Anda di halaman 1dari 2

1.

Bagaimana cara orang dulu menemukan tanaman sebagai obat dan siapa yang
menemukannya ?
Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal dari tanaman yang di kenal
dengan sebutan obat tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan sebagai rebusan
atau ekstrak dengan aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman
dan cara pembuatannya.

Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli kimia mulai
mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman – tanaman sehingga
menghasilkan serangkaian zat – zat kimia sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman
Ephedra vulgaris , atropin dari Atropa belladonna, morfin dari Papaver somniferium,
digoksin dari Digitalis lanata, reserpin dari Rauwolfia serpentina, vinblastin dan Vinkristin
adalah obat kanker dari Vinca Rosea.

Namun tidak semua obat memulai riwayatnya sebagai obat anti penyakit, ada pula
yang pada awalnya digunakan sebagai alat ilmu sihir, kosmetika, atau racun untuk
membunuh musuh. Misalnya strychnin dan kurare mulanya digunakan sebagai racun panah
penduduk pribumi Afrika dan Amerika Selatan. Contoh yang lebih baru ialah obat kanker
nitrogen-mustard yang semula digunakan sebagai gas-racun (mustard gas) pada perang
dunia pertama.
2. Dari mana informasi tersebut didapatkan sehingga dijadikan obat tradisional
Sejak zaman dahulu, obat-obatan telah digunakan untuk mengobati penyakit pada
manusia dan hewan. Tanaman obat kuno menggambarkan kekuatan terapi tanaman dan
mineral tertentu. Kepercayaan terhadap kekuatan penyembuhan dari tanaman dan
sejumlah substansi tersimpan secara eksklusif pada pengetahuan tradisional, yang informasi
empirisnya tidak dikenakan dengan pemeriksaan kritis.

Praktek praktek pengobatan dicatat dimulai di daratan Mesopotamia sekitar 2600


sebelum masehi. Naskah pengobatan ditulis di atas cetakan tanah liat, dalam catatan
tercantum simtom penyakit, resep dari campuran obat yang digunakan, dan juga doa-doa
yang digunakan dalam penyembuhan. Di daratan Mesir, praktek pengobatan telah dimulai
sejak sekitar 2900 tahun sebelum masehi (SM). Dalam mitologi mesir kuno dikenal dewa
matahari (Iris/Ra/Holy Eye) dipercara sebagai dewa pengobatan. Dalam praktek
pengembuhan dewa matahari disimbulkan dengan R/. Simbul ini saat ini digunakan oleh
dokter sebagai simbul resep dalam menuliskan resep obat yang ditujukan kepada apoteker.

Ilmu pengobatan Cina, menurut legenda berasal dari akar kata Shen Nung (sekitar
2000 SM), seorang kaisar cina, yang mencari dan meneliti sekitar ribuan tanaman yang
berpotensial sebagai obat. Kaisar telah mencoba sendiri kasiat obat dan pengalamannya
tertuang dalam buku Pen T-Sao, yang memuat sekitar 365 tanaman sebagai obat. Shen Nung
telah mencoba setiap bagian dari tanaman, seperti akar, kulit batang, daun, bunga untuk
mengobatan, dan beberapa tanaman obat masih digunakan sampai sekarang, seperti
tanaman gingseng, huang ma (efedra).

Sumber obat sampai akhir abad 19, obat merupakan produk organik atau anorganik
dari tumbuhan yang dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral yang aktif dalam
penyembuhan penyakit tetapi dapat juga menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu
tinggi atau pada kondisi tertentu penderita. Untuk menjamin tersedianya obat agar tidak
tergantung kepada musim maka tumbuhan obat diawetkan dengan pengeringan. Contoh
tumbuhan yang dikeringkan pada saat itu adalah getah Papaver somniferum (opium
mentah) yang sering dikaitkan dengan obat penyebab ketergantungan dan ketagihan.
Dengan mengekstraksi getah tanaman tersebut dihasilkan berbagai senyawa yaitu morfin,
kodein, narkotin (noskapin), papaverin dll; yang ternyata memiliki efek yang berbeda satu
sama lain walaupun dari sumber yang sama Dosis tumbuhan kering dalam pengobatan
ternyata sangat bervariasi tergantung pada tempat asal tumbuhan, waktu panen, kondisi
dan lama penyimpanan. Maka untuk menghindari variasi dosis, F.W.Sertuerner (1783- 1841)
pada tahun 1804 mempelopori isolasi zat aktif dan memurnikannya, dan secara terpisah
dilakukan sintesis secara kimia. Sejak itu berkembang obat sintetik untuk berbagai jenis
penyakit.

Pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintetis mulai tampak kemajuannya,
dengan ditemukannya obat-obat termasyhur, yaitu Salvarsan dan Aspirin sebagai pelopor,
yang kemudian disusul oleh sejumlah obat lain. Pendobrakan sejati baru tercapai dengan
penemuan dan penggunaan kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940).
Sebetulnya sudah lebih dari dua ribu tahun diketahui bahwa borok bernanah dapat
disembuhkan dengan menutupi luka mengguanakan kapang-kapang tertentu, tetapi baru
pada tahun 1928 khasiat ini diselidiki secara ilmiah oleh penemu penisilin Dr. Alexander
Fleming.

3. Sejak tahun 1945 ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang pesat (mis. sintesa kimia,
fermentasi, teknologi rekombinan DNA) dan hal ini menguntungkan sekali bagi penelitian
sistematis obat-obat baru. Beribu-ribu zat sintetik telah ditemukan, rata-rata 500 zat setiap
tahunnya, yang mengakibatkan perkembangan revolusioner di bidang farmakoterapi.
Kebanyakan obat kuno ditinggalkan dan diganti dengan obat-obat mutakhir. Akan tetapi,
begitu banyak diantaranya tidak lama ‘masa hidupnya’, karena segera terdesak oleh obat
yang lebih baru dan lebih baik khasiatnya. Namun menurut taksiran lebih kurang 80% dari
semua obat yang kini digunakan secara klinis merupakan penemuan dari tiga dasawarsa
terakhir.

Anda mungkin juga menyukai