Anda di halaman 1dari 47

TELAAH MATERI PAI SMP KELAS VII DAN SMA KELAS X

BIDANG STUDI SKI


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Telaah Materi PAI Mts/Ma
Dosen Pengampu: Rahmi Anekasari, M. Pd. I

Disusun Oleh:
Kelompok 4
1. Safaatul Mirzanah (2118063)
2. Vivti Kholisah (2118068)
3. Rara Ameliya (2118069)
4. Shaumi Afiana (2118071)
Kelas: D

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya. Tak
lupa sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad
SAW. Alhamdulilah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Telaah Materi Pai SMP Kelas VII Dan SMA Kelas X”
Alhamdulilah, makalah ini dapat terselesaikan atas izin Allah SWT dan berkat
bimbingan yang diberikan oleh ibu dosen pengampu mata kuliah telaah materi PAI
Ibu Rahmi Anekasari, M. P.d. maupun dukungan dari temen-temen semua.
Makalah ini dibuat dengan semaksimal mungkin, namun apabila masih
banyak salah dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah ini
dapat membantu menambah wawasan dan pengetahuan para pembacanya. Oleh
karena itu saran dan kritik dari para pembaca sangat diperlukan oleh penulis agar
dilain kesempatan pembuatan makalah tidak terjadi kekurangan hal yang sama pada
makalah selanjutnya.

Pekalongan, 11 Maret 2020

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Telaah Materi SMP Kelas VII......................................................................................5
B. Telaah Materi SMA Kelas X......................................................................................20
BAB III PENTUP..................................................................................................................46
A. Simpulan....................................................................................................................46
B. Saran..........................................................................................................................46
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................47

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai seorang guru sebelum mengajarkan materi dalam mata
pelajaran apapun, diharuskan untuk menelaah terlebih dahulu tentang materi
yang akan diajarkannya. Telaah Materi PAI adalah suatu kajian terhadap
kompetensi, materi, evaluasi serta perencanaan pembelajaran yang dapat
dijadikan pedoman bagi guru disekolah. Dalam hal ini Telaah Materi PAI
dapat mencakup pelajaran Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah Akhlak, dan SKI.
Dari beberapa mata pelajaran tersebut salah satunya Qur’an Hadits.
Pelajaran SKI merupakan sarana berbentuk materi umtuk
mengenalkan kepada siswa terhadap pelajaran Islam. Baik mengenal
masyarakat Arab pra-Islam, masa remaja Nabi, awal datangnya Islam, sampai
perkembangan-perkembangan Islam selanjutnya. Dengan diberi pelajaran
sejarah Islam, siswa akan mengetahui esensi yang terkandung pada sejarah
islam sehingga dapat mengerti dan menghargai perjuangan-perjuangan Nabi
dan para sahabat.
Oleh karena itu, kehadiran materi SKI ini menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Dengan materi SKI siswa diajak untuk menelusuri kembali fakta
sejarah peradaban yang berkembang pada masa lalu untuk kemudian
mengembangkan point-point positif yang masih relevan dengan masa
sekarang dan yang akan datang. Dengan demikian kebangkitan dunia Islam
dapat terwujud dan menjadi kenyataan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana telaah materi SKI kelas VII?
2. Bagaimana telaah materi SKI kelas X?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahi analisis Telaah Materi PAI Qur’an Hadits kelas VII
2. Untuk mengetahi analisis Telaah Materi PAI Qur’an Hadits kelas X

BAB II

4
PEMBAHASAN

A. Telaah Materi PAI SMP Kelas VII


BAB “Selamat Datang Nabiku Kekasih Allah”

Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdsarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan meanalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang atau teori.

KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR:


Standar Kompetensi Materi Pokok Indikator
1.1 Mempelajari dan 1. Masa 1. Menjelaskan
memahami kronologi kelahiran kronologi masa
masa kelahiran Nabi hingga kelahiran Nabi
sampai masa dewasa masa Muhammad SAW
dewasa 2. Menjelaskan
Nabi Saw. bagaimana
1.2 Mempelajari dan masa Nabi
memahami peristiwa Muhammad

5
pengangkatan 2. Nabi SAW saat
Muhammad sebagai Muhamad menginjak
nabi dan rasul. diangkat dewasa.
1.3 Mengkaji dan Menjadi 3. Menjelaskan
memahami strategi Rasul bagaimana
dakwah nabi 3. Dakwah kisah hidup
Muhammad saw. di Nabi Rosulullah
Mekah Muhammad hingga
1.4 Meyakini Nabi Saw. di pernikahannya
Muhammad SAW Mekah dengan
sebagai rahmat bagi 4. Nabi khodijah.
alam semesta Muhammad
SAW. 4. Menjelaskan
sebagai bagaimana
rahmat bagi keadaan
alam sebelum
semesta diangkatnya
nabi
Muhammad
sebagai nabi
dan rasul
5. Memahami
wahyu yang
pertama turun
pada saat nabi
diangkat
menjadi rasul
6. Memahami
surat yang turun
sebagai wahyu

6
yang kedua
7. Menjelaskan
strategi dakwah
rasulullah
secara
sembunyi-
sembunyi
8. Memahami
sasaran dakwah
rasulullah
secara
sembunyi-
sembunyi
9. Menyebutkan
orang-orang
yang pertama
masuk Islam
10. Memahami
hambatan apa
saja yang
dialami
Rasulullah saat
melaksanakan
misi
dakwahnya di
Mekah
11. Memahami isi
pemboikotan
yang ditulis
kafir quraisy

7
terhadap nabi
SAW
12. Memahami
Nabi
Muhammad
SAW rahmat
bagi seluruh
alam
13. Mengetahui
dalil Nabi
Muhammad
sebagai rahmat
seluruh alam
14. Isi kandungan
QS. Al-
Anbiyaa’
21:107

TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik diharapkan mampu memahami kelahiran, masa ketika
Rosululllah menginjak dewasa, kisah hidup Rosulullah hingga
pernikahannya dengan khodijah, keadaan nabi sebelum diangkat menjadi
nabi dan rosul, wahyu yang pertama turun pada saat nabi diangkat menjadi
rasul, surat yang turun sebagai wahyu yang kedua, strategi dakwah
rasulullah secara sembunyi-sembunyi, sasaran dakwah rasulullah secara
sembunyi-sembunyi, orang-orang yang pertama masuk Islam, hambatan
apa saja yang dialami Rasulullah saat melaksanakan misi dakwahnya di
Mekah, Memahami isi pemboikotan yang ditulis kafir quraisy terhadap
nabi SAW, Nabi Muhammad SAW rahmat bagi seluruh alam, dalil isi
kandungan Nabi Muhammad sebagai rahmat seluruh alam (QS. Al-

8
Anbiyaa’ 21:107)

MATERI PEMBELAJARAN
1. Masa Kelahiran Hingga Masa Dewasa Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad saw. lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awwal
bertepatan dengan tanggal 20 April 571 Masehi. Nabi Muhammad saw. lahir
dalam keadaan yatim. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib wafat saat Nabi
Muhammad saw. masih berusia 6 bulan di dalam kandungan ibunya, Siti
Aminah. Saat bayi, Nabi Muhammad saw. diasuh oleh Halimah Sa‘diyah dari
Bani Saad, Kabilah Hawazin. Di perkampungan bani Saad inilah Nabi diasuh
dan dibesarkan sampai usia 5 tahun.
Saat Nabi Muhammad saw. memasuki usia 6 tahun, ibunya wafat. Ia
pun diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Kakeknya adalah seorang pemuka
Quraisy yang sangat disegani. Nabi Muhammad saw. mendapatkan kasih sayang
dan perhatian yang sangat besar dari sang kakek. Sayang, hanya dua tahun
Nabi diasuh kakeknya. Abdul Muthalib meninggal saat Nabi Muhammad saw.
berusia 8 tahun. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. diasuh oleh pamannya,
Abu Thalib sampai menginjak remaja.
Sejak diasuh oleh pamannya, Nabi Muhammad saw. berkembang sebagai
seorang anak yang mulai menginjak masa remaja. Di situlah Nabi Muhammad saw.
diperkenalkan oleh pamannya bagaimana cara menjalani hidup. Nabi
Muhammad saw. mulai mencari pekerjaan sebagai buruh di usianya yang baru
sepuluh tahun agar dapat menghidupi dirinya sendiri. Mulailah ia menjadi
penggembala ternak milik orang lain di daerah gurun Mekah yang sangat panas
Ia makan dari tumbuhan liar yang terdapat di gurun. Di gurun pasir itulah ia
menghayati arti kehidupan. Kesulitan hidup, kesendirian, dan rasa tanggung jawab
menjadikannya lebih matang dari pada usianya.1

1
Al-Mubarakfury, Syaikh Shafi‘r Rahman, Perjalanan Hidup Rasul Yang
Agung Muhammad Dari Kelahiran Hingga Detik-Detik, ( Jakarta: Pustaka Al-SofWa, 2004).

9
Sang paman melihat kecerdasan dan kematangan keponakannya, maka
pada usia 12 tahun, Nabi Muhammad saw. diperkenalkan kepada ilmu
perniagaan. Nabi Muhammad saw. yang masih remaja pun turut serta dalam
pengelolaan ekonomi pamannya. Ia sudah ikut membawa barang dagangan yang
diambil dari majikannya, Siti Khadijah. Hampir 3 tahun Nabi Muhammad saw.
mengikuti pamannya untuk menjajakan barang dagangannya.
Ketika kafilah dagang mereka sampai di kota Basra di wilayah Syria
Besar, seorang pendeta terkenal di masa itu, Buhairah, menghampiri Abu Thalib
dan mengatakan, “Aku mengenali anak muda ini sebagai sosok yang kelak akan
dinobatkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Hal ini telah tertulis jelas dalam
kitab-kitab kami.” Buhairah selanjutnya menyarankan kepada Abu Thalib,
“Lindungi anak muda ini dari orang-orang Yahudi, lebih baik bawa ia kembali
ke Mekah.” Abu Thalib pun menuruti saran pendeta tersebut. Pada usia 25
tahun, Nabi Muhammad saw. mulai ber dagang sendiri tanpa bantuan pamannya.
Ia mengambil sendiri barang dagangannya dan memasarkannya. Ketika
berdagang, Nabi Muhammad saw. sangat jujur, tidak pernah membohongi para
pembelinya. Nabi tidak pernah mengambil keuntungan yang terlalu besar, selalu
berkata sopan, ramah, dan penuh kasih sayang.
Jadi, keberhasilan usaha dagang Nabi Muhammad saw. itu disebabkan
oleh pribadi mulia berikut ini.
1. Berpendirian teguh.
2. Memiliki semangat kerja yang tinggi.
3. Memiliki kejujuran yang luar biasa.
4. Menjunjung tinggi amanah atau kepercayaan yang diberikan orang lain.
5. Mampu menghadapi segala cobaan dan rintangan dalam perjalanan.
6. Menyamakan pelayanan terhadap para pembeli.
7. Memiliki sifat percaya diri.
8. Menampilkan keramahan dan kesopanan, serta kasih sayang kepada
siapa saja.

10
Kejujuran, perilaku santun, kesopanan berbicara, kerja keras, dan
kecerdasan Nabi Muhammad saw. merebut hati setiap orang, termasuk Siti
Khadijah. Pertama-tama ia meminta Nabi Muhammad saw. untuk
memasarkan barang dagangannya ke Syria. Hasilnya luar biasa. Itulah
yang membuat Siti Khadijah tertarik dan akhirnya menikah dengan Nabi
Muhammad saw. Mereka dikaruniai 7 orang anak, yaitu: Ibrahim, Qasim,
Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah.2
2. Nabi Muhammad diangkat Menjadi Rasul
Nabi Muhammad saw. merasakan keresahan atas perilaku yang dialami
oleh masyarakat Arab yang sudah jauh dari nilai-nilai kebenaran. Kemudian,
Nabi Muhammad saw. melakukan uzlah (mengasingkan diri) di Gua Hira. Hal
ini dilakukan oleh beliau berkali-kali. Maka tepat pada tanggal 17 Ramadhan
tahun ke-40 dari kelahirannya, Nabi didatangi Jibril dan menerima wahyu
pertama Q.S. al-Alaq/96: 1-5. Yang artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar
kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Q.S. al-‘Alaq/96: 1-5)
Wahyu pertama inilah yang menandakan bahwa Nabi Muhammad saw.
dipilih dan diangkat Allah Swt. untuk menjadi utusan-Nya atau Rasul.
Setelah wahyu pertama ini Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama,
sementara Nabi Muhammad saw. terus menantikan wahyu berikutnya dan selalu
datang ke Gua Hira. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu kedua, yaitu
Q.S. al-Muddatsir/74: 1-7. Yang artinya :
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan
agungkanlah Tuhanmu. dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala
(perbuatan) yang keji. dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan

2
Masdar Helmy, Keteladanan Akhlak Rasulullah SAW, (Bandung: Pustaka
Hidayah, 2012).

11
maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. Dan karena Tuhanmu,
bersabarlah.(Q.S. al-Muddatsir/74:1-7)
3. Dakwah Nabi Muhammad Saw. di Mekah
Dengan turunnya wahyu yang kedua, yaitu Q.S. al-Muddatsir/74: 1-7,
Rasulullah saw. mulai berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Nabi mengajak
orang-orang yang terdekat dengannya. Tujuannya, agar mereka lebih dulu
percaya kepada seruannya dan mengikutinya. Tempat yang beliau pilih untuk
berdakwah adalah rumah al-Arqam bin Abil Arqam al Akhzµmi³. Orang-orang
yang pertama kali memeluk Islam atau yang dikenal as-Sabiqµn al-Awwalµn,
Mereka adalah Siti Khadijah, Abu Bakar, Ali bin Abi Talib, Zaid bin Harisah,
dan Ummu Aiman. Ka’bah kiblat umat islam Selain yang tersebut di atas, berkat
bantuan Siti Khadijah dan Abu Bakar Siddiq³, dari hari ke hari bertambahlah
orang-orang yang beriman kepada seruan beliau, baik pria maupun wanita.
Sahabat pria yang kemudian segera beriman, adalah: Usman bin Aff±n,
Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Aµf, Abdullah bin Mas’µd, Ammar bin
Yasir, Yasir (bapak ‘Amar), Sa’id bin Zaid, Amir bin Abdullah, Usman bin
Madlµn, Qudamah bin Madlµn, Abdull±h bin Madlµn, Khalid bin Sa’ad, Sa’ad
bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah, Arqam bin Abil Arq±m, Ja’far bin
Abi Thalib, Khabab bin Al Art, Bilal bin Rabah, Abi Dzarim Al Ghafary, Abµ
Salamah, ‘Imran bin Hasyim, Hasyim (bapak Imran), ‘Amir bin Sa’id, dan
‘Ubaidah bin Al-Haris.
Sementara itu, para wanitanya adalah: Shafiyyah binti Abdil Muthallib,
Lubabah Ummul Fadhal binti Har³s, Ummu Salamah (istri Abu Salamah),
Asma binti Abu Bakar, Asma binti Amies (istri Ja’far), Ratimah binti Khattab,
Summiyah (Ibu Ammar)
Setelah Nabi Muhammad saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi,
maka turunlah wahyu yang ketiga, yaitu Q.S. al-Hijr/15: 94-95: yang artinya :
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya
Kami memelihara daripada (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokkan

12
(kamu).” (Q.S. al-Hijr/15: 94-95) Kemudian Nabi Muhammad saw. menerima
wahyu lagi:
”Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang
beriman (Q.S. asy-Syuara/26: 214-215).
Setelah Rasulullah saw. menerima wahyu tersebut, beliau mulai berdakwah
secara terang-terangan. Pertama-tama, Nabi mengumpulkan seluruh sanak
keluarganya di kaki Gunung safa untuk mengajak mereka beriman kepada
Allah Swt. Akan tetapi, salah seorang pamannya, Abu Lahab, bersikap sinis
dan tidak mau menerima dakwah Rasulullah saw. Banyak cara yang dilakukan
oleh orang-orang kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, di antaranya
mencoba menyuruh pamannya Abu Thalib untuk menghentikan dakwah
keponakannya itu. Namun, Nabi Muhammad menolak dan mengatakan,”Demi
Allah, meskipun seluruh anggota keluarga mengucilkanku, aku akan terus
berdakwah menyebarkan ajaran Islam”.
Kegagalan kafir Quraisy untuk menghambat dakwah Rasul, menjadikan
mereka semakin marah dan emosi. Budak-budak mereka yang masuk Islam
dibunuh dan disiksa. Seluruh pengikut Nabi selalu diancam dan diteror agar
menolak ajakan Nabi Muhammad saw. Abu Jahal, paman Nabi Muhammad saw.
menyewa orang Yahudi untuk mengejek dan mencaci maki Nabi dengan
harapan ia berhenti berdakwah. Akan tetapi, justru akhirnya si Yahudi itu
masuk Islam karena keluhuran akhlak Nabi.
Setelah kafir Quraisy gagal melakukan tekanan, mereka menawarkan
harta benda, wanita, dan pangkat agar Nabi mau meninggalkan dakwahnya.
Kaum Quraisy mengutus Utbah bin Rabiah untuk menawarkan hal-hal tersebut.
Utbah mengatakan: “Hai Muhammad! Jika kau menginginkan kekayaan, saya
sanggup menyediakannya. Jika kau menginginkan pangkat yang tinggi, saya
sanggup mengangkatmu menjadi raja. Jika kau menginginkan seorang wanita
cantik, saya sanggup mencarikannya dengan syarat kau berhenti melanjutkan

13
dakwahmu. Nabi Muhammad saw. tidak tertarik pada tawaran itu dan terus
berdakwah.
Setelah kafir Quraisy gagal lagi, akhirnya mereka memboikot Nabi
Muhammad saw. Bani Muthallib, dan Bani Hasyim. Karena pemboikotan ini,
umat Islam terkurung di celah-celah kota Mekah bernama Syiib. Pemboikotan
berlangsung selama tiga tahun dimulai pada tahun ketujuh kenabian. Isi
pemboikotan itu ditulis dalam selembar surat yang berisi:
1. Kaum Quraisy tidak akan menikahi orang Islam.
2. Kaum Quraisy tidak menerima permintaan nikah dari orang Islam.
3. Kaum Quraisy tidak akan melakukan jual-beli dengan orang Islam.
4. Kaum Quraisy tidak akan berbicara ataupun menengok orang Islam yang
sakit.
5. Kaum Quraisy tidak akan mengantar mayat orang Islam ke kubur.
6. Kaum Quraisy tidak akan menerima permintaan damai dengan orang Islam
dan menyerahkan Muhammad untuk dibunuh.
Undang-undang pemboikotan itu digantung di dinding Ka’bah. Penulisnya
bernama Manshur bin Ikrimah. Setelah tiga tahun, undang-undang tersebut
rusak karena dimakan rayap. Kemudian, undang-undang tersebut dirobek oleh
Zubair bin Umayyah, Hisyam bin Amr, Muth’im bin Adi, Abu Bakhtari bin
Hisyam, dan Zama’ah bin Al-Aswad. Mereka merasa kasihan dengan siksaan
kaumnya kepada Bani Hasyim dan Bani Muthallib.
4. Nabi Muhammad Saw. Sebagai Rahmat Semesta Alam
Rahmat yang diemban oleh Rasulullah saw merupakan implementasi
nyata dari sifat Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Diutusnya nabi
sebagai panutan bagi manusia adalah salah satu bukti kasih sayang Allah swt.
Karenanya, fungsi ini tidak hanya melekat pada diri Rasulullah saw, tetapi pada
setiap umatnya yang diwajibkan mengikuti tuntunan dan keteladannya, menjadi
rahmat bagi siapapun dan apapun dari makhluk Allah swt.
Ibnul Qayyim berpandangan, sifat Ar-Rahman menunjukkan sifat kasih
sayang pada Dzat Allah, yakni Allah memiliki sifat kasih sayang. Sedangkan Ar-

14
Rahim menunjukkan bahwa sifat kasih sayangNya terkait dengan makhluk yang
dikasihiNya. Sehingga nama Ar-Rahman adalah sifat bagiNya, sedangkan nama
Ar-Rahim merupakan perbuatanNya, yakni menunjukkan bahwa Dia memberi
kasih sayang kepada makhlukNya dengan rahmatNya yang menjadi sifatNya.
Rasulullah saw, manusia yang paling tinggi sifat kasih sayangnya,
berkenan mengirim surat ke beberapa raja untuk menawarkan kebahagiaan dan
keselamatan dalam kehidupan. Bahkan peperangan yang dijalankan merupakan
media menebar rahmat, karena ada pembelaan kepada yang teraniaya. Malah sisi
rahmat Rasulullah saw tetap hadir saat perang sekalipun, dengan berbagai
tuntunannya; larangan merusak lingkungan, tempat ibadat, dan fasilitas umum
lainnya. Larangan memerangi pemuka agama,. kaum wanita, anak-anak serta
orang lanjut usia dan pasukan yang sudah tidak berdaya. Perintah memelihara
dan mendahulukan perdamaian dan persatuan di atas segala-galanya. Semua
tuntunan ini membuktikan rahmat beliau yang tiada terhingga sebagai nabi
rahmat.
Sosok Nabi Muhammad dan kepribadiannya sebagai rahmat yang
mendatangkan rahmat adalah hal yang tidak dapat diragukan lagi dengan
berbagai macam peritimbangan logis. Pertama dalam kepribadian Nabi
Muhammad terdapat sisi rasionalitas. Rasionalitas tersebut terdapat pada sejumlah
keberhasilan yang diraih oleh Nabi Muhammad yang tidak semata-mata dicapai
oleh karena beliau sebgai rasul. Sejumlah kesuksesan yang beliau raih melalui
kerja keras sesuai dengan sunnatullah. Dalam catatan sejarah, dinyatakan bahwa
darisekian peperangan yang diikuti oleh Rasulullah tidak semuanya menang,
tetapi juga ada yang kalah. Misalnya dalam perah Uhud, Rasulullah dan
pengikutnya mengalami kekalahan yang luar biasa. Hal tersebut terjadi karena
pasukan Rasulullah tidak mentaati aturan dan strategi yang ditetapkan oleh
Rasulullah. Disinilah Rasulullah betul-betul meunjukkan teladan yang sangat
manusiawi, dimana suatu kesuksesan itu harus dilewati dengan kedisiplinan yang
ketat. Secara implisit Rasulullah dalam konteks ini sedang mengajari umatnya
mengenai rasionalitas.

15
Kedua, dalam kepribadian Rasululllah terdapat unsur kecerdasan. Maksud
dari kecerdasan tersebut adalah Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang
cerdas, dimana kecerdasannya membawa rahmat bagi para pengikutnya.
Kecerdasan yang dimaksudkan adalah kemampuan intelektual dan intelegensi
dalam ketepatan menganalisa dan mengambil kesimpulan, dimana hal tersebut
tidak mudah dicapai oleh kebanyakan orang.
Dalam konteks di atas Rasulullah SAW pernah mengambil kebijakan
melakukan Perjanjian Hudaibiyah, yang pada intinya dalam perjanjian tersebut
adalah seruan gencatan senjata dengan tujuan untuk memusatkan perhatian dan
kekuatan pada kaum Yahudi di Khaibar. Diantara isi dari perjanjian hudaibiyah
itu terdapat butir perjanjian yang cukup merugikan bagi ummat Islam.
Kebijakan tersebut dinilai oleh pengikut Nabi Muhammad sebagai
kebijakan yang kurang cerdas, sehingga hampir saja beliau ditinggalkan sendirian,
karena dianggap kurang cerdas. Namun Abu Bakar Ash-Shiddieq mengingatkan
mereka agar tetap mengikuti Nabi. Isi perjanjian yang dirasa merugikan tersebut
menjadikan umat Islam berhati-hati, sehingga pada saat yang sama perhatian umat
Islam justru dengan mudah dapat diarahkan untuk menghadapi Yahudi Khaibar
yang jumlahnya sangat banyak. Perhatian yang fokus oleh kaum muslimin
terhadap Yahudi Khaibar telah membawa kemenangan bagi kaum muslimin.
Melihat keadaan yang demikian, kaum Kafir Quraisy bergetar dan hilang
nyalinya. Hal tersebut terbukti ketika Nabi Muhammad memasuki atau
menaklukan kota Mekkah (Fath al- Makkah) dengan tanpa perlawanan
sedikitpun. Di sini nampak dengan jelas, betapa Nabi Muhammad SAW tersebut
memiliki kecerdasan yang luar biasa. Kecerdasan inilah yang kemudian dapat
dinilairahmat (kasih sayang).
Ketiga, unsur keseimbangan antara hati (heart) berupa spiritualitas dan
moral; akal pikiranwawasan intelektual (head), dan unsur kemampuan teknis
(hand). Perpaduan ini juga terjadi dalam setiap pengambilan keputusan. Yakni
apa yang akan diucapkan oleh lisan; dikordinasikan lebih dahulu dengan akal
pikiran; dan dipertimbangkan lebih dahulu dengan hati nurani. Jika sudah cocok,

16
barulah keputusan tersebut diambil. Dengan cara demikian, maka keputusan
tersebut menjadi matang, dan terjadi keseimbangan yang kokoh. Inilah yang
dipraktekkan oleh nabi Muhammad SAW, sehingga apa yang dikeluarkannya
selalu membawa rahmat bagi umatnya.
Keempat, unsur komprehensif, bahwa ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW menyentuh semua aspek kehidupan sebagaimana yang
dirumuskan oleh al-Syathibi dalam al-Muwafaqat dengan istilah maqashid al-
syar’iyah (tujuan agama) yang mencakup memelihara jiwa (hifdz al-nafs),
memelihara agama (hifdz al-din), memelihara akal (hifdz al-‘aql), memelihara
harta benda (hifdz al-maal), dan memelihara keturunan (hifdz al-nasl). 3
Berikut adalah dalil dan isi kandungan Nabi Muhammad Sebagai Rahmat
alam semesta

B. ‫ك اِال َرحْ َمةً لِ ْل َعا لَ ِميْن‬


َ ‫َوماَاَرْ َس ْلنَا‬
“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.” QS. Al-Anbiyaa’ 21:107
Dalam Ayat ini Allah SWT menerangkan tujuan-Nya mengutus Nabi
Muhammad yang membawa agama-Nya itu, tidak lain hanyalah agar mereka
berbahagia didunia dan diakhirat. Maksudnya, Dia mengutus Nabi sebagai
rahmat bagi mereka semua. Barangsiapa yang menerima rahmat ini dan
mensyukuri nikmat ini, maka berbahagialah dia didunia dan diakhirat.
Barangsiapa yang mengingkari rahmat itu, maka merugilah dia didunia dan
diakhirat.
Jika dilihat sejarah manusia dan kemanusiaan, maka agama Islam
adalah agama yang berusaha sekuat tenaga menghapuskan perbudakan dan
penindasan oleh manusia terhadap manusia yang lain. Seandainya dibuka
pintu perbudakan, hanyalah sekedar untuk mengimbangi perbuatan orang-

3
Ma’ruf, Pendidikan islam berbasis kasih sayang, (Fakultas Tarbiyah dan ilmu
keguruan, Institut Agama Islam Negeri Pontianak), dalam jurnal studi gender dan anak, hlm. 101-
103.

17
orang kafir terhadap kaum Muslimin itu. Sedangkan jalan-jalan untuk
menghapuskan perbudakan dibuat sebanyak-banyaknya.
Dengan demikian seluruh umat manusia memperoleh rahmat, baik
yang langsung atau tidak langsung dari agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad Saw. Tetapi kebanyakan manusia masih banyak yang
mengingkari, padahal rahmat yang mereka peroleh itu adalah rahmat dan
nikmat dari Allah SWT.4

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama
dipimpin oleh seorang peserta didik dengan penuh khidmat;
2. Guru memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah/ayat
pilihan (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang
ditentukan sebelumnya)
3. Guru memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran
dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
4. Guru menyampaikan kompetensi inti, kompetensi dasar dan tujuan
yang akan dicapai.
5. Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok.
6. Guru menyampaikan materi kepada murid kemudian mendiskusikan
materi yang telah disampaikan oleh guru.

METODE PEMBELAJARAN
1. Metode Diskusi
Guru mengarahkan siswanya untuk berdiskusi dengan membagi beebrapa kelompok,
kemudian membahas materi yang akan dipelajari.
2. Metode drill 

4
M. Nasib Ar-Rifa’I, , Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani, 2000) Jilid 3, hlm. 333.

18
Metode drill adalah metode dalam pengajaran dengan melatih peserta didik terhadap
bahan yang sudah diajarkan/ berikan agar memiliki ketangkasan atau ketrampilan dari
apa yang telah dipelajari
3. Contextual Teaching and Learning dan Direct Instruction
Contextual Teaching and Learning adalah direct Instruction konsep belajar
yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Metode kisah
Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan
mengandalkan bahasa, baik lisan maupun tertulis dengan menyampaikan pesan dari
sumber pokok sejarah islam yakni Al-Quran dan Hadits.
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran
dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya suatu hal baik
yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.5

PENDEKATAN PEMBELAJARAN
1. Kontekstual
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengngaitkan antara materi
yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerpannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
2. Konstruktivisme
Merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada
kreativitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi
pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
3. Pendekatan Konsep
Merupakan pendekatan yang mengarahkan peserta didik menguasai konsep
secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep.

5
Rudi Susilana, Desain Pembelajaran, Jakarta: Puspen UT Depdiknas, 2002. hlm.15-16.

19
MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
a. Video Pembelajaran sejarah nabi Muhammmad saw
b. CD Pembelajaran
2. Alat
a. Laptop
b. LCD Projector
c. buku paket
d. papan tulis dan spidol

B.Telaah Materi SMA Kelas X


BAB 5 “Meneladani Perjuangan Rasulullah Saw. Di Mekah”
Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdsarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji dan meanalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang atau teori.

Kompetensi Dasar Indikator Kompetensi

20
Meneladani perjuangan 1. Menjelaskan pengertian dakwah.
Rasulullah saw di Mekah 2. Menyebutkan tujuan dan dasar hukum dakwah.
3. Menyebutkan, membaca, menulis,
menerjemahkan, menganalisis isi kandungan
ayat Al-Quran tentang anjuran berdakwah.
4. Menyebutkan, membaca, menulis,
menerjemahkan, menganalisis isi kandungan
hadits tentang anjuran berdakwah.
5. Menganalisis substansi dakwah Rasulullah saw
di Mekah
6. Menganalisis ajaran-ajaran pokok Rasulullah
saw. di Mekah
7. Menguraikan karakteristik dakwah Rasulullah di
Mekah.
8. Menganalisis keadaan Mekah sebelum islam
masuk.
9. Menjelaskan strategi dakwah Rasulullah saw di
Mekah.
10. Menyebutkan ciri umum dakwah Rasulullah saw
di Mekah.
11. Menganalisis apa saja yang menjadi halangan
dakwah Rasulullah di Mekah.
12. Menyebutkan faktor yang membuat kaum
Quraisy menentang ajran islam di Mekah.
13. Menganalisis keberhasilan dakwah Rasulullah
saw di Mekah.
14. Menerapkan cara meneladani perjuangan
dakwah Rasulullah.
15. Menyabutkan hikmah dakwah periode Mekah

21
Materi Pembelajaran
1. Definisi dakwah.
Secara etimologis, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata
yad’u (fi’il mudhari’) dan da’a (fi’il madli) yang artinya adalah memanggil (to
call), mengundang (to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo),
mendorong (to urge) dan memohon (to prray). Selain kata “dakwah”, al-
Qur’an juga menyebutkan kata yang memiliki pengertian yang hampir sama
dengan “dakwah”, yakni kata “tabligh” yang berarti penyampaian, dan
“bayan” yang berarti penjelasan.
Sedangkan menurut peneliti dakwah merupakan suatu usaha yang
dilakukan dengan sengaja dan sadar dengan mengajak orang lain kejalan yang
benar, yaitu berbuat baik dan mencegah perbuatan munkar.
Dari beberapa pengertian dakwah tersebut diatas, dapat dipahami
bahwa pada prinsip dakwah merupakan upaya mengajak, menganjurkan atau
menyerukan manusia agar mau menerima kebaikan dan petunjunk yang
termuat dalam Islam. Atau dengan kata lain, agar mereka mau menerima
Islam sehingga mereka mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan baik di dunia
maupun akhirat.
2. Tujuan dan dasar hukum dakwah.
Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad Ghasully dan Ra’uf Syalaby
tersebut dapat dirumuskan ke dalam tiga bentuk yaitu:
a. Tujuan Praktis
Tujuan praktis dalam berdakwah merupakan tujuan tahap awal untuk
menyalamatkan umat manusia dari lembah kegelapan dan membawanya
ke tempat yang terang-benderang, dari jalan yang sesat kepada jalan yang
lurus, dari lembah kemusyrikan dengan segala bentuk kesengsaraan
menuju kepada tauhid yang menjanjikan kebahagiaan.
b. Tujuan Realistis
Tujuan realistis adalah tujuan antara, yakni berupa terlaksananyaajaran
Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar dan berdasarkan

22
keimanan, sehingga terwujud masyarakat yang menjunjung tinggi
kehidupan beragama dengan merealisasikan ajaran Islam secara penuh
dan menyeluruh.
c. Tujuan Idealistis
Tujuan idealistis adalah tujuan akhir pelaksanaan dakwah, yaitu
terwujudnya masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam suatu
tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil, makmur, damai dan
sejahtera di bawah limpahan rahmat, karunia dan ampunan Allah SWT.
Dasar Hukum Dakwah
Sebagian ulama yang berpendapat bahwa hukum dakwah adalah wajib
kifayah. Apabila dakwah sudah dilakukan oleh sekelompok atau sebagian
orang, maka gugurlah segala kewajiban dakwah atas seluruh kaum muslimin,
sebab sudah ada yang melaksanakan walaupun oleh sebagian orang. Hal ini
didasarkan pada kata “minkum” yang diberikan pengertian lit tab‟ia
(sebagian). Yang dimaksud sebagian disini sebagaimana dijelaskan oleh
Zamakhsyari, bahwa perintah itu wajib bagi yang mengetahui adanya
kemungkaran dan sekaligus mengetahui cara melaksanakan amar ma‟ruf dan
nahi munkar. Sedangkan terhadap orang yang bodoh, kewajiban dakwah tidak
dibebankan kepadanya. Sebab dia (karena ketidaktahuannya) mungkin
memerintahkan pada kemungkaran dan melarang kebaikan, atau mengatahui
hukum-hukum di dalam madzhabnya dan tidakmengetahui madzhab-madzhab
yang lain.6
3. Ayat Al-Quran tentang anjuran berdakwah.
Firman Allah al-Qur’an surah Ali Imran ayat 104:
ِ ‫َو ْلتَ ُك ْن ِم ْن ُك ْم أُ َّمةٌ يَ ْد ُعوْ نَ اِلَى ال َغي ِْر َويَأْ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعر‬
َ‫ُف َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ال ُم ْن َك ِر َوأُوْ آلئِكَ هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬

6
http://eprints.walisongo.ac.id/2611/3/091311016_Bab2.pdf&ved=2ahUKEwjzhcji3JboAhW
Hb30KHUbMBu8QFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw0pMdWbNsZli8J98L6IgjsX&cshid=158407783
7618.

23
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS.al-Ali Imran: 104)
Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada
seluruh umat manusia, sehingga mereka dapat merasakan ketentraman dan
kedamaian.
4. Hadits tentang anjuran berdakwah
Dalam hal ini Rasulullah sendiri sebagai pembawa risalah dan hamba Allah
yang ditunjuk sebagai utusan Allah telah bersabda kepada umatnya untuk
berusaha dalam menegakkan dakwah.
ِ ُ‫ك أَضْ َعف‬
َ‫اال ْي َمان‬ َ ِ‫َم ْن َرإِى ِم ْن ُك ْم ُم ْن َكرًا فَ ْليُ َغيِّرْ هُ بِيَ ِد ِه فَا ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبلِ َسانِ ِه فَا ِ ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَبقَ ْلبِ ِه َو َذل‬
“Barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran maka hendaklah ia
merubah dengan tangannya, jika tidak kuasa maka dengan lisannya, jika
tidak kuasa dengan lisannya maka dengan hatinya, yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Hadits di atas menunjukkan perintah kepada umat Islam untuk melakukan
dakwah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Apabila seorang muslim
mempunyai sesuatu kekuasaan tertentu maka dengan kekuasaannya itu ia
diperintah untuk mengadakan dakwah. Jika ia hanya mampu dengan lisannya
maka dengan lisan itu ia diperintahkan untuk mengadakan seruan dakwah,
bahkan sampai diperintahkan untuk brdakwah dengan hati, seandainaya
dengan lisan pun ternyata ia tidak mampu.
Hadits lain dinyatakan
ٌ‫بَلِ ُغوْ ا َعنِّي َولَوْ أَيَة‬
“Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat.” (HR. Al-Bukhari)
Perintah ini disampaikan Rasulullah kepada umatnya agar mereka
menyampaikan dakwah meskipun hanya satu ayat. Ajakan ini berarti bahwa
setiap individu wajib menyampaikan dawah sesuai dengan kemampuannya.7

7
http://eprints.walisongo.ac.id/2611/3/091311016_Bab2.pdf&ved=2ahUKEwjzhcji3JboAhW
Hb30KHUbMBu8QFjAAegQIAxAB&usg=AOvVaw0pMdWbNsZli8J98L6IgjsX&cshid=158407783

24
5. Substansi Dakwah Rasulullah saw di Mekah
Kerasulan Nabi Muhammad saw. dan Wahyu Pertama
Menurut beberapa riwayat yang śaĥiĥ, Nabi Muhammad saw. pertama kali
diangkat menjadi rasul pada malam hari tanggal 17 Rama«an saat usianya 40
tahun. Malaikat Jibril datang untuk membacakan wahyu pertama yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad saw., yaitu Q.S. al-‘Alāq. Nabi
Muhammad saw. diperintahkan membacanya, namun Rasulullah saw. berkata
bahwa ia tidak dapat membaca. Malaikat Jibril mengulangi permintaannya,
tetapi jawabannya tetap sama. Kemudian, Jibril menyampaikan firman Allah
Swt. yaitu Q.S. al-‘Alāq/96:1-5 sebagai berikut:

‫بِس ِْم هّٰللا ِ الرَّحْ مٰ ِن ال َّر ِحي ِْم‬


َ ُّ‫ اِ ْق َر ْأ َو َرب‬.‫ق‬
‫ َعلَّ َم‬.‫ الَّ ِذيْ َعلَّ َم بِ ْالقَلَ ۙ ِم‬.‫ك ااْل َ ْك َر ۙ ُم‬ ٍ ۚ َ‫ق ااْل ِ ْن َسانَ ِم ْن َعل‬ َ ۚ َ‫ك الَّ ِذيْ خَ ل‬
َ َ‫ َخل‬.‫ق‬ َ ِّ‫اِ ْق َر ْأ بِاس ِْم َرب‬
.‫ااْل ِ ْن َسانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ۗ ْم‬
Artinya: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu
yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis,
membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
(Q.S. al-‘Alaq/96:1-5)
6. Ajaran-Ajaran Pokok Rasulullah saw. di Mekah
a. Aqidah
Rasulullah saw. diutus oleh Allah Swt. untuk membawa ajaran
tauĥid. Masyarakat Arab yang saat ia dilahirkan bahkan jauh sebelum ia
lahir, hidup dalam praktik kemusyrikan. Ia sampaikan kepada kaum
Quraisy bahwa Allah Swt. Maha Pencipta. Segala sesuatu di alam ini,
langit, bumi, matahari, bintang-bintang, laut, gunung, manusia, hewan,
tumbuhan, batu-batuan, air, api, dan lain sebagainya itu merupakan
ciptaan Allah Swt. Karena itu, Allah Swt. Mahakuasa atas segala sesuatu,
sedangkan manusia lemah tak berdaya. Ia Mahaagung (Mulia), sedangkan

7618.

25
manusia rendah dan hina. Selain ia Maha Pencipta dan Mahakuasa, Ia
pelihara seluruh makhluk-Nya dan Ia sediakan seluruh kebutuhannya,
termasuk manusia. Selanjutnya, Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan
bahwa Allah Swt. itu Maha Mengetahui. Allah Swt. mengajarkan
manusia berbagai macam ilmu pengetahuan yang tidak diketahuinya dan
cara memperoleh dan mengembangkan ilmu pengetahuan tersebut. Ajaran
keimanan merupakan ajaran utama yang diembankan kepada Rasulullah
saw. yang bersumber kepada wahyu-wahyu Ilahi. Banyak sekali ayat al-
Qur’ān yang memerintahkan beliau agar menyampaikan keimanan
sebagai pokok ajaran Islam yang sempurna. Allah Swt. berfirman yang
artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah Swt., Yang Maha Esa.
Allah Swt. tempat meminta segala sesuatu. (Allah Swt.) tidak beranak
dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan
Dia.” (Q.S. al-Ikhlaś/112:1-4)
b. Akhlak Mulia
Dalam hal akhlak, Nabi Muhammad saw. tampil sebagai teladan
yang baik (ideal). Sejak sebelum menjadi nabi, ia telah tampil sebagai
sosok yang jujur sehingga diberi gelar oleh masyarakatnya sebagai al-
Amin (yang dapat dipercaya). Selain itu, Nabi Muhammad saw.
merupakan sosok yang suka menolong dan meringankan beban orang
lain. Ia juga membangun dan memelihara hubungan kekeluargaan serta
persahabatan. Nabi Muhammad saw. tampil sebagai sosok yang sopan,
lembut, menghormati setiap orang, dan memuliakan tamu. Selain itu,
Nabi Muhammad saw. juga tampil sebagai sosok yang berani dalam
membela kebenaran, teguh pendirian, dan tekun dalam beribadah.8
7. Karakteristik dakwah Rasulullah di Mekah.
Adapun karakteristik dakwah Nabi Muhammad di Makkah dapat
dibagi dalam beberapa hal yaitu:

8
Mustahdi, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerta, (Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbatang, Kemendikbud, 2013),hlm.68-70.

26
a. Dakwah dalam Bidang Ketuhanan
Sebagaimana pada uraian di atas, bahwa dakwah di Makkah lebih
ditekankan pada bidang eskatologis atau ketauhidan. Hal ini berangkat
dari keprihatian rasulullah karena melihat keberagamaan bangsa Arab
terutama penduduk Makkah yang masih musyrik pada saat itu. Maka
kepercayaan masyarakat Makkah akan dikembalikan kepada keyakinan
terhadap keesaan Tuhan (ketauhidan), sehingga patung-patung (berhala)
yang tersebar di Makkah akan dihilangkan sebagai bentuk penyembahan
masyarakat Makkah. Mereka menganggap berhala sebagai wasilah atau
perantara terhadap Tuhan mereka dan sebagai personifikasi dari
keberadaan Tuhan. Upaya yang dilakukan oleh rasulullah menyiarkan
agama Islam memperoleh perlawanan yang hebat dari suku quraisy,
mereka beranggapan bahwa penyembahan terhadap berhala ini
merupakan kesetiaan terhadap leluhur. Apa yang dilakukan sekarang
merupakan bentuk penghormatan terhadap nenek moyang meraka,
sehingga mereka tidak mau menghianati penyembahan yang sudah ada
secara turun temurun.
b. Dakwah dalam Bidang Pendidikan
Dakwah dalam bidang pendidikan dilakukan rasulullah sejak dini,
yaitu beriringan dengan masuknya Islam para sahabat satu persatu.
Disamping dari rumah ke rumah, maka rasul memilih rumah sahabat al-
Arqam bin Abi Arqam dijadikan sebagai tempat pertama penyampaian
dakwah Islam secara berkelompok. Di tempat inilah dakwah rasulullah
dilakukan dengan pendekatan pendidikan. Dari beberapa metode
pendidikan yang digunakan oleh rasulullah, yang penting untuk dipahami
adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk menerima ajaran Islam
yang dibawa oleh rasulullah. Dari sini dapat terlihat bahwa sebagai
seorang rasul, beliau sangat bijaksana untuk metode yang tepat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi baik tempat maupun keadaan
masyarakat sebagai mad’unya.

27
c. Dakwah dalam Bidang Pembinaan
1) Dakwah sirriyah
Sebagaimana diketahui bahwa dakwah nabi di Makkah
dilaksanakan dalam dua bentuk yang pertama dakwah dengan cara
sembunyi-sembunyi. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dakwah secara
sembunyi-sembunyi berlangsung selama tiga tahun. Ia menyebutkan “
bila para sahabat hendak melakukan shalat, mereka pergi ke celah-
celah bukit dan menyembunyikan shalat mereka dari penglihatan
kaumnya. Ketika Sa’ad bin Abi Waqash bersama para sahabat
Rasulullah lainnya sedang melakukan sahalat di salah satu celah bukit-
bukit Makkah, tiba-tiba sekelompok munsyrikin melihat mereka, maka
mereka mencela apa yang dilakukan para sahabat.
2) Dakwah terang-terangan
Dakwah dengan cara terang-terangan ini memperoleh tantangan
yang keras dari suku quraisy. Ibnu Hisyam (I/299-300) menuturkan
bahwa ada beberapa cara suku quraisy menghadap dakwah rasulullah:
 Ejekan, penghinaan, olok-olok dan penertawaan. Hal ini dilakukan
untuk melecehkan umat Islam dan menggembosi kekuatan mental
mereka. Sebagaimanabdalam QS.Shad:4.
“ Dan mereka heran karena karena mereka kedatangan seorang
pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-
orang kafir berkata, ‘ini adalah seorang ahli sihir yang banyak
berdusta”. (QS. Shad:4)
 Menjelak-jelekkan ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan,
menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran
beliau dan diri beliau (rasulullah). Mereka tiada henti
melakukannya serta tidak memberi kesempatan setiap orang untuk
menelaah dakwahnya.

28
 Melawan al-Qur’an dengan dongeng orang-orang terdahulu serta
menyibukkan umat dengan dongeng-dongen agar mereka
melupakan al-Qur’an.
 Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan
penawaran itu mereka berusaha mempertemukan al-Qur’an dengan
jahiliyah di tengah jalan. Orang-orang musyrik siap meninggalkan
beberapa tradisi dari mereka, begitu juga dengan rasulullah
diharapakan melakukan hal yang sama.
3) Dakwah dalam bidang Pembinaan
Sistem pembinaan dalam dakwah yang dilakukan oleh
rasulullah adalah dengan sistem kaderisasi dengan membina beberapa
sahabat. Kemudian beberapa sahabat tersebut mengembangkan Islam
ke penjuru dunia. Hal ini dimulai dari khulafaur rasyidin, kemudian
generasi sesudahnya. Pembinaan di Makkah lebih difokuskan pada
bidang ketauhidan (keesaan Tuhan), sehingga ayat-ayat yang trurun di
Makkah pada saat itu lebih menekankan pada pembinaan akidah dan
ibadah. Ayat-ayat yang turun biasanya pendek-pendek dan diawali
dengan ayat “yaa ayyuha an-nasu”. Tahapan pembinaan ini harus
dijadikan sebagai ibrah bagi umat pada masa sekarang. Pada masa
awal-awal perkembangan Islam, masyarakat Islam menampilkan diri
sebagai masyarakat alternatif, yang memberi warna tertentu pada
kehidupan kemanusiaan. Karakter paling penting yang ditampilkan
oleh masyarakat Islam ketika itu adalah keamaian dan aksih sayang.9
8. Kondisi masyarakat arab pada masa Jahiliyyah sebelum islam masuk
Secara lebih jelas bagaimana kondisi kehidupan waktu itu dapat
disebutkan antara lain:
a. Secara politik, masyarakat Arab tidak memiliki pemerintahan yang
terpusatkan, akibatnya suku-suku selalu berada dalam kondisi
9
Mubasyaroh, Karakteristik dan Strategi Dakwah Rasulullah Muhammad Saw. Pada Periode
Makkah, AT-TABSYIR Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2, (Jawa Timur: STAIN Kudus,
2015), hlm. 393.

29
pertentangan, saling bersengketa dan itu berlangsung secara terus
menerus. Tidak ada hokum yang sistematis di negeri yang luas itu. Yang
kuat adalah yang benar. Masalah politik pada saat nabi lahir berada dalam
keadaan terkoyak-koyak olehberbagai permusuhan antar-suku bangsa,
oleh tipu daya Negara tetangga dan nafsu serakah para penjajah Yahudi.
b. Secara ekonomi, masyarakat Arab waktu itu sangat menyedihkan,
tanahnya sangat gersang, tidak mempunyai hasil pertanian dan
pertambangan yang memadai. Sistem ekonomi menggunakan system riba
yang sangat merugikan kalangan masyarakat kecil tertindas.
c. Secara social dan moral, cakrawala Arabia diselimuti oleh ketidakadilan,
kejahatan dan ketakhayulan. Kedudukan kaum wanita pada waktu itu
lebih jelek dibandingkan dengan di negeri lain dalam kurun sezaman.
Bangsa Arab menganggap wanita sebagai barang bergerak dan
memandang mereka dengan pandangan jijik. Kaum wanita tidak memiliki
hak social. Seorang laki-laki dapat mengawini sebanyak mungkin wanita
dan bila ia suka dapat menceraikan sebanyak mungkin.10
9. Strategi perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw di Mekah.
a. Hijrah ke Habsyi
Di saat pengikut nabi hijrah ke Habsyi, dia tetap berada di Mekah
untuk berdakwah. Dia mendapat perlindungan dari Bani Hasyim. Bahkan
dua orang tokoh quraisy masuk ke dalam Islam yakni Hamzah bin Abdul
Muttalib dan Umar bin Khattab. Masuknya Umar ke dalam Islam, dimana
awalnya dia adalah musuh Islam yang sangat kuat. Diceritakan bahwa
sewaktu Umar akan pergi mencari Nabi untuk membunuhnya. Di tengah
jalan dia berjumpa dengan Naim bin Abdullah dan menanyakan tujuan
kepergian Umar. Umar lalu menceritakan tentang keputusannya
membunuh nabi. Dengan mengejek Naim mengatakan agar Umar lebih
baik memperbaiki urusan rumah tangganya lebih dahulu. Seketika itu

10
Syamsudin RS, Strategi Dan Etika Dakwa Rasulullah saw, Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 4 No.
14 Juli-Desember 2009, hlm.796.

30
juga Umar kembali ke rumah dan mendapati iparnya sedang asyik
membaca al-Quran. Umar marah dan memukul sang ipar dengan ganas.
Kejadian itu tidak membuat ipar dan adiknya meninggalkan Islam.
Sehingga Umar meminta dibacakan kembali al-Quran tersebut.
Kandungan arti dan alunan ayat-ayat Kitabullah ternyata membuat Umar
begitu terpesona, sehingga ia bergegas ke rumah nabi dan langsung
memeluk agama Islam.
b. Pergi Ke Thaif
Dengan meninggalnya Siti Khadijah dan Abu Thalib, orang-orang
kafir quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi
Muhammad saw, karena penderitaan yang dialami Nabi Muhammad saw
semakin hebat, maka ia berencana memperluas wilayah dakwahnya di
luar Mekah seperti ke Thaif. Beliau melakukan perjalanan ke Thaif
ditemani oleh Zaid bin Haritsah. Kepergiannya ke Thaif untuk
menyebarkan Islam kepada pembesar-pembesar dan kepala-kepala suku
di tempat tersebut. Nabi berharap dakwahnya diterima masyarakat Thaif,
akan tetapi, harapan tersebut tidak menjadi kenyataan, bahkan beliau
diusir dan dihina dengan cara-cara yang tidak manusiawi. Beliau diusir
dan dilempari batu oleh para pemuda Kota Thaif. Mereka tidak mau
mengambil resiko, karena mereka pasti akan mendapatkan perlakuan
yang tidak baik dari masyarakat Mekah bila menerima Islam sebagai
agama baru mereka. Para pembesar Kota Thaif menganggap Muhammad
adalah orang gila yang terusir dari Mekah, berdasarkan informasi yang
mereka terima dari Abu Jahal, bahwa apa yang diajarkan Muhammad
adalah kebohongan besar yang akan menyesatkan bangsa Arab.
c. Perjanjian Aqabah
Perjanjian Aqabah di awali dengan dakwah yang dilakukan Nabi
terhadap orang-orang Yastrib yang datang ke Mekah pada musim haji.
Sebagian mereka menerima seruan Nabi dan masuk ke dalam Islam.
Peristiwa ini merupakan titik terang dalam perjalanan dakwah nabi,

31
karena penerimaan masyarakat Yastrib terhadap misi yang
disampaikannya membuka lembaran baru dalam usaha beliau
menyampaikan ajaran Islam. Akhirnya terjadilah perjanjian Aqabah I
pada tahun 621 dan setahun kemudian diadakan perjanjian Aqabah II. Isi
perjanjian tersebut, mereka mengundang nabi dan para pengikutnya
datang dan tinggal di kota mereka, dan bahkan menjadikan nabi sebagai
penengah dan juru damai dalam pertikaian-pertikaian yang terjadi di
antara mereka. Mereka juga menyatakan kesanggupan membela nabi dan
para pengikutnya dan menyertai beliau pindah dari Mekah ke kota
mereka, sebagaimana halnya mereka membela warga mereka sendiri.
TAHAPAN PERIODE DAKWAH MEKAH
Setiap periode memiliki tahapan-tahapan tersendiri, dengan
kekhususannya masing-masing, yang berbeda satu sama lain. Hal ini tampak
jelas setelah meneliti berbagai unsur yang menyertai dakwah itu selama dua
periode secara mendetil. Periode Makkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan,
yaitu: Tahapan dakwah secara sembunyisembunyi, yang berjalan selama tiga
tahun, Tahapan dakwah secara terang-terangan di tengah penduduk Makkah,
yang dimulai sejak tahun ke-4 dari nubuwah hingga akhir tahun ke-10.11
a. Tiga Tahun Dakwah Secara Sembunyi-Sembunyi.
Setelah Nabi Muhammad nenerima wahyu pertama sebagai
lambing dari pelantikannya menjadi Rasul yang sekaligus sebagai Kepala
Negara, maka beliau menjalankan dakwahIslamiyah secara diam-diam
sebagai langkah pertama mempersiapkan suatu Umat Islam atau Negara
Islam.12 Dakwah Nabi secara diam – diam terjadi pada saat periode
Makkah, Hal ini dikarenakan nabi belum mempunyai sahabat dalam
membantu dakwahnya. Selain itu nabi juga menyesuaikan dengan kondisi
mekkah yang pada saat itu masyarakat nya sangat Jahiliyah (yang tidak

11
Ibnu Hisyam, Sirah An-Nabawiyah, 1/245-262 dari buku Syaikh Shafi yyurrahman Al-
Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah, (Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2016), hlm. 72.
12
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: PT Bualan Bintang, 1995), hlm. 47.

32
mempunyai otoritas hukum, Nabi dan kitab suci.13 Masyarakat Arab
waktu itu sudah menyimpang jauh dari ajaran agama tauhid, yang telah
diajarkan oleh para Rasul terdahulu. Mereka umumnya beragama watsani
atau agama penyembah berhala. Berhala-berhala yang mereka puja itu
mereka letakkan di Ka’bah (Baitullah).
Di antara berhala-berhala yang termahsyur bernama Ma’abi,
Hubai,Khuza’ah, Lata, Uzza dan Manar. Selain itu ada pula sebagian
masyarakat Arab Jahiliyah yang menyembah malaikat dan bintang yang
dilakukan kaum Sabi’in. Dengan situasi keberagaman masyarakat Arab
pada waktu itu telah memberikan peluang besar bagi Nabi Muhammad
untuk mensosialisasikan Islam ketengah mereka. Selama tiga tahun
dakwah masih dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan perorangan.
Selama jangkau waktu ini telah terbentuk sekelompok orang-orang
mukmin yang senantiasa menguatkan hubungan persaudaraan dan saling
bahu-membahu. Penyampaian dakwah terus dilakukan, hingga turun
wahyu yang mengharuskan Rasulullah SAW. Menampakkan dakwah
kepada kaumnya, menjelaskan kebatilan mereka dan menyerang berhala-
berhala sesembahan mereka.
b. Dakwah Secara Terang-terangan.
Wahyu pertama turun dalam masalah ini adalah fi rman Allah,
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang
terdekat” (Q.S ASy-Syu’ara’: 214)
Permulaan surat ASy-Syu’ara’ menyebutkan kisah Nabi Musa
AS., dari permulaan nubuwah hingga hijrah beliau bersama Bani Israel,
hingga mereka selamat dari Fir’aun dan kaumnya yang berkesudahan
tenggelamnya Fir’aun dan para pengikutnya. Kisah ini memuat tahapan-
tahapan yang dilalui Musa selama menyeru Fir’aun dan kaumnya kepada
Allah. Setelah tiga tahun berjalan dakwah Islam secara diam-diam, maka

13
Rusydi Sulaiman, Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Wali
Pers, 2014), hlm. 175.

33
disuruhlah Nabi mengumumkan Islam dengan terang-terangan
sebagaimana difi rmankan oleh Allah dalam surat Asy-syu’ara’: 214.
Berdasarkan ayat Allah tersebut Nabi Muhammad mengajak kaum
keluarganya, Bani Hasyim untuk masuk Islam, akan tetapi mereka tidak
menghiraukannya, bahkan pamannya Abu Lahab mencemooh Nabi
Muhammad sehingga turunlah surat al-Lahab.
Kemudian Rasulullah mengajak kaum Quraish untuk mengesakan
Tuhan tiada sekutu bagi-Nya, Berdasarkan ayat yang turun dalam surat
al- Hijr: 94, mereka pun ada yang masuk Islam tetapi banyak pula yang
menentanngnya. Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan
dakwahnya kepada seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang
pluralistik, dari golongan bangsawan sampai golongan budak serta
pendatang kota Mekah yang mempunyai agama berbeda dan berbagai
suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini, beliau mengambil
bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Mulamulanya beliau menyeru
penduduk Mekkah lalu kemudian penduduk negeri yang lain. Dengan
usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah
pengikut nabi yang tadinya hanya dua belasan orang semakin hari
semakin bertambah. Mereka terutama terdiri dari kaum wanita, budak,
pekerja dan orang-orang yang tidak punya. Setelah beberapa lama
dakwah dilaksanakansecara sembunyi-sembunyi, maka turunlah QS. Al-
Hijr ayat 94 yang berbunyi:
(٤٩ ) َ‫فَاصْ َد ْع بِ َما تُ ْؤ َم ُر َوأَ ْع ِرضْ ع َِن ْال ُم ْش ِر ِك ْين‬
Artinya : “Maka Sampaikanlah (Muhammad) secara terang-
terangan segalaapa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah
dari orang-orang yang musyrik. (QS. Al Hijr : 94)”
Dalam ayat ini menekankan bahwa dakwah Nabi Muhammad
SAW bertujuan untuk menghindarkan manusia dari kemusyrikan dan
mengajak kepada ketauhidan. Langkah pertama Nabi Muhammad dalam
berdakwah secara terbuka adalah mengumpulkan warga kota Makkah di

34
bukit Shafa. Warga Kota Makkah dengan senang hati memenuhi
undangan tersebut. Saat itu, Nabi Muhammad orang yang sangat
dipercaya dan dihormati. Mereka yang diundang Nabi Muhammad SAW
memenuhi undangan itu, termasuk Abu Lahab. Meskipun banyak orang-
orang Quraisy yang menentang dakwah Rasulullah SAW, namun
Rasulullah tetap gigih dalam melanjutkan dakwahnya. Langkah dakwah
seterusnya yang diambil Rasulullah adalah menyeru masyarakat umum.
Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada Islam secara
terangterangan, baik golongan bangsawan maupun hamba sahaya. Mula-
mula ia menyeru penduduk Makkah, kemudian penduduk negeri-negeri
yang lain. Di samping itu, ia juga menyeru pada orang-orang yang datang
ke Makkah dari berbagai negeri untuk melaksanakan haji.
Kegiatan dakwah dijalankan tanpa mengenal lelah. Dengan
usahanya yang gigih, hASil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah
pengikut Nabi yang tadinya hanya belasan orang, makin hari makin
bertambah. Mereka terutama dari kaum wanita, budak, pekerja, dan
orang-orang yang tak punya. Meskipun kebanyakan mereka adalah orang-
orang yang lemah, namun semangat mereka sungguh membara.
Setelahdakwah secara terng-terangan, pemimpin Quraisy mulai berusaha
menghalangi dakwah Rasulullah. Semakin bertambahnya jumlah
pengikut Nabi, semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum Quraisy.
Selain berbentuk siksaan fi sik, usaha kaum kafir Quraisy untuk
menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW juga dilakukan dengan
pemboikotan selama 3 tahun. Isi pemboikotan tersebut antara lain:
 Tidak mau berbicara dengan orang Islam.
 Tidak mau berjual beli dengan orang Islam.
 Tidak mau menikah dengan orang Islam.
10. Ciri umum dakwah Rasulullah saw di Mekah.
Ada ciri-ciri secara umum yang dapat diidentifikasikan dalam dakwah
Rasulullah pada periode di Mekkah. Ciri-ciri tersebut antara lain:

35
 Perhatian dakwah terfokus pada upaya untuk menyampaikan dakwah dan
menyebarkannya dengan cara sirriyah (sembunyi) dan jahriyyah
(terangterangan).
 Memperhatikan Aspek tarbiyah (pengkaderan terpadu) bagi orang yang
menerima dakwah dengan berupaya untuk men-tazkiyah (menyucikan)
hati orang yang dididik dan menumbuhkan mereka selalu dalam suASana
hidayah.
 Berusaha untuk tidak terjadi konfl ik fisik dengan musuh dan
mencukupkan diri dengan melakukan jihad dakwah meskipun gangguan
dari pihak musuh cukup menyakitkan hati pihak kaum muslimin.
 Selalu aktif melakukan manuver dalam dakwah dan tidak terpaku hanya
di tempat mulai tumbuhnya.
 Melakukan kegiatan dan menentukan strategi yang berkesinambun-ngan
untuk dakwah ke depan.14
11. Hambatan dakwah Rasulullah di Mekah.
a. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW
Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan lain-
lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari
kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk
mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan
rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.
b. Bujukan Harta, Kedudukan dan Wanita
Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan mengutus Utbah bin
Rabi’ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji
berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka
membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi
wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah

14
Mohammad Arif, Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah, Jurnal Asketik Vol. 2 No. 1, Juli
2018, hlm. 52.

36
menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya
ditolak oleh Rasulullah.
c. Membujuk dan Memprovokasi Abu Thalib
Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka
kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman
Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah.
Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan
seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak
menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak
mentah-mentah oleh Abu Thalib.15
12. Faktor kaum Quraisy menentang ajaran islam di Mekah.
Menurut Ahmad Syalabi, ada 5 faktor yang mendorong Quraisy
menentang seruan Islam, yakni:
 Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan keRasulan
 Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan
hamba sahaya
 Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan
 Taqlid kepada nenek moyang terdahulu
 Pemahat dan penjual patung menganggap Islam sebagai penghalang rezeki.
Karena semakin keras siksaan dari orang kafir, maka Nabi Muhammad
SAW memerintahkan beberapa sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah. Pada
intinya misi dakwah Nabi Muhammad SAW dalam mengajarkan Islam saat
itu adalah berisi seruan kembali ke agama tauhid, beribadah hanya kepada
Allah SWT dan beriman kepada hari akhir. Hal itu berarti menghapus adanya
kesenjangan sosial dan kesombongan antar suku.16
13. Rahasia kesuksesan dakwah Rasulullah saw

15
Mohammad Arif, Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah, Jurnal Asketik Vol. 2 No. 1, Juli
2018, hlm. 57.
16
Mohammad Arif, Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah, Jurnal Asketik Vol. 2 No. 1, Juli
2018, hlm. 52.

37
Rahasia yang membuat dakwah nabi sukses yait bahwa Nabi saw sangat
mampu menjaga dan merawat kompetensinya, dan ini menjadi energi
kekuatan yang melahirkan serangkaian perilaku etis dalam berdakwah.
a. Sejarah sering menyebutkan, Nabi saw sangat pandai merawat
spiritualnya sehingga tanpak kekhusyuan batinnya, ketenangan ,
kenyamanan dan kedamaian dari raut wajahnya, serta melahirkan sifat-
sifatnya.
b. keberhasilannya dalam menjalin hubungan dengan sesama manusia di
tengah kehidupan sosial masyarakat. Ini merupakan modal dasar yang
menurut teori epektifitas komunikasi, proses komunikasi berawal, dengan
tertanamnya sikap empati dan kepercayaan dari komunikan atau yang
diajak berkomunikasi akan tercipta sebuah proses komunikasi yang sehat.
c. Peneguhannya dalam menanamkan rasa percaya para jama’ah. Dalam
sejarah hidupnya tidak pernah sekali-kali melahirkan perilaku yang
menurunkan wibawa dan kredibelitasnya. Ini terpancar pada misi
perjuangan dakwahnya yang tidak pernah berakhir serta
kesinambungannya antara prinsip gerak dakwah pertama dengan prinsip-
prinsip gerak dakwah selanjutnya.
Selain faktor-faktor di atas, faktor lain yang dapat dibaca dari keberhasilan
dakwah rasul, adalah terletak pada prinsip-prinsip etika yang dijunjung tinggi
ketika berdakwah, yaitu :
a. Cara rasul dalam merespon sebuah kemungkaran. Jika suatu
kemungkaran dipandang sebagai masih bisa disampaikan dengan cara
lemah lembut dan simpatik, maka beliau akan menempuh cara tersebut,
akan tetapi jika setelah diperhitungkan kondisinya membutuhkan
ketegasan, maka beliau akan menempuhnya. Bahkan beliau juga akan
menunjukan roman muka merah karena marah untuk menekan pelaku
kemungkaran supaya kembali ke jalan yang benar.
b. Dalam melakukan amar ma’ruf nahyi mungkar, beliau selalu
memperhatikan akibat yang akan ditimbulkan, jika sekiranya beliau

38
beranggapan bahwa amar ma’ruf nahyi mungkar tersebut menimbulkan
kemadharatan, maka beliau akan menahan diri untuk tidak melakukannya
terlebih dahulu. Beliau akan melakukannya dengan menunggu waktu
yang paling tepat, sehingga akan dapat diterima oleh orang yang diberi
nasihat. Namun jika amar ma’ruf nahyi mungkar yang akan beliau
sampaikan dipandang tidakmengandung madharat, maka beliau akan
segera menyampaikannya.
c. Dalam merespon sebuah kejadian (tindakan kesalahan), beliau tidak
pernah bersikap kasar ataupun mencaci maki seseorang yang berbuat
salah. Namun sebaiknya, beliau sangat lapang dada dan selalu
memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. Kalaupun beliau harus
mengungkapkan rasa kesalnya terhadap sebuah kesalahan, maka beliau
tidak langsung menunjuk hidung si pelaku. Beliau hanya akan bersabda,
bagaimana pendapat suatu kaum terhadap kejadian itu.17
14. Cara meneladani perjuangan dakwah Rasulullah.
Perilaku yang dapat diteladani dari perjuangan dakwah Rasulullah saw. pada
periode Mekah di antaranya adalah seperti berikut.
a. Memiliki Sikap Tangguh
Dalam upaya meraih kesuksesan, diperlukan sikap tangguh dan pantang
menyerah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. ketika ia
berjuang memberantas kemusyrikan. Lihat pula bagaimana orang-orang
yang sukses meraih cita-citanya, mereka bersusah-payah berusaha terus-
menerus tanpa mengenal lelah, sehingga mereka menjadi orang yang
berhasil dalam cita-citanya. Tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan dan
tidak ada pula kesuksesan tanpa kerja keras dan tangguh pantang
menyerah.
Ketangguhan datang dengan sendirinya. Ia memerlukan pembelajaran dan
latihan (riyadah) secara terusmenerus. Ketangguhan juga harus didukung

17
Abdullah Isa As-Salim, Manajemen Rasulullah dalam Berdakwah, ( Jakarta: Pustaka
Azzam,,2001), hlm. 21.

39
oleh kesehatan fisik dan pemahaman yang benar. Kedua-duanya harus
berjalan beriringan dan saling mendukung. Kekuatan fisik dibarengi
dengan pemahaman yang benar akan melahirkan manfaat yang besar,
demikian pula sebaliknya.
Sikap tangguh dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga,
sekolah, maupun masyarakat di antaranya. seperti berikut.
1) Menggunakan waktu untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar
mendapatkan prestasi yang tinggi.
2) Secara terus-menerus mencoba sesuatu yang belum dapat dikerjakan
sampai ditemukan solusi untuk mengatasinya.
3) Melaksanakan segala peraturan di sekolah sebagai bentuk pengamalan
sikap disiplin dan tanggung jawab.
4) Menjalankan segala perintah agama dan menjauhi larangannya dengan
penuh keikhlasan.
5) Tidak putus asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih suatu
keinginan. Jadikanlah kegagalan sebagai cambuk agar tidak
mengalaminya lagi di kemudian hari.
b. Memiliki Jiwa Berkorban
Perilaku yang mencerminkan jiwa berkorban dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya seperti berikut.
1) Menyisihkan waktu sebaik mungkin untuk kegiatan yang bermanfaat.
Hal ini penting mengingat waktu yang kita miliki sangatlah terbatas. Jika
waktu yang kita gunakan lebih banyak untuk kegiatan yang percuma,
siapsiaplah untuk menyesal karena waktu yang telah lewat tidak akan
kembali lagi. Misalkan karena kamu tidak belajar dengan sungguh-
sungguh sementara kamu ingin lulus dengan nilai yang tinggi, kamu
akan menyesal karena mendapatkan nilai yang rendah dan harus
mengulang lagi.
2) Mendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.

40
Kepentingan bersama di atas segala-galanya. Itulah kalimat yang
sering diungkapkan oleh kebanyakan manusia. Akan tetapi,
kenyataannya belum tentu demikian. Kebanyakan manusia lebih
mengutamakan kepentingan pribadinya daripada kepentingan orang
banyak. Sebagai orang yang beriman, tentu kita tidak boleh termasuk
ke dalam golongan orang yang demikian. Rasulullah saw.
mencontohkan, bagaimana ketika ia hendak berbuka puasa dengan
sepotong roti, sementara ada orang yang datang untuk meminta roti
tersebut karena sangat kelaparan, dan Rasul memberikan roti tersebut
kepada orang itu. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku yang dapat
kita lakukan dalam hal ini misalnya saat antre di tempat umum, di
bank, loket pembayaran, berkendara di mana lampu lalu lintas sedang
menunjukkan warna merah menyala, dan lain sebagainya.
3) Menyisihkan sebagian harta untuk membantu orang lain yang
membutuhkan.Dalam harta kita terdapat sebagian hak orang lain yang
membutuhkannya. Islam mengajarkan bahwa bersedekah itu tidak
akan mengurangi harta sedikit pun, bahkan ia akan mendatangkan
harta yang lebih banyak lagi.18
15. Hikmah dakwah periode Mekah
Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode
Mekah, antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang
menegakkan agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan
risalah dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk
(hidayah), bahkan kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan
terpilih menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah:

18
Mustahdi, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerta, (Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbatang, Kemendikbud, 2013),hlm.82-84.

41
214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai
menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang
tanpa menimbulkan kebosanan (QS An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah.
Artinya, Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari
adalah teladan yang baik, terutama terhadap ajaran Islam yang
didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang
hak dan persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan
pemberantas perbudakan.
i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status
derajatnya di mata Allah adalah sama.

Proses Pembelajaran :
1. Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
2. Guru mengajak murid membaca sholawat nariyah tiga kali
3. Guru mengajak murid membaca Al-Quran
4. Guru menyapa murid dan memeriksa kehadiran murid
5. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
6. Guru menyiapkan media atau alat yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran
7. Guru menyampaikan materi kepada murid kemudian mendiskusikan materi
yang telah disampaikan oleh guru.
8. Guru melakukan evaluasi terhadap materi yang disampaikan.
9. Menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa bersama dan guru
mengucapkan salam.

42
Metode Pembelajaran
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode yang dilakukan dengan maksud untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang
sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan.
2. Metode diskusi
Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan, pendapat,
dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah
tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh
kebenaran.
3. Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah metode yang dilakukan dengan menggunakan
tanya jawab untuk mengetahui sampai sejauh mana ingatan atau pikiran
seseorang dalam memahami atau mengusai materi pelajaran, di samping itu
juga untuk merangsang perhatian penerima dakwah.
4. Metode presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak orang. Atau
secara jelasnya diartikan menyajikan atau mengemukakan informasi kepada
orang lain dengan tujuan bermacam-macam seperti memberi tahu,
mempengaruhi ataupun mengajak.
5. Metode kisah
Metode kisah disebut juga metode cerita yakni cara mendidik dengan
mengandalkan bahasa, baik lisanmaupun tertulis dengan menyampaikan pesan
dari sumber pokok sejarah islam yakni Al-Quran dan Hadits.
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi
pelajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya
suatu hal baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.19
6. Metode Sosiodrama

19
Rudi Susilana, Desain Pembelajaran, Jakarta: Puspen UT Depdiknas, 2002. hlm.15-16.

43
Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,
permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah
kenakalan remaja, narkoba, gambaran keluarga yang otoriter, dan lain
sebagainya.

Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Konstektual
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan
melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri
siswa yang didasarkan pada pengetahuan.
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang
menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion)
berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang
kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif
sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
kesesuatu yang khusus.

Media Pembelajaran

44
1. Buku paket dan LKS
2. Al-qur’an
3. Tajwid
4. Internet
5. Lcd proyektor
6. Papan tulis dan spidol

BAB III
PENTUP
A. Simpulan
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di SMP dan SMA bertujuan
untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam memahami
bagaimana masa kelahiran Nabi Saw, masa pengangkatan Nabi Muhammad
Saw. Menjadi Rasul, bagaimana proses Dakwah Nabi Muhammad Saw. di
Mekah, serta hambatan-hambatan apa saja yang dialami serta perjuangan yang
Nabi Saw. torehkan selama menyampaikan misi dakwahnya.
Dengan demikian seorang guru sebelum meyampaikan materi
pembelajaran pada siswa diharapkan mendalami materi apa yang akan
disampaikan, dapat menyusu K.I, K.D, Indikator, sesuai dengan apa yang
diharapkan, dan dapat mengkondisikan suasana pembelajaran berdasarkan alat
media, metode, dan pendekatan agar pembelajaran berjalan dengan efektif.

B. Saran
Dengan memerhatikan kedudukan mahasiswa, yakni sebagai bagian
dari sivitas akademika, mahasiswa akan senantiasa berbicara dengan semua
kalangan. Oleh karena itu, disarankan mahasiswa harus rajin mengasah bakat
bernicara didepan umum. Rajin membaca adalah sebagai modal dasar bagi
seorang yang sedikit kosa kata bahasa Indonesia baku. Di samping itu, modal
lain yang dibutuhkan adalah adanya kemauan (willingness), motivasi
(motivation), dan kemampuan (ability) berbicara.

45
46
DAFTAR PUSTAKA
Agung Muhammad Dari Kelahiran Hingga Detik-Detik. 2004. Jakarta: Pustaka Al-
SofWa.
Al-Mubarakfury, Syaikh Shafi‘r Rahman. Perjalanan Hidup Rasul Yang Arif,
Mohammad. Juli 2018. Dinamika Islamisasi Makkah & Madinah. Jurnal
Asketik Vol. 2 No. 1.
Ar-Rifa’I, M. Nasib. 2000. Ringkasan Tafsir Ibnu Katsi. Jakarta: Gema Insani.
Hasjmy, A. 1995. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: PT Bualan Bintang.
Helmy, Masdar. 2012. Keteladanan Akhlak Rasulullah SAW. Bandung: Pustaka
Hidayah.
Hisyam, Ibnu. 2016. Sirah An-Nabawiyah. 1/245-262 dari buku Syaikh Shafi
yyurrahman Al-Mubarakfuri Sirah Nabawiyah. Jakarta Timur: Pustaka Al-
Kautsar.
Lewis, Bernard. 2010. The Middle East. diterjemahkan oleh Abd. Rachman Abror.
Pontianak: STAIN Press.
Ma’ruf, Pendidikan islam berbasis kasih sayang, (Fakultas Tarbiyah dan ilmu
keguruan, Institut Agama Islam Negeri Pontianak), dalam jurnal studi gender
dan anak.
Sulaiman, Rusydi. 2014. Pengantar Metodologi Studi Sejarah Peradaban Islam.
Jakarta: Raja Wali Pers.
Susilana , Rudi. 2002. Desain Pembelajaran. Jakarta: Puspen UT Depdiknas.

47

Anda mungkin juga menyukai