Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


          Pelayanan keperawatan yang bermutu adalah pelayanan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan. Upaya untuk memberikan keperawatan bermutu ini dapat
dimulai perawat dari adanya rasa tanggung jawab perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara profesional.
Keperawatan merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai
salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan
praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai
body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk implementasi
praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada individu,
keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan kesejahteraan
guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan dari sakit,
dengan kata lain upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitasi.
           Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara langsung berhubungan
dan berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat interaksi inilah sering
timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun tidak disengaja,
kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri pelaku dan
penerima praktek keperawatan.Oleh karena itu profesi keperawatan harus mempunyai
standar profesi dan aturan lainnya yang didasari oleh ilmu pengetahuan yang
dimilikinya, guna memberi perlindungan kepada masyarakat. Dengan adanya standar
praktek profesi keperawatan inilah dapat dilihat apakah seorang perawat melakukan
malpraktek, kelalaian ataupun bentuk pelanggaran praktek keperawatan lainnya baik itu
pelanggaran yang terkait dengan etika ataupun pelanggaran terkait dengan masalah
hukum.

1
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa pengertian Etik?
1.2.2 Apa tipe-tipe etik?
1.2.3 Apa yang di maksud dengan masalah etik ?
1.2.4 Bagaimana masalah etik yang mungkin terjadi dalam praktek keperawatan?
1.2.5 Bagaimana permasalahan etik dalam praktik keperawatan saat ini?
1.2.6 Bagaimana strategi penyelesaian masalah etik?
1.2.7 Bagaimana faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etik?

1.3 Tujuan

1.3.1 untuk mengetahui pengertian Etik

1.3.2 untuk mengetahui tipe-tipe etik

1.3.3 untuk mengetahui apa itu masalah etik

1.3.4 untuk mengetahui masalah etik yang mungkin terjadi dalam praktek keperawatan

1.3.5 untuk mengetahui permasalahan etik dalam praktik keperawatan saat ini

1.3.6 untuk mengetahui strategi penyelesaian masalah etik

1.3.7 untuk mengetahui factor yang mempengaruhi pengambilan keputusan etik

2
BAB II
KONSEP MASALAH ETIK

2.1 Pengertian Etik

Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia,


baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya
( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut
Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang
diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang
ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Mimin.
2002).
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan
bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-
aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan
buruk serta kewajiban dan tanggung jawab
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan
istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku,
apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat
disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma
moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau
yang buruk (Ismaini, 2001)

2.2 Tipe-Tipe Etik


1. Bioetik
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan
pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,
bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih

3
sempit, bioetik merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi
teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih
luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau
bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri,
yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu
dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian
pelayanan kesehatan.
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik. Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan
tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan.  Inti
falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika
keperawatan adalah sifat manusia yang unik (k2-nurse, 2009)

2.3 Masalah Etik


Etik berhubungan dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan
bagaimana mereka melakukan hubungan dengan orang lain. Etik tidak hanya
menggambarkan sesuatu,tetapi lebih kepada perhatian dengan penetapan norma atau
standar kehidupan seseorang dan yang seharusnya dilakukan. Etik di titik beratkan
pada pertanyaan atas apa yang baik dan yang buruk. Karakter,motif atau tindakan
yang benar dan salah.
Masalah etik perawatan kesehatan, dimana etik perawat menjadi bagiannya
menfokuskan sudut pandangnya pada apa yang baik dan benar untuk krsehatan dan
kehidupan manusia.

2.4 Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi Dalam Praktek Keperawatan

Perawat harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :

4
a. Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
b. Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan dalam mengatasi situasi :


a. Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
b. Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan
faktor-faktor subyektif lain

Langkah-langkah penyelesaian masalah :


1. Melakukan penyelidikan yang memadai
2. Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3. Memperluas pandangan tentang situasi
4. Kepekaan terhadap pekerjaan
5. Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek keperawatan :


1. Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam keperawatan karena :
a. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
b. Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2. Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan dengan baik dibutuhkan :
a. Pengetahuan klinik yang baik
b. Pengetahuan yang Up to date
c. Memahami issue etik dalam pelayanan keperawatan
3. Harapan perawat dimasa depan :
a. Perawat dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan
praktik keperawatan (Daryl Koehn ,Ground of Profesional Ethis,1994
b. Dengan memahami peran perawat tanggung jawab profesionalisme terhadap
patien atau klien akan meningkat
c. Perawat berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan
peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik
keperawatan

5
2.4 Permasalahan Etika dalam Praktek Keperawatan Saat Ini
            Adapun permasalahan etik yang yang sering muncul banyak sekali, seperti berkata
tidak jujur (bohong), abortus, menghentikan pengobatan, penghentian pemberian makanan
dan cairan, euthanasia, transplantasi organ serta beberpa permasalahan etik yang langsung
berkaitan dengan praktek keperawatan, seperti: evaluasi diri dan kelompok, tanggung jawab
terhadap peralatan dan barang, memberikan rekomendasi pasien pad dokter, menghadapi
asuhan keperawatan yang buruk, masalah peran merawat dan mengobati (Prihardjo,
1995).Disini akan dibahas sekilas beberapa hal yang berikaitan dengan masalah etik yang
berkaitan lansung pada praktik keperawatan.

1. Konflik etik antara teman sejawat


Keperawatan pada dasarnya ditujukan untuk membantu pencapaian kesejahteraan
pasien. Untuk dapat menilai pemenuhan kesejahteraan pasien, maka perawat harus mampu
mengenal/tanggap bila ada asuhan keperawatan yang buruk dan tidak bijak, serta berupaya
untuk mengubah keadaan tersebut. Kondisi inilah yang sering sering kali menimbulkan
konflik antara perawat sebagai pelaku asuhan keperawatan dan juga terhadap teman sejawat.
Dilain pihak perawat harus menjaga nama baik antara teman sejawat, tetapi bila ada teman
sejawat yang melakukan pelanggaran atau dilema etik hal inilah yang perlu diselesaikan
dengan bijaksana.

2. Menghadapi penolakan pasien terhadap Tindakan keperawatan atau


pengobatan
Masalah ini sering juga terjadi, apalagi pada saat ini banyak bentuk-bentuk pengobatan
sebagai alternative tindakan. Dan berkembangnya tehnologi yang memungkinkan orang
untuk mencari jalan sesuai dengan kondisinya. Penolakan pasien menerima pengobatan dapat
saja terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti pengetahuan, tuntutan untuk dapat
sembuh cepat, keuangan, social dan lain-lain. Penolakan atas pengobatan dan tindakan
asuhan keperawatan merupakan hak pasien dan merupakan hak outonmy pasien, pasien
berhak memilih, menolak segala bentuk tindakan yang mereka anggap tidak sesuai dengan
dirinnya, yang perlu dilakukan oleh perawat adalah menfasilitasi kondisi ini sehingga tidak
terjadi konflik sehingga menimbulkan masalah-masalah lain yang lebih tidak etis.

3. Masalah antara peran merawat dan mengobati

6
Berbagai teori telah dijelaskan bahwa secara formal peran perawat adalah memberikan
asuhan keperawatan, tetapi dengan adanya berbagai factor sering kali peran ini menjadai
kabur dengan peran mengobati. Masalah antara peran sebagai perawat yang memberikan
asuhan keperawatan dan sebagai tenaga kesehatan yang melakuka pengobatan banyak terjadi
di Indonesia, terutama oleh perawat yang ada didaerah perifer (puskesmas) sebagai ujung
tombak pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dari hasil penelitian, Sciortio (1992)
menyatakan bahwa pertentangan antara peran formal perawat dan pada kenyataan dilapangan
sering timbul dan ini bukan saja masalah Nasional seperti di Indonesia, tetapi juga terjadi di
Negara-negara lain.Walaupun tidak diketahui oleh pemerintah, pertentangan ini mempunyai
implikasi besar. Antara pengetahuan perawat yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
yang kurang dan juga kurang aturan-aturan yang jelas sebagai bentuk perlindungan hukum
para pelaku asuhan keperawatan hal inisemakin tidak jelas penyelesaiannya.

4. Berkata Jujur atau Tidak jujur


Didalam memberikan asuhan keperawatan langsung sering kali perawat tidak merasa
bahwa, saat itu perawat berkata tidak jujur. Padahal yang dilakukan perawat adalah benar
(jujur) sesuai kaedah asuhan keperawatan.
Sebagai contoh: sering terjadi pada pasien yang terminal, saat perawat ditanya oleh
pasien berkaitan dengan kondisinya, perawat sering menjawab “tidak apa-apa ibu/bapak,
bapak/ibu akan baik, suntikan ini tidak sakit”. Dengan bermaksud untuk menyenangkan
pasien karena tidak mau pasiennya sedih karena kondisinya dan tidak mau pasien takut akan
suntikan yang diberikan, tetapi didalam kondisi tersebut perawat telah mengalami dilema
etik. Bila perawat berkata jujur akan membuat sedih dan menurunkan motivasi pasien dan
bila berkata tidak jujur, perawat melanggar hak pasien.

5. Tanggung jawab terhadap peralatan dan barang


Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah menguntil atau pilfering, yang berarti mencuri
barang-barang sepele/kecil. Sebagai contoh: ada pasien yang sudah meninggal dan setalah
pasien meninggal ada barang-barang berupa obat-obatan sisa yang belum dipakai pasien,
perawat dengan seenaknya membereskan obat-obatan tersebut dan memasukan dalam
inventarisasi ruangan tanpa seijin keluarga pasien. Hal ini sering terjadi karena perawat
merasa obat-obatan tersebut tidak ada artinya bagi pasien, memang benar tidak artinya bagi
pasien tetapi bagi keluarga kemungkinan hal itu lain. Yang penting pada kondisi ini adalah
komunikasi dan informai yang jelas terhadap keluarga pasien dan ijin dari keluarga pasien itu

7
merupakan hal yang sangat penting, Karena walaupun bagaimana keluarga harus tahu secara
pasti untuk apa obat itu diambil.
Perawat harus dapat memberikan penjelasan pada keluarga dan orang lain bahwa
menggambil barang yang seperti kejadian diatas tidak etis dan tidak dibenarkan karena setiap
tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap peralatan dan barang ditempat kerja.
Selain itu ada juga permasalahan etik yg terjadi yaitu:
1)      Malpraktek
Balck’s law dictionary mendefinisikan malpraktek sebagai ” kesalahan profesional atau
kurangnya keterampilan tidak masuk akal "kegagalan atau satu layanan render profesional
untuk melatih bahwa tingkat keterampilan dan pembelajaran umum diterapkan dalam semua
keadaan masyarakat oleh anggota terkemuka rata bijaksana profesi dengan hasil dari cedera,
kerugian atau kerusakan kepada penerima layanan tersebut atau mereka yang berhak untuk
bergantung pada mereka ".
Bila dilihat dari definisi diatas maka malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang
disengaja (intentional) seperti pada misconduct tertentu, tindakan kelalaian (negligence),
ataupun suatu kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang tidak beralasan (Sampurno, 2005).
Malpraktek dapat dilakukan oleh profesi apa saja, tidak hanya dokter, perawat. Profesional
perbankan dan akutansi adalah beberapa profesi yang dapat melakukan malpraktek.
2)      Neglience (Kelalaian)
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Kelalaian adalah segala tindakan yang dilakukan dan dapat melanggar standar sehingga
mengakibatkan cidera/kerugian orang lain (Sampurno, 2005).
Sedangkan menurut amir dan hanafiah (1998) yang dimaksud dengan kelalaian adalah
sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap
hati-hati tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
Negligence, dapat berupa Omission (kelalaian untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
dilakukan) atau Commission (melakukan sesuatu secara tidak hati-hati). (Tonia, 1994).
Dapat disimpulkan bahwa kelalaian adalah melakukan sesuatu yang harusnya dilakukan
pada tingkatan keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan tindakan dibawah standar
yang telah ditentukan. Kelalaian praktek keperawatan adalah seorang perawat tidak
mempergunakan tingkat ketrampilan dan ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim

8
dipergunakan dalam merawat pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan
yang sama.
a) Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
1) Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau tidak
tepat/layak. Misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang
memadai/tepat
2) Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat. Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan
menyalahi prosedur
3) Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya. Misal: Pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur tapi tidak
dilakukan.
Sampurno (2005), menyampaikan bahwa suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan
dianggap lalai, bila memenuhi empat (4) unsur, yaitu:
1. Duty atau kewajiban tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan atau untuk tidak
melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan kondisi tertentu.
2. Dereliction of the duty atau penyimpanagan kewajiban.
3. Damage atau kerugian, yaitu segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien sebagai kerugian
akibat dari layanan kesehatan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
4. Direct cause relationship atau hubungan sebab akibat yang nyata, dalam hal ini harus
terdapat hubungan sebab akibat antara penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang
setidaknya menurunkan “Proximate cause”.  
b) Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang luas, tidak saja
kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit, Individu perawat pelaku
kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana, juga dapat berupa gugatan perdata
dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan bentuk dari
pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat pelanggaran autonomy, justice,
nonmalefence, dan lainnya. (Kozier, 1991) dan penyelesainnya dengan menggunakan dilema
etik. Sedangkan dari segi hukum pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara
individu dan profesi dan juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan,  dan

9
bila ini terjadi kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan
361 KUHP).

3)      Liability (Liabilitas)


Liabilitas adalah tanggungan yang dimiliki oleh seseorang terhadap setiap tindakan atau
kegagalan melakukan tindakan. Perawat profesional, seperti halnya tenaga kesehatan lain
mempunyai tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang timbulkan dari kesalahan
tindakannya. Tanggungan yang dibebankan perawat dapat berasal dari kesalahan yang
dilakukan oleh perawat baik berupa tindakan kriminal  kecerobohan dan kelalaian.
Seperti telah didefinisikan diatas bahwa kelalaian merupakan kegagalan melakukan sesuatu
yang oleh orang lain dengan klasifikasi yang sama, seharusnya dapat dilakukan dalam situasi
yang sama, hal ini merupakan masalah hukum yang paling lazim terjadi dalam keperawatan.
Terjadi akibat kegagalan menerapkan pengetahuan dalam praktek antara lain disebabkan
kurang pengetahuan. Dan dampak kelalaian ini dapat merugikan pasien

2.5 Strategi Penyelesaian Masalah Etik


Dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan etis, antara perawat dan
dokter tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan pendapat. Bila ini berlanjut
dapat menyebabkan masalah komunikasi dan kerjasama, sehingga menghambat
perawatan pada pasien dan kenyamanan kerja. (Mac Phail, 1988)Salah satu cara
menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan melakukan rounde ( Bioetics Rounds
) yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk
menyelesaikan masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang
kemungkinan terdapat permasalahan etis.

2.6 Proses Penyelesaian Etis Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit


a) Mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasikan data
Mendapatkan data sebanyak mungkin tentang dilema atau permasalahan yang
akan di selesaikan. Diantara masalah tersebut yang penting untuk diketahui adalah
harapan pasien, keluarga, dan luasnya masalah fisik yang dihadapi pasien serta emosi
yang dapat menyebabkan dilema bagi pasien.

10
Situasi etik yang biasa perawat hadapi sewaktu-waktu adalah ketika harus atau
tidak melakukan resusitasi pada pasien dirumah sakit dengan penyakit yang
dihadapinya.
Dokter sering memberikan instruksi bagi staff perawat untuk tidak melakukan
resusitasi tetapi melakukan tindakan yang membuat keluarga merasa tenang.dilema
perawat adalah ketika berusaha untuk memulihkan atau memberikan rasa nyaman
bagi pasien yang mempunyai dilema.setelah mengumpulkan informasi, maka perawat
perlu untuk menggabungkan pilihan informasi yang didapat untuk memperjelas atau
mempertajam fokus dari permasalahan yang dihadapi pasien atau klien.

b) Merumuskan dilema atau permasalahan yang terjadi


Setelah mengumpulkan dan menganalisa semua informsi yang ada,maka
perawat perlu untuk merumuskan permasalahan sejelas mungkin.secara umum,
prinsip dimana harapan pasien harus diikuti secara jelas jika tidak melampau batas
kewajaran. Apabila pasien menjadi tidak responsive sebelum mengekspresikan
keinginan mereka, kemudian juga keinginan keluarga haruslah diberikan
pertimbangan yang serius. Akan terjadi pula masalah yang baru jika apabila keinginan
keluarga berlawanan dengan keinginan pasien, jadi kita sebagai perawat yang
profesional harus dapat memberikan penyelesaian yang etis sesuai dengan kode etik
keperawatan yang akhirnya dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien.

c) Mempertimbangkan pilihan tindakan


Setelah merumuskan permasalahan sejelas mungkin, buatlah daftar semua
kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan etis.
Keperluan mendasar ini haruslah suatu aktivitas tukar pikiran dengan
mempertimbangkan semua kemungkinan tindakan yang dapatdilakukan. Proses
pertimbangan ini dapat memerlukan input/masukan dari sumber lain seperti: teman
sejawat,dokter atau pihak lain yang dapat memberikan masukan.

d) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari tiap tindakan


Beberapa tindakan yang muncul selama langkah sebelumnya dalam proses
penyelesaian etis ini menjadi lebih realistis, ini menjadi bukti nyata dalam langkah ini,
ketika kekuatan dan kelemahan dari setiap tindakan dipertimbangkan secara jelas.
Seiring dengan tiap pilihan, konsekuensi dalam mengambil tiap tindakan haruslah

11
dievaluasi secara keseluruhan. Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian,
maka perawat harus bisa memberikan penyelesaian etis selama pasien berada di
rumah sakit agar merasa nyaman dan dilindungi.

e) Membuat keputusan
Bagian yang sulit dari proses ini adalah ketika mengambil keputusan dan
kemudian mengikuti konsekuensinya. Biasanya dilema etik,atau permasalahan yang
dihadapi pasien menimbulkan perbedaan pendapat. Tidak semua orang senang dengan
keputusan yang perawat ambil. Keputusan yang paling baik yang diharapkan adalah
keputusan yang berdasarkan penyelesaian etis.Harapan pasien hampir selalu
mendukung keputusan independent dari pelayanan kesehatan profesional.
Penyelesaian secara kolaboratif antara pasien, dokter, perawat dan keluarga adalah
yang yang ideal dan cenderung untuk menghasilkan tujuan yang maksimal sesuai
harapan pasien.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan
dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan
nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat
dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima
tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap
etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan
tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap
hak-hak pasien, dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan
salah satu pihak.

3.2 SARAN
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya
mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau
bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).

13
DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika

Amir, Amri. 1997. Hukum Kesehatan. Jakarta: Bunga Rampai

Lubis, Sofyan. 2009. Mengenal Hak Konsumen dan Pasien. Jakarta: Pustaka Yusticia

14

Anda mungkin juga menyukai