Anda di halaman 1dari 9

NAMA : NIA ADISTI HASAN

NIM : 105401125318
KELAS : PGSD 3 H

Sejarah Olahraga Menembak

Menembak adalah salah satu cabang olahraga yang membutuhkan keahlian tertentu. Untuk dapat
mengenai sasaran tembakan, dengan menggunakan senapan angin dalam berbagai ukuran. Selain
itu, kegiatan berburu juga termasuk dalam cabang olahraga menembak menembak. Kini berburu
dan menembak sasaran sudah menjadi kegemaran para atlit di Indonesia.

National Rifle Association of United Kingdom (NRA) didirikan pada tahun 1860. Lembaga ini
mengumpulkan dana untuk pertemuan senapan nasional tahunan "untuk mendorong Korps
Sukarelawan Sukarelawan dan mempromosikan Olah Raga Menembak ke seluruh Inggris".

Untuk alasan yang sama, prihatin dengan keahlian menembak yang buruk selama Perang Sipil
Amerika, perwira veteran Union Kolonel William C. Church dan Jenderal George Wingate
membentuk National Rifle Association of America pada tahun 1871 untuk tujuan
mempromosikan dan mendorong Olah Raga Menembak pada "ilmiah" "dasar. Pada tahun 1872,
dengan bantuan keuangan dari negara bagian New York, sebuah situs di Long Island, Creed
Farm, dibeli untuk tujuan membangun jajaran senapan. Dinamakan Creedmoor, rentang dibuka
pada tahun 1872, dan menjadi situs Pertandingan Nasional pertama sampai politik New York
memaksa NRA untuk memindahkan pertandingan ke Sea Girt, New Jersey.

Popularitas Pertandingan Nasional segera memaksa acara dipindahkan ke lokasi yang sekarang,
jauh lebih besar: Camp Perry . Pada tahun 1903, Kongres AS membentuk Dewan Nasional untuk
Promosi Praktek Senapan (NBPRP), sebuah dewan penasihat untuk Sekretaris Angkatan Darat,
dengan piagam yang hampir sama dengan NRA. NBPRP (sekarang dikenal sebagai Program
Senjata Sipil ) juga berpartisipasi dalam Pertandingan Nasional di Camp Perry.

Pada tahun 1903, NRA mulai mendirikan klub senapan di semua sekolah tinggi, universitas, dan
akademi militer. Pada tahun 1906, program pemuda berjalan lancar dengan lebih dari 200 anak
laki-laki berlaga di Pertandingan Nasional . Kini, lebih dari satu juta pemuda berpartisipasi
dalam acara olahraga menembak dan program afiliasi melalui kelompok-kelompok seperti 4-H ,
Pramuka Amerika, Legiun Amerika, Jaycees AS, NCAA, Liga Target Tanah Liat Sekolah
Menengah Atas AS, Target Tanah Liat Gramedia Program, Biro Penjaga Nasional, ROTC, dan
JROTC .

Juara menembak asal Prancis dan pendiri Olimpiade modern, Pierre de Coubertin, berpartisipasi
dalam banyak kompetisi awal ini. Fakta ini tentu saja berkontribusi pada dimasukkannya lima
peristiwa penembakan di Olimpiade 1896. Selama bertahun-tahun, berbagai peristiwa telah
diubah beberapa kali untuk mengimbangi standar teknologi dan sosial. target yang sebelumnya
menyerupai manusia atau hewan dalam bentuk dan ukurannya kini berbentuk melingkar untuk
menghindari mengaitkan olahraga dengan segala bentuk kekerasan. Pada saat yang sama,
beberapa acara telah dibatalkan dan yang baru telah ditambahkan. Olimpiade 2004 menampilkan
tiga disiplin penembakan (rifle, pistol, dan shotgun) di mana para atlet bertanding
memperebutkan 51 medali dalam 10 cabang putra dan 7 cabang putri — sedikit lebih sedikit dari
jadwal Olimpiade sebelumnya.

Di Olimpiade, olahraga menembak selalu menikmati perbedaan dalam pemberian medali


pertama Olimpiade. Secara internasional, Federasi Olahraga Penembakan Internasional (ISSF)
memiliki pengawasan terhadap semua peristiwa Olimpiade Menembak di seluruh dunia,
sementara Badan Pengatur Nasional (NGB) mengelola olahraga di masing-masing negara.
Setelah menembak ditetapkan sebagai olahraga terorganisir di AS, NRA adalah pilihan yang
jelas untuk mengelola partisipasi Amerika Serikat dalam pertandingan Olimpiade. NRA dengan
patuh mengelola dan secara internasional mendukung olahraga penembakan konvensional dan
konvensional (yaitu, Pertandingan Nasional ) selama lebih dari 100 tahun hingga pembentukan
USA Shooting .

Sejarah Olahraga Menembak Di Indonesia

Kegiatan berburu sudah ada sejak zaman colonial belanda. Bahkan pemerintah Belanda saat itu
membentuk suatu perkumpulan pemburu, yang disebut dengan nederlands Indische
Jagersgenootschap (NJG).

Tetapi setelah kemerdekaan Indonesia, kegiatan organisasi ini dialihkan ke dalam organisasi
baru. Yaitu Perhimpunan Olahraga Perburuan Indonesia (Forpi) sekitar tahun 1950-an. Titik
berat pembinaan ketika itu benar-benar bidang perburuan.

Sedangkan olahraga Menembak Sasaran masih mengalami beberapa hambatan, antara lain
peralatan olahraga Menembak Sasaran lebih mahal dari pada alat-alat Olahraga Berburu. Apalagi
lapangan Olahraga Menembak Sasaran masih sulit dibangun.

Olahraga berburu terus berkembang, apalagi peraturan belum ketat, sementara satwa masih
berlimpah. Sedangkan senjata-senjata yang digunakan juga senjata yang diperbaiki kembali dari
senjata militer, sehingga olahraga ini semakin berkembang.

Sekitar tahun 1960, sekelompok perwira Angkatan Darat mulai mempopulerkan Olahraga
Menembak Sasaran, meskipun dengan senjata yang sederhana, akhirnya juga berkembang.
Bahkan untuk Olimpiade di Roma, Indonesia mengirimkan atlit menembaknya.
Dalam PON V, akhirnya di Cimahi diresmikan berdirinya Perbakin (Persatuan Menembak dan
Berburu Seluruh Indonesia). Tahun 1961, selanjutnya Perbakin ikut menjadi anggota Olympic
Games Federation.

Seiring dengan kemajuan organisasi, alat-alat modern terus dilengkapi, terutama dalam rangka
penyelenggaraan pertandingan Internasional. Lapangan tembak (Shooting Range) yang dapat
memenuhi persyaratan mulai dibangun. Tahun 1962 dalam Asian Games IV, Perbakin mengikut
sertakan atlitnya untuk menembak sasaran dan berburu.

Kini olahraga menembak telah berkembang dengan amat pesat ke seluruh Indonesia, dengan
terbentuknya Perbakin Tingat I. masing-masing dengan AD/ADRT nya masing-masing.

Peralatan Olahraga Menembak

Target

Target, adalah papan lingkaran yang jaraknya 50 meter diukur dari garis depan dimana
penembak boleh meletakkan kaki depan atau sikunya. Selain itu terdapat bendera yang terletak
10 meter di depan penembak. Di belakang target, terdapat alat penangkap peluru.

Disamping target yang berjarak 50 meter, juga disediakan target untuk jarak 300 meter untuk
senapan caliber besar yang berdiameter 1000 mm.

Target terbuat dari bahan yang tidak memantulkan cahaya dengan berbagai ukuran sesuai
jaraknya. Target dalam 9 lingkaran nilai diantara 1-10 point, lingkaran paling dalam bernilai 10.

Pakaian
Pakaian tidak boleh sembarangan, terutama dalam hal bahan, ukuran dan ketebalan. Hal ini
untuk menghindari adanya penopang buatan.

Perhiasan lain seperti teleskop boleh dipakai tetapi tapi tidak boleh dipasang pada senapan.
Bandul boleh dipasang diatas lengan kiri selebar 40 mm dan harus disambung dengan ujung
tongkat senjata.

Cara Pertandingan Olahraga Menembak

Olahraga menembak sasaran dipertandingkan menurut jarak tembak, jenis dan caliber senjata
yang dipakai baik putra maupun putri.

Jarak Tembak

Senjata angin baik pistol maupun senapan adalah 10 meter.

Senjata api caliber kecil (Smalibore) untuk senapan 50 meter dan untuk pistol/revolver adalah
25-50 meter

Senjata api caliber besar (big bone) adalah 300 meter.

Kaliber

Senjata angin 4,5 mm

Senjata api caliber kecil, senapan 22 long dan pistol/revolver 22 ling/short.

Senjata api caliber besar: senapan 7,62 mm dan 12 GA, sedangkan pistol/revolver 32 dan 38
WC.

Jenis
Jenis senjata angin maupun senjata api untuk menembak sasaran baik bentuk ataupun beratnya
sangat berbeda dengan senjata angin atau senjata api untuk berburu atau beladiri, sebab untuk
menembak sasaran diperlukan ketepatan.

Oleh karenanya senjata-senjata diperlukan yang berat untuk memperoleh keseimbangan yang
baik, sedangkan panjangnya dimaksudkan agar uliran laras yang mikro berpengaruh positif
kepada larinya peluru setalah meninggalkan laras.

Untuk kegiatan Perburuan, Perbakin memisahkannya dari Komisi Menembak Sasaran. Untuk
berburu dengan senjata api dewasa ini menghadapi kesukaran-kesukaran dari yang berwenang,
sebab disamping ada pembatasan-pembatasan mengenai kepemilikan dan penggunaan senjata
api, juga berburunya itu sendiri harus ada izin sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.

Penilaian

Dihitung dari hasil tembakan yang mengenai sasaran menurut lingkaran nilai di papan target.
Dihitung dari 3 posisi penembak, tiarap, berdiri dan berlutut.

Caliber kecil 60 tembakan, masing-masing posisi sebanyak 20 tembakan. Lamanya 150 menit.
Caliber kelas 120 tembakan, masing-masing posisi sebanyak 40 tembakan. Lama tiarap 90
mneit, berdiri 120 menit dan berlutut 105 menit.

Itulah informasi seputar sejarah olahraga Menembak, semoga bisa menambah wawasan kita
semua perihal dunia olahraga. Sekian dan terima kasih.

Teknik dasar menembakTugas seorang petembak pada dasarnya adalah membuat gambar bidik
yang sempurna untuk menghantarkan sebuah proyektil/mimis dengan sempurna menuju sasaran
melalui laras dengan bantuan mekanik senjata.

Untuk dapat menghasilkan tembakan yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1. Kondisi senjata yang digunakan (diminyaki dan bersih, telah di zero)

2. Amunisi/peluru yang dipakai (kaliber sesuai, bentuk sempurna)

3. Kondisi lingkungan, dan (tidak lembab dan tidak berangin)

4. Kondisi petembak (segar dan fit)

Hal dasar yang harus dijadikan pedoman adalah proses terjadinya tembakan. Dimana untuk
mendapatkan hasil tembakan yang sempurna diperlukan pengaturan NABITEPI (NApas - BIdik
- TEkan PIcu). Pada proses ini, seorang petembak diminta untuk dapat berkonsentrasi dan fokus
penuh terhadap sasaran.

PERNAFASAN. Hal pertama yang perlu diatur adalah pernafasan. Dimana untuk mendapatkan
hasil tembakan yang baik, nafas tidak ditahan, melainkan ditarik dan dihembuskan secara
perlahan dan dinamis.

BIDIKAN. Bidikan yang baik tidak terlepas dari sikap tembak yang baik. Sikap tembak yang
baik adalah sikap tembak yang tidak dipaksakan/alami, dimana untuk posisi badan, lebar kaki,
angkatan tangan pada senjata dan mata sesuai dan terarah alami menuju sasaran.

TEKAN PICU. Yang terakhir dan sering merusak tembakan adalah perlakuan seorang
petembak pada picu/trigger senjata. Sering kali seorang petembak kehilangan peluang
mendapatkan tembakan yang sempurna karena perlakuan yang kasar terhadap picu (tarikan picu
dihentak) yang disebut jerking. Setenang apapun nafas kita, sebagus apapun gambar bidik kita,
jika eksekusi terakhir terhadap picu dihentak maka hilang sudah tembakan yang sempurna.

Untuk dapat menjadi seorang petembak yang baik tidak cukup hanya didukung oleh fisik yang
kuat dan senjata yang mahal. Dibutuhkan pula olah rasa dalam pengendalian emosi untuk
meningkatkan konsentrasi dan teknik tembakan.
Manfaat Olahraga Menembak

Manfaat olahraga menembak tentunya untuk kebugaran tubuh, menyehatkan jasmani dan rohani
bagi yang menjalankannya. Selain itu, manfaat lain yang bisa dipetik dengan menekuni olahraga
menembak banyak sekali. Antara lain:

Manfaat olahraga menembak tentunya untuk kebugaran tubuh, menyehatkan jasmani dan rohani
bagi yang menjalankannya. Selain itu, manfaat lain yang bisa dipetik dengan menekuni olahraga
menembak banyak sekali. Antara lain:

 Dapat melatih konsentrasi, ketepatan, dan kecepatan karena menembak membutuhkan


konsentrasi dalam mencari sasaran tembakan untuk mencapai hasil maksimal. Ketepatan
sasaran dalam menembak harus dimengerti benar. Kecepatan dibutuhkan dalam
mengatur waktu yang telah ditentukan dalam setiap melakukan penembakan.
 Dengan menembak melatih mental dan keberanian untuk dapat mengambil keputusan
dengan cepat.
 Dapat mengontrol diri atau melatih kesabaran.
 Dapat menjadi sarana untuk melepas kepenatan dari berbagai aktivitas keseharian.
 Untuk melatih bibit-bibit atlet yang akan mengharumkan nama bangsa di kancah
mancanegara dalam cabang olahraga menembak

Falsafah Olahraga Menembak

Seorang penembak yang berhubungan dengan senjata api, maka falsafah utama yang harus
dipegangnya adalah harus selalu memperlakukan senjata dalam keadaan terisi, kemudian
memastikan senjata aman dalam pegangan, ia pun harus mengerti bahwa sasaran yang akan
ditembak adalah sasaran yang tepat.
Seorang penembak harus memiliki kontrol diri yang kuat, mengontrol diri dari setiap keadaan
yang dapat mengganggu, tekanan, dan guncangan emosional, sehingga dapat menguasai diri dari
rasa takut dan ragu-ragu.

Seorang penembak harus memiliki motivasi yang besar yang ditanamkan di dalam diri untuk
berprestasi dan mengharumkan institusi, bangsa, dan negara.

Seorang penembak harus mempunyai percaya diri yang tinggi, percaya atas kemampuan diri
sendiri, bertanding dengan penuh percaya diri sehingga tidak pernah punya per asaan kalah
sebelum bertanding.

Anda mungkin juga menyukai