Anda di halaman 1dari 15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan merupakan fertilisasi atau penyatuan spermatozoa

dan ovum yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu

(Prawirohardjo, 2008).

b. Lama Kehamilan

Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu. Kehamilan

terbagi atas 3 triwulan (trimester), kehamilan trimester I antara 0-12

minggu, kehamilan trimester II antara minggu 12-28 dan trimester

III antara minggu 28-40 (Mochtar, 2011).

c. Kebutuhan Gizi Selama Hamil

Menurut Prawirohardjo (2008), kebutuhan zat gizi wanita

hamil lebih besar bila dibandingkan dengan wanita tidak hamil dan

tidak menyusui. Kebutuhan zat gizi tersebut ialah sebagai berikut :

(1) Kalori

Jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk setiap

harinya adalah 2.500 kalori. Menurut Widyakarya Nasional

Pangan&Gizi (2012), dilihat dari Angka Kecukupan Gizi

commit
(AKG) tambahan to user
energi yang diperlukan ibu hamil pada

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

trimester I yaitu sebanyak 180 Kkal, trimester II 300 Kkal dan

trimester III 300 Kkal.

(2) Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85

gram/hari. Sumber protein tersebut dapat diperoleh dari tumbuh-

tumbuhan (kacang-kacangan) atau hewani (ikan, ayam, keju,

susu, telur).

(3) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram/ hari.

Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi

pengembangan otot dan rangka. Sumber kalsium yang mudah

diperoleh adalah susu, keju, yogurt dan kalsium karbonat.

(4) Zat besi

Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,

diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30

mg/hari terutama setelah trimester kedua (Prawirohardjo,

2008). Sumber makanan yang mengandung zat besi di

antaranya roti, sereal, kacang polong, sayuran dan buah-buahan

(Walsh, 2007).

(5) Asam folat

Selain zat besi, sel-sel darah merah juga memerlukan

asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat yang

dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mcg/hari (Prawirohardjo,


commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2008). Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang

kebutuhannya berlipat ganda selama kehamilan. Jenis makanan

yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati,

brokoli, bayam, asparagus, kacang-kacangan, ikan, daging,

jeruk dan telur (Prasetyono, 2009).

2. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Pengertian

KEK merupakan salah satu keadaan malnutrisi atau keadaan

patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau

lebih zat gizi (Supariasa, 2013).

Menurut Depkes RI (2002) dalam Program Perbaikan Gizi

Makro menyatakan bahwa KEK merupakan keadaan ibu yang

menderita kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung

lama atau menahun (kronis).

b. Tanda dan Gejala

KEK memberikan tanda dan gejala yang dapat dilihat dan

diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas (LILA)

kurang dari 23,5cm (Supariasa, 2013).

c. Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas (LILA)

(1) Pengertian

Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah antropometri yang

dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk

mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Ibu yang memiliki


commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ukuran LILA kurang dari 23,5 cm berisiko melahirkan bayi

BBLR (Depkes RI, 2008).

(2) Tujuan

(a) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik

ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang

mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah.

(b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar

lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan

KEK.

(c) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat

dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.

(d) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran

WUS yang menderita KEK.

(e) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS

yang menderita KEK.

(Supariasa, 2013)

(3) Ambang Batas

Ambang batas atau cut off point untuk WUS dan ibu

hamil dengan risiko KEK di Indonesia adalah < 23,5cm.

Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian merah

pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK

(Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2011).

commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi KEK

(1) Faktor sosial ekonomi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan

seseorang adalah tingkat sosial ekonomi (Departemen Gizi dan

Kesmas FKM UI, 2011). Ekonomi seseorang mempengaruhi

dalam pemilihan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Seseorang dengan ekonomi yang tinggi kemudian hamil maka

kemungkinan besar sekali gizi yang dibutuhkan tercukupi

(Kristiyanasari, 2010).

(2) Pendidikan

Faktor pendidikan juga mempengaruhi pola makan ibu hamil,

tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan

atau informasi tentang gizi yang dimiliki lebih baik, sehingga

bisa memenuhi asupan gizinya (Departemen Gizi dan Kesmas

FKM UI, 2011).

(3) Pekerjaan

Ibu yang sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang

terlalu berat karena akan memberikan dampak kurang baik

terhadap kehamilannya (Departemen Gizi dan Kesmas FKM

UI, 2011).

(4) Pendapatan

Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan antara

lain tergantung pada besar kecilnya pendapatan keluarga.


commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan

kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama

untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya

(Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2011).

(5) Usia ibu hamil

Semakin muda dan semakin tua umur seorang ibu yang sedang

hamil, akan berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang

diperlukan. Umur muda perlu tambahan gizi yang banyak

karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang

dikandungnya serta secara biologi belum optimal, emosinya

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah

mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya

perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilannya. Sedangkan untuk umur yang tua perlu energi

yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan

diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan

tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang

sedang berlangsung (Wibowo dan Basuki, 2006).

(6) Asupan makanan

Saat ibu hamil sering terjadi kekurangan gizi, hal ini terjadi

karena asupan zat gizi yang dikonsumsi tiap harinya tidak

mencukupi untuk proses pertumbuhan janin serta mendukung


commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

status gizi ibu hamil yang sehat. Jika ini dibiarkan berlarut-larut

akan menyebabkan ibu hamil yang sebelumnya tidak KEK

tidak mustahil akan mengalami KEK dan yang sudah KEK

justru akan menimbulkan bahaya yang lebih besar.

(7) Usia kehamilan

Pada trimester I diharapkan kenaikan berat badan normal antara

0,7-1,4 kg, namun pada trimester I ini umumnya ibu

mengalami nafsu makan ibu berkurang, sering timbul rasa mual

dan ingin muntah. Hal ini dapat mempengaruhi asupan gizi ibu

hamil.

(8) Keadaan infeksi

Hubungan infeksi (bakteri, virus dan parasit) dan kekurangan

gizi merupakan hubungan sinergis yang artinya infeksi akan

mempengaruhi status gizi dan mempercepat malnutrisi dan

sebaliknya malnutrisi akan mempengaruhi seseorang mudah

terkena penyakit infeksi, dengan mekanisme patologis yang

dapat bermacam-macam, baik secara sendiri-sendiri maupun

bersamaan yaitu penurunan asupan gizi akibat kurang nafsu

makan, peningkatan kehilangan cairan atau zat gizi akibat

diare, mual/ muntah. Selain itu penyakit yang umum terkait

dengan masalah gizi antara lain tuberculosis, campak dan batuk

rejan (whooping cough) (Supariasa, 2013).

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(9) Faktor jarak kehamilan

Jarak kehamilan dan melahirkan yang terlalu dekat akan

menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan

merugikan kesehatan ibu. Ibu tidak memperoleh kesempatan

untuk memperbaiki tubuhnya sendiri (ibu memerlukan energi

yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan

anaknya). Dengan mengandung kembali maka akan

menimbulkan masalah asupan gizi kurang bagi ibu dan

janin/bayi yang dikandung dikarenakan ibu hamil harus

memulihkan keadaan setelah melahirkan yang banyak

memerlukan energi tambahan untuk kehamilan berikutnya

sehingga keadaan ini dapat menyebabkan ibu mengalami

kekurangan energi (Baliwati, 2006).

(10) Faktor Paritas

Paritas (jumlah anak) merupakan keadaan wanita yang

berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan. Paritas juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi ibu

hamil. Perlu diwaspadai karena ibu pernah hamil atau

melahirkan anak 4 kali atau lebih, maka kemungkinan banyak

akan ditemui keadaan kesehatan terganggu seperti anemia,

kurang gizi, kekendoran pada dinding perut dan dinding rahim

(Roechjati P, 2003).

commit to user

13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Pengaruh KEK

Kekurangan energi kronik pada saat kehamilan dapat berakibat

pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.

(1) Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara

lain : anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara

normal dan terkena penyakit infeksi.

(2) Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan

lama, persalinan sebelum waktunya (premature), perdarahan.

(3) Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi

lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,

bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

(Waryana, 2010)

f. Langkah penanganan KEK

KEK dapat dicegah dan ditangani melalui berbagai langkah, antara

lain :

(1) Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makan

makanan yang berpedoman umum gizi seimbang

(2) Hidup sehat

(3) Tunda kehamilan

(4) Bila hamil segera dirujuk sedini mungkin

(5) Diberi penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan

oleh ibu hamil (Supariasa, 2013).

(6) Peningkatan variasi dan jumlah makanan.


commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

(7) Mengurangi beban kerja pada ibu hamil.

(Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2011)

3. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan sela atau waktu

antara kelahiran yang sebelumnya dengan kehamilan berikutnya

(Depkes RI, 2000). Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (2012), jarak

kelahiran yang ideal adalah 2-4 tahun, kerena jarak kelahiran yang

pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk

memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya.

Jarak antar kehamilan yang kurang dari 2 tahun dapat

meningkatkan risiko terjadinya kematian maternal. Persalinan dengan

interval kurang dari 24 bulan merupakan kelompok risiko tinggi untuk

perdarahan postpartum, kesakitan dan kematian ibu (Depkes RI, 2004).

Menurut Rose (2007), jarak ideal antar kelahiran adalah 18-36 bulan

sehingga dapat memberi kesempatan pada tubuh untuk memperbaiki

persediaannya dan organ-organ reproduksi anda telah siap untuk

mengandung kembali. Sesuai dengan pendapat Supariasa (2013), jarak

kelahiran anak yang terlalu dekat dan jumlah anak yang terlalu banyak

akan mempengaruhi asupan zat gizi dalam keluarga.

commit to user

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Paritas

a. Pengertian

1) Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang

mampu hidup diluar rahim (28 minggu) (Pusdiknakes, 2008).

2) Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan kelahiran

bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup. Titik

ini dipertimbangkan dicapai pada usia kehamilan 20 minggu

atau berat janin 500 gram (Varney, 2007).

3) Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang

dapat hidup viable (Wiknjosastro, 2002).

b. Klasifikasi Istilah Paritas

Menurut Bobak dkk,(2007) terdapat beberapa istilah yang merujuk

kepada jumlah paritas, yaitu:

1) Nullipara: seorang wanita yang belum pernah menjalani

kehamilan sampai janin mencapai tahap viabilitas (20 minggu

kehamilan).

2) Primipara: seorang wanita yang sudah pernah menjalani

kehamilan sampai janin mencapai tahap viabilitas (20 minggu

kehamilan).

3) Multipara: seorang wanita yang sudah pernah menjalani

kehamilan 2 atau lebih sampai janin mencapai tahap viabilitas

(20 minggu kehamilan).

commit to user

16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Faktor yang Mempengaruhi Paritas

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-

cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka

makin mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga

kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang

mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional

bahwa jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat.

Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat

pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa

status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai

anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup

sehari-sehari.

3) Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk

mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

commit to user

17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Budaya

Culture universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat

universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti

pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial,

adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari,

kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap

berbagai masalah. Latar belakang budaya yang mempengaruhi

paritas antara lain adanya anggapan bahwa semakin banyak

jumlah anak, maka semakin banyak rejeki.

5) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi

tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih

bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham

tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku

sesuai dengan apa yang ia ketahui.

(Friedman, 2005)

5. Hubungan Jarak Kehamilan dan Paritas Ibu hamil Dengan KEK

Jarak kehamilan yang terlalu dekat akan menyebabkan ibu

tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri.

Dengan mengandung kembali maka akan menimbulkan masalah gizi

berupa asupan zat gizi yang kurang bagi ibu dan janin/bayi yang

dikandung dikarenakan ibu hamil harus memulihkan keadaan setelah

commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

melahirkan yang banyak memerlukan energi tambahan untuk

kehamilan berikutnya (Baliwati, 2006).

Selain jarak kehamilan, paritas ≤ 1 dan usia muda berisiko

karena ibu belum siap secara medis maupun secara mental,

sedangkan paritas di atas 4 dan usia tua, secara fisik ibu mengalami

kemunduran untuk menjalani kehamilan (Depkes RI, 2004). Paritas

mempengaruhi status gizi pada ibu hamil karena dapat

mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang

dihadapi. Dengan terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat

gizi tubuh ibu hamil tersebut serta organ reproduksi belum kembali

sempurna seperti sebelum masa kehamilan sehingga dapat terjadi

kekurangan zat gizi (Departemen Gizi dan Kesmas FKM UI, 2011).

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini sebagai berikut :

Sosial Ekonomi
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan
Usia ibu hamil
Asupan makanan
KEK
Usia kehamilan
Infeksi

Jarak Kehamilan

Paritas Keterangan :

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Peneliti = diteliti


= tidak diteliti
commit to user

19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian Kekurangan

Energi Kronik pada ibu hamil di Puskesmas Ngoresan dan Puskesmas

Banyuanyar.

2. Ada hubungan antara paritas dengan kejadian Kekurangan Energi

Kronik pada ibu hamil di Puskesmas Ngoresan dan Puskesmas

Banyuanyar.

commit to user

20

Anda mungkin juga menyukai