Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat rah
mat dan karunia-Nya lah saya bisa menyelesaikan makalah mengenai spesialisai
kedokteran gigi yang berjudul “Pentingnya Perawatan Periodontal Pada Usia
Remaja”.
Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Siti
Aisyah Minnuthfatin selaku bina damping dan Dinda Andira Salsabila selaku
mentor dalam Latihan Dasar Keterampilan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar
(LKMM-TD) 2019 yang telah membimbing saya sehingga penyusunan makalah
ini berjalan dengan baik dan lancar.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari LKMM-
TD 2019. Dengan adanya makalah ini saya berharap dapat menambah
pengetahuan dan referensi pembaca baik pada institusi Pendidikan kedokteran gigi
guna kelancaran kegiatan belajar mengajar. Penyusun menyadari kekurangan dan
keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait kajian dalam makalah,
untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan untuk kebaikan
nantinya. Semoga makalah ini dapat digunakan dengan baik dan bermanfaat untuk
semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………..…….i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..…….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………...…..……iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………...……………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………2
1.3 Tujuan……………………………………………………………………..2
1.4 Manfaat……………………………………………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………..…………………………………….3
2.1 Definisi Periodontal ………………………………………………
2.2 Jenis Penyakit Periodontal Pada Remaja………………………………….
2.3 Penyebab Terjadinya Penyakit Periodontal Pada Remaja…………….
2.4 Perawatan dan Pengobatan Periodontal Pada Remaja
2.5
BAB III PENUTUP………………………………..
3.1 Kesimpulan…………………………………..
3.2 Saran ………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan rongga mulut dan gigi di Indonesia meningkat
tiap tahunnya. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan rongga mulut
menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya prevalensi gangguan
kesehatan rongga mulut. Banyaknya keluhan yang dialami masyarakat
tanpa menerima perawatan berbanding dengan banyaknya keluhan yang
menerima perawatan dan pengobatan oleh tenaga medis gigi. Prevalensi
masyarakat yang mengalami keluhan tanpa menerima perawatan dan
pengobatan sebesar 25,9%, dan masyarakat yang mengalami keluhan lalu
menerima perawatan dan pengobatan sebesar 31,1%(Wilis et al., 2017).
Penyakit periodontal adalah salah satu masalah yang sangat
penting dalam kesehatan rongga mulut selain karies di dunia. Masyarakat
yang menderita penyakit periodontal didominasi oleh usia ≤ 20 tahun,
yang artinya kebanyakan penderita penyakit periodontal terjadi pada
kalangan remaja yang menuju dewasa. Awalnya penyakit periodontal
dimulai dari gingivitis dan berakhir menjadi periodontitis jika tidak
mendapatkan perawatan. Tingkat keparahan penyakit ini meningkat
seiring dengan terjadinya pubertas(Wilis et al., 2017)
Di Indonesia, permasalahan gigi dan mulut merupakan salah satu
permasalahan penyakit yang masuk ke dalam 10 daftar penyakit yang
paling dikeluhkan oleh masyarakat. Penduduk Indonesia banyak yang
mengalami penyakit periodontal. Remaja adalah keadaan yang
menunjukkan peranjakan dari usia anak-anak menuju dewasa.
Diperkirakan 9-17% anak-anak yang beumur antara 3 dan 11 tahun
mengalami gingivitis, jumahnya meningkat saat beranjak menuju remaja
dengan 70-90% remaja mengalami penyakit periodontal(Ismi et al., 2017).
Masalah kebersihan rongga mulut dan gigi serta gingiva sering
terjadi pada remaja usia 12-15 tahun. World Health Organization (WHO)
merekomendasikan untuk melakukan kajian epidemiologi kesehatan gigi
dan mulut pada kelompok usia 12-15 tahun, yang merupakan usia kritis
pengukuran indikator penyakit periodontal anak remaja sebagai usia untuk
melakukan pemeriksaan, karena gigi tetap yang menjadi indeks penelitian
telah tumbuh seuutuhnya. Kebersihan rongga mulut dan gigi yang tidak
baik dapat menyebabkan terjadinya inflamasi pada gingiva(Lesar et al.,
2015).
Gingiva merupakan bagian dari mukosa mulut yang menutupi
mahkota gigi yang tidak tumbuh dan mengelilingi leher gigi yang sudah
iii
tumbuh, berfungsi sebagai struktur penunjang untuk jaringana di dekatnya.
Gingiva dibentuk oleh jaringan yang berwarna merah muda pucat yang
melekat kokoh pada tulang, gigi, dan mukosa alveolar menyambung
dengan mukogingival. Beberapa studi epidemiologi menunjukkan bahwa
kebershian gigi dan mulut serta status gingiva dari berbagai tingkat
keparahan pada umumnya ditemukan pada anak-aanak dan remaja(Lesar
et al., 2015).
1.3 Tujuan
a. Mengetahui definisi dari periodontal.
b. Mengetahui jenis-jenis penyakit periodontal yang terjadi pada remaja.
c. Mengetahui penyebab terjadinya penyakit periodontal pada remaja.
d. Mengetahui bagaimana perawatan dan pengobatan pada penyakit
periodontal remaja.
e. Mengetahui cara mencegah terjadinya penyakit periodontal pada
remaja
1.4 Manfaat
a. Bagi pembaca dapat mengetahui definisi dari periodontal, jenis-jenis
penyakit periodontal pada remaja, penyebab terjadinya penyakit
periodontal pada remaja, bagaimana perawatan dan pengobatan pada
penyakit periodontal remaja, dan mengetahui cara mencegah terjadinya
penyakit periodontal pada remaja.
iii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyakit Periodontal
Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan rongga mulut dan gigi
yang diawali dengan akumulasi lokal dari mikroorganisme (dental plaque) serta
produk metabolisnya. Penyakit periodontal adalah lesi rongga mulut yang
menyebabkan daerah penyangga gigi-gigi kehialangan struktur kolagennya. Dan
juag merupakan respon terhadap akumulasi bakteri pada jaringan periodontal.
Penyakit periodontal banyak dialami oleh remaja yang ada di Indonesia(Wilis et
al., 2017).
Penyakit periodontal adalah kumpulan-kumpulan dari sejumlah keadaaan
inflamatorik dari jaringan penunjang gigi-gigi yang disebabkan oleh bakteri.
Selain itu, penyakit periodontal juga merupakan suatu keadaan patalogis yang
mengenai jaringan pendukung gigi. Jaringan pendukung gigi tersebut yaitu
gingiva, ligament periodontal, sementum, dan tulang alveolar. Penyakit
periodontal dapat diklasifikasikan menjadi gingivitis dan periodontitis. Etiologi
utama penyakit periodontal adalah plak yang dapat diperberat oleh adanya faktor
resiko seperti kalkulus(Ismi et al., 2016).
iii
(inflamasi), gusi berwarna merah keunguan hingga kehitaman, gusi terasa nyeri
saat disentuh, gusi mudah berdarah, gusi yang tidak pas dengan gigi membuat gigi
tampak lebih Panjang dari biasanya, ada ruang baru antara gigi-gigi, mulut
menjadi bau, gigi bergoyang, nyeri saat mengunyah sesuatu(Bakar, 2012).
iii
untuk mengambil jaringan nekrose yang tertinggal selama proses penyembuhan.
Selain itu, tujuan kuratase juga untuk membersihkan jaringan granulasi dan
infamasi, mengurangi kedalaman poket, dan mengambil papilla interdental yang
rusak. Tata laksana dari kuretase adalah indikasi, skeling dan root planning,
memasukkan kuret dengan sejajar aksisi gigi sampai dasar poket sisi takam epitel
sulkuler dinding di luar gingiva ditahan dengan ibu jari, melakukan pengerokan
beberapa kali, melakukan irigasi dengan bahan irigasi, menekan daerah operasi 3-
5 menit agar jaringan nekrotik keuar dari sulkus gingival, dan terakhir melakukan
control 1 minggu.
Gingevektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan mengangkat
gingiva atau jaringan gusi. Dilakukan dengan memotong jaringan gingiva yang
mengalami enlargement. Tujuannya adalah untuk mengeliminasi poket (pseudo
poket) akibat enlargement gingival. Indikasi dari gingivektomi adalah
enlargement gingival epulis, abses periodontal, dan suprabony pocket kedalaman
>4 mm. kontra dari indikasi gingevektomi adalah inflamasi akut, dasar poket
dibawah mucogingival junction, pertimbangan estetik terutama pada anterior, dan
penyakit sistemik. Prosedur dari gingivektomi adalah menentukan kedalaman
poket dengan probe periodontal, menentukan bleeding point dengan pocket
marker, melakukan anastesi local terlebih dahulu, eksternal bevel incision di
apical bleeding point, dengan sudut 45o, mengambil dinding poket yang sudah
dieksisi, kuretase, dan periodontal dressing diletakkan pada area pembedahan.
Frenektomi adalah prosedur pengambilan frenuum. Pegambilan frenulum
labial disebut dengan frenektomi labialis. Tujuan dari frenektomi adalah
mencegah relapsnya perawatan orthodonsi, mencegah resesi jaringan, membantu
fungsi bicara, estetik, dan pembaruan jaringan sekitar gigi meliputi kontur
gingiva, posisi gingiva dan papilla. Ada beberapa intruksi pasca frenektomi yaitu,
pasien diminta memakan kamanan lunak, tidak boleh berkumur, meminum obat
sesuai dengan resep, tidak banyak menggerakkan bibir menghindari makanan
minuman yang panas, mengkompres daerah yang dilakukan frenektomi dengan
obat kumur, menjaga kebersihan mulut, dan tidak menyikat daerah yang
dilakukan frenektomi.
Blanche tes adalah percobaan untuk mengetahui adanya suatu frenulum
yang tinggi serta pengaruh frenulum labialis terhadap diastema sentral. Bibir atas
pasien yang mengalami diastema sentral dan frenulum labialis yang tebal ditarik
ke atas. Selain blanche tes juga ada operkulektomi. Operkulektomi atau
pericoronal flap adalah pembuangan operculum secara bedah. Penatalaksanaan
operkulektomi adalah menghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada
permukaan operculum, mengusap dengan antiseptik, operculum diangkat dari gigi
dengan menggunakan scaler, irigasi dengan air hangat, dan anastesi daerah yang
ingin dilakukan.
iii
Cara mencegah terjadinya penyakit periodontal adalah kerjasama yang
dilakukan antara dokter gigi, pasien dan personal pendukung. Pencegahan dapat
dilakukan dengan memelihara gigi dan mencegah serangan serta kambuhnya suatu
penyakit. Pencegahan dapat dimulai pada jaringan periodontal yang sehat yang
bertujuan untuk mempertahankan dan memelihara kesehatan jaringan periodontal
dengan menggunakan teknik sederhana. Kebanyakan penyakit periodontal dan
kehilangan gigi dapat dicegah karena factor penyebab nya disebabkan oleh faktor
local yang dapat ditemukan, dikoreksi, dan dikontrol.
Pencegahan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan dengan prosedur
yang berhubungan antara satu sama lain. Prosedur tersebut adalah kontrol plak,
profilaksis mulut, pencegahan trauma dari oklusi, pencegahan dengan tindakan
sistemik, pencegahan dengan prosedur ortodontik, pencegahan dengan Pendidikan
kesehatan gigi masyarakat, dan pencegahan kambuhnya penyakit.
Kontrol plak merupakan cara yang paling efektif dalam pencegahan
pembentukan kalkulus dan merupakan dasar pokok pencegahan penyakit
periodontal, tanpa melakukan kontro plak kesehatan mulut tidak dapat dicapai.
Profilaksis mulut merupakan pembersihan gigi di kinik, terdiri dari penyingkiran
materi alba, kakulus, stain, dan pemolisan gigi. pencegahan trauma dari oklusi
dengan menyesuaikan hubungan gigi-gigi yang mengalami perubahan secara
perahan-lahan. Pencegahan dengan tindakan sitematik membuat daya tahan tubuh
meningkat yang juga mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal. Pencegahan
dengan prosedur ortodontik sangat penting dalam penyakit periodontal untuk
pemeliharaan tempat gigi tetap pengganti, letak gigi dan Panjang lengkung
rahang. Pendidikan kesehatan gigi masyarakat adalah tanggung jawab dari tenaga
kesehatan, pengajaran dapat diakukan melalui klinik dan terjun langsung pada
masyarakat dengan penyuluhan.
iii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit periodontal merupakan masalah kesehatan rongga mulut dan
gigi yang diawali dengan akumulasi lokal dari mikroorganisme (dental plaque)
serta produk metabolisnya. Penyakit periodontal adalah lesi rongga mulut yang
menyebabkan daerah penyangga gigi-gigi kehialangan struktur kolagennya. Jenis
penyakit periodontal yang sering ditemui pada remaja adalah gingivitis dan
periodontitis. Penyebab terjadinya penyakit periodontal adalah akibat dari
kebiasaan-kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan minum-minuman
beralkohol. Perawatan dan pengobatan pada penyakit periodontal dapat diakukan
dengan skelling dan root planning, kuretase, gingivektomi, frenektomi, blanche
tes, dan operkulektomi. Pencegahan penyakit periodontal dapat dilakukan dengan
beberapa prosedur yang saling berhubungan. Prosedur tersebut adalah kontrol
plak, profilaksis mulut, pencegahan trauma dari oklusi, pencegahan dengan
tindakan sistemik, pencegahan dengan prosedur ortodontik, pencegahan dengan
Pendidikan kesehatan gigi masyarakat, dan pencegahan kambuhnya penyakit.
3.2 Saran
Pentingnya menjaga kesehatan rongga mulut dan gigi perlu ditingkatkan.
Pada kasus penyakit periodontal banyak penderitanya yang berusia >20 tahun,
yang artinya usia mereka dikatergorikan masih remaja. Menjaga kesehatan gigi
dan mulut perlu dilakukan sejak dini agar terhindar dari penyakit periodontal.
iii
DAFTAR PUSTAKA
iii