Anda di halaman 1dari 15

Dua fungi utama bank syariah adalah mengumpulkan dana dan

menyalurkan dana.Penyaluran dana yang dilakukan baank yariah adalah


pemberian pembiayaan kepada debituryang membutuhkan, baik untuk
modaal usaha maupun untuk konsumsi. Praktek pembiayaanyang
sebenarnya dijalankan oleh lembaga keuangan islami adalah pembiayaan
dengan sistembagi hasil atau syirkah. Praktik syirkah ini terkemas dalam
dua jenis pembiayaan , yaitumudharabah ( MDA ) dan pembiayaan
Musyarakaah ( MSA ). Jenil pembiayaan lainnyaterkemas dalam
pembiayaan berakad / sistem jual beli, yaitu pembiayaan
mudharabah( MDA ) , bai as – salam dan bai istishna.Dalam dunia bank
syariah praktik MDA dan MSA hingga saat ini masih belummenjadi
primadona jenis pembiayaan, bahkan dibeberapa lembaga
pembiayaan praktikpembiayaan akad ini merupakan praktik yang
dihindari atau katakanlah sebagai anak tiri. Ditemukan beberapa kendala
stagnaasi pembiayaan , antara lain :a. Belum adanya manual teknis yang
mampu memberikan petunjuk bagi pengelolauntuk bertindak secara
rasionalb. Trauma sejarah Mudharabah dan Musyarakahc. Kelemahan
sumberdaya manusiad. Pengaruh praktik konvensionaal bankBerdasarkan
kendala – kendala tersebut, maka perlu dilakukan langkah –
langkahstrategis yang dapat dijadikan dasar dalam melakukan analisis
pembiayaan secara baik.

B. Rumusan MasalahAdapun Rumusan Masalah antara lain :

1. Bagaimana pengertian dari Pembiayaan ?2. Bagaimana analisis


Pembiayaan ?3. Bagaiman Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan ?4.
Bagaimana Penanganan pembiayaan Bermasalah ?5. Bagaimana
penggolongan Kolektabilitas Pembiayaan ?6. Bagaimana Penyitaan
Barang Jaminan Pembiayaan ?

C. Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui pengertian dari Pembiayaan.2.


Untuk mengetahui Analisis Pembiayaan.3. Untuk mengetahui
Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan.4. Untuk mengetahui
Penanganan Pembiayaan Bermasalah.5. Untuk mengetahui Pertolongan
Kolektabilitas Pembiayaan.6. Untuk mengetahui Penyitaan Barang
Jaminan Pembiayaan.

D. Metode PenulisanMakalah ini menggunakan metode “bibliografi”


yaitu metode dengan berdasarkanpengumpulan buku- buku yang
berhubungan dengan masalah yang akan dibahas dalampenyusunan
makalah ini.
2.1 Definisi Pembiayaan

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan


pendanaan yangdilakukan oleh lembaga pembiayaan seperti bank
syariah kepada nasabah. Pembiayaansecara luas berarti financing atau
pembelanjaan yaitu pendanaan yang dikeluarkan untukmendukung
investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun
dikerjakanoleh orang lain.Menurut M. Syafi’I Antonio menjelaskan
bahwa pembiayaan merupakan salah satutugas pokok bank yaitu
pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihakyang
merupakan deficit unit.

Sedangkan menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan


menyatakanPembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan
uang atau tagihanyang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bankdengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atautagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

2.2 Analisis Pembiayaan

Analisa Pembiayaan diperlukan agar bank syariah memperoleh keyakinan


bahwapembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabahnya.

1) Jenis – Jenis Aspek yang Dianalisa Jenis-jenis aspek yang dianalisa


secara umum dapat dibagi menjadi dua bagianyaitu :

a. Analisa terhadap kemauan bayar, disebut analisa kualitatif .


Aspek yang dianalisamencakup karakter/ watak dan komitmen dari
nasabah.

b. Analisa terhadap kemampuan bayar, disebut dengan analisa


kuantitatif . Pendekatan yangdilakukan dalam perhitungan kuantitatif ,
yaitu untuk menentukan kemampuan bayar danperhitungan kebutuhan
modal kerja nasabah adalah dengan pendekatan pendapatanbersih.

2). Kriteria Pemberian PembiayaanJangan pernah memberikan


pembiayaan bila pertimbangan lebih kepada :a. Belas kasihanb. Kenalan
(bersaudara atau teman)c. Nasabah orang terhormat (terkenal, disegani,
status sosial tinggi dll)Utamakan berdasarkan unsur-unsur : Kelayakan
usaha Kemampuan membayarAspek yang dinilai sebelum melakukan
analisa pembiayaan adalah sebagai berikut :
 Kemampuan memperoleh keuntungan. Sisa pembiayaan dengan
pihak lain (kalau ada). Bebas rutin di luar kegiatan usaha.

3). Prinsip – Prinsip Pemberian PembiayaanDalam melakukan


penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagianmarketing
harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan
kondisisecara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah
prinsip penilaian dikenaldengan 5 C + 1 S , yaitu :

a. CharacterYaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon


penerima pembiayaandengan tujuan untuk memperkirakan
kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapatmemenuhi
kewajibannya.

b. CapacityYaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan


penerima pembiayaan untukmelakukan pembayaran.Kemampuan diukur
dengan catatan prestasi penerima pembiayaan dimasa lalu yang didukung
dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti
toko,karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan.

c. CapitalYaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh


calon penerimapembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara
keseluruhan yang ditujukan olehrasio finansial dan penekanan pada
komposisi modalnya.

d. CollateralYaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan.


Penilaian ini bertujuanuntuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko
kegagalan pembayaran tercapai terjadi ,maka jaminan dapat dipakai
sebagai pengganti dari kewajiban.

e. ConditionBank syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di


masyarakat secaraspesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha
yang dilakukan oleh calon penerimapembiayaan. Hal tersebut karena
kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannyausaha calon
penerima pembiayaan.

f. SyariahPenilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang


akan dibiayaai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai
dengan fatwa DSN “Pengelola tidak bolehmenyalahi hukum syariah
Islam dalam tindakannya yang berhubungan denganmudharabah.”
4) Tujuan dan Fungsi Pembiayaan

a. Tujuan Pembiayaan
Tujuan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah untuk
meningkatkan kesempatankerja dan kesejahteraan ekonomi sesuai dengan
nilai-nilai Islam.Pembiayaan tersebut harus dapatdinikmati oleh
sebanyak-banyaknya pengusaha yang bergerak dibidang industri,
pertanian, danperdagangan untuk menunjang kesempatan kerja dan
menunjang produksi dan distribusi barang-barang dan jasa-jasa dalam
rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

b. Fungsi pembiayaan
Keberadaan bank syariah yang menjalankan pembiayaan berdasarkan
prinsip syariahbukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan
bisnis perbankan di Indonesia, tetapijuga untuk menciptakan lingkungan
bisnis yang aman, diantaranya :

1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syariah yang menerapkan


sistem bagi hasil yangtidak memberatkan debitur.

2. Membantu kaum dhuafa yang tidak tersentuh oleh bank


konvensional karena tidakmampu memenuhi persyaratan yang
ditetapkan oleh bank konvensional.

3. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh


rentenir denganmembantu melalui pendanaan untuk usaha yang
dilakukan.

5). Prosedur Analisis Pembiayaan

Aspek-aspek penting dalam analisis pembiayaan yang perlu dipahami


oleh pengelola banksyariah:

1. Berkas pencataan

2. Data pokok dan analisis pendahuluan


a. Realisasi pembelian, produksi dan penjualan
b. Rencana pembelian, produksi dan penjualan
c. Jaminan
d. Laporan keuangan
e. Data kualitatif dari calon debitur

3. Penelitian data
4. Penelitian atas realisasi usaha

5. Penelitian atas rencana usaha

6. Penelitian dan penilaian barang jaminan

7. Laporan keuangan dan penelitiannya.

7). Keputusan Permohonan Pembiayaan

1. Bahan pertimbangan pengambilan keputusan

2. Wewenang pengambilan keputusan

8). Analisa Setiap Aspek Pembiayaan

Setelah mengetahui secara jelas titik kritis dari suatu usaha calon nasabah
pembiayaan,maka berikutnya adalah melakukan analisa setiap aspek yang
berkaitan dengan usaha calonnasabah pembiayaan tersebut.

1. AspekYuridis
a. Kapasitas untuk mengadakan perjanjian
b. Status badan sesuai dengan ketentuan hukum berlaku

2. Aspek Pemasaran
a. Siklus hidup produk
b. Produk subtitusi
c. Perusahaan pesaing
d. Daya beli masyarakat
e. Program promosi
f. Daerah pemasaran
g. Faktor musim
h. Manajemen pemasaran
i. Kontrak penjualan

3. Aspek Teknis
a. Lokasi Usaha
Memiliki Surat Keterangan Domisili, Dekat pasar, bahan baku, tenaga
kerja,suply peralatan, transportasi, dan lain-lain.
b. Fasilitas gedung tempat usaha
IMB, SHM / HGB / Surat Sewa, daya tampung, persyaratan teknis seperti
Amdal,dan lain-lain.
c. Mesin-mesin yang dipakai
Kapasitas, konfigurasi mesin, merk, reparasi, fleksibilitas
d. Proses produksi
Efesiensi proses, standar proses, desain dan rencana produksi.

4. Aspek Keuangan

a. Kemampuan memperoleh keuntungan


b. Sisa pembiayaan dengan pihak lain
c. Beban rutin di luar kegiatan usaha
d. Arus kas

5. Aspek Jaminan
a. Syarat ekonomi
b. Syarat yuridis

9). Alat analisis


Alat analisis pembiayaan dapat berupa angket.

10). Rumusan hasil analisis


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perumusan hasil analisis
pembiayaan :

d.1.1) Identitas pemohon


d.1.2) Umur calon antara 22 – 50
d.1.3) Alamat rumah jelas, jika kontrak : masih berapa tahun calon
kontrak
d.1.4) Tempat calon usaha berada di dekat wilayah kerja bank
syariah yangbersangkutan
d.1.5) Identitas usaha
d.1.6) Pengalaman usaha minimal 2 tahun
d.1.7) Lokasi usaha strategis
d.1.8) Status usaha bukan sambilan
d.1.9) Status tempat usaha diprioritaskan milik sendiri
d.1.10) Aspek pasar
d.1.11) Barang yang diproduksi/ dijual tidak terlalu banyak
pesaing dan memangdibutuhkan banyak orang. Upaya kreatif dan
inovatif perlu dimiliki agar dapatmelihat peluang-peluang pasar
yang dapat dimasuki sekaligus memperolehkeuntungan.
d.1.12) Sumber bahan baku
d.1.13) Sumber bahan baku mudah diperoleh, cukup murah, jika
memungkinkan dapat didaur ulang.
d.1.14) Aspek pengelola
d.1.15) Mempunyai perencanaan usaha ke depan yang detail.
d.1.16) Mempunyai pengalaman dan tenaga terampil.
d.1.17) Mempunyai catatan usaha, seperti : buku jurnal, laporan transaksi,
catatan laba/rugi,dll.
d.1.18) Aspek ekonomi
d.1.19) Produk yang diproduksi dan dijual tidak merusaj lingkungan, baik
barang jadimaupun limbahnya
d.1.20) Produk yang dibuat tidak dilarang oleh agama maupun Negara
d.1.21) Permodalan
d.1.22) Peminjam harus mempunyai modal minimal 30% dari
pembiayaan yang diajukanke bank syariah
d.1.23) Data keuangan
d.1.24) Korelasi prosentase kemampuan membayar anggota pembiayaan
harus 30% darikemampuan menabungnya.

11). Rekomendasi Analisis

Adalah gambaran kesimpulan rekomendasi analisis pembiayaan yang


terdapat di dalam banksyariah, apakah nasabah tersebut memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan oleh bank syariahuntuk mendapatkan
pembiayaan atau tidak.

C. Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan


Pembiayaan adalah suatu proses, mulai dari analisis kelayakan
pembiayaan sampai padarealisasinya. Namun realisasi pembiayaan
bukanlah tahap terakhir dari proses pembiayaan.Setelah realisasi
pembiayaan, maka pejabat bank syariah perlu melakukan pemantauan
dan
pengawasan pembiayaan.Aktivitas ini memiliki aspek dan tujuan
tertentu.Untuk itu perludibicarakan hal-hal yang terkait dengan
aktivitas pemantauan dan pengawasan pembiayaan.

1. Tujuan Pemantauan dan Pengawasan Pembiayaan


 Kekayaan bank syariah akan selalu terpantau dan menghidari adanya
penyelewengan-penyelewengan baik oknum dari luar maupun dalam
bank.
 Untuk memastikan ketelitian dan kebenaran data administrasi di
bidang pembiayaan.
 Untuk memajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata
laksana usaha di bidangpeminjaman dan sasaran pencapaian yang
ditetapkan.
 Kebijakan manajemen bank syariah akan dapat lebih rapi dan
mekanisme dan prosedurpembiayaan akan lebih dipatuhi.

2. Media Pemantauan

1. Informasi dari luar bank syariah


2. Informasi dari dalam bank syariah
3. Meneliti perputaran yang terjadi atas debit dan kredit pada beberapa
bulan berjalan
4. Memberikan tanda pada laporan sehingga dapat diantisipasi jika ada
kekeliruan yanglebih besar
5. Periksalah adakah tanggal-tanggal jatuh tempo yang dijanjikan
terealisasi
6. Meneliti buku-buku pembantu/ tambahan dan map-map yang
berkaitan denganpeminjaman.

3. Kunjungan Pada Peminjam


Tujuannya adalah untuk mempertimbangkan dan memantau
efektivitasdana yang dimanfaatkanpeminjam. Hal-hal yang dilakukan
1) Membuat laporan kegiatan peminjam
2) Laporan realisasi kerja bulanan
3) Laporan stok/ persediaan barang
4) Laporan kegiatan investasi bulanan
5) Laporan hutang dan piutang
6) Neraca R/ L per bulan, triwulan, dan semester
7) Tingkat pengumpulan pendapatan
8) Tingkat kemajuan usaha
9) Tingkat efektivitas pemakaian dana

D. Penanganan Pembiayaan Bermasalah


Risiko yang terjadi dari peminjaman adalah peminjaman yang
tertunda atauketidakmampuan peminjam untuk membayar
kewajiban yang telah dibebankan, untukmengantisipasi hal itu
maka bank syariah harus mampu menganalisis
penyebabpermasalahannya

1. analisa sebab kemacetan

9.1.A.a. aspek internal


1) peminjam kurang cakap dalam usaha tersebuit
2) manajemen tidak baik atau kurang rapi
3) laporan keuangan tidak lengkap
4) penggunaan dana yang tidak sesuai dengan perencanaan
5) perencanaan yang kurang matang
6) dana yang diberikan tidak cukup untuk menjalankan usaha tersebut

9.1.A.b. aspek eksternal


1) aspek pasar kurang mendukung
2) kemampuan daya beli masyarakat kurang
3) kebijakan pemerintah
4) pengaruh lain di luar usaha
5) kenakalan peminjam

2. Menggali potensi peminjam


Anggota yang mengalami kemacetan dalam memenuhi kewajiban
harusdimotivasi untuk memulai kembali atau membenahi dan
mengatisipasi penyebabkemacetan usaha atau angsuran. Untuk itu perlu
digali potensi yang ada pada peminjamagar dana yang telah digunakan
lebih efektif.
1.a.1. Melakukan perbaikan akad (remedial)
1.a.2. Memberikan pinjaman ulang, mungkin dalam bentuk :
pembiayaanal-qardul hasan; Murabahah atau Mudharabah
1.a.3. Penundaan pembayaran
1.a.4. memperkecil angsuran dengan memperpanjang waktu dan akaddan
margin baru (Rescheduling)
1.a.5. Memeperkecil margin keuntungan atau bagi hasil.

E. Penggolongan Kolektibilitas Pembiayaan


Ketidaklancaran nasabah membayar angsuran pokok maupun bagi
hasilpembiayaan menyebabkan adanya kolektabilitas pembiayaan.
Secara umum kolektabilitaspembiayaan dikategorikan menjadi lima
macam yaitu
i.1) Lancar atau kolektabilitas 1
i.2) Kurang lancar atau kolektabilitas 2
i.3) Diragukan atau kolektabilitas 3
i.4) Perhatian khusus atau kolektabilitas 4
i.5) Macet atau kolektabilitas 5
Dengan penjelasan sebagai berikut :

i.5...1. Lancar
Pembiayaan digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria dibawah ini :
i. Pembiayaan dengan ansuran diluar Pembiayaan Pemilikan Rumah
( PPR )
b.A. Tidak terdapat angsuran pokok, tunggakan bagi hasil /
profitmargin , atau cerukan karena penarikan atau
b.A.1) Terdapat tunggakan pokok, tetapi :
Belum melebihi 1 bulan, bagi pembiayaan yang ditetapkanmasa
angsurannya kurang dari 1 bulan ; atau
Belum melebihi 3 bulan , bagi pembiayaan yang di tetapkanmasa
angsuran bulanan, dua bulanan atau tiga bulanan, atau
Belum melampaui 6 bulan bagi pembiayaan yang
masaangsurannya ditetapkan 4 bulanan atau lebih;
b.A.2) Terdapat tunggakan bagi hasil/ profit margin , tetapi :
Belum melampaui 1 bulan bagi pembiayaan yang
samaangsurannya kurang dari 1 bulan; atau
Belum melampaui 3 bulan bagi pembiayaan yang
samaangsurannya lebih dari 1 bulan ; atau
b.A.3) terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka
waktunyabelum melampaui 15 hari kerja,

ii. Pembiayaan dengan angsuran untuk pembiayaan pemilik rumah

 Tidak terdapat tunggakanb angsuran pokok, atau


 Terdapat tunggakan anguran pokok tetapi belum melampaui 6bulan.

iii. Pembiayaan tanpa angsuran atau pembiayaan rekening koran

 Pembiayaan belum jatuh waktu, dan terdapat tunggakan bagihasil


Pembiayaan belum jatuh waktu dan terdapat tunggakan bagihasil ,
tetapi belum melampaui 3 bulan,
  Pembiayan telah jatuh waktu dan telah diakukan analisis
untukperpanjangannya tetapi karena kesulitan teknis belum
dapatdiperpanjang atau
 Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka
waktunyabelum melampaui 15 hari kerjaa

iv. Cerukan rekening giro


Terdapat cerukan rekening giro tetapi jangka waktunya belum
melampaui15 hari kerja

i.5...2. Kurang lancar


Pembiayaan digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria
dibawah ini :

b.A.3.1. Pembiayaan dengan angsuran diluar Pembiayaan


PemilikanRumah (PPR)
A Terdapat tunggakan angsuran pokok yang :

b.A.3.1.1. Melampaui 1 bulan dan melampaui 2 bulanbagi


pembiayaan dengan angsuran kurang dari 1 bulan,
b.A.3.1.2. Malampaui 3 bulan dan belum melampaui 6bulan bagi
pembiayaan yang masa angsurannya ditetapkanbulanan, dua bulan atau
tiga bulanan atau
b.A.3.1.3. Melampaui 6 bulan tetapi belum melampaui12 bulan bagi
pembiayaan yang masa angsurannyaditetapkan 6 bulan atau lebih

b.B. Terdapat tunggakan bagi hasil tetapi :

b.B.1.1. Melampaui 1 bulan, tetapi belum melampaaui 3bulaan


bagi pembiayaan dengan masa angsuran kurang 1bulan ; atau
b.B.1.2. Melampaui 3 bulan , tetapi belum melampaui 6bulan bagi
pembiayaan yang masa angsurannya lebih dari 1bulan.

b.C. Terdapat cerukan kaarenaa penarikan tetapi jangkaawaktunya


belum melampaui 15 hari kerja.

1.b. Pembiayaan dengan angsuran untuk pembiayaan Pemilikan


RumahTerdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui 6
bulaan tetapibelum melampaui 9 bulan.

1.c. Pembiayaan Tanpa Angsuran

1.c.1.1. Pembiayaan belum jatuh waktu, dan

1) Terdapat tunggakan bagi hasil yang melampaui 3 bulantetapi belum


melampaui 6 bulan; atau

2) Terdapat penambahan plafon atau pembiayaan barudimaksudkan


untuk melunasi tunggakan bagi hasil atu

1.c.1.2. Pembiayaan belum jatuh tempo dan belum dibayar tetapibelum


melampaui 3 bulan, atau

1.c.1.3. Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktunyatelah


melapaui 15 hari kerja tetapi belum melampaui 30 hari kerja

1.d. Pembiayaan yang diselamatkan

1.d.1. Tidak memenuhi kriteria tersebut pada kriteria lancar dantidak ada
tunggakan
1.d.2. Terdapat tunggakan tapi masih memenuhi kriteria
padakriteria lancar,atau
1.d.3. Terdapat cerukan karena penarikan tetapi jangka waktutelah
melampaui 15 hari kerja dan belum melampaui 30 hari kerja.

i.5...3. Diragukan
Pembiayaan digolongkan diragukan apaabila pembiayaan yang
bersangkutantidak memenuhi kriteria lancar dan kurang lancar, seperti
tersebut pada kriterialancar dan kurang lancar dan tetapi berdasarkan
penilaian dapat disimpulkan,bahwa :

 Pembiayaan masih dapat diselamatkan dan agunannya bernilai


sekurang –kurangnya 75% dari utang peminjam termasuk bagi hasil
atau
 Pembiayaan tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih
bernilaisekurang – kurangnya 100% dari utang peminjam.

i.5...1..4 Macet
Pembiayaan digolongkan macet apabila :

 Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar dan diragukan;


 Memenuhi kriteria diragukan tersebut tetapi jangka waktu 21
bulansejak digolongkan diragukan belum ada pelunasan atau
usaha penyelamatan , atau
 Pembiayaan tersebut penyelesaiannya telah diserahkan
kepadapengadilan negri atau badan usaha piutang negara ( BUMN )
atau telahdianjukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi
kredit atau kslsu dibsnsdsn arbitrase syariah

Dari hail survei yang lakukan pada bank syariah di Yogyakarta


ditemukan, bahwadalam proses penanganan pembiayaan dilakukan
sesuai dengan kolektabilitas pembiayaan ,sebagai berikut :

1.d.3.1.1. Pembiayaan lancar. Dilakukan dengan cara :

1.d.3.1.1.1. Pemantauan usaha nasabah


1.d.3.1.1.2. Pembinaan anggota dengan pelatihan –pelatihan

1.d.3.1.2. Pembiayaan potensial bermasalah, dilakukandengan cara:


a. Pembinaan anggota
b. Pemberitahuan dengan surat teguran
c. Kunjungan lapangan atau silaturahmi oleh bagian pembiayaan kepada
nasabah
d. Upaya preventif dengan penanganan rescheduling, yaitu penjadwalaan
kembali jangkawaktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran.

1.d.3.1.3. Pembiayaan kurang lancar , dilakukan dengan cara:

1.d.3.2. Membuat surat teguran atau peringatan

1.d.3.3. Kunjungan lapangan / silaturahmi oleh pembiayaan


kepadanasabah secara lebih sungguh – sungguh

1.d.3.4. Upaya penyehatan dengan cara rescheduling

b.C.1.1.1.4 Pembiayaan diragukan / macet , dilakukan dengan cara :


1.e. Dilakukan rescheduling
1.f. Dilakukan reconditioning
1.g. Dilakukan pengalihan atau pengalihan ulang dalam bentuk
pembiayaan al –Qardhul Hasan.

F. Penyitaan Barang
Jaminan PembiayaanJaminan yang menjaminkan nasabah kepada bank
syariah dapat dilakukan pinalty ataupenyitaan. Masalah penyitaan atau
eksekusi jaminan di bank syariah sangat tergantung padakebijakan
manajemen. Ada yang melakukan eksekusi, namun ada pula yang tidak
melakukaneksekusi jaminan nasabah yang mengalami kemacetan
pembiayaan. Kebanyakan bank syariahlebih memberlakukan upaya
rescheduling, reconditioning dan pembiayaan ulang dalam bentukal –
qardhul hasan dan jaminan harus tetap ada sebagian persyaratan jaminan.

Kalaupun dengan terpaksa harus dilakukan dengan penyitaan,


maka penyitaandilakukan kepada nasabah memang nakal dan tidak
mengembalikan pembiayaan. Namaun tetapdengan cara- cara
sebagaimana yang diajarkan menurut ajaran islam seperti :

1.g.1.1.1. Simpati : sopan, menghargai dan fokus ke tujuanpenyitaan

1.g.1.1.2. Empati : menyelami keadaan nasabah, bicaraseakan


untuk kepentingan nasabah, dll

1.g.1.1.3. Menekan : tindakan inni dilakukan jika duatindakan


sebelumnya tidak diperhatikan.

Apabila cara ke tiga juga di acuhkan oleh nasabah, maka cara – cara yang
ditempuhadalah dengan terpaksa untuk :

 Menjual barang jaminan

 Menyita barang yang senilai dengan pinjaman

BAB IIIPENUTUP
A. KESIMPULANPembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah
penyediaan uang atau tagihan yangdipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihaklain
yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebutsetelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil. Dalam melakukan pembiayaanmaka bank syariah memerlukan
analisis pembiayaan agar bank syariah memperoleh keyakinanbahwa
pembiayaan yang diberikan dapat dikembalikan oleh nasabahnya.
Namun realisasipembiayaan bukanlah tahap terakhir dari proses
pembiayaan. Setelah realisasi pembiayaan, makapejabat bank syariah
perlu melakukan pemantauan dan pengawasan pembiayaan
supayamemajukan efisiensi di dalam pengelolaan tata laksana usaha di
bidang peminjaman dan sasaranpencapaian yang ditetapkan sehingga
tujuan daripada adanya pembiayaan bisa tercapai.B. SaranDari berbagai
permasalahan yang ada pada manajemen pembiayaan syariah, maka
kamisebagi penulis mempunyai saran bagi beberapa pihak, yaitu :1)
PemerintahKami mempunyai saran agar pemerintah memberikan
kemudahan akses dan dukunganterhadap kemajuan bank syariah di
Indonesia sehingga bank syariah bisa diterima disemua lapisan
masyarakat dan lebih berkontribusi kepada pemerintah
dalampembangunan nasional.2) Bank SyariahKami mempunyai saran
agar bank syariah untuk lebih kreatif, inovatif, dan dinamisdalam
pengeluaran dan pengembangan produk-produk pembiayaan
sehingga banksyariah bisa bersaing dengan bank konvensional.3)
MasyarakatKami mempunyai saran agar masyarakat lebih pro
aktif dan perduli terhadapperbankan syariah dengan melakukan
aktivitas penanaman dananya (menabung) danjuga penggunaan produk-
poduk perbankan syariah karena sudah jelas kehalalannya dan
mempunyai nilai lebih untuk pengembangan dan pemberdayaan umat
dibandingkandengan perbankan konvensional.4) Mahasiswa dan
AkademisiKami mempunyai saran agar para mahasiswa dan akademisi
lebih kritis lagii denganpola pembiayaan bank syariah yang kini
telah ada sehingga bisa memberikankontribusi terhadap
pengembangan dan lahirnya produk-produk pembiayaan
perbankansyariah yang sesuai dengan tuntutatn jaman dan masyarakat
saat ini.DAFTAR PUSTAKA1. Karim, Adiwarman, 2004, Bank Islam
Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada2. Tim
Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, 2003,
Konsep , Produkdan Implementasi Operasional Bank Syaria, Jakarta :
Djambatan
3. Muhammad,, 2011, Manajemen Bank Syariah ( edisi revisi ),
Yogyakarta : Unit penerbit danpercetakan sekolah tinggi ilmu manajemen
YKPN.

Anda mungkin juga menyukai