Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Analisis Kuantitatif Perencanaan”

Oleh

Wulan Ramadana 60800118008

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

JURUSAN TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Shalawat beriringan salam penulis doakan kepada Allah SWT agar
senantiasa tercurahkan buat tambatan hati pautan cinta kasih yakninya Nabi Muhammad
SAW.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan makalah ini secara umumnya dan kepada Dosen Pembimbing
Metode Penelitian secara khususnya.

Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan karena
penulis masih dalam tahap pembelajaran. Namun, penulis tetap berharap agar makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kritik dan saran dari penulisan makalah ini sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan penyempurnaan pada makalah penulis berikutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima
kasih.

Luwu Utara, 23 Maret 2020

Wulan Ramadana

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan mengenai tindakan apa


yang terbaik untuk membawa perubahan-perubahan atau pengembangan dan
bagaimana tindakan itu dilakukan. Tujuan perencanaan adalah untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu yang diidentifikasikan atau ditentukan sebelum pekerjaan
dimulai (Conyer dan Hills, 1984). Perencanaan merupakan suatu kegiatan yang
menghubungkan antara pengetahuan dan tindakan yang distrukturkan dengan baik.
Oleh karena itu, Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan proses untuk
merumuskan rencana wilayah dan kota sebagai dasar untuk membawa perubahan-
perubahan dan pengembangan wilayah dan kota menuju masa depan yang lebih
baik, didasarkan pada hubungan antara pengetahuan dan tindakan yang akan
dijalankan. Dalam proses pengambilan keputusan tersebut, salah satunya perlu
didukung oleh berbagai metode analisis yang akan membantu mengungkapkan
karakteristik spesifik wilayah dan kota di masa lalu, di masa sekarang maupun
kecenderungannya di masa depan. Dengan demikian akan diperoleh pengetahuan
sebagai dasar pengambilan keputusan yang dapat dipercaya dalam menentukan
tindakan masa depan, yang selanjutnya akan menghasilkan produk rencana yang
efektif. Dalam modul ini akan dijelaskan konsep dasar Metode Analisis Perencanaan,
yang merupakan dasar untuk memahami Metode Analisis Perencanaan secara
keseluruhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis keunggulan?
2. Bagaimana analisis lokasi?
3. Bagaimana Aspek Pemerataan Pendapatan?
4. Bagaimana Analisis Investasi Dan Pembiayaan Pembangunan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisis keunggulan
2. Untuk mengetahui analisis lokasi
3. Untuk mengetahui aspek pemerataan pendapatan
4. Untuk mengetahui analisis investasi dan pembiayaan pembangunan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Keunggulan
1. Analisis Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif tiga alternative model, yaitu:
a. Model Organisasi-Industri (Industrial-Organization atau I/O), keunngulan kompetitif
tahapan model I/O
• Pelajari lingkungan eksternal
• Pilih industri yang menarik
• Formulasikan strategi
• Kembangkan dan peroleh aset yang diperlukan
• Implementasi strategi
• Gunakan kekuatan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi
• Berusaha mencapai kinerja di atas rata-rata industri
b. Model berbasis sumber daya (Resource-Based View atau RBV),keunggulan
kompetitif pada tahapan ini yaitu:
• Mengidentifikasi sumber daya perusahaan
• Tentukan kapabilitas perusahaan
• Tentukan bagaimana sumber daya dan kapabilitas perusahaan dapat
menciptakan keunggulan kompetitif
• Lokasikan suatu industri dengan peluang yang dapat dieksploitasi
• Pilih strategi terbaik untuk mengeksploitasi sumber daya dan kapabilitas dalam
lingkungan industri
• Mengimplementasikan strategi yang dipilih agar mengungguli pesaing dan
memperoleh penghasilan di atas rata-rata industri
c. Model Gerilya (Guerilla) , keunggulan dari tahapan model ini yaitu:
• Berbagai macam gangguan yang signifikan dan tidak diperkirakan sebelumnya
dapat menghambat perusahaan dalam mencapai keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan
• Sebuah organisasi yang berhasil harus pandai dalam menyesuaikan dengan
setiap perubahan yang terjadi

2. Analisis Keunggulan Komparatif


4
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage) merupakan teori
yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional terjadi
bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat bahwa
keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi barang
dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara lainnya.
Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan timah.
Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang murah,
tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah. Sebaliknya,
Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah. Dengan
demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi kopi dan
Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah. Perdagangan
akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi dan timah.

Dalam teori keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar


kehidupan dan pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasi produksi
barang atau jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.

B. Analisis Lokasi

1. Analisis lokasi Industri Dan Pengukurannya

2. Index Distribusi Dan Asosiasi

C. Aspek Pemerataan Pendapatan

1. Distribusi Pendapatan

Penghapusan kemiskinan dan berkembangnya ketidakmerataan distribusi


pendapatan merupakan inti permasalahan pembangunan. Walaupun titik perhatian
utama kita pada ketidakmerataan distribusi pendapatan dan harta kekayaan (assets),
namun hal tersebut hanyalah merupakan sebagian kecil dari masalah
ketidakmerataan yang lebih luas di NSB. Misalnya ketidakmerataan kekuasaan,
prestise, status, kepuasan kerja, kondisi kerja, tingkat partisipasi, kebebasan untuk
memilih, dan lain-lain. Lewat pemahaman yang mendalam akan masalah
ketidakmerataan dan kemiskinan ini memberikan dasar yang baik untuk menganalisis
masalah pembangunan yang lebih khusus seperti: pertumbuhan penduduk,
pengangguran, pembangunan pedesaan, pendidikan, perdagangan intenasional dan
sebagainya.

5
Pembahasan masalah distribusi pendapatan dan kemiskinan ini sebenarnya sulit
untuk dipisahkan. Namun demikian, pada bagian ini lebih ditekankan pada
pembahasan masalah distribusi pendapatan dengan menyinggung sedikit masalah
kemiskinan. Pendekatan yang sederhana dalam masalah distribusi pendapatan dan
kemiskinan adalalah dengan memakai kerangka kemungkinan produksi (production
Possibility Framework) (Todaro, 1995). Untuk melukiskan permasalahannya, produksi
dalam suatu daerah atau negara dibedakan menjadi dua kelompok barang, yaitu
barang kebutuhan pokok (makanan, minuman, pakaian dan perumahan) serta yang
kedua barang mewah. Dengan asumsi semua faktor produksi telah dimanfaatkan
secara penuh, maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana menentukan
kombinasi barang yang akan diproduksi dan bagaimana masyarakat menurut
pilihannya.

2. Kurva Lorenz

Cara lain untuk mengalisis distribusi pendapatan perorangan adalah membuat


kurva yang disebut kurva Lorenz. Dinamakan kurva Lorenz adalah karena yang
memperkenalkan kurva tersebut adalah Conrad Lorenz seorang ahli statistik dari
Amerika Serikat. Pada tahun 1905 ia menggambarkan hubungan antara kelompok-
kelompok penduduk dan pangsa (share) pendapatan mereka.

Semakin jauh kurva Lorenz tersebut dari garis diagonal (kemerataan sempurna),
semakin tinggi derajat ketidakmerataan yang ditunjukkan. Keadaan yang paling
ekstrim dari ketidakmeraan sempurna, misalnya keadaan dimana seluruh pendapatan
hanya diterima oleh satu orang, akan ditunjukkan oleh berhimpitnya kurva Lorenz
tersebut dengan sumbu horizontal bagian bawah dan sumbu vertikal sebelah kanan.

3. Koefisien Gini

Suatu ukuran yang singkat mengenai derajat ketidakmerataan distribusi


pendapatan dalam suatu negara biasa diperoleh dengan menghitung luas daerah
antara garis diagonal (kemerataan sempurna) dengan kurva Lorenz dibandingkan
dengan luas total dari separuh bujur sangkar dimana terdapat kurva Lorenz tersebut.

4. Membuat Kurva Lorenz dan Menghitung Koefisien Gini dengan MS Excel

6
Koefisien Gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan agregat
(secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna)
hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Koefisien Gini dapat diperoleh dengan
menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dan kurva Lorenz dibagi
dengan luas separuh bidang di mana kurva Lorenz itu berada. Dalam ilmu Ekonomi
Industri, Koefisien Gini juga dapat dipergunakan untuk melihat konsentrasi pasar.

Berikut adalah petunjuk ringkas untuk menghitung Koefisien Gini dan membuat
Kurva Lorenz. Formulasi perhitungan dan pembuatan kurva dapat dilakukan dengan
menggunakan software Microsoft Excel.

Formulasi pada CELL utama:

Total CAP,C1 = SUM(C7:C200)


Total DIFF,C2 = SUM(I7:I200)
Jumlah entitas N,C3 = MAX(D:D)
Gini Coefficient,C4 = 2*C2/(C3-1)

KOLOM:

7
COMP, input nama entitas/organisasi-lakukan input langsung nama entitas/organisasi,
misalnya pada Cell B7 = “Comp 1″, dan seterusnya.

CAP, adalah kapasitas atau share pada pasar dari setiap entitas/organisasi. Input
langsung data, misalnya Cell B7 = “10″, dan seterusnya.

ID, adalah identitas nomor urut entitas/organisasi, dari yang paling kecil ke yang paling
besar berdasarkan share pada pasar. Pada Cell D7 input angka “1″, kemudian pada
Cell di bawahnya, misalnya Cell D8 masukkan formulas [=1+D7], dan seterusnya.

CUM, adalah kumulatif dari pangsa pasar dari entitas/organisasi dengan pangsa
paling kecil ke yang paling besar. Formula pada cell E7 = SUM($C$7:C7), copy
formula ini untuk setiap cell di bawahnya.

NORM ID adalah normalisasi dari ID, pada Cell F7 masukkan angka Nol (“0″),
kemudian pada cell F8 masukkan formula F8 = F7+1/($C$3-1), copy formula ini untuk
setiap cell di bawahnya.

LORENZ adalah titik-titik yang diperlukan untuk membentuk Kurva Lorenz, pada cell
G7 masukkan formula =(E7-$E$7)/($C$1-$E$7) dan copy formula ini untuk setiap cell
di bawahnya.

EQUALITY adalah titik-titik yang diperlukan untuk membentuk garis Equality, nilainya
sama dengan NORM ID, pada cell H7 masukkan formula = F7 dan copy formula ini
untuk setiap cell di bawahnya.

DIFF adalah selisih antara EQUALITY dengan LORENZ, pada cell I7 formulasinya
adalah = H7-G7, copy formula ini untuk setiap cell di bawahnya.

Agar urutan entitas dapat urut dari pangsa pasar terendah hingga tertinggi,
lakukan SORT pada area [B6..C26] sehingga cell [C7..C26] terurut dari yang paling
rendah hingga yang paling tinggi. Kurva Lorenz kemudian dapat dibuat dengan
memplotkan area [G6..H26] ke dalam fungsi chart.

D. Analisis Investasi Dan Pembiayaan Pembangunan

Analisis Investasi Ada Berbagai Metode, Metode Yang Biasa Digunakan Yaitu :

1. Metode Net Present Value

8
Setelah kelemahan pada metode-metode sebelumnya, orang mulai mencari cara
untuk memperbaiki keefektifan evaluasi proyek. Metode yang dimaksud
adalah nilai sekarang bersih (NPV). Yang mengandalkan pada teknik arus
kas yang didiskontokan.
Untuk mengimplementasikan pendekatan ini, kita ikuti proses sebagai berikut : (1)
Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus keluar,
yang didiskontokan pada biaya modal proyek, (2) Jumlahkan arus kas yang
didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek, (3) Jika NPV adalah
positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka proyek
itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually exclusive,
maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih. Persamaan untuk NPV
adalah sebagai berikut

RUMUS
T
Ct
NPV = ∑ - C0
t −i ( 1+r ) t

Net Present Value (NPV) atau nilai sekarang bersih adalah analisis manfaat finansial
yang digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat
dari nilai sekarang (present value) arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan
dengan nilai sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas bersih adalah
laba bersih usaha ditambah penyusutan, sedang jumlah investasi adalah jumlah total
dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat-alat produksi yang
dibutuhkan dalam menjalankan suatu usaha.

Jadi, untuk menghitung NPV dari suatu usaha diperlukan data tentang: (1) jumlah
investasi yang dikeluarkan, dan (2) arus kas bersih per tahun sesuai dengan umur
ekonomis dari alat-alat produksi yang digunakan untuk menjalankan usaha yang
bersangkutan. Berdasarkan kedua data tersebut, NVP dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.

Shook (2002;372) berpendapat bahwa :


“Konsep net present value merupakan metode evaluasi investasi yang menghitung
nilai bersih saat ini dari uang masuk dan keluar dengan tingkat diskonto atau tingkat
imbal hasil yang disyaratkan. Investasi yang baik mempunyai nilai bersih saat ini
yang positif”.

9
Sedangkan menurut Bambang Riayanto (1992;115) mengatakan bahwa :
“Net present value adalah selisih antara present value dari keseluruhan proceeds
yang didiscontokan atas dasar biaya modal tertentu dengan present value
pengeluaran modal”.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Net Present Value adalah
Sebuah metode evaluasi Investasi dengan mengukur selisih antara present value
dari proceeds dan nilai investasi awal. Kriteria kelayakan dari proyek ini adalah :
Proyek layak jika NPV bertanda positif dan sebaliknya tidak layak jika NPV bertanda
negatif.

Kesimpulan, jika NPV > 0, proyek sebaiknya diterima

2. Metode “Internal Rate Of Return”

Metode ini untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan


tingkat pengembalian atas investasi yang dihitung dengan mencari tingkat diskonto
yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas masuk proyek yang diharapkan
terhadap nilai sekarang biaya proyek atau sama dengan tingkat diskonto yang
membuat NPV sama dengan nol.

Ukuran kedua yang sering digunakan dalam analisis manfaat finansial adalah
internal rate of return (IRR) atau tingkat pengembaliandari investasi. IRR menunjukan
tingkat discount rate atau tingkat keuntungan dari investasi yang menghasilkan NPV
sama dengan nol.

Teknik perhitungan dengan IRR banyak digunakan dalam suatu analisis


investasi, namun relatif sulit untuk ditentukan karena untuk mendapatkan nilai yang
akan dihitung diperlukan suatu 'trial and error' hingga pada akhirnya diperoleh tingkat
bunga yang akan menyebabkan NPV sama dengan nol. IRR dapat didefinisikan
sebagai tingkat bunga yang akan menyamakan present value cash inflow dengan
jumlah initial investment dari proyek yang sedang dinilai.

Dengan kata lain, IRR adalah tingkat bunga yang akan menyebabkan NPV sama
dengan nol, karena present value cash inflow pada tingkat bunga tersebut akan
sama dengan initial investment. Suatu usulan proyek investasi akan ditetima jika IRR
> cost of capital dan akan ditolak jika IRR < cost of capital. Perhitungan IRR untuk
pola cash flow yang bersifat seragam (anuitas), relatif berbeda dengan yang berpola
tidak seragam.

10
Untuk mengitung IRR digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus :

NPV '
IRR = i’+ (i”+i’)
NP V ' −NPV ¿

Dimana:

I’ = Tingkat discount rate 480 (DR) pada saat NPVpositif

I” = Tingkat discount rate(DR) pada saat NPVnegatif

NPV’ = Nilai NPV positif

NPV’ = Nilai NPV negatif

Kelemahan secara mendasar menurut teori memang hampir tidak ada, namun
dalam praktek penghitungan untuk menentukan IRR tersebut masih memerlukan
penghitungan NPV

Kesimpulan, Jika IRR ≥ Cost of Capital maka : Proyek dipertimbangkan diterima.

3. Profitaility Index atau Benefit Cost Ratio

Profitability index atau benefit cost ratio adalah perbandingan antara nilai
sekarang dari aliran kas masuk di masa yang akan datang dengan nilai investasi.
Selama PI tersebut sama dengan atau lebih besar dari satu, maka kita akan menerima
usulan investasi tersebut.Secara umum Kalau metode NPV dan PI dipakai untuk
menilai suatu usulan investasi, maka hasilnya akan selalu konsisten. Dengan kata
lain., kalau NPV mengatakan diterima, maka PI juga mengatakan diterima. Demikian
pula sebaliknya. Sehingga untuk menghitung PI harus terlebih dahulu menghitung
NPV dan ada beberapa kasus lain, dimana setelah perhitungan PI belum dapat
mengambil keputusan, sebelum dikembalikan ke metode NPV.

Profitability Index (PI), Shook (2002;456) mengatakan bahwa:

“Profitability index adalah Prediksi arus kas masa depan perusahaan dibagi
investasi awalnya”. Suad Usman dan Suwarsono (1994;192) mengatakan bahwa

11
profitability index menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan
penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang investasi". Dari kedua
pengertian profitability index tersebut dapat disimpulkan profitability index adalah
metode Prediksi kelayakan suatu proyek dengan membandingkan nilai penerimaan-
penerimaan bersih dengan nilai investasi, dengan kriteria kelayakan apabila PI lebih
besar dari pada (satu) 1 maka rencana investasi dapat diterima, sedangkan apabila PI
lebih kecil dari pada (satu) 1 maka rencana investasi ditolak. Kesimpulan, Proyek
sebaiknya diterima PI > 1

4. Break Event Point (BEP)

Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi
perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari
jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu
untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.

Rumus Analisis Break Even :

BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit)

Keterangan :

 Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit
yang diproduksi.

 Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit
jumlah barang yng diproduksi.

BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami
kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur.

Keterangan Tambahan :

 NPV merupakan selisi antara pendapatan dan pengeluaran yang sudah di-present
value-kan. NPV>0 berarti investasi tersebut menguntungkan, sebaliknya jika NPV<0
maka investasi tidak menguntungkan.
 IRR merupakan tingkat suku bunga dimana besarnya pendapatan yang sudah di-
present value-kan sama dengan besarnya pengeluaran yang sudah di-present value-
kan. IRR>faktor diskonto berarti investasi menguntungkan, sebaliknya jika IRR<faktor
diskonto maka investasi tidak menguntungkan.

12
 PI (Profitaility Index atau Benefit Cost Ratio) merupakan perbandingan antara
pendapatan dan modal/investasi yang sudah di-present value-kan. PI > 1
menunjukkan investasi menguntungkan sedangkan PI<1 menunjukan investasi tidak
menguntungkan.
 POT merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan semua
pengeluaran dalam suatu investasi.Suatu investasi menguntungkan jika POT<umur
ekonomis investasi, sebaliknya suatu investasi tidak menguntungkan jika POT>umur
ekonomis investasi.

13

Anda mungkin juga menyukai