997 2278 1 SM PDF
997 2278 1 SM PDF
Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001 Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001: 163 - 167
Leptospirosis
Bobby Setadi, Andi Setiawan, Daniel Effendi, Sri Rezeki S Hadinegoro
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi dari spesies
Leptospira, famili Leprospiraceae ordo Spirochaetales yang patogen, bermanifestasi sebagai
demam akut. Infeksi pada manusia pada umumnya disebabkan oleh roden (misalnya
tikus), kadang-kadang babi dan anjing. Organisme ini hidup di air sehingga air merupakan
sarana penular pada munasia. Sebagian besar kasus leptospirosis akan sembuh sempurna,
walaupun sekitar sepuluh persen diantaranya dapat bersifat fatal. Mortalitas meningkat
apabila didapatkan gejala ikterus, gagal ginjal, dan perdarahan. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala klinis, diagnosis pasti apabila ditemukan organisme dalam darah atau
urin pada pemeriksaan dark-groun microscope, biakan darah dan urin, uji aglutinasi,
serta imunoglobuln.. Antibiotik golongan penisilin dapat diberikan untuk pengobatan
leptospirosis. Perawatan diperlukan apabila terdapat komplikasi.
163
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
ditimbulkan karena kerusakan jaringan akibat leptospira, Timbulnya lesi jaringan akibat invasi langsung
tetapi gejala fase kedua timbul akibat respons imun leptospira dan toksin yang secara teoritis belum dapat
pejamu. Mediator yang dirangsang oleh leptospira ini dijelaskan, menandakan fase akut. Manifestasi klinik
diduga menyebabkan manifestasi klinis yang beragam, akan berkurang bersamaan dengan berhentinya
meskipun secara pasti masih belum jelas. Gejala patologis proliferasi organisme di dalam darah. Fase kedua atau
yang selalu ditemukan adalah vaskulitis pada pembuluh fase imun ditandai dengan meningkatnya titer antibodi
darah kapiler berupa edem pada endotel, nekrosis, dan inflamasi organ yang terinfeksi. Secara garis besar
disertai invasi limfosit. Keadaan ini dapat ditemukan manifestasi klinis dapat dibagi menjadi leptospirosis
pada semua organ yang terkena. Vaskulitis ini an-ikterik dan ikterik.
menimbulkan petekie, perdarahan intraparenkim, dan 1. Leptospirosis an-ikterik. Fase septik dengan gejala
perdarahan pada lapisan mukosa dan serosa. Pada demam, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual. Dan
beberapa kasus dapat ditemukan trombositopenia muntah. Fase imun terdiri dari demam yang tidak
namun tidak terjadi DIC (disseminated intravascular begitu tinggi, nyeri kepla hebat, meningitis aseptik,
coagulation). masa protrombin kadang-kadang konjungtiva hiperemis, uveitis, hepatospenomegali,
memanjang dan tidak dapat diperbaiki dengan kelainan paru, dan ruam kulit.
pemberian vitamin K. 2. Leptospirosis ikterik. Fase septik sama dengan fase
Kerusakan hati yang terjadi akan mengakibatkan an-ikterik. Manifestasi yang mencolok terjadi pada
timbulnya ikterus, meskipun ada beberapa ahli fase imun, ditandai dengan disfungsi hepatorenal
mengemukakan ikterus antara lain disebabkan oleh disertai diastesis hemoragik.
hemolisis dan obstruksi bilier. Edem intraalveolar dan
intersisial dapat terlihat pada jaringan paru. Pada Meningitis aseptik dan disfungsi ginjal merupa-
vaskulitis berat dapat terjadi perdarahan paru. kan tanda dari fase imun. Gejala dapat bertahan
Keterlibatan ginjal menyebabkan nekrosis tubuler dan hingga 6 hari sampai lebih dari 4 minggu, dengan
nefritis intersisialis, sehingga terjadi gagal ginjal akut yang rata-rata 14 hari. Sekitar 10% kasus leptospirosis
memerlukan dialisis. Pada jantung dapat ditemukan berkembang menjadi Weil disease yaitu leptospirosis
petekie pada endokardium, edem intersisiel miokard, berat yang disertai ikterus, gagal ginjal, dan
dan arteritis koroner. Perdarahan, nekrosis fokal dan perdarahan paru. Mortalitas tetap tinggi walaupun
reaksi inflamasi dapat ditemukan pada kelenjar adrenal, dengan perawatan ICU dan akan meningkat apabila
sehingga dapat memperberat kolaps vaskuler yang perawatan kurang memadai. Kasus leptospirosis
berkaitan dengan kejadian leptospirosis yang fatal. berat dapat terjadi tanpa disertai ikterus. Pada anak-
anak dan dewasa, leptospirosis ditandai dengan
demam, mialgia, dan nyeri kepala. Letargi, muntah,
Epidemiologi nyeri perut, fotofobia, artralgia, batuk, diare, atau
konstipasi. Meskipun keluhan demam merupakan
Leptospirosis dapat ditemukan diseluruh dunia, insidens gejala utama, suatu penelitian di Hawai menemukan
di Amerika berkisar antara 0,02-0,04 kasus per 100.000 bahwa demam timbul ber variasi. Dari kasus
penduduk. Daerah risiko tinggi adalah kepulauan leptospirosis yang terdiagnosis secara serologi,
Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, didapatkan 5% pasien tidak disertai riwayat demam
dan kepulauan Pasifik. Leptospirosis kadangkala dapat dan 55% kasus pada saat datang tidak terdapat
menyebabkan wabah. Leptospirosis lebih sering terjadi demam. Mialgia dan nyeri kepala merupakan gejala
pada laki-laki dewasa, mungkin disebabkan oleh paparan yang paling banyak dikeluhkan dan merupakan
pekerjaan dan kegiatan sehari-hari. Angka mortalitas keluhan utama dari 25% pasien.
sekitar 10% pada jaundice leptospirosis.
Mata
164
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
Sistem saraf pusat Perdarahan dapat terjadi pada 39% pasien yang berupa
epistaksis, perdarahan gusi, hematuria, hemoptisis, dan
Meningitis pada leptospirosis mempunyai hubungan perdarahan paru.
yang klasik dengan fase imun. Nyeri kepala merupakan
gejala awal. Leptospira dapat ditemukan pada likuor Sistem kardio-vaskular
serebrospinal pada fase leptospiremia. Limfosit
predominan terjadi pada hari ke-4. Hitung jenis Vaskulitis akibat leptospira dapat menimbulkan syok
mencapai puncak antara hari ke-5 sampai hari ke-10. hipovolemik dan pembuluh darah yang kolaps.
Meskipun lebih dari 80% ditemukan organisme pada Komplikasi pada jantung terjadi pada kasus berat.
biakan likuor serebrospinal pada kasus meningitis, Dapat timbul miokarditis, arteritis koroner, dan pada
hanya setengah dari kasus tersebut terdapat tanda beberapa pasien ditemukan friction rubs. Pada
rangsang meningeal. pemeriksaan EKG dapat dijumpai kelainan berupa
blok AV derajat 1, inversi gelombang T, elevasi segmen
Ginjal ST, dan disritmia.
165
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
transferase, kreatin fosfokinase, kreatinin dan ureum tersebut. Hasil positif palsu MAT dapat terjadi pada
darah, serta trombositopenia oada umumnya terdapat kasus Legionella, penyakit Lyme, serta sifilis. Uji IHA
pada leptospira ikterik. Diagnosis ditegakkan lebih cepat dan mudah dilakukan dan berdasarkan
berdasarkan pemeriksaan isolasi dari organisme dari atas antibodi spesifik genus, dengan sensitivitas 92-
berbagai spesimen atau serokonversi antibodi 4 kali 100% dan spesifisitas 94-95%. Uji tambahan yang
lipat antara akut dan konvalesens. Namun reaksi sedang dalam penelitian adalah enzyme-linked
silang dengan penyakit spirokheta lainnya sering immunosorbent assay (ELISA), polymerase chain
dijumpai. reaction (PCR), dan dipstick assays.
Bakteria dapat diisolasi dari darah atau likuor
serebrospinal pada 10 hari pertama. Leptospira Gambaran klinis penting pada leptospirosis
dapat diidentifikasi secara langsung dari jarigan
yang terinfeksi dengan menggunakan mikroskop • Nyeri otot (mialgia) hebat
lapangan gelap atau dengan direct fluorescent- • Demam dengan hepatitis
antibody assay. Biakan darah, lijuor serebrospinal, • Gangguan ginjal
urin, dan jaringan yang terkena (seperti ginjal) • Meningitis limfositik
dapat memberikan hasil positif. Pengambilan • Konjungtivitis
sampel harus dikoordinasikan dengan petugas • Ruam kulit, kadang-kadang hemoragis
mikrobiologi setempat karena sampel memerlukan • Terdapat darah, protein dan atau bilirubin dalam
teknik khusus pada pemrosesannya. Leptospira urin
dapat dibiak pada media tertentu (seperti Fletcher, • Jarang, pneumonitis nodular
Stuart, Ellinghausen) yang dikombinasikan dengan
neomisin atau 5-fluorouracil. Diagnosis Banding
Selama 7-10 hari pertama setelah timbul gejala,
sampel diambil dari darah dan likuor serebrospinal. Termasyuk dalam diagnosis banding adalah infeksi
Setelah itu dapat diambil dari urin dapat bertahan lebih virus dengue, baik demam dengue maupun demam
lama sekitar beberapa minggu sampai bulan. Konsultasi berdarah dengue, hemorrhagic fever yang lain, dan
dengan laboratorium mikrobiologi setempat sangat penyakit lain yang ditularkan melalui arthropod-borne
dibutuhkan dan rodent-borne yang patogen.
Pemeriksaan serologis leptospira lebih berguna
secara klinis jika diperiksa pada awal penyakit, akan Komplikasi
tetapi kebanyakan uji serologis hanya dapat dilakukan
oleh laboratorium tertentu. Microscopic agglutination Meningitis aseptik merupakan komplikasi yang paling
test (MAT) dan indirect hemagglutination assay (IHA) sering ditemukan. Gagal gnjal, kerusakan hati,
adalah dua uji yang biasanya tersedia. Microscopic perdarahan paru, vaskulitis, dan miokarditis jarang
agglutination test menggunakan antigen yang ditemukan walaupun pada umumnya sebagai me-
diperoleh dari serovar leptospira yang umum nyebabkan kematian.
ditemukan. Hasil positif didefinisikan sebagai
peningkatan titer 4 kali antara fase akut dan Pengobatan
konvalesens. Titer tunggal yang melebihi 1:200 atau
titer serial yang melampaui 1:100 menunjukkan Pengobatan Leptospirosis pada dasarnya dibagi
dugaan kearah infeksi leptospira, tapi keduanya tidak menjadi leptospirosis an-ikterik dan leptospirosis
diagnostik. Sensitivitas and spesifisitas MAT berturut- ikterik (leptospira berat), seperti tertera pada tabel di
turut adalah 92% dan 95%, sedangkan nilai prediktif bawah ini.
positif 95% dan nilai prediktif negatif 100%. Hasil
negatif palsu MAT dapat terjadi pada sampel tunggal Pencegahan
yang diambil sebelum fase imun penyakit. Akurasi
uji juga ditentukan oleh pemilihan antigen, yang Pemberian doksisiklin dengan dosis 200 mg/minggu
memerlukan diskusi dengan laboratorium setempat dapat memberikan pencegahan sekitar 95% pada orang
mengenai serovar yang sering ditemukan di daerah dewasa yang berisiko tinggi, namun profilaksis pada
166
Sari Pediatri, Vol. 3, No. 3, Desember 2001
167