Anda di halaman 1dari 7

TRIKOMONIASIS

A. Definisi

Trikomoniasis merupakan infeksi saluran

urogenital bagian bawah pada wanita maupum pria,

dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh

Trichomonas vaginalis dan penularannya biasanya

melalui hubungan seksual. 1

B. Etiologi

Penyebab trikomoniasis ialah Trichomonas vaginalis yang pertama kali ditemukan oleh

Donne pada tahun 1836. Merupakan falgelata berbentuk filiformis, berukuran 15-18 mikron,

mempunyai 4 flagela, dan bergerak seperti gelombang.1

Parasit ini berkembang biak secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam suasana

Ph 5-7,5. Pada suhu 50℃ akan mati dalam beberapa menit, tetapi pada suhu 0℃ dapat bertahan

sampai 5 hari.1

Ada dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup di

rongga mulut serta kadang di paru-paru dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam

kolon/usus, yang dianggap tidak patogen. 2

Gambar 1. Trichomonas vaginalis bentuk trophozoit 3

C. Epidemiologi

Penularan umumnya melalui hubungan kelamin, tetapi dapat juga melalui pakaian, handuk,

atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama ditemukan pada orang dengan
aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan pada bayi dan penderita setelah menopause.

Penderita wanita lebih banyak dibandingka pria. 1,4

Trichomonas vaginalis ditemukan di seluruh dunia di semua ras, tetapi delapan kali lebih

sering pada orang kulit hitam dibandingkan pada orang kulit putih.2

D. Patogenesis

Trichomonas vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital

dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas rata-rata 4 hari

sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian dengan jaringan granulasi yang

jelas. Nekrosis dapat ditemukan dilapisan subepitel yang menjalar sampai dipermukaan epitel. Di

dalam vagina dan urethra parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman dan benda lain yang

terdapat dalam sekret.1

E. Diagnosis

Gejala klinis

Trikomoniasis pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut

maupun kronik. Pada kasus akut terlihat secret vagina seropurulen berwarna kekuning-kuningan,

kining-hijau, berbau tidak enak (malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak kemerahan

dan sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks, yang tampak

sebagai granulasi berwarna merah yang dikenal sebagai strawberry appearance dan disertai

gejala dispareunia, perdarahan pascakoitus. Bila secret banyak yang keluar bisa timbul iritasi

pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretritis,
bartholinitis, skenitis, dan sistitis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik

gejala lebih ringan dan secret vagina biasanya tidak berbusa.1

Gambar 2. Vagina dengan trikomoniasis

dan tampak “Strawberry Appearance” 3

Trikomoniasis pada laki-laki, infeksi Trikomoniasis

pada pria dengan gejala ringan terjadi pada saluran

kemih , infeksi kelenjar prostat, vesika seminalis, dan

saluran spermatozoa (epididimis) dan kadang-kadang

preputium. Infeksi menahun sulit ditegakkan karena

gejalanya ringan, tempat persembunyian Trichomonas

Vaginalis ini adalah kelenjar sken. 5

Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut

gejalanya mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret uretra mukoid atau

mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang halus. Pada bentuk kronik

gejalanya tidak khas; gatal pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.1

Pemeriksaan penunjang

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan spekulum, palpasi bimanual, uji

pH duh vagina dan swab. Pada wanita, biasanya dikonfirmasi dengan sediaan basah oleh fase

kontras atau mikroskop, tetapi biasanya dalam Media Feinberg-Whittington memberikan hasil

yang lebih baik. Di sisi lain, pada laki-laki, pemeriksaan disentrifugasi urin atau cairan prostat

hanya sesekali positif. Mitra seksual harus selalu diperiksa pada kedua spesimen jenis kelamin

diambil untuk menyingkirkan penyebab lain dari penyakit menular seksual.2


Selain pemeriksaan langsung dengan mikroskopik sediaan basah dapat juga dilakukan

pemeriksaan dengan pewarnaan Giemsa, akridin, oranye, Leishman, Gram, Papanicolau. Akan

tetapi pengecatan tersebut dianggap sulit karena proses fiksasi dan pengecetan diduga dapat

mengubah morfologi kuman.1

Pada pembiakan pemilihan media merupakan hal penting, mengingat banyak jenis media

yang digunakan. Media modifikasi Diamond, misalnya In Pouch TV digunakan secara luas dan

menurut penelitian yang dilakukan media ini yang paling baik dan mudah didapat.1

F. Diagnosis Banding

Vaginosis Bakterial, wanita dengan bakterial vaginosis mengeluh adanya duh tubuh yang

berbau tidak enak (amis) yang dinyatakan oleh penderita sebagai satu-satunya gejala yang tidak

menyenangkan. Penderita mengeluh rasa terbakar dan gatal dan timbul edema serta eritema

sekitar vulva. Pada pemeriksaan, yang khas duh tubuh vagina bertambah, warna abu-abu

homogen, viskositas normal, berbau dan jarang berbusa.1

Gambar 3. Vagina dengan Vaginosis Bakterial 6

Kandidosis atau Kandidiasis, yang disebabkan oleh

Candida Albicans. Pasien biasanya datang dengan

keluhan gatal didaerah vulva dan flour albus

berwarna kekuningan disertai gumpalan-gumpalan

berwarna putih kekuningan.1


Gambar 4. Vagina dengan Kandidosis 6

Uretritis non gonore, gejalanya berupa disuria

ringan, perasaan tidak enak di urethra, sering kencing,

dan keluarnya duh tubuh seropurulen. Pada beberapa

keadaan, tidak terlihat keluarnya cairan duh tubuh

sehingga menyulitkan diagnosis.1

G. Penatalaksanaan

Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistemik.1

Secara topikal, dapat berupa : 1, 7

Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hydrogen peroksida 1-2% dan larutan asam laktat 4%,

bahan berupa supositoria yang bersifat trikomoniasidal misalnya metronidazol sediaan 500 mg

dan 1 gram, jel dan krim yang berisi zat trikomoniasidal.

Secara sistemik (oral) : 1,7

Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg per hari selama 7 hari. Jika tidak hamil,

minum 2 gram per oral satu kali atau masing-masing 1 gram saat pagi dan sore (dosis terbagi)

pada hari yang sama. Efek samping hebat yang memerlukan penghentian pengobatan jarang

ditemukan. Efek samping yang paling sering dikeluhkan ialah sakit kepala, mual, mulut kering,

dan rasa kecap logam. Efek samping lain adalah pusing, vertigo, ataksia, parestesia pada

ekstremitas, urtikaria, pruritus, disuria, sistitis, rasa tekan pada pelvik, kering pada mulut, vagina

dan vulva.
Tinidazol : dosis tunggal 2 gram, memperlihatkan spektrum antimikroba yang sama dengan

metronidazol. Perbedaannya dengan metronidazol adalah masa paruhnya yang lebih panjang

sehingga dapat diberikan sebagai dosis tunggal per hari, dan efek sampingnya lebih ringan

daripada metronidazol. Adapun obat lainnya adalah Nimorazol : dosis tunggal 2 gram dan

Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram

Kontraindikasi pemberian metronidasol pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama.
8

Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita, yaitu pemeriksaan dan

pengobatan terhadap pasangan seksual untuk mencegah jangan terjadi infeksi bola “pingpong”,

jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh,

hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan transmisi, pasien harus

diperingatkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol. Karena flagyl dapat memperkuat efek

antikoagulan oral, fenitoin, dan litium. Flagyl berlawanan dengan fenobarbital, fenitoin, dan

penginduksi enzim hati, menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina, hindari pemakaian

handuk secara bersamaan, hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina yang

dapat menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah kondisi pH daerah kewanitaan tersebut.
1,8, 9, 10

H. Komplikasi

Baru-baru ini penelitian telah menunjukkan hubungan antara infeksi T.Vaginalis dan

komplikasi T.vaginalis pada kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada

bayi baru lahir, radang panggul. Trichomonas Vaginalis juga telah dikaitkan dengan peningkatan

risiko penularan HIV. 3


I. Prognosis

Prognosis yang sangat baik dengan resolusi infeksi yang terbentuk setelah pengobatan
yang tepat. Pengobatan pasangan seksual penting untuk menghindari infeksi ulang. Infeksi yang
tidak diobati dapat bertahan hingga 5 tahun

Referensi :

1. Elmia Kursani, H. M. (2015). Faktor-faktor YangMempengaruhi Terjadinya Flour Albus (Keputihan)


Pada Remaja Putridi SMA PGRI Pekanbaru Tahun 2013. Jurnal Maternity and Neonatal Volume 2 No 1,
31.

2. Babic M, Hukic M. Candida Albicans And Non Alcans Species As Etiological Agent Of Vaginitis In
Pregnant And Non Pregnant Women. Bosnian Journal Of Basic Medical Sciences. 2010;10(1):89-97 16.

3. Ramayanti. Pola Mikroorganisme Fluor Albus Patologis yang Disebabkan Oleh Infeksi pada Penderita
Rawat Jalan di Klinik Ginekologi Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi Semarang. Bagian Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Diakses pada 31 Maret 2019

Anda mungkin juga menyukai