Tugas Pendaft Tanah
Tugas Pendaft Tanah
PENDAHULUAN
Tanah merupakan elemen yang penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena
10/1961) yang telah berlaku sejak tahun 1961 dipandang memiliki substansi yang
sudah tidak dapat lagi memenuhi tuntutan zaman untuk memberikan kepastian atas
10/1961 tersebut. PP ini berlaku tiga bulan sejak tanggal diundangkannya (Pasal
66) yang berarti secara resmi mulai berlaku diseluruh wilayah Indonesia sejak
pelaksana dari PP 10/1961 yang telah ada masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan atau diubah atau diganti berdasarkan PP 24/1997 ini (Pasal 64 ayat
(1).
Maka untuk menjamin kepastian hukum maka mendaftarkan hak atas tanah
merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal ini dilakukan guna menjamin
kepastian hukum bagi pemegang hak atas tanah serta pihak lain yang
Badan Pertahanan Nasional (BPN) serta dibantu oleh pejabat pembuat akta tanah
masyarakat lndonesia yang suka utuk dapat mengatasi masalah ini dengan baik.
Sabagian besar penduduk mengira masalah ini hanya dapat diselesaikan dengan
uang. Cara instan ataupun cepat yang dilakukan dengan semakin besar mereka
mengeluarkan uang maka akan semakin cepat pula penyelesaianya. Padahal sesuai
kenyataan, cara yang di ambil ini salah. Pejabat pembuat akta tanah (PPAT) yang
B. Rumusan Masalah
1
Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah.(Jakarta:Sinar Grafika,2012) hlm.59.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendaftaran Tanah
fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai
yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun
latin Capistrtum.2
2
Wibowo Tunardy, “Pendaftaran Tanah”, Jurnal Hukum No.4 Vol.02 November
2013, hlm.4.
pemeliharaan datanya. Data yang disediakan harus
3
Arba,Hukum Agraria Indonesia.(Jakarta: Sinar Grafika, 2015)hlm.151-152.
4
Ibid., hlm.159.
pentingnya, karena jika salah satunya kurang diperhatikan
hari.
ingatan bisa saja kabur dan saksi-saksi hidup satu masa akan
oleh Menteri.
Permasalahan : Terjadi transaksi pembelian tanah di daerah Parapat Pak Budi dari
Pak Majol dan membangun rumah, terdapat surat kepemilikan tanah, namun belum
5
Ibid., hlm.162.
terdapat sertifikat nasional. Setelah 7 tahun ada pihak yang mengklaim (si A)
bahwa tanah Pak Majol adalah milik mereka, akibatnya 28 rumah terkena klaim
ditelusuri dan mengambil jalur hukum, si penuntut tidak menahu soal batas-batas
tanah miliknya, karena tanah Pak Majol dan si penuntut dulunya adalah warisan
nenek moyang mereka, jadi dari pihak tergugat mendatangkan saksi orang tua
tahu bahwa tanah yang kami tinggali bukanlah bagian dari tanah si A. Karena
waktu pembagian tanah dia ikut sebagai saksi zaman dahulu, sementara saksi dari
si penggugat adalah saksi yang tidak menahu batas-batas tanah tapi mengklaim itu
tanah si A. Pak Majol sendiri sudah meninggal sesudah perkara ini. Dalam
Pada dasarnya, setiap pemindahan hak atas tanah wajib dibuktikan melalui
akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), sebagaimana
“Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual
beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum
pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat
Akta Jual Beli (AJB) yang disahkan oleh PPAT, dan kemudian disampaikan
pendaftaran AJB yang disahkan oleh PPAT pada Kantor Pertanahan yang nantinya
akan dijadikan sebagai dasar perolehan sertifikat tanah (AJB sebagai dasar
perolehan sertifikat tanah), dengan tidak adanya pendaftaran AJB tersebut, maka
yang menjadi sengketa mau tidak mau tidak kuat, terutama di pengadilan.
Selain itu perlu diketahui bahwa AJB saja tidak cukup untuk membuktikan
kepemilikan tanah. AJB memang dapat membuktikan telah terjadi transaksi jual
beli tanah. Akan tetapi, untuk pembuktian yang kuat mengenai kepemilikan atas
tanah hanya dapat dibuktikan oleh adanya sertifikat tanah sebagai surat tanda bukti
1. Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat
pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat
di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan
data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan.
2. Dalam hal atas suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah
atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut
dengan itikad baik dan secara nyata menguasainya, maka pihak lain yang
merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut
tanah hak milik pak Budi yang telah dibeli dari pak Majol, maka idealnya
harus dibuktikan dengan adanya AJB sebagai bukti telah terjadi transaksi jual
tanah hak yang sudah didaftar dan hak milik atas satuan rumah susun susun
Pasal 36, wajib diserahkan oleh yang menerima hak atas tanah atau hak milik
namanya dicatat sebagai pemegang haknya dan surat tanda bukti sebagai ahli
waris.
Namun, mengenai hal ini, bukti-bukti dapat diajukan di dalam
tanah warisan tersebut telah didaftarkan secara sah dan perndaftaran tanah
tersebut menunjukkan bahwa hak atas tanah telah ada pada pihak A. Jika tidak
dikeluarkannya kewajiban pendaftaran tanah ini, maka kita dapat lanjut pada
isu selanjutnya.
batas tanah ini sebagai penyelenggaraan pendaftaran tanah yang pertama kali.
dan peralihan hak tersebut beserta dengan pemberian surat-surat tanda bukti
berkaitan pada saat pengukuran tanah berlangsung, tetapi jika tidak dilengkapi
terdapat satu saksi maka harus sesuai dengan alat bukti lain), sehingga
berdasar, tetapi karena sifat hukum acara perdata yang menerapkan hakim
yang bersifat pasif, maka harus dibuktikan oleh Penggugat bahwa keterangan
perkara ini sudah pada tahap banding di Pengadilan Tinggi. Maka langkah
bawahnya, maka tidak dapat diajukan alat-alat bukti baru, kecuali pada tingkat
Peninjauan Kembali.
Akan tetapi pada tingkat kasasi ini, masih dapat diusahakan bahwa
adalah saksi yang benar-benar independen atau ternyata disewa oleh pihak
Penggugat untuk membela pihak mereka. Hal ini dapat dilihat dari latar
belakang saksi yang dihadirkan oleh Penggugat. Jika terbukti bahwa saksi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pendaftaran Tanah
kepastian hukum hak milik atas tanah terhadap masyarakat sesuai pasal 3
pertanahan dan terkait dengan pasal 32 ayat (2) PP Nomor 24 Tahun 1997 bahwa
pihak yang merasa mempunyai sesuatu kepentingan terkait hak atas tanah yang
didaftarkan oleh seseorang, dibatasi hanya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun
dalam perolehan sertifikat tersebut. Sesuai dengan pasal ini secara jelas dan tegas
pemilik tanah yang sudah bersertifikat, tetapi di sisi lain juga tidak mempunyai
keyakinan atas kebenaran data fisik maupun data yuridis yang digunakan untuk
melakukan pendaftaran tanah hingga terbitnya sertifikat. Oleh karena itu sampai
saat ini janji untuk memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah belum
yang kuat, artinya selama tidak dapat dibuktikan sebaliknya, data fisik dan data
yuridis yang tercantum di dalam sertipikat harus diterima sebagai data yang
pengadilan.
2.Analisis Kasus
Pendaftaran tanah dewasa ini sangat penting dilakukan mengingat tanah adalah
bentuk harta yang tidak akan terpengaruh oleh waktu dan jaman dan lebih
kepemilikan tanah agar tidak jatuh ke tangan orang lain. Dan untuk mewujudkan
Dalam Kasus ini masing-masing pihak tergugat maupun penggugat harus dapat
membuktikan bahwa tanah tersebut milik nya dengan menggunakan saksi dari
masing-masing pihak karena sifat hukum acara perdata yang menerapkan hakim
Diajukan sebagai tugas mata kuliah Teori dan Kebijakan Pendaftaran Tanah
Dosen Pengajar : Dr. Ana Silviana, S.H., M.Hum.
Disusun Oleh :