Anda di halaman 1dari 9

Injektor

Nama: Hersanda Aditya Pangsetu


Absen: 13
Kelas: 1B TOE
NIM: 1941220067

Program Studi D-IV Teknik Otomotif Elektronik

Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Malang

2019

1
A. Tujuan
Pembuatan makalah ini berguna untuk menambah wawasan sipembaca
tentang injektor

B. Pengertian
Injektor adalah komponen pada motor diesel yang berfungsi untuk
mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar. (anonim 1. 2004:1)

C. Fungsi
Injektor berfungsi untuk mengabutkan bahan bakar dan menyemprotkan
bahan bakar tersebut ke saluran masuk (intake manifold), pada umumnya sebelum
katup masuk. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan tergantung dari tekanan
bahan bakar, besarnya lubang pada injektor, dan lamanya injektor tersebut
membuka. (Sutiman. 2005:7)

Gambar 1. Injektor (Sutiman. 2005:7)

D. Prinsip Kerja

Prinsip kerja injektor adalah pada saat plunyer memompakan bahan bakar
karena tekanan dari nok (cam). Nok akan meneruskan ke plunyer dan plunyer
tersebut menekan bahan bakar ke dalam ruang pipa tekanan tinggi (injection pipe)
melalui katup pengiriman (delivery valve).
Di dalam pipa tekanan tinggi (injection pipe), bahan bakar bertekanan tinggi
tersebut menekan jarum nosel (nozzle) mundur sehingga lubang pengabutan
(hole) terbuka dan bahan bakar akan keluar ke dalam ruang bakar dalam bentuk
partikel yang sangat kecil (kabut). (anonim 1. 2004:1)

2
Gambar 2. Komponen Injektor (anonim 1. 2004:2)

Pada komponen injektor antara nozzle body (badan nosel) dan nozzle
needle (jarum nosel) dikerjakan dengan presisi dengan toleransi 1/1000 mm (1/4
in). Karena itu, jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen, keduannya harus
diganti secara bersama-sama. (anonim 1. 2004:2)

Injektor memerlukan perawatan/perbaikan secara berkala agar usia pemakaian


lebih tahan lama.

Langkah Perawatan dan Perbaikan Injektor

a.  Pasang injektor pada injection nozzle tester.


b.  Buang udara dari mur sambungan union.

Gambar 3. Mengeluarkan udara dari injektor (anonim 1. 2004:2)

c.  Periksa tekanan injeksi dengan memompa injection nozzle tester 50-60 kali
permenit.
d.  Baca tekanan permukaan injeksi, tekanan 115-125 kg/cm², sedangkan injektor
lama 105-125 kg/cm².

3
e.  Suara injektor yang baik terdengar mendesis saat pengetesan.
f.  Untuk injektor yang baru diperbaiki tekanan permulaan yang digunakan 110-
125 kg/cm².

g.  Setel tekanan injeksi dengan shim (perapat).


h.  Shim tersedia dalam 20 ukuran dengan penambahan 0,05 mm dari 1,00-1,95
mm.
i.   Penambahan shim 0,05 mm akan mengubah tekanan injeksi kurang lebih 5
kg/cm².
j.   Periksa pola-pola semprotan injektor.

Gambar 4. Pola semprotan (anonim 1. 2004:3)

k.  Bentuk semprotan menyebar rata dengan sudut 4⁰.


l.   Pola semprotan berbentuk lingkaran (caranya letakkan kertas putih berjarak 30
cm).
m. Tidak boleh ada tetesan setelah injeksi.

Gambar 5. Pola semprotan (anonim 1. 2004:3)

4
n.  Tes kebocoran (gunakanlah tekanan bahan bakar sebesar 90 kg/cm² dan
periksa kebocoran pada dudukan katup injektor dan baut penahan). (anonim 1.
2004:3)

Durasi Injeksi
Durasi injeksi di kontrol oleh ECU berdasarkan input dari masukan sensor
sensor jumlah udara air flow meter / MAP sensor, temperatur udara, putaran
mesin, temperatur mesin, posisi pembukaan katup gas (TPS) dan emisi gas buang
(oxygen sensor). Durasi injeksi dikelompokkan menjadi 2 yaitu saat stater mesin
dan setelah stater sistem kontrol yang bekerja adalah sebagai berikut: (Sutiman.
2005:20)

a. Durasi injeksi saat starter


Durasi injeksi saat starter terdiri dari durasi injeksi dasar dan koreksi
durasi saat starter, koreksi durasi saat starter meliputi koreksi temperatur udara
masuk dan koreksi tegangan baterai

b. Durasi injeksi dasar (Basic Injection Duration)


Durasi injeksi dasar ditentukan berdasarkan 2 faktor utama yaitu jumlah
udara yang masuk ke dalam silinder dan dari putaran mesin

c. Koreksi temperatur udara masuk (Intake Air Temperature Corection)


Koreksi temperatur udara masuk merupakan penambahan lamanya durasi
injeksi, padasaat temperatur udara dingin dengan volume udara yang sama maka
akan menghasilkan masa yang lebih berat daripada temperatur udara saat panas,
oleh karena itu temperatur udara perlu di koreksi agar perbandingan campuran
udara dan bahan bakar tepat (Sutiman. 2005:20)

d. Koreksi Baterai (Battery Correction)


Koreksi baterai merupakan penambahan lama injeksi sebagai koreksi
perubahan tegangan baterai. Pada saat stater terjadi penurunan tegangan baterai

5
(voltage drop), sehingga injektor tidak segera membuka walaupun sudah
menerima signal dari ECU, kondisi tersebut akan menyebabkan terjadinya
kesalahan jumlah injeksi bahan bakar, sehingga durasi injeksi dapat di gambarkan
seperti berikut :

Gambar 6. Durasi injeksi (Sutiman. 2005:21)


e. Durasi Injeksi Setelah stater
Durasi injeksi setelah stater terdiri dari durasi injeksi dasar (basic injection
duration control), koreksi durasi injeksi (injection correction), koreksi tegangan
baterai (voltage correction) Durasi injeksi setelah setater Koreksi durasi injeksi
untuk menentukan lamanya injektor membuka akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor

1) Koreksi temperatur udara masuk (intake air temperature correction) Koreksi


udara masuk merupakan penambahan durasi lamanya injeksi bahan bakar
berdasarkan koreksi temperatur udara masuk menggunakan input data sensor
temperature udara (Air Temperature Sensor).

2) Penabaha setelah start (After Start Enrichment)


Penambahan setelah starter merupakan penambahan jumlah injeksi sehingga
campuran bahan bakar dan udara akan lebih kaya (Enrichment) untuk menjaga
mesin tetap stabil setelah mesin hidup, fungsi koreksi ini berdasarkan koreksi
temperatur mesin

3) Penambahan durasi untuk pemanasan (Warm-up enrichment)


Penambahan jumlah injeksi selama mesin masih dingin, agar perbandingan
campuran udara bahan bakar tetap optimal.

6
4) Koreksi perbandingan udara dan bahan bakar (Air Fuel Ratio Correction)
Koreksi perbandingan campuran udara dan bahan bakar dapat di bagi
menjadi dua yaitu :

a) Saat percepatan (accleration mode)


Saat pedal gas tiba-tiba diinjak maka thorttle valve membuka lebar, saat
kevakuman pada intake manifold melemah (tekanan naik) karena putaran mesin
masih rendah. ECU mendeteksi kondisis tersebut melalui MAP Sensor dan
throttle position sensor (TPS) untuk menambah jumlah injeksi atau kompensasi
>0 (Compensation rate >0)

b) Saat perlambatan (Deceleration mode)


Saat pedal gas di lepas maka throttle valve menutup, sehingga kevakuman di
dalam intake manifold tinggi (tekanan redah) karena putaran mesin masih tinggi
dan bukaan throttle kecil. ECU mendeteksi kondisi tersebut melalui MAP sensor
dan thorttle position sensor (TPS) untuk mengurangi jumlah injeksi
atau kompensasi<0 (Compensation rate <0)

5) Koreksi tenaga (Power Enrichment Correction)


Saat mesin dalam kondisi beban penuh diperlukan adanya penambahan jumlah
penginjeksian bahan bakar agar tenaga mesin naik. Indikasi mesin beban penuh
adalah dari pembukaan throttle valve membuka penuh namun putaran mesin
masih rendah. Penambahan jumlah injeksi berdasarkan kontrol dari ECU dan
mengambil input data berdasarkan masukan dari MAP sensor, throttle position
sensor (TPS) NE signal dan Speed sensor

6) Penghentian injeksi (Fuel Cut Injection)


Fuel cut injection terjadi saat putaran mesin berlebih (overrunning) dan saat
perlambatan (Deceleration)

7
a) Penghentian injeksi pada putaran berlebih (overrunning)
Fuel cut injectionmerupakan penghentian signal dari ECU ke injektor beberapa
saat sehingga tidak terjadi injeksi bahan bakar. ECU melakukan fuel cut
berdasarkan input data dari sensor putaran mesin (NE signal). Fuel cut injection
pada putaran tinggi terjadi apabila mesin bekerja melebihi batas putaran yang
ditentukan, batas maksimal putaran mesin setiap merek dan jenis kendaraaan
memiliki perbedaaan. Tujuan dari fuel cutinjection adalah melindungi mesin dari
kerusakan akibat putaran berlebihan

b) Penghentian injeksi pada saat perlambatan (Deceleration)


Deceleration fuel cut injection bertujuan untuk menghemat konsumsi bahan bakar
dan mencegah catalyst bekerja terlalu panas. Kerja dari deceleration fuel cut
injection berdasarkan input data dari MAP sensor, thorttle position sensor dan
temperatur mesin. Saat mesin dalam kondisi dingin penghentian injeksiakan
terjadi pada putaran yang lebih tinggi

7) Koreksi Baterai (Batertey Correction)


Saat kendaraan bekerja terjadi fluktuasi tegangan baterai akibat dari perubahan
beban kelistrikan. Perubahan tegangan baterai mempengaruhi kecepatan injektor
membuka, sehingga waktu membuka injektor akan berbeda dibandingkan dengan
durasi injeksi berdasarkan signal dari ECU. Adanya koreksi tegangan baterai
berfungsi untuk mencegah terjadinya kesalahan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan. (Sutiman. 2005:26)

8
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1. 2004, Injektor, Jakarta.
Sutiman, 2005, EFI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai