Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Disusun oleh :
2020
RANGKUMAN MATERI BAB 5
( Landasan Filosofis Pendidikan )
Pengertian filsafat, filsafat (philosopy) berasal dari kata philiem (cinta) dan sophia
(kebijaksanaan).filsafat memiliki beberapa karakteristik seperti objek yang dipelajari, proses
berfilsafat, tujuan berfilsafat, hasil berfilsafat, dan penyajiannya.
Objek studi berfilsafat adalah segala sesuatu yang diciptakan Tuhan YME atau segala
sesuatu hasil kreasi manusia itu sendiri. Akan tetapi para filsuf hanya mempelajari dasar-
dasarnya saja jadi objek studi filafat sering juga disebut komprehensif mendasar. Proses studi
atau berfilsafat dimulai dengan suatu pertaanyaan karena ketakjuban dan ketidakpuasan akan
suatu hal, lalu mereka menguji asumsi mereka dengan bertolak pada asumsi yang sudah ada.
Tujuam para filsuf memikirkan segala suatu hal sedemikian rupa adalah untuk mencari suatu
kebenaran. Hasil dari berfilsafat ini adalah sebuah sistem teori atau konsep yang bersifat
normatif atau perspektif dan individualistik unik.
Ilmu filsafat berdasarkan objeknya dapat dibedakan menjadi Filsafat Umum atau
Murni dan Filsafat Khusus atau Terapan, Cabang Filsafat Umum terdiri atas Metafisika yang
meliputi Metafisika Umum atau Ontologi, dan Metafisika Khusus yang meliputi Kosmologi,
Teologi, dan Antropologi. Epistemologi Logika. Aksiologi yang meliputi Etika dan Estetika.
Karena sifat darifilsafat yang bersifat subjektif aliran filsafat dapat digolongkan menjadi
beberapa aliran besar seperti Idealisme, Realisme, dsb.
Landasan Filosofis pendidikan adalah segala sesuatu yang bersumber dari filsafat
yang dijadikan titik tolak dalam pendidikan. Hubungan antara cabang-cabang filsafat dengan
agagasan-gagasan pendidikan adalah sebagai berikut:
No Soal Jawaban
Istilah filsafat ( philosophy ) berasal dari dua suku kata dalam
Definisi Filsafat Bahasa Yunani Kuno, yaitu ohilein (cinta ), dan Sophia
1.
( etimologis ) ( kebijaksanaan ). Jadi secara etimologis filsafat adalah cinta
kepada kebijaksanaan ( Dagobert D. Runes, 1981 ).
Landasan Filosofis Pendidikan tidak berisi konsep-konsep
tentang Pendidikan apa adanya (faktual), melainkan berisi
Landasan Filsafat Pendidikan tentang konsep-konsep Pendidikan yang seharusnya atau yang
2.
bersifat normatif, sebab ? dicita-citakan (ideal), yang disarankan oleh filsuf tertentu untuk
dijadikan titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi
pendidikan.
Manusia adalah makhluk spiritual, manusia adalah makhluk
Hakikat manusia
3. berfikir, memiliki tujuan hidup dan hidup dalam dunia dengan
( Idealisme )
suatu aturan moral yang jelas.
Pengembangan kemampuan berfikir melalui Pendidikan liberal,
4. Kurikulum ( Idealisme ) penyiapan keterampilan bekerja sesuatu mata pencaharian
melalui Pendidikan praktis.
Hakikat manusia terletak pada apa yang dikerjakan. Pikiran atau
5. Hakikat Realitas ( Realisme ) jiwa merupakan suatu organisme yang sangat rumit yang mampu
berfikir. Manusia bias bebas atau tidak bebas.
Metode hendaknya bersifat logis dan psikologis. Pembiasaan
6. Metode ( Realisme )
merupakan metode utama bagi penganut Realisme
Anti metafisika, suatu teori umum tentang kenyataan tidaklah
mungkin dan tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah
Hakikat Pengetahuan kenyataan fisik, plural, dan berubah. Pengetahuan adalah
7.
( Pragmatisme ) relative. Pengetahuan yang benar diperoleh melalui pengalaman
dan berfikir. Pengetahuan yang benar adalah yang berguna dalam
kehidupan.
Pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hayat, proses
rekonstruksi yang berlangsung terus menerus dari pengalaman
yang terakumulasi dan sebuah proses sosial. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan
8. tidak ditentukan dari luar dan tidak ada tujuan akhir Pendidikan.
( Pragmatisme )
Tujuannya untuk memperoleh pengalaman yang berguna untuk
mampu memecahkan masalah masalah baru dalam kehidupan
individual maupun social.
Peranan tersurat dan tersirat dalam semboyan “ing ngarso sung
tulodo “ artinya pendidik harus memberikan atau menjadi teladan
bagi peserta didiknya; “ ing madya mangun karso “ artinya
Peranan Pendidik dan Peserta
9. pendidik harus mampu membangun karsa pada peserta didiknya;
Didik ( Pancasila )
“ tut wuri handayani “ artinya bahwa sepanjang tidak berbahaya
pendidik harus memberi kebebasan atau kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar mandiri.
Pengetahuan dan nilai nilai yang bersifat mutlak tentunya tetap
harus dipertahankan, demikian juga pengetahuan dan nilai nilai
budaya yang masih dipandang benar dan baik juga perlu
dikonservasi.
10. Nilai ( Pancasila ) Sumber pertama segala nilai hakikatnya adalah Tuhan YME.
Karena manusia adalah makhluk Tuhan, pribadi/individu dan
sekaligus insan social, maka hakikat nilai diturunkan dari Tuhan
YME, masyarakat, dan individu.