Anda di halaman 1dari 1

Nama : Febri Andriyan (5118500170)

Saya setuju, Pemberian hukuman mati ter hadap pelaku tindak pidana korupsi sangat dimungkinkan
untuk dilakukan. Hal tersebut telah diatur dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi,
yang menyebut kan bahwa “Dalam hal tindak pidana korupsi sebagai mana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dija tuhkan”.

Pemaknaan keadaan ter tentu yang dimaksud dapat dilihat dalam penjelasan Pasal 2 ayat (2) Undang-
Undang Tipikor yang menjelaskan bahwa; “Yang dimaksud dengan “keadaan tertentu” negara dalam
keadaan bahaya sesuai dengan undang-undang yang berlaku, pada waktu terjadi bencana alam nasional,
sebagai pengulangan tindak pidana korupsi, atau pada waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi dan
moneter”. Pasal ini dapat diterapkan ter hadap para tersangka kasus korupsi di sektor bencana alam
mengingat karena ke ja hat an korupsi dapat mem be ri kan dam pak yang buruk pada kua - litas hidup
manusia.

Selain itu, korupsi juga dapat di ang gap sebagai kejahatan atau pe langgar an terhadap hak-hak asasi
manusia. Sebab, kejahatan korupsi sangat erat kaitan nya dengan pemenuhan hak-hak asasi manusia
dalam pemenuhan kehidupan yang la yak bagi masyarakat seperti pelayanan kesehatan, pendidikan,
bantuan kemanusiaan dan lain-lain. Akan tetapi, semua itu terabaikan karena negara tidak memiliki
cukup anggaran un tuk meningkatkan kesejahteraan rakyat akibat banyaknya anggaran negara yang
dikorupsi oleh orang-orang yang ber watak korup. Makin maraknya praktik korupsi yang terjadi tidak
terlepas dari kemerosotan kinerja institusi dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih.

Korupsi di sektor bencana alam seolah-olah menjelaskan bahwa para pelaku korupsi te lah
memperlihatkan kemerosotan watak etis dan integritas moral mereka. Perbuatan ko rupsi ini dapat
digolongkan sebagai per - buatan kebejatan hidup para ko ruptor yang su dah buta de - ngan nilai-nilai
ke manusiaan. Mereka memanfaat kan kesempatan untuk meng ambil keun - tung an (mem perkaya
diri) di atas penderitaan kemanusiaan korban bencana alam. Suatu perbuatan yang sa - ngat tidak
manusiawi serta telah melanggar dan me ram - pas hak-hak asasi korban ben - cana alam.

Karena itu, KPK dapat menerapkan Pasal 2 ayat (2) UU Tipikor untuk menjerat para tersangka korupsi
proyek bencana alam sebagai salah satu bentuk extraordinary law enforcement agar dapat mem -
berikan efek jera (deterrent effect) terhadap para pelaku korupsi.

Anda mungkin juga menyukai