Asysyihatul Latifah
Universitas PGRI Yogyakarta
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintah
(SAP), sistem akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan sistem
pengendalian internal (SPI) terhadap kualitas informasi laporan keuangan daerah.
Populasi penelitian ini adalah seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Kabupaten Bantul. Sampel penelitian ini adalah 82 orang responden bagian keuangan di 20
SKPD Kabupaten Bantul. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner
dan wawancara. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan uji hipotesis (uji t) dengan
tingkat signifikan 5%.
Hasil penelitian membuktikan bahwa standar akuntansi pemerintah berpengaruh signifikan
terhadap kualitas informasi laporan keuangan daerah dengan nilai signifikansi 0,049. Sistem
akuntansi keuangan daerah, kompetensi SDM, dan SPI tidak berpengaruh signifikan terhadap
kualitas informasi laporan keuangan daerah, karena nilai signifikan > 5%.
Kata kunci: SAP, sistem akuntasi keuangan daerah, SDM, SPI dan kualitas informasi
laporan keuangan daerah.
1
Bentuk pertanggungjawaban atas internal pada pemerintahan. Pengendalian
penyelenggaraan pemerintah diatur dalam internal terdiri atas kebijakan dan prosedur
Undang-Undang No 17 tahun 2003 tentang yang digunakan untuk mencapai sasaran dan
keuangan negara bahwa penyampaikan menjamin atau menyediakan informasi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD keuangan yang andal, serta menjamin
kepada DPRD berupa laporan keuangan. ditaatinya hukum dan peraturan yang
Laporan keuangan merupakan media bagi berlaku. Apabila Pemerintahan memiliki
sebuah entitas pemerintah untuk sistem pengendalian internal yang lemah,
mempertanggungjawabkan kinerja maka laporan keuangan yang dihasilkan tidak
keuangannya kepada publik. Laporan diyakini kewajarannya oleh Badan Pemeriksa
keuangan pemerintah yang dihasilkan harus Keuangan (BPK).
memenuhi Standar Akuntansi Pemerintah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor
(SAP) sesuai dengan Peraturan Pemerintah 71 Tahun 2010 informasi laporan keuangan
Nomor 71 Tahun 2010 (Yensi ,dkk. 2014). dikatakan berkualitas dan bermanfaat apabila
Menurut Mardiasmo (2004:149) Selain informasi yang dihasilkan dapat mendukung
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), yang pengambilan keputusan dan mudah dipahami
mempengaruhi informasi laporan keuangan oleh para pemakai. Oleh karena itu,
pemerintah daerah adalah Sistem Akuntansi pemerintah daerah wajib memperhatikan
Keuangan Daerah. Sistem Akuntansi informasi yang disajikan dalam laporan
Keuangan Daerah (SAKD) merupakan keuangan untuk keperluan perencanaan,
serangkaian prosedur mulai dari proses pengendalian, dan pengambilan keputusan.
pengumpulan data, pencatatan, Apabila informasi yang terkandung dalam
pengikhtisaran, sampai pelaporan keuangan laporan keuangan tidak sesuai dengan
dalam rangka untuk kriteria nilai informasi yang di syaratkan oleh
mempertanggungjawabkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan akan
Anggaran Pembelanjaan Daerah (APBD). menimbulkan permasalahan ( Yensi, dkk.
Penerapan sistem akuntansi keuangan 2014).
daerah digunakan untuk meningkatkan Beberapa peneliti yang telah
akuntabilitas dan keandalan pengelolaan melakukan penelitian dan relevan dengan
laporan keuangan pemerintah daerah melalui penelitian ini antara lain: Wati (2014)
penyusunan dan pengembangan standar melakukan penelitian tentang Pengaruh
akuntansi pemerintah daerah (Rahayu , dkk. Kompetensi SDM, Penerapan SAP, dan
2014). Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Proses penyusunan laporan keuangan terhadap Kualitas Laporan Keuangan
membutuhkan sumber daya manusia yang Daerah. Hasilnya menunjukkan bahwa
memahami dan kompeten dalam bidang kompetensi SDM berpengaruh signifikan
akuntansi pemerintahan, keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah,
bahkan organisasional tentang pemerintahan penerapan SAP berpengaruh signifikan
sehingga menghasilkan laporan keuangan terhadap kualitas laporan keuangan daerah,
yang berkualitas. Terbatasnya pegawai dan sistem akuntansi keuangan daerah
pemerintah yang berlatar belakang berpengaruh signiikan terhadap kualitas
pendidikan bidang akuntansi menjadikan laporan keuangan daerah. Penelitian Rahayu
kurangnya pemahaman/penguasaan aparatur , dkk (2014) membuktikan bahwa kompetensi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sumber daya manusia, penerapan standar
dalam mengelola keuangan daerah dengan akuntansi pemerintah dan sistem akuntansi
baik dan benar. Ketidakpahaman aparatur keuangan daerah mempunyai pengaruh yang
pemerintah daerah tentang pedoman signifikan terhadap kualitas laporan
pengelolaan keuangan daerah menjadikan keuangan daerah. Penelitian Ihsanti (2014)
pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai membuktikan bahwa penerapan sistem
upaya untuk mengatasi kesulitan dalam akuntansi keuangan daerah tidak
menyusun laporan keuangan (Andini dan berpengaruh signifikan terhadap laporan
Yusrawati. 2015). keuangan daerah, tetapi kompetensi sumber
Menurut Nurillah dan Muid D(2014) daya manusia berpengaruh positif terhadap
Sistem pengendalian internal berfungsi laporan keuangan daerah. Namun penelitian
sebagai pedoman penyelenggaraan serta Yensi, dkk (2014) melakukan penelitian
tolok ukur pengujian efektivitas bahwa kompetensi SDM dan sistem
penyelenggaraan sistem pengendalian akuntansi keuangan daerah berpengaruh
2
signifikan terhadap kualitas laporan yang memadai dapat menimbulkan
keuangan daerah. Sedangkan, SPI tidak implikasi negatif berupa rendahnya
berpengruh signifikan terhadap kualitas reliabilitas dan objektivitas informasi
laporan keuangan daerah. yang disajikan, inkonsistensi dalam
Berdasarkan Hasil penelitian pelaporan keuangan serta menyulitkan
sebelumnya dan masih terbatasnya dalam proses pemeriksaan
penelitian di bidang pemerintahan khususnya (Mardiasmo. 2004: 149).
di Kabupaten Bantul memotivasi peneliti c. Jenis SAP
untuk meneliti kembali mengenai pelaporan Menurut Rahayu, dkk (2014)
keuangan pada instansi pemerintah dengan Pemerintah menerapkan Standar
menambah variabel independen yaitu Sistem Akuntansi Pemerintahan dalam
Pengendalian Internal. menyusun dan menyajikan laporan
Berdasarkan penjelasan diatas maka keuangan mempunyai pilihan dua basis
perlu dilakukan penelitian yang berjudul yaitu :
“Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi 1) SAP berbasis akrual
Pemerintah, Sistem Akuntansi Keuangan Penerapan SAP berbasis akrual
Daerah, Kompetensi SDM dan Sistem dalam lingkungan pemerintahan
Pengendalian Internal Terhadap Kualitas adalah untuk mengetahui seberapa
Informasi Laporan Kuangan Daerah”. besarnya biaya yang diperlukan
untuk menghasilkan pelayanan
Kajian Teori kepentingan publik, serta
1. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) menentukan harga pelayanan yang
a. Pengertian SAP dibebankan kepada publik. Melalui
Berdasarkan Peraturan Pemerintah SAP berbasis akrual ini dapat
RI No 71 Tahun 2010, Standar menghasilkan informasi keuangan
Akuntansi Pemerintahan (SAP) berupa laporan keuangan
diartikan sebagai prinsip-prinsip pemerintah daerah yang bersifat
akuntansi yang diterapkan dalam relevan, andal, dapat dibandingkan,
penyusunan dan penyajian laporan dan dapat dipahami untuk
keuangan pemerintah yang mempunyai pengambilan suatu keputusan baik
kekuatan hukum dalam upaya ekonomi, sosial, maupun politik. .
meningkatkan kualitas laporan Suatu pemerintahan yang
keuangan pemerintah di Indonesia. menerapkan SAP akan
Adapun definisi Standar Akuntansi menghasilkan laporan keuangan
Pemerintahan menurut Bastian yang sangat diperlukan dalam
(2010:137) yaitu: “Standar Akuntansi lingkungan pemerintahan.
Pemerintahan, selanjutnya disebut 2) SAP berbasis kas menuju akrual
SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi SAP Berbasis Kas Menuju
yang diterapkan dalam menyusun dan Akrual adalah SAP yang mengakui
menyajikan laporan keuangan pendapatan, belanja, dan
pemerintah, sehingga SAP merupakan pembiayaan berbasis kas, serta
persyaratan yang mempunyai kekuatan mengakui aset, utang, dan ekuitas
hukum dalam upaya meningkatkan dana berbasis akrual.
kualitas laporan keuangan pemerintah 2. Sistem Akuntasi Keuangan Daerah
di Indonesia.” (SAKD)
a. Pengertian SAKD
b. Tujuan SAP Menurut Mardiasmo (2004: 147)
Standar Akuntansi Pemerintah Akuntansi merupakan aktivitas jasa
bertujuan agar pelaksanaan untuk menyediakan informasi yang
pemerintahan berjalan terstruktur dan digunakan dalam pengambilan
sesuai dengan pedoman yang berlaku keputusan. Akuntansi keuangan dapat
sehingga akan menghasilkan laporan didefinisikan sebagai suatu prinsip,
keuangan yang berkualitas dan akurat metode, dan teknik pencatatan dan
untuk dipertanggung jawabkan. Standar pengorganisasian data keuangan atas
akuntasi diperlukan untuk menjamin kegiatan suatu entitas untuk
konsistensi dalam pelaporan keuangan. menghasilkan dan memberikan
Apabila tidak ada standar akuntansi informasi, sehingga digunakan sebagai
3
dasar pengambilan keputusan ekonomi manusia dilakukan sebaik mungkin
yang rasional. agar memberikan kontribusi secara
Sistem Akuntansi Keuangan optimal sebagai upaya pencapaian
Daerah (SAKD) adalah serangkaian tujuan organisasi. Sumber daya
prosedur mulai dari proses manusia sebagai pilar penyangga
pengumpulan data, pencatatan, utama dan penggerak roda suatu
pengikhtisaran, sampai dengan organisasi untuk mewujudkan visi dan
pelaporan keuangan dalam rangka misi serta tujuan dari organisasi yang
pertanggungjawaban pelaksanaan akan dicapai (Yosefrinaldi, 2013).
APBD yang dapat dilakukan secara c. Langkah-langkah meningkatkan
manual atau menggunakan aplikasi Kompetensi SDM
komputer (Permendagri no.59 Tahun Menurut Uha, Ismail (2014: 131)
2007). Langkah-langkah yang dilakukan
b. Aturan dasar Sistem Akuntansi pemerintah untuk meningkatkan
Keuangan kompetensi sumber daya aparatur
Menurut Masisi (1978) dalam sebagai berikut:
mardiasmo (2004) menjelaskan aturan 1) Peningkatan kualitas pendidikan
dasar sistem akuntansi keuangan formal PNS menuju pengembangan
sebagai berikut: pembangunan dan membangun
1) Identifikasi kegiatan operasi yang wawasan keilmuan.
relevan. 2) Mengoptimalkan diklat dan
2) Pengklasifikasian kegiatan operasi peningkatann bintek untuk
secara tepat. mewujudkan kompetensi dan
3) Adanya sistem pengendalian untuk keterampilan teknis.
menjamin reliabilitas. 3) Penyusunan standar kompetensi
4) Menghitung pengaruh masing- jabatan dalam menempatkan
masing operasi. aparatur sesuai dengan kompetensi
3. Kompetensi Sumber daya manusia yang dimiliki.
a. Pengertian Kompetensi SDM 4) Pembinaan karier PNS yang
Kompetensi merupakan terstruktur, profesional, dengan pola
karakteristik dasar seseorang yang pikir general dan kerja secara
mengindikasikan cara berfikir, bersikap, spesial dalam riil produksi.
dan bertindak serta menarik 5) Pengembangan jabatan fungsional
kesimpulan yang dapat dilakukan dan menuju spesialisasi dengan
dipertahankan oleh seseorang kebutuhan tuntutan kerja.
(Moeheriono. 2012:5). Kompetensi 4. Sistem Pengendalian Internal (SPI
sebagai kemampuan seseorang untuk a. Pengertian SPI
menghasilkan pada tingkat yang Menurut Purwono (2004: 121)
memuaskan di tempat kerja, termasuk Pengendalian internal pemerintah
diantaranya kemampuan seseorang merupakan segenap rencana, metode
untuk mentransfer dan serta kebijakan yang terkoordinasi
mengaplikasikan keterampilan dan dalam suatu entitas bertujuan
pengetahuan tersebut dalam situasi mengamankan harta yang dimiliki serta
yang baru dan meningkatkan manfaat menguji ketepatan dan keakuratan data
yang disepakati (Andini dan Yusrawati. akuntansi.
2015). Kompetensi Sumber daya b. Tujuan pengendalian internal
manusia adalah kemampuan Menurut Mardi (2014) sesuai dengan
seseorang dalam suatu organisasi atau definisi AICPA pengendalin internal
suatu sistem untuk melakukan fungsi- mempunyai beberapa tujuan yaitu:
fungsi dan kewenangannya untuk 1) Menjaga harta kekayaan milik
mencapai tujuan secara efektif dan instansi.
efisien (Ihsanti, 2014). 2) Memeriksa ketelitian dan kebenaran
b. Tujuan Kompetensi SDM informasi akuntansi.
Sumber daya manusia 3) Meningkatkan efisiensi operasional.
merupakan salah satu elemen 4) Membantu menjaga kebijaksanaan
organisasi yang sangat penting, oleh manajemen yang telah ditetapkan.
karena itu pengelolaan sumber daya
4
c. Manfaat SPI dari pencapaian target pendapatan,
Sistem pengendalian digunakan penyerapan belanja, dan pembiayaan
untuk pengendalian dalam akuntansi (Bastian. 2010: 97).
keuangan, dan memberikan jaminan Berdasarkan Peraturan
terlaksananya strategi yang Pemerintah No. 71 Tahun 2010
direncanakan pada instansi secara Informasi laporan keuangan dikatakan
efektif dan efisien sehingga berkualitas dan bermanfaat apabila
menghasilkan laporan keuangan yang informasi yang dihasilkan dapat
baik. Adanya sistem pengendalian mendukung pengambilan keputusan
intern yang optimal diharapkan dapat dan mudah dipahami oleh para
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemakai. Oleh karena itu, pemerintah
guna meminimalkan resiko dan daerah wajib memperhatikan informasi
meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
laporan keuangan pemerintah daerah untuk keperluan perencanaan,
(Harnoni. 2016). pengendalian, dan pengambilan
Sistem pengendalian internal keputusan. Informasi akuntansi yang
yang baik dapat menekan terjadinya terdapat di dalam Laporan Keuangan
kesalahan dan penyelewengan dalam Pemerintah Daerah harus mempunyai
batas-batas yang di anggap layak, dan beberapa karakteristik kualitatif yang
apabila terjadi kesalahan akan segera disyaratkan, sebagaimana disebutkan
diketahui dan diatasi secara cepat. dalam Kerangka Konseptual Akuntansi
Sistem pengendalian internal yang baik Pemerintahan antara lain :
harus didukung oleh sistem dan 1) Relevan: apabila informasi yang
prosedur yang memadai, tenaga terdapat dalam laporan keuangan
pelaksana yang memiliki integritas dan dapat mempengaruhi keputusan
memenuhi kualifikasi profesi, dan pengguna dengan membantu
adanya pemisahan tugas yang jelas mengevaluasi peristiwa masa lalu
setiap bidang kegiatan. Melakukan atau sekarang serta memprediksi
evaluasi terhadap rancangan dan masa depan dan mengoreksi hasil
menguji ketaatan dalam pelaksanaan evaluasi di masa lalu. Informasi yang
struktur pengendalian internal adalah relevan memiliki karakteristik:
cara untuk mengetahui seberapa jauh a) Manfaat umpan balik (feedback
pengendalian tersebut dilaksanakan value)
(Purwono. 2004: 125). b) Manfaat prediktif (redictive value)
d. Unsur-unsur SPI c) Tepat waktu (timeliness)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 d) Lengkap
Tahun 2008 menyebutkan bahwa 2) Andal: informasi dalam laporan
sistem pengendalian internal keuangan bebas dari pengertian
pemerintah terdiri atas unsur: yang menyesatkan dan kesalahan
1) Lingkungan pengendalian. material, menyajikan setiap fakta
2) Penilaian resiko. secara jujur, serta dapat diverivikasi.
3) Kegiatan pengendalian. Informasi yang andal memiliki
4) Informasi dan komunikasi. karakteristik berikut :
5) Pemantauan pengendalian internal. a) Penyajian jujur
5. Kualitas Informasi Laporan b) Dapat diverifikasi
Keuangan Daerah c) Netralitas
a. Pengertian Kualitas Informasi 3) Dapat dibandingkan: Informasi pada
Laporan Keuangan Daerah laporan keuangan lebih berguna
Laporan keuangan adalah hasil apabila dapat dibandingkan dengan
akhir dari proses akuntansi. Sebagai laporan periode sebelumnya.
hasil akhir dari proses akuntansi, 4) Dapat dipahami: Informasi dalam
laporan keuangan menyajikan informasi laporan keuangan dapat dipahami
yang digunakan untuk pengambilan oleh pengguna dan dinyatakan
keputusan oleh berbagai pihak yang dalam bentuk serta istilah yang
berkepentingan. Laporan keuangan disesuaikan oleh pengguna.
menggambarkan pencapaian kinerja
dari program dan kegiatan; realisasi
5
b. Tujuan Laporan Keuangan keuangan pemerintah dan
Menurut Halim (2002: 159) memudahkan pengendalian yang
secara spesifik, tujuan laporan efektif atas aset, hutang dan ekuitas
keuangan pemerintah adalah dana.
memberikan informasi keuangan 3) Transparasi
terhadap: Yaitu menyediakan informasi
1) Akuntabilitas keuangan yang terbuka bagi
Yaitu pertanggungjawaban atas masyarakat untuk mewujudkan
pengelolaan sumber daya serta penyelenggaraan pemerintahan
pelaksanaan kebijakan kepada unit yang baik.
organisasi pemerintah untuk c. Komponen laporan keuangan
mencapai tujuan yang telah Menurut Peraturan Pemerintah No. 71
ditetapkan melalui laporan keuangan Tahun 2010 Laporan keuangan
pemerintah secara periodik. pemerintahan terdiri atas:
2) Manajerial 1) Laporan Realisasi Anggaran:
Yaitu menyediakan informasi 2) Neraca
keuangan yang berguna untuk 3) Laporan Arus Kas
perencanaan, pengelolaan 4) Catatan atas Laporan Keuangan
Analisis regresi linear berganda variabel bebas yang lain dari model
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya regresi adalah tetap.
pengaruh dari variabel bebas (standar 5) Sistem Pengendalian Internal
akuntansi pemerintah, sistem akuntansi Nilai Koefisien untuk variabel sistem
keuangan daerah, sumber daya manusia dan pengendalian internal 0,153. Setiap
sistem pengendalian internal) terhadap kenaikan satu variabel tersebut, varriabel
variabel terikat (kualitas informasi laporan dependen (Y) akan naik sebesar 0,153
keuangan daerah). Berdasarkan tabel diatas dengan asumsi bahwa variabel bebas
maka diperoleh rumus sebagai berikut: yang lain dari model regresi adalah tetap.
Y= 9,546+ 0,469X1 + 0,073X2+0,045X3 a) Koefisien Determinasi
+0,153X4 + Nilai Adjusted R Square 0,596
1) Konstanta (59,6%) yang menunjukkan bahwa
Jika semua variabel bebas memiliki nilai 0 variabel independen mampu
(nol) maka nilai variabel terikat sebesar menjelaskan variabel dependen sebesar
9,546. Nilai tersebut terdapat pada kolom 59,6%, sedangkan yang 40,4% sisanya
beta. dijelaskan variabel lain yang tidak
2) Standar akuntansi pemerintah dimasukkan dalam model ini (tidak diteliti).
Nilai koefisien untuk variabel standar Hasil uji koefisien determinasi tersebut
akuntansi pemerintah 0469. Setiap memberikan makna, bahwa masih
kenaikan satu variabel tersebut, variabel terdapat variabel independen lain yang
dependen (Y) akan naik sebesar 0,469 mempengaruhi kualitas informasi laporan
dengan asumsi bahwa variabel bebas keuangan daerah, sehingga perlu
yang lain dari model regresi adalah tetap. pengembangan penelitian lebih lanjut
3) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terkait dengan topik ini. Standard Error of
Nilai Koefisien untuk variabel sistem Estimate (SEE) sebesar 2,131 kesalahan
akuntansi keuangan daerah 0,073. Setiap dalam kualitas informasi laporan
kenaikan satu variabel tersebut, varriabel keuangan daerah sebesar 2,131.
dependen (Y) akan naik sebesar 0,073 b) UJI F
dengan asumsi bahwa variabel bebas Tabel 13 menunjukkan nilai F
yang lain dari model regresi adalah tetap. sebesar 30,813 dan siginifikansi pada
4) Kompetensi sumber daya manusia alpha 5 % artinya ada hubungan linear
Nilai Koefisien untuk variabel kompetensi antara variabel independen (standar
SDM 0,045. Setiap kenaikan satu variabel akuntansi pemerintah, sistem akuntansi
tersebut, varriabel dependen (Y) akan naik keuangan daerah, kompetensi SDM dan
sebesar 0,045 dengan asumsi bahwa sistem pengendalian internal) dengan
10
variabel dependen (kualitas informasi daerah. Hasil ini sejalan dengan penelitian
laporan keuangan daerah). Sehingga Ihsanti (2014) yang menunjukan bahwa
model penelitian ini dapat digunakan untuk sistem akuntansi keuangan daerah tidak
memprediksi kualitas informasi laporan berpengaruh terhadap kualitas informasi
keuangan. laporan keuangan daerah. Namun tidak
c) Pengujian Hipotesis sejalan dengan penelitian Rahayu, dkk
Hasil pengujian hipotesis 1 (2014) yang menyatakan sistem akuntansi
menunjukkan bahwa penerapan standar keuangan daerah berpengaruh terhadap
akuntansi pemerintah berpengaruh kualitas informasi laporan keuangan.
signifikan terhadap kualitas informasi Kualitas informasi akuntansi keuangan
akuntansi keuangan daerah. Berdasarkan daerah yang relevan, handal, mudah
tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai dipahami dan dapat dipercaya dipengaruhi
probabilitas (sig.t) variabel standar oleh sistem yang diterapkan oleh
akuntansi pemerintah sebesar 0,000. Hal pemerintah daerah. Penerapan sistem
ini menunjukkan bahwa probabilitas (sig.t) akuntansi yang lemah akan menyebabkan
variabel ini lebih kecil dari 0,05 (5%). Hasil kualitas informasi akuntansi keuangan
ini mendukung penelitian Rahayu, dkk yang dihasilkan kurang relevan untuk
(2014) yang menyebutkan bahwa standar pengambilan keputusan. Berdasarkan
akuntansi pemerintah berperan penting penelitian pada kabupaten Bantul
pada Kualitas informasi laporan keuangan menunjukkan bahwa sistem akuntansi
daerah. Penelitian ini juga didukung oleh keuangan daerah tidak berpengaruh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Wati, terhadap kualitas informasi laporan
dkk (2014) bahwa standar akuntansi keuangan daerah. Hal tersebut
pemerintah berpengaruh terhadap kualitas kemungkinan terjadi karena sistem
informasi laporan keuangan daerah yang akuntansi keuangan yang digunakan
menyebutkan bahwa semakain baik belum optimal, dalam hal proses
penerapan standar akuntansi pencatatan belum sepenuhnya dicatat
pemerintahan, maka akan terjadi berdasarkan kronologis yang terjadi. Hal
peningkatan kualitas laporan keuangan tersebut mengakibatkan sistem akuntansi
daerah. keuangan yang dilakukan kurang
Standar akuntansi pemerintahan dioptimalkan untuk menghasilkan laporan
merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang berkualitas.
keuangan, sehingga standar akuntansi Hasil pengujian hipotesis ini
keuangan merupakan faktor penting yang menunjukan bahwa sumber daya manusia
dapat meningkatkan kualitas laporan tidak berpengaruh terhadap kualitas
keuangan yang dihasilkan. Apabila suatu informasi laporan keuangan daerah
instansi menerapkan standar akuntansi Kabupaten Bantul. . Berdasarkan tabel 2,
pemerintahan dengan baik, maka akan dapat dilihat bahwa nilai probabilitas (sig.t)
menghasilkan laporan keuangan yang variabel kompetensi SDM sebesar 0,313.
relevan, andal, dan dapat dipercaya serta Hal ini menunjukkan bahwa probabilitas
dapat digunakan sebagai dasar dalam (sig.t) variabel ini lebih besar dari 0,05
pengambilan keputusan (Mardiasmo, (5%). Hal ini menggambarkan bahwa
2004). SKPD di Kabupaten Bantul belum memiliki
Hasil pengujian hipotesis ini sumber daya manusia yang kompeten
menunjukan bahwa sistem akuntansi dalam membuat laporan keuangan
keuangan daerah tidak berpengaruh daerah. Hal ini ditandai dengan jumlah
terhadap kualitas informasi laporan dan kompetensi SDM pengelola keuangan
keuangan daerah Kabupaten Bantul yang belum sesuai dengan kebutuhan.
dengan nilai probabilitas (sig.t) sebesar Selain itu SDM pengelola keuangan belum
0,511, sehingga menunjukkan bahwa memiliki pemahaman yang memadai
probabilitas (sig.t) variabel ini lebih besar tentang pengelolaan keuangan khususnya
dari 0,05 (5%). Hal ini menggambarkan penyusunan laporan keuangan. Hal ini
bahwa SKPD di Kabupaten Bantul belum disebabkan karena walaupun berbagai
menggunakan sistem akuntansi keuangan pelatihan maupun sosialisasi telah
daerah dalam membuat laporan keuangan dilakukan namun pengelola keuangan
11
yang telah mengikuti pelatihan dan Kabupaten Bantul belum menerapkan
sosialisasi telah dimutasi. Dari data sistem pengendalian internal secara
demografi responden didapati SDM yang optimal dalam membuat laporan keuangan
menempati posisi pengelola keuangan daerah. Penelitian ini didukung oleh
yang berlatar belakang pendidikan penelitian Yensi, dkk (2014), yang
akuntansi hanya sebesar 18,3% dan menemukan pengendalian internal tidak
81,7% berlatar belakang pendidikan selain berpengaruh signifikan terhadap kualitas
akuntansi. Penelitian ini sejalan penelitian informasi laporan keuangan.
Winidyaningrum dan Rahmawati (2013), Sistem pengendalian intern menjadi
yang menemukan kompetensi sumber salah satu faktor yang mempengaruhi
daya manusia tidak berpengaruh laporan keuangan pemerintah daerah
signifikan terhadap kualitas informasi sejalan dengan masih banyaknya temuan
laporan keuangan. Namun hasil penelitian BPK atas lemahnya sistem pengendalian
ini tidak sejalan dengan penelitian Wati, intern yang mengakibatkan kebocoran dan
dkk (2014) dan Rahayu, dkk (2014) yang ketidakpatuhan terhadap peraturan
menyatakan bahwa kompetensi sumber perundang-undangan, sehingga BPK
daya manusia berpengaruh terhadap memberi opini Tidak Wajar (TW) bahkan
kualitas informasi laporan keuangan Tidak Memberikan Pendapat (TMP) atas
daerah. sebagian besar LKPD di Indonesia.
Hasil pengujian hipotesis ini Berdasarkan hasil penelitian pada SKPD
menunjukan bahwa sistem pengendalian kabupaten Bantul menunjukkan bahwa
internal tidak berpengaruh terhadap sistem pengendalian internal tidak
kualitas informasi laporan keuangan berpengaruh pada kualitas laporan
daerah Kabupaten Bantul. Berdasarkan keuangan daerah. Hal ini kemungkinan
tabel 2, dapat dilihat bahwa nilai terjadi karena sistem pengendalian
probabilitas (sig.t) variabel sistem internal yang diterapkan belum maksimal,
pengendalian internal sebesar 0,202. Hal yaitu pada belum semua pemimpin SKPD
ini menunjukkan bahwa probabilitas (sig.t) melakukan pemeriksaan untuk catatan
variabel ini lebih besar dari 0,05 (5%). Hal akuntansi secara maksimal.
ini menggambarkan bahwa SKPD di
14