"PEMBUATAN SABUN"
OLEH :
4191220013
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR
Medan,18 November2019
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3
1. Latar Belakang..................................................................................................3
2. Perumusan hipotesa...........................................................................................3
3. Tujuan...............................................................................................................3
A. Tujuan..............................................................................................................4
B. Manfaat.............................................................................................................5
A. Hasil penelitian.........................................................................................6
B. Pembahasan penelitian .............................................................................7
BAB IV ...............................................................................................................8
1. Kesimpulan.......................................................................................................8
2. Saran.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1.1 Latar Belakang
Sabun merupakan produk kimia yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Pembuatan sabun telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Metode
pembuatan sabun pada zaman dahulu tidak berbeda jauh dengan metode yang
digunakan saat ini, walaupun tentunya kualitas produk yang dihasilkan saat ini jauh
lebih baik. Sabun dibuat dengan metode saponifikasi yaitu mereaksikan trigliserida
dengan soda kaustik (NaOH) sehingga menghasilkan sabun dan
produk samping berupa gliserin. Bahan baku pembuatan sabun dapat berupa
lemak hewani maupun lemak/minyak nabati. Penggunaan sabun dalam kehidupan
sehari-hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu
membersihkan. Berbagai jenis sabun ditawarkan dengan beragam bentuk mulai dari
sabun cuci (krim dan bubuk), sabun mandi (padat dan cair), sabun tangan cair) serta
sabun pembersih peralatan rumah tangga (krim dan cair).
. Sabun tersusun dari asam lemak, minyak dan lilin, dimana senyawa itu
mengandung ikatan tidak jenuh yang akan mudah teroksidasi. Reaksi tersebut
ditandai dengan keluarnya bau tengik pada sabun. Untuk menjaga kualitas sabun dari
reaksi oksidasi diperlukan bahan antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang
dapat menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi pada substrat yang mudah
teroksidasi dan telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat.
Antioksidan berfungsi sebagai senyawa yang dapat menghambat reaksi
radikal bebas penyebab penyakit karsinogenis, kardiovaskuler dan penuaan dalam
tubuh manusia serta menangkal radikal bebas yang berasal dari polusi, radiasi dan
asap rokok. Antioksidan diperlukan karena tubuh manusia tidak memiliki sistem
pertahanan antioksidan.
3
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dalam pembuatan sabun hal yang berpengaruh adalah konsentrasi NaOH,
waktu, suhu dan pengadukan serta sabun yang berkualitas baik dapat dipengaruhi
oleh bahan baku yang digunakan dan bahan pengisi sabun, bahan baku utama dalam
pembuatan sabun adalah lemak atau minyak yang diperoleh dari bahan- bahan nabati
dan hewani. Minyak yang digunakan dalam penelitian ini adalah gliserol
4
BAB II
STUDI PUSTAKA
Sabun cuci piring adalah cairan kental bening berwarna yang berfungsi untuk
membersihkan peralatan makan dan peralatan dapur pada umumnya. Pada dasarnya
cukup banyak bahan baku yang dapat dipakai dalam pembuatan sabun cuci piring.
Penggunaan sabun cuci piring tidak perlu terlalu banyak hanya saja perlu diperhatikan
agar menggunakan sabun cuci piring harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air.
Sabun cuci piring terbuat dari Texaphone atau cottoclarine BT yang dicampur
dengan sodium chloride. Sodium chloride yang digunakan adalah yang tidak
mengandung yodium dan bahan mineral lain, agar sabun yang dihasilkan lebih maksimal
dan lebih tahan lama. Derajat keasaman (pH) sabun yang baik adalah 7-8. Menurut
Wasitaatmaja (1997), pH yang sangat tinggi atau rendah dapat meningkatkan daya
absorbsi kulit sehingga kulit menjadi iritasi. Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah:
Texaphone
Texaphone atau nama lainnya Cottochlorine BT adalah sebagai bahan utama,
merupakan surfaktan yang menghasilkan busa yang banyak dengan gelembung yang
besar, dan memiliki daya bersih yang bagus. Zat pemberi busa, untuk meningkatkan
pencucian yang bersih, sebab tanpa busa kemungkinan besar sabun telah mengendap
sebagai sabun kalsium atau sabun tidak larut lainnya. Sifatnya sulit larut dalam air dan
juga sebagai bahan pengental utama dalam pembuatan sabun cuci piring. Texaphone
mempunyai ciri-ciri bentuk pasta putih kekuningan untuk yang konsentrasi 70%.
5
Sodium Chloride atau Natrium Chloride (NaCl) adalah garam dapur yang terbuat dari
air laut yang diuapkan dan membentuk Kristal serbuk. Garam yang digunakan dalam
pembuatan sabun cuci piring ini adalah garam yang tidak beryodium. Fungsi garam ini
sendiri dalam pembuatan sabun untuk membantu Texaphone agar mudah larut dalam air,
sebab Texaphone sulit larut dalam air bila tanpa sodium chloride, dan membantu
pengentalan pada sabun cair. Semakin banyak jumlah garam yang digunakan dalam sabun
maka sabun yang dihasilkan akan semakin kental, pengatur pH larutan sabun dan penambah
daya deterjensi.
Pewarna adalah sesuatu zat tambahan yang akan ditambahkan dalam bahan untuk
memberi kesan warna. Pewarna yang digunakan untuk dicampurkan pada sabun cuci piring
adalah pewarna makanan. Menggunakan pewarna makanan dianjurkan karena agar tidak
menempel lama pada barang – barang yang telah dicuci.
Pewangi dalam proses pembuatan sabun pewangi adalah salah satu bahan yang pasti
ada dalam pembuatannya karna pewangi inilah yang menerik perhatian dari sabun tersebut
selain untuk menarik perhatian pewangi juga sangat berguna bagi sabun itu sendiri.
Gliserin, gliserin banyak digunakan dalam produk kecantiakan. Gliserin akan
mempertahankan air terikat pada kulit sehingga kulit bias menjadi lebih lembab, jadi kita
tidak perlu khawatir tangan akan menjadi kasar saat terkena sabun apabila kita mencuci
piring atau yang lainnya karna di dalam sabun itu sendiri terdapat gliserin yang berfungsi
melembabkan kulit tangan kita saat kita menggunakan sabun tersebut.
6
BAB III
A. Tujuan Percobaan
1.Untuk mengetahui pengaruh penambahan texapon, dan NaCl yang digunakan untuk
membuat sabun cuci piring.
2. Untuk mengetahui proses tentang pembuatan sabun cuci piring.
B. Manfaat
Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bahan-bahan yang aman untuk di gunakn dalam
pembuatan sabun
7
BAB IV
METODE PENELITIAN
Bahan
a. Texapon 4,5 ons
b. Nacl 0,5 kg
c.Sls 1,5 ons
d Pewarna
e Pewangi
f Gliserol
h. air 7,5 L
Prosedur kerja
a. Memasukan texapon dan sls dan air 6 liter kedalam wadah kemudian
diaduk sampai larut dan tercampur dengan rata
b. Di tempat yang berbeda melarutkan Nacl di aduk sampai rata dan laru
jika di rasa sudah rata dan larut
c. Maka campuran antara texapon dan sls tadi di masukan kewadah yang
berisi Nacl dan dicampur hingga rata
d. Selanjurnya tambahkan pewarna, pewangi dan gliserol aduk hingga rata
e. Tunggu hingga beberapa jam agar hasil maksilmal
8
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Larutan 1 texapon + sls +air menghasilakn larutan keruh menghasilakn busa dan sedikit
kental
Larutan 2 Nacl + air larutan keruh
Larutan 1 ditambah larutan 2 larutan semakin banyak busa dan semakin kental
Larutan 4 ditambah pewarna manjadi berubah warna hijau
Kemudian ditambahkan pewangi dan gliserol sebagai pelembut
N Komposisi larutan Hasil
o
1. Texapon + Sls +air Larutan yang dihasilkan keruh dan
menghasilkan busa
2. Nacl + air Larutan nacl yang dicampur air berwarna
keruh
3. Texapon + air +Sls + larutan Nacl Larutan mengental dan menghasilkan
banyak busa
4. Texapon + air + Sls + larutan Nacl + Sudah menjadi sabun cair yang siap
pewangi + gliserol + pewarna digunakan, tetapi lebih baik jika di tunggu
hingga sehari baru digunakan agar hasil
maksimal
Pembahasan
Larutan texapon yang di tambah sls dan 6 l air yang di campur dan di larutkan berubah
warna menjaji keruh dan terdapat busa. Penambahan texapon berfungsi untuk menambah
busa dan mengangkat kotoran pada sabun. Air ditambah sedikit demi sedikit karna texapon
merupakan surfaktan yang mempunyai ujung berbeda, yaitu hidrofilik (suka air) dan
hidrofobik (suka lemak), jika ir ditambah sekaligus akan terjadi kesulitan dalam mencampur
texapon karna ujung yang hidrofobik akan sulit bereaksi dengan air. Penambahan air
berfungsi sebagai pelarut. Texapon dengan air h
arus benar benar larut, jika sudah homogeny maka di tambah kan larutan Nacl sebelumnya
larutan Nacl di alrutkan dengan air terlebih dahulu barulah kemudian di campurkan dengan
larutan texapon dan sls tadi. Nacl berfungsi untuk pengental cairan sabun cuci piring
tadi.kemudian ditambahkan pewarna, pewangi dan pelembut yang berguna untuk
memperindah penampilan sabun.
9
Dari pencampuran-pencampuran yang dilakukan Tekstur sabun menjadi sangat kental
kadar texapon yang sangat banyak, didukung oleh pengental NaCl yang menyebabkan
Texapon lebih larut, serta gelembung yang dihasilkan sangat banyak.
BAB VI
10
A. Kesimpulan
1. Semakin banyak Nacl yang digunakan maka sabun akan semakin kental
2. Semakin banyak texapon yang digunakan mak sabun akan semakin banyak
menghasilakn busa
3. Sabun yang di hasilakan dari bahan texapon adalah kental
4. Pembahan gliserol berfungsi untuk melembutkan
B. Saran
Dalam pembuatan sabun cuci piring harus benar-benar di perhatikan prosedur
pembuatannya dan jumlah bahn yang akan digunakan agar sabuk yang akan di buat
hasilnya maksimal
DAFTAR PUSTAKA
11
Kusmayanti, henny,dkk, 2018,Pelatihan dan Praktek Pembuatan Sabun Cuci Cair di Pkk
12