan J&T .

2) Berdasarkan analisis no 1 diatas, sebutkan objek pajaknya


Jawaban :
Objek pajak adalah sumber pendapatan yang dikenakan pajak. Maka objek pajak dari
bisnis online shop adalah penghasilan dari penjualan barang dan atau penyediaan jasa.

3) Terkait pertanyaan no 1 di atas, pihak mana yang berhak melakukan pemotongan


terkait pajak (baik PPh maupun PPN)
Jawaban :
Pihak yang berhak melakukan pemotongan pajak ialah perusahaan (penjual), penjual
berhak memotong,memungut dan melaporkan pajak. Jadi pembeli wajib membayar pajak
berupa PPN kepada penjual. Skema baru yang akan diterapkan pada pajak bisnis online
masih berbasis self-assesment. Hanya saja nantinya pemerintah akan melibatkan pihak ketiga.
Pihak ketiga inilah yang akan memungut/memotong pph dan ppn dari pelaku bisnis online.
Maka diharapkan proses pengenaan pajak dapat berlangsung lebih mudah.
Pembayaran pajak dilakukan secara bulanan dengan mekanisme pemotongan atau
pemungutan oleh pihak ketiga yang ditunjuk berdasarkan ketentuan perpajakan untu
memotong atau memungut pajak dan menyetorkan ke kas negara.
4) Berilah contoh secara kongkrit pajak yang timbul dari transaksi online sebagimana
pertanyaan no 1 diatas.
Jawaban :
Aturan perpajakan yang dikutip e-commerce, yakni pajak pertambahan nilai (PPn)
yang tertunggak sebesar 10%, pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan atas barang
mewah. Contohnya saat kita melakukan pemesanan GoFood biasanya sudah tertera harga
produk yang sudah ditambah dengan ppn nya, serta ditambah dengan biaya pengiriman,
sehingga biasanya harga produk lebih tinggi dari harga bila kita membeli secara langsung.
5) Apa usul saudara perihal transaksi online dari sisi perpajakan? disertai contoh konkrit
Jawaban :
Saat ini belum ada aturan khusus atau undang-undang perpajakan yang mengatur
mengenai perlakuan PPh dan PPn atas pengusaha e-commerce, sehingga masih mengikuti
ketentuan pajak penghasilan secara umum atau mengikuti ketentuan pajak perusahaan
konvensional.

Pemerintah telah menetapkan aturan mengenai batasan Pengusaha Kena Pajak yaitu
yang omzetnya melebihi Rp4,8 Milyar per tahun . Dengan demikian pebisnis online yang
omzetnya melebihi tersebut wajib membayarkan pajak dalam setiap transaksinya. Namun
saat ini belum ada kepastian dari pebisnis yang tergolong PKP selama ini telah memungut
PPN dan menyetorkan ke kas negara . Hal ini cukup sulit di deteksi , karena transaksi e-
commerce berbeda dengan transaksi konvensional.

Karena banyak pengusaha online yang kurang tertib dalam membayar pajak, maka
Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan penagihan pajak untuk wajib pajak pengusaha
bisnis online yang  tidak melaksanakan kewajiban membayar pajak, Tindakan penagihan
dilakukan apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan dalam Surat Tagihan Pajak (STP), atau Surat Ketetapan Pajak (SKP),
Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding.

Proses penagihan dimulai dengan Surat Teguran dan dilanjutkan dengan Surat


Paksa. Jika Wajib Pajak tetap tidak membayar tagihan pajaknya maka dapat dilakukan
penyitaan dan pelelangan atas harta WP untuk melunasi pajak yang tidak/belum
dibayar. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat mengenakan sanksi pajak terhadap Wajib
Pajak yang tidak kooperatif dalam membayar hutang pajaknya.
Bila sudah terkena kewajiban tetapi sengaja tidak mendaftarkan diri sebagai
Pengusaha Kena Pajak, diancam pidana paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun.
Sementara denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar berdasarkan Pasal 39 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga
Atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Anda mungkin juga menyukai