Anak
Hukum-Hukum Perkembangan
Dalam perkembangan manusia terdapat hukum-hukum yang diperoleh melalui penelitian, kajian
teori dan praktek. Carol Getwicki (1995) mengemukakan bahwa:
1. Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat diramalkan.
2. Perkembangan pada suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya.
3. Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu yang optimal.
4. Perkembangan itu maju berkelanjutan dan semua aspek-aspeknya merupakan kesatuan yang saling
mempengaruhi.
5. Setiap individu berkembang sesuai dengan waktunya masing-masing.
6. Perkembangan berlangsung dari yang sederhana kepada yang kompleks, dari yang umun ke yang
khusus.
Menurut Sutterly Donnely (1973) terhadap 10 prinsip dasar pertumbuhan.
1. Pertumbuhan adalah kompleks, semua aspek-aspeknya berhubungan sangat erat.
2. Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif.
3. Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur.
4. Pada pertumbuhan dan perkembangan terhadap keteraturan arah.
5. Tempo pertumbuhan tiap anak tidak sama.
6. Aspek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada waktu dan kecepatan berbeda.
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
8. Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat masa-masa kritis.
9. Pada suatu organisme akan kecenderungan untuk mencapai potensi perkembangan yang maksimum.
10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik.
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai fungsi pengalaman. Di dalamnya tercakup perubahan-
perubahan afektif, motorik dan kognitif yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain.
Albert bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian perilaku belajar adalah perubahan
sebagai fungsi pengalaman. Didalamnya tercakup perubahan-perubahan afektif, motorik dan kognitif
yang tidak dihasilkan oleh sebab-sebab lain.
Albert bandura (1969) menjelaskan sistem pengendalian perilaku. Stimulus control. Perilaku yang
muncul dibawah pengendalian eksternal, seperti bersin, bernafas dan mengedipkan mata. Outcome
control. Perilaku yang dilakukan untuk mencapai hasilnya, berorientasi pada hasil yang akan dicapai.
Symbolic control. Perilaku yang diarahkan oleh kata-kata yang dirumuskan, atau diarahkan oleh
antisipasi yang diimajinasikan dari hasil yang akan dicapai.
Beberapa ide umum tentang pengalaman belajar:
1. Keterlibatan dalam pengalaman belajar mempunyai pengaruh penting terhadap pembelajaran.
2. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang kehendak peserta didik untuk mau
melaksakan tugas sekalipun memgandung resiko.
3. Strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun pengaruh penting terhadap beberapa aspek
seperti: usia,kematangan, kepercayaan dan pengahargaan terhadap orang lain.
4. Pada umumnya pembelajaran berpengaruh kepada hal-hal khusus seperti menghargai orang lain dan
bersikap hati-hati kepada yang baru dikenal.
5. Terdapat banyak pengaruh yang dapat dipelajari melalui model (orang tua dan guru) sedang peserta
didik berusaha menirunya.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah dalam
situasi-situasi antara pribadi. Kepada guru diharapkan untuk menyadari bahwa setiap orang mempunyai
cara yang tertentu untuk mempelajari informasi baru agar tercapai semaksimum mungkin. Pengalaman
belajar seseorang sangat erat kaitannya dengam gaya belajar, cara belajarnya, yang dipengaruhi oleh
berbagai variabel, yaitu faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis dan lingkungan.
Pada awal pengalaman belajar, langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenali modalitas
kita masing-masing yaitu bagaimana menyerap informasi dengan mudah. Apakah modalitas kita visual,
yaitu belajar melalui apa yang dilihat, audotorial yaitu melalui apa yang didengar, atau kinestetik yaitu
melalui gerak dan sentuhan.
Dalam belajar, guru hendaknya mampu mengkomunikasikan materi dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan berbagai metode mengajar agar setiap anak dapat menyerap dan memahaminya
untuk kemudian digunakan pada saat diperlukan. Hal ini dapat dicapai bila guru mengetahui
karakteristik murid-muridnya yang visual, yang auditorial maupun kinestetik.
Konsepsi pengajaran tradisional yang mementingkan perkembangan intelektual kemudian
berubah. Sekolah yang modern lebih memerhatikan seluruh pribadi anak itu, baik mengenai segi emosi,
sosial, jasmani maupun segi intelektualnya. Sekolah berusaha dengan sengaja mengembangkan semua
aspek pribadi anak dengan memberikan bahan pelajaran yang sesuai dan dengan cara penyampaian
yang bervariasi.
Sebenarnya pribadi anak itu tidak dapat dipecah-pecah beberapa bagian yang terpisah-pisah.
Dalam segala tindakannya manusia itu bersikap sebagai suatu keseluruhan yang utuh.