TAHUN 2019
Disusun oleh:
Muhamad Riduan, S.Ked FAB 118 110
Ismul bahiyih, S.Ked FAB 117
Novia Kaisarianti, S.Ked FAB 118
Radianty federicha, S.Ked FAB 118
Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Definisi Operasional1 :
a. Asupan Gizi
Gizi yang baik sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang bagi anak-
anak yang normal ditinjau dari segi umur, anak balita yaitu anak yang
berumur di bawah lima tahun, merupakan anak yang sedang dalam masa
tumbuh kembang adalah merupakan golongan yang paling rawan terhadap
kekurangan kalori protein. Pastikan anak cukup makan untuk memenuhi
kebutuhan gizinya. Dalam pemberian makanan setiap hari perhatikan 3 J
yaitu jenis, jumlah dan jadwal makanan.
b. Infeksi Penyakit
Scrimshaw et al (1959) menyatakan bahwa ada hubungan yang erat antara
infeksi (bakteri, virus, parasit) dengan malnutrisi Penyakit infeksi yang dialami
balita berdasarkan hasil penelitian adalah tuberculosis, diare dan ISPA. Asupan
gizi yang sedikit selama sakit dapat menyebabkan anak menjadi gizi kurang atau
buruk.. Mekanismenya bermacam-macam baik sendiri-sendiri maupun bersamaan
yaitu :
Penurunan asupan zat gizi akibat kurangnya nafsu makan, menurunnya
absorpsi dan kebiasaan mengurangi makanan pada saat sakit.
Peningkatan kehilangan cairan/zat gizi akibat penyakit diare, mual
/muntah dan perdarahan yang terus menerus.
Meningkatnya kebutuhan, baik dari peningkatan kebutuhan akibat sakit
(human host) dan parasit yang terdapat dalam tubuh
BGM Akibat
Infeksi Pengetahuan
Pemberian Social Kesehatan
penyakit yang kurang
asupan gizi yang Ekonomi lingkungan
tidak sesuai
Gambar 1.1. Analisis pohon masalah (problem tree analysis) modifikasi faktor-
faktor perilaku kesehatan menurut Lawrence Green (1980).
1.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Dari beberapa masalah yang dijabarkan pada Gambar 1.2., maka alternatif
pemecahan masalahnya dapat terlihat pada Tabel 1.2. berikut ini.
b. Kemudahan (Accessibility)
Accessibility adalah ukuran mudah atau tidaknya masalah diatasi
didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan, diberi skor 1-5 yaitu:
1. Tidak mungkin diselesaikan
2. Mungkin tapi sangat sulit
3. Mungkin tapi sulit
4. Bisa diubah
5. Sangat mudah
c. Kesiapan (Readness)
Readness adalah kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran
seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi, yang diberi skor 1-5 yaitu:
1. Tidak siap dalam 10 tahun ke depan
2. Tidak siap dalam 5 tahun ke depan
3. Siap dalam 1 tahun ke depan
4. Siap dalam 1-3 bulan ke depan
5. Siap, hanya perlu dimotivasi
d. Daya Ungkit (Leverage)
Leverage adalah seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang lain dalam pemecahan masalah, yang diberi skor 1-5 yaitu:
1. Tidak bermakna dalam 1 tahun ke depan
2. Tidak bermakna dalam 6 bulan ke depan
3. Bermakna dalam 3 bulan ke depan
4. Bermakna bulan depan
5. Sangat bermakna dan merubah segalanya