Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan

Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi


mengedarkan gas-gas pernafasan, sari-sari makanan, hormon,
antibodi, juga membuang zat-zat sisa metabolisme. Sistem peredaran
darah pada vertebrata terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan cairan
darah (Tenzer, dkk, 2014). Dalam praktikum sistem peredaran darah
kali ini, kelompok kami mengamati sistem peredaran darah beserta
organ-organnya pada kelima kelas vertebrata (pisces, amfibi, reptile,
aves, dan mamalia) beserta pada manusia.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada pisces (ikan),
sistem peredaran darahnya meliputi jantung, pembuluh darah dan
darah. Jantung pada ikan terdiri dari 2 bilik jantung, yaitu 1 atrium, 1
ventrikel. Selain itu terdapat sinus venosus yang merupakan kantung
berdinding tipis berfungsi untuk menampung darah dari vena, dan
bulbus arterious yang merupakan katup yang berfungsi menahan
darah agar tidak kembali ke atrium. (Amlacher, 1970)
Aliran darah pada ikan dimulai dari jantung, kemudian darah
menuju insang dan terjadi pertukaran gas. Selanjutnya, darah akan
dialirkan aorta bagian dorsal dan kemudian menyebar ke semua
organ-organ tubuh melalui pembuluh kapiler. Darah dari seluruh
tubuh yang banyak mengandung gas karbon dioksida akan dialirkan
menuju ke ke sinus venosus yang selanjutnya akan masuk ke atrium.
Pada saat jantung relaksasi, darah akan mengalir melalui klep,
kemudian masuk ke dalam ventrikel. Dari ventrikel, darah akan
dialirkan menuju ke conus arteriosus, selanjutnya menuju aorta
ventralis dan dilanjutkan ke insang. Di organ insang, aorta akan
menjadi cabang-cabang kapiler (pembuluh-pembuluh kecil). Kapiler-
kapiler insang tersebut akan melepaskan gas karbon dioksida dan
mengambil oksigen dari air. Di kapiler-kapiler insang tersebut darah
akan mengalir ke aorta dorsalis yang bercabang-bercabang. Dari
cabang-cabang aorta dorsalis ini darah akan disebarkan ke kapiler-
kapiler di seluruh bagian tubuh ikan yang banyak mengandung
oksigen dan zat makanan ke sel-sel tubuh. (Lagler dkk, 1977)
Setelah itu, darah juga mengambil karbon dioksida yang
kemudian dibawa kembali ke jantung melalui vena kava dan sinus
venosus. Jadi untuk aliran darah pada pisces seperti ini: Darah (Kaya
CO2) → Sinus Venosus → Atrium → Ventrikel → Conus Arteriosus
→ Insang (Pertukaran CO2 dengam O2) → Darah (kaya O2) →
Seluruh Tubuh.
Sistem peredaran darah pada sistem khususnya pada jantung
masih sederhana, hal ini dikarenakan ikan memiliki sistem sirkulasi
darah tunggal, yaitu darah melewati jantung hanya sekali dalam
rangkaian perputaran darahnya.

Selanjutnya kami mengamati sistem peredaran darah pada


amfibi. Amfibi memiliki jantung yang terdiri dari 3 ruang yaitu 2
atrium kana dan kiri serta 1 ventrikel (Nawangsari, 2010). Atrium
kanan dan kiri dipisahkan oleh membrane tipis yang tersusun dari
jaringan ikat dan endothelium. Membran ini dinamakan septum
interatium. Ventrikel pada katak merupakan tempat bertemunya darah
yang kaya oksigen dan darah yang miskin oksigen, tetapi, dengan
adanya susunan otok seperti bunga karang membantu mengurangi
pencampuran darah dalam ventrikel. (Campbell dkk, 2004)
Dalam proses peredaran darahnya, ventrikel akan memompa
keluar melalui traktus arterious (batang nadi) ke aorta yang bercabang
ke kiri dan ke kanan (left auricle dan right auricle). Masing-masing
aorta ini bercabang-cabang menjadi 3 arteri pokok, yaitu arteri
(karotis) mengalirkan darah ke kepala dank e otak. Lengkung aorta
mengalirkan darah ke jaringan internal dan organ organ tubuh dan
arteri posterior mengalirkan darah ke kulit dan paru paru. (Dani dan
Irfan, 2004)
Sistem peredaran darah pada katak merupakan sistem
peredaran darah ganda, karena darah melalui jantung 2 kali dalam
satu kali sistem peredaran. Sistem peredaran darah pada katak
tergolong lebih maju dibandingkan dengan sistem peredaran pada
pisces yang merupakan sistem peredaran darah tunggal dan ruang
jantungnya yang masih terdiri dari 1 atrium dan 1 ventrikel.
(Nawangsari, 2010)
Pada pengamatan sistem peredaran darah reptilian, kelompok
kami mengamati 2 amatan, yaitu pada kura-kura dan buaya. Pada
umumnya hewan reptile memiliki jantung dengan 3 ruang yang terdiri
dari 2 atrium dan 1 ventrikel. Ventrikel sebenarnya terbagi dua oleh
suatu septum yang disebut septum interventricularis yang
membentang dari apex cordis sampai ke pusat cor (jantung), sehingga
seolah-olah jantung semua reptilia memiliki empat ruang. Namun
septum interventricularis tadi belum sempurna sehingga masih ada
percampuran darah antara bagian dexter dan sinister. Antara kedua
antria dipisahkan oleh septum intertrialis yang sudah sempurna,
sehingga tidak akan terjadi percampuran antara darah venosa
dandarah arteriel. Conus arteriosus pada reptilia telah menjadi
sebagian dari venticulus. Dari ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh
yang besar, yaitu aorta pulmonalis yang menuju ke pulmo, kemudian
arcus aorta dekster dan arcusaorta sinister yang akan bercabang-
cabang ke semua bagian tubuh. Arcus aorta sinister keluar dari
ventrikel dekster sedang arcus aorta dekster keluar dari ventrikel
sinister. (Isnaeni, 2010 )
Pada buaya yang membedakannya dengan jantung kura-kura
terletak pada bagian lorong kecil yang disebut foramen panizzae.
Foramen Panizzae memiliki fungsi menyambungkan dua jenis
pembuluh darah arteri (yaitu arteri kiri dan arteri kanan). Dimana
darah yang memiliki sedikit oksigen yang masuk dari serambi (atrium
kanan) lalu diangkut ke bilik kanan. Pada crocodilian septum
interventriculare sudah sempurna, sehingga jantung beruang 4.
Namum demikian percampuran darah masih terjadi karena adanya
foramen panizzae, percampuran ini terjadi pada titik di mana arcus
aorta dekster dan sinister bersatu untuk membentuk aorta dorsalis.
Reptilia mempunyai sirkulasi ganda yaitu sirkulasi sistemik dan
sirkulasi pulmoner yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan
pertukaran gas dalam paru-paru dan kembali ke jantung. (Adnan,
2010)
Dari pernyataan yang telah disebutkan pada sistem peredaran
reptilian, dapat diketahui bahwa reptil memiliki tipe jantung yang
berbeda beda. Ada tiga tipe model jantung pada reptilian. 1.) Model
Crocodillan, tipe ini memiliki jantung dengan 4 ruang yaitu 2 atrium
dan 2 ventrikel. Tipe ini dapat ditemui pada hewan buaya, komodo,
alligator, biawak, dll. 2.) Model Squamata, tipe ini memiliki 3 ruang
jantung yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel yang memiliki septum
intercalvicularis. Tipe ini ditemui pada hewan yang memiliki
cangkang keras pada punggungnya seperti hewan kura kura dan
penyu. 3.) Model Varanid, model ini hamper sama dengan squamata
namun memiliki perbedaan pada cavum venosum yang lebih kecil
dibandingkan dengan model squamata, hal ini dapat mengurangi
tercampurnya darah beroksigen dan yang memiliki sedikit oksigen.
Tipe ini dimiliki oleh reptile yang memiliki sistem metabolisme tinggi
seperti pada kelompok kadal, bunglon, dan lainnya. (Mutsani, H.,
2019)
Selanjutnya kami mengamati sistem peredaran darah pada
aves. Peredaran pada aves terdiri dari jantung sebagai pusat peredaran
darahnya, pembuluh darah dan darah. Jantung pada aves berbentuk
kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung pada aves
memiliki 4 ruang, 2 atrium dan 2 ventrikel. Ventrikel memiliki
dinding yang lebih tebal dibandingkan dengan atrium. Pembuluh-
pembuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar
dari bilik kiri dan tiga buah yaitu dua arteri anonim yang bercabang
lagi menjadi arteri-arteri yang memberi darah ke bagian kepala, otot
terbang, dan anggota depan, dan sebuah aorta merupakan sisa dari
arkus aortikus yang menuju ke kanan (arkus aortikus yang menuju ke
kiri mereduksi). Pembuluh nadi ini kemudian meligkari bronkus
sebelah kanan dan membelok ke arah ekor menjadi dorsalis
(pembuluh nadi puggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik
kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru paru)
yang kemudian bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
(Machida, N. 2010)
Sistem peredaran pada aves tergolong lebih maju
dibandingkan sistem peredaran pada kelas vertebrata sebelumnya. Hal
ini dikarenakan aves memiliki sistem peredaran ganda dimana darah
melalui jantung 2 kali (melalui paru-paru) dalam 1 kali peredaran
darah. Jantung pada aves juga sudah terpisah antar ruangnya berbeda
dengan kelas amfibi yang tidak memiliki sekat pada bagian
ventrikelnya.
Lalu kelompok kami juga mengamati sistem peredaran darah
pada kelas mamalia. Pada kelas mamalia, kami mengamati jantung
pada anjing dan manusia. Ruang jantung pada mamalia terdiri dari 4
ruang yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel. Atrium terdiri atas atrium kanan
dan atrium kiri yang dipisahkan oleh septum interatrial. Ventrikel
pada mamalia lebih berotot daripada atrium karena kontraksinya lebih
kuat dan berfungsi untuk memompa darah ke luar jantung. Atrium
dan ventrikel dihubungkan melalui katup atriovenrikular yang terdiri
dari katup bikuspidalis, yaitu katup yang menghubungkan atrium kiri
dan ventrikel kiri, dan katup trikuspidalis, yang menghubungkan
atrium kanan dan ventrikel kanan. Diantara ventrikel dan pembuluh-
pembuluh darah yang berhubungan erat terdapat katup-katup
semilunaris yang terbagi menjadi katup aorta yang menghubungkan
ventrikel kiri dan aorta dan katup pulmonalis yang menghubungkan
ventrikel kanan dan arteri pulmonalis. (Tenzer, dkk., 2014)
Sistem peredaran darah pada mamalia merupakan sistem
peredaran darah tertutup dan merupakan sistem peredaran darah
ganda. Dibandingkan dengan jantung pada kelas vertebrata lainnya,
jantung pada mamalia merupakan jantung yang lengkap karena
memiliki katup katup yang membatasi antar ruangnya. Katup katup
ini berfungsi sebagai pengatur aliran darah di dalam jantung. Katup
katup ini mencegah darah mengalir ke arah yang salah. Perubahan
tekanan pada kedua katup menyebabkan katup dapat membuka dan
menutup. (Wilson, 2017)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum sistem
peredaran darah yang telah dilakukan, dapat kita ketahui bahwa pada
masing-masing kelas vertebrata memiliki sistem yang tidak berbeda
satu sama lain, hal ini dapat dilihat dari peredarannya yaitu jantung
sebagai pusat sistem peredaran darah yang memompa darah
beroksigen dan membawa nutrisi dengan pembuluh arteri ke seluruh
tubuh lalu akan kembali dengan pembuluh balik (vena) menuju
jantung. Perbedaan yang menonjol dapat kita lihat pada bentuk dan
struktur jantungnya di tiap kelas vertebrata.
Pada pisces, jantung memiliki 2 ruang dengan 1 atrium dan 1
ventrikel dan dilengkapi dengan katup sinus venonus dan bulbus
anteriosus. Sistem peredaran yang dimiliki pisces merupakan sistem
peredaran tunggal dimana darah hanya melewati jantung satu kali
dalam rangkaian perputaran darah. Pisces merupakan satu satunya
kelas dalam vertebrata yang memiliki sistem peredaran tunggal.
Seperti yang telah kami sebutkan bahwa pisces hanya memiliki
sistem peredaran darah tunggal, hal ini berbeda dengan kelas lainnya
(Amphibi, Reptil, Aves, dan Mamalia) yang sudah memiliki sistem
peredaran darah ganda. Dimana darah melewati jantung dua kali
dalam satu rangkaian perputaran darah. Hal ini dikarenakan darah
melewati sistem peredaran kecil (menuju paru-paru) dan melewati
sistem peredaran darah besar, yaitu ke seluruh tubuh untuk
mengedarkan oksigen dan nutrisi.
Pada amphibi, jantung memiliki 3 ruang yang terdiri dari 2
ruang atrium dan 1 ruang vetrikel, pada sistem peredaran darah
kecilnya, amphibi tidak hanya menuju paru paru namun juga
melewati kulit sebagai tempat pertukaran udaranya.
Pada reptil umumnya memiliki 3 ruang jantung yang terdiri
dari 2 atrium dan 1 ventrikel, contohnya pada kura-kura. Namun
beberapa reptil memiliki jantung dengan 4 ruang yaitu pada reptil
yang memiliki model jantung Crocodillans, yaitu model jantung yang
memiliki foramen panizzae. Foramen Panizzae memiliki fungsi
menyambungkan dua jenis pembuluh darah arteri (yaitu arteri kiri dan
arteri kanan). Namun meskipun sudah memiliki sekat yang jelas
antara ventrikelnya, darah pada reptile masih tercampur.
Pada aves, sistem peredarannya tergolong lebih maju
dibandingkan sistem peredaran pada kelas vertebrata sebelumnya. Hal
ini dikarenakan aves memiliki sistem peredaran ganda dimana darah
melalui jantung 2 kali (melalui paru-paru) dalam 1 kali peredaran
darah. Hal ini membuat darah dalam jantung tidak ada yang
tercampur anatar darah beroksigen dengan darah sedikit oksigen.
Pada mamalia sistem peredaran darahnya ganda dan tertutup.
Dibandingkan dengan jantung pada kelas vertebrata lainnya, jantung
pada mamalia merupakan jantung yang lengkap karena memiliki
katup katup yang membatasi antar ruangnya.

Sumber:
Amlacher, E. 1970. Textbook of fish. New Jersey: Publication Nepture City
Lagler KF, Bardach JE, RR Miller, Passino DRM. 1977. Ichthyology. London: John Willey
and Sons. Inc
Nawangsari, S. 2010. Zoologi. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati Institut Pertanian Bogor.
Tatang, D. 2014. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung: Penerbit Armico.
Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid Tiga. Jakarta: Erlangga
Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Dani dan Irfan. 2014. Sistem Peredaran Darah Pada Katak. Bukittinggi: Pustaka Pandani
Machida, N. and Aohagi, Y. 2001. Electrocardiography, heart rates, and heart weights of
free-living birds. Journal of Zoo and Wildlife Medicine 32: 47–54.
Wilson, D. Jones, K., dan Armstrong D. 2017. In Circulatory System. Encyclopedia
Britannica

Anda mungkin juga menyukai