Anda di halaman 1dari 10

Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019

Laporan Semester Genap

Nama Praktikan : Aulia Rizqi Yerianinda

NIM Praktikan : 17513004

Hari dan Tanggal Praktikum : Senin, 8 April 2019

Topik Praktikum : Uji Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi / Chemical Oxygen

Demand ( COD )

I. Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui kebutuhan oksigen kimiawi (COD) dalam sampel.

II. Prinsip Percobaan

Kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksidasi Cr 2O72- yang bereaksi dengan
contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk setiap 1000 mL contoh uji. Senyawa
organik dan organik, terutama organik dalam contoh uji dioksidasi oleh Cr 2O72- dengan
refluks tertutup membentuk Cr3+. Jumlah oksidan dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2
mg/L) dan diukur menggunakan spektrofotometer sinar tampak dimana Cr 2O72- mampu
mengabsorbansi pada panjang gelombang 420 nm dan Cr 3+ mampu mengabsorbansi pada
panjang gelombang 600 nm.

III. Dasar Teori

Chemical Oxygen Demand (COD) merupakan kebuhan okesigen pada saat proses
penguraian senyawa organik terlarut dan pada saat mengoksidasi senyawa anorganik
(biochemical). Pengukuran COD biasanya dilakukan pada sampel air limbah atau perairan alami
yang terkontaminasi limbah domestik dan industri. Kebutuhan oksigen kimia diukur sebagai
laboratorium uji standar dimana air tersebut ditutup dengan sampel yang telah diinkubasi
dengan oksidan kimia yang cukup kuat dengan memperhatikan kondisi suhu serta untuk jangka
waktu tertentu. Biasanya oksidan yang digunakan dalam uji COD dengan K2Cr2O7 yang mana
penggunaanya dikombinasikan dengan H 2SO4 karena oksidan yang tidak digunakan secara
spesifik. (Rahayu,1993)

Percobaan uji COD biasanya menghasilkan nilai kebutuhan oksigen yang lebih tingi
dibandingkan dengan uji BOD, hal ini dikarenakan bahan-bahan stabil terhadap reaksi biologi
dan mikroorganisme dapat teroksidasi dalam uji COD. Misalnya, selulosa sering tidak terukur
melalui uji COD. Sembilan puluh enam persen hasil uji COD dilakukan selama 10 menitsetara
dengan uji BOD selama lima hari. Adanya senyawa klor selain mengganggu uji BOD juga dapat

1
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

mengganggu uji COD karena klor dapat bereaksi dengan kalium dikromat, adapun cara
pencegahannya adalah dengan menambahkan merkuri sulfat yang akan membentuk senyawa
dengan klor untuk mencegah reaksi dikromat dengan klor. Jumlah merkuri yang ditambahkan
harus sepuluh kali jumlah klor dalam contoh (Keenan,1991)

Pada prinsipnya, pengukuran COD merupakan proses penambahan K2Cr2O7 yang


digunakan sebagai oksidator pada sampel yang telah ditambahkan dengan asam pekat dan
katalis perak sulfat yang mana nantinya akan dipanaskan untuk beberapa waktu. Selanjutnya,
K2Cr2O7 dititrasi sehingga semua bahan organik dapat teroksidasi. Dengan demikian K2Cr2O7
digunakan sebagai oksidasi bahan organic dalam sampel yang dapat dinilai melalui hitungan
dan nilai COD yang dapat dengan mudah untuk ditentukan (Revina, 1993).

2
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

IV. Alat dan Bahan

A. Alat
1. Refluks ( 5 buah )
2. Pipet volume 5 ml ( 2 buah )
3. Pipet volume 10 ml ( 1 buah )
4. Gelas beaker 1000 mL ( 1 buah )
5. Thermoreaktor ( 1 buah )
6. Karet hisap ( 1 buah )
7. Rak tabung reaksi ( 1 buah )
8. Spektrofotometer panjang gelombang 550 nm ( 1 buah )

B. Bahan
1. Aquadest
2. Sampel air
3. Larutan pencerna (disgetion solution)
4. Larutan pereaksi sulfat

3
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

V. Prosedur Percobaan

5.1. Preparasi Sampel

2,5 mL 1,5 mL pencerna 3,5 mL


sampel konsentrasi rendah pereaksi sulfat

Refluks

Thermoreaktor
selama 2 jam 150oC

Diamkan sampel

Spektrofotometer
dengan ℷ=550 nm

4
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

VI. Hasil Pengamatan

6.1 Data Pengamatan

Konsentrasi Sampel = 0,126

No X Y X^2 Y^2 X.Y


1 100 0.04 10000 0.0016 4
2 300 0.108 90000 0.011664 32.4
3 500 0.182 250000 0.033124 91
4 700 0.275 490000 0.075625 192.5
Jumlah 1600 0.605 840000 0.122013 319.9

KURVA KALIBRASI
0.3

0.25

0.2
y = 0.0004x - 0.0046
R² = 0.9946
0.15

0.1

0.05

0
0 100 200 300 400 500 600 700 800

5
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

6.2 Data Perhitungan

a. Perhitungan Regresi Linear

∑ 𝑦 .∑ 𝑋 2 − ∑ 𝑥 .∑ 𝑥𝑦
𝑎= 𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2

(0,605 . 840000)−(1600 . 319,9)


= (4 . 840000) −(2560000)

508200−511840
=
3360000−2560000
−3640
=
800000

𝒂 = -0,0046

𝑛 (∑𝑥𝑦)−∑𝑥 . ∑𝑦
𝑏= 𝑛 ∑𝑥 2 −(∑𝑥)²

(4 . 319,9)−(1600 . 0,605)
= (4 . 840000)−(2560000)

1279,6 − 968
=
3360000−2560000
311,6
=
800000

𝒃 = 0,0004

Maka, didapatkan Regresi Linier : Y = 0,0004 X – 0,0046

b. Konsentrasi Sampel

Y = 0,126
Y = bx+a
0,126 = 0,0004x - 0,0046
0,1306 = 0,0004 x
x = 326,5 mg/L

6
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

VII. Pembahasan

Percobaan Uji Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi / Chemical Oxygen Demand (COD)
dilakukan dengan tujuan agar praktikan dapat mengetahui kebutuhan oksigen kimiawi
(COD) dalam sampel. Prinsip percobaan ini yaitu kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah
oksidasi Cr2O72- yang bereaksi dengan contoh uji dan dinyatakan sebagai mg O2 untuk
setiap 1000 mL contoh uji. Senyawa organik dan organik, terutama organik dalam contoh
uji dioksidasi oleh Cr2O72- dengan refluks tertutup membentuk Cr3+. Jumlah oksidan
dinyatakan dalam ekuivalen oksigen (O2 mg/L) dan diukur menggunakan spektrofotometer
sinar tampak dimana Cr2O72- mampu mengabsorbansi pada panjang gelombang 420 nm dan
Cr3+ mampu mengabsorbansi pada panjang gelombang 600 nm.

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah total oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan organik secara kimiawi. Bahan organik tersebut akan teroksidasi oleh
kalium bikromat. Kalium bikromat sendiri merupakan sumber oksigen yang kemudian dapat
membentuk gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion krom. Kebutuhan oksigen pada air
limbah dapat ditentukan oleh parameter COD dan BOD. Pada dasarnya, nilai COD biasanya
lebih besar daripada nilai BOD. Sebab, kebanyakan senyawa akan lebih mudah teroksidasi
dengan cara kimia dibandingkan dengan cara biologis.

Percobaan uji COD saat ini menggunakan metode refluksi. Metode refluksi tertutup
dilakukan dengan mempercepat reaksi organik dengan cara pemanasan tanpa mengurangi
volume dengan tujuan agar reagen tidak tumpah pada saat proses pemanasan. Pertama-
tama yang dilakukan pada percobaan uji kadar COD ini yaitu membuat kurva kalibrasi
dengan larutan KHP 700 ppm. Kemudian dilakukan pengenceran dan ambil 2,5 mL sampel
masukkan, tambahkan 1,5 mL larutan pencerna konsentrasi rendah dan 3,5 mL larutan
pereaksi sulfat ke dalam refluks. Homogenkan dan kemudian masukkan ke dalam
thermoreaktor pada suhu 150oC selama beberapa waktu. Setelah itu, dilakukan pengujian
sampel dengan spektrofotometer panjang gelombang 550 nm dan catat absorbansinya.
Penambahan larutan pencerna berfungsi sebagai digestion solution selama percobaan uji
COD. Sedangkan fungsi dari penambahan larutan pereaksi sulfat yaitu sebagai katalisator
untuk mempercepat proses reaksi. Kemudian dilakukan pemanasan dalam thermoreaktor
selama beberapa waktu yang berfungsi agar bahan-bahan organik yang ada pada sampel
dapat teroksidasi.

Berdasarkan percobaan uji kadar COD yang dilakukan didapatkan beberapa data
yaitu nilai absorbansi pada larutan konsentrasi 100 ppm, 300 ppm, 500 ppm, 700 ppm
secara berturut-turut sebesar 0,04; 0,108; 0,182; 0,275 dan kemudian diperoleh persamaan
regresi linear yaitu Y = 0,0004 X – 0,0046. Selain itu, pada uji sampel menggunakan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 550 nm didapatkan nilai absorbansinya
sebesar 0,126. Sehingga, konsentrasi sampel yang diperoleh adalah sebesar 326,5 mg/L.

7
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

Menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air, sampel air yang di ambil berasal dari embung dan
masuk kedalam kelas empat yang mana memiliki batas maksimum COD sebesar 100 mg/L.
Sedangkan kadar COD yang didapatkan dari sampel sebesar 326,5 mg/L. Hal ini
menunjukkan bahwa kadar COD pada sampel sudah melebihi batas maksimum.

Tingginya kadar COD akan berdampak bagi lingkungan yaitu meningkatnya


kandungan nutrient di badan air, sehingga akan menyebabkan eutrofikasi dan alga
blooming. Akibatnya, makhluk hidup yang ada di bawah air dapat mati karena kurangnya
oksigen untuk mereka hidup dan pendegradasian. Oleh sebab itu, biasanya untuk
menanggulangi permasalahan ini, dapat dilakukan metode tracking filter pada IPAL. Metode
tracking dilakukan penguraian bahan organik yang ada pada air limbah. Apabila terjadi
penurunan konsentrasi COD, maka akan semakin banyak partikel koloid yang dapat
mengendapkan zat organik dan COD juga dapat mengendap.

8
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

VIII. Kesimpulan

Pada percobaan ini, digunakan pengukuran kadar COD dengan spektrofotometer


dengan panjang gelombang 550 nm. Kemudian dari data yang diperoleh, menunjukkan
kadar COD dalam sampel sebesar 326,5 mg/L. Sedangkan, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, sampel air yang di ambil masuk kedalam kelas empat yang mana memiliki
batas maksimum COD sebesar 100 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa kadar COD pada
embung jati suruh sudah melebihi batas maksimum.

9
Praktikum Laboratorium Lingkungan 2018/2019
Laporan Semester Genap

IX. Daftar Pustaka

Keenan,dkk.1991.Kimia untuk Universitas.Jakarta:Erlangga

Rahayu, W.1993.Penanganan Industri Pangan.Yogyakarta:Kanisius

Revina,L.1993.Coagulation and Floculation.Virginia :Zeta Meca Inc

10

Anda mungkin juga menyukai