CBR Aljabar K.4
CBR Aljabar K.4
CBR Aljabar K.4
OLEH :
Kelompok 4
Julita Elis Listiawaty (4183111059)
Samuel Tondang (4182111026)
Aziza Fauzia Nurhaliza (4183311029)
Sri Swita Sari Liu (4183111044)
Nur Icha Putri (4193111031)
Alnetha (4193111026)
Dosen Pengampu :
Erlinawaty Simanjuntak
Puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
telah memberikan penulis kesehatan dan kesempatan. Sehingga penulis dapat
menyusun atau menyelesaikan tugas Critical Book Report. Penulisan ini, penulis
sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan kemampuan yang penulis
miliki.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Critical Book
Report ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan saran dan sumbangan pemikiran yang bersifat membangun
sehingga penulis kedepannya dapat melakukan penulisan yang lebih baik lagi.
Atas saran dan sumbangan pemikiran yang diberikan diucapkan terimakasih.
Mudah-mudahan Critical Book Report ini dapat memenuhi harapan
sebagai tugas mata kuliah Aljabar Linear Dasar.
Penulis
ii
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Vektor.............................................................................................. 2
B. Ruang Vektor................................................................................... 3
C. Kombinasi Linear............................................................................ 4
A. Operasi Vektor................................................................................ 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian vektor
2. Mengetahui apa saja perbedaan besaran scalar dan besaran vektor
3. Mengetahui apa saja perbedaan vektor satuan dan vektor komponen
4. Mengetahui bagaimana cara menentukan vektor resultan
5. Mengetahui bagaimana cara menentukan hasil kali vektor
1
BAB II
A. VEKTOR
1. Operasi Vektor
a. Penjumlahan
Jika α⃗ = ( x1, x2, x3, ...,xn ) danb⃗ = ( y1, y2, y3, ..., yn ) dua vektor di Rn,
Bentuk aljabar α⃗ + b⃗ = ( x1 + y1, x2 + y2, x3 + y3, ...., xn + yn )
Bentuk geometri α⃗ + b⃗ ditentukan dengan beberapa metode, yaitu :
1) Metode Jajar Genjang
Syarat agar vektor α⃗ dapat dijumlahkan dengan vektor b⃗ dengan
metode ini adalah titik pangkal kedua vektor berimpit.
Contoh :
Hitung resultan vektor α⃗ = ( 3, 1, 2 ) dengan vektorb⃗ = ( 2, 3, -1)
Jawab :
α⃗ . b⃗ = 3.2 + 1.3 + 2.(-1) = 6 + 3 – 2 = 7
|α⃗| = √ 32 +12+ 22 = √ 9+1+ 4 = √ 14
|b⃗| = √ 22+ 32+(−1)2 = √ 4 +9+1 = √ 14
α⃗ . b⃗ = |α⃗| . |b⃗| cos α
1
7 = √ 14 . √ 14 cos α ↔ 7 = 14 cos α ↔ cos α = ↔ α = 60˚
2
1
|⃗
√
R| = √|a⃗|2+|⃗b|2 +2|a⃗||⃗b|cos α = 14+14 +2.14 . = √ 42
2
2) Metode Segitiga
Resultan vektor adalah vektor yang ditarik dari titik pangkal vektor α⃗
ke titik ujung vektor b⃗ .
3) Metode Poligon
Resultan vektor adalah vektor yang ditarik dari titik pangkal vektor
awal (vektor α⃗ ) ke titik ujung vektor akhir.
2
b. Perkalian Vektor dengan Skalar
Misalkan vektor α⃗ = (x1, x2, x3, ..., xn) dan skalar k. Perkalian skalar k
dengan vektor α⃗ adalah k α⃗ = k (x1, x2, x3, ..., xn) = (kx1, kx2, kx3, ..., k xn).
Contoh :
1
α⃗ = (6. -8, 12, -4) dan k = -1
2
1
α = -1 (6, -8, 12, -4) = (-9, 12, -18, 6)
k⃗
2
B. Ruang Vektor
Pandang suatu Field K dan V himpunan sembarang yang tidak kosong (V≠∅).
Pada V didefinisikan operasi penjumlah (+) pada elemen V dan operasi perkalian
skalar (.) elemen K terhadap elemen V.
w ∈ V dan setiap
V disebut ruang vektor atas Field K, jika untuk setiap u⃗ , ⃗v , ⃗
a, b ∈ K, berlaku sifat berikut,
1. Tertutup
Tertutup operasi penjumlah⃗u + ⃗v ∈ V
2. Komutatif
Komutatif pada operasi penjumlah u⃗ + ⃗v =⃗v + u⃗
3. Assosiatif
Assosiatif pada operasi penjumlahan u⃗ + ( ⃗v + ⃗
w ) = ( u⃗ + ⃗v ) + ⃗
w
4. Mempunyai unsur kesatuan
Unsur kesatuan pada operasi penjumlahan ∃ 0⃗ ∈ V sehingga u⃗ + 0⃗ = 0⃗ + u⃗ = u⃗
5. Mempunyai unsur invers
Invers pada operasi penjumlahan ∃ - u⃗ ∈ V sehingga u⃗ + (-⃗u) = (-⃗u) + u⃗ = 0⃗
6. Distributif
o Distributif perkalian skalar pada penjumlahan vektor a (⃗u + ⃗v ) = a u⃗ + a ⃗v
o Distributif perkalian vektor terhadap penjumlahan skalar (a + b) u⃗ = a u⃗ +
b u⃗
7. Assosiatif perkalian skalar pada vektor
(a b) u⃗ = a (b u⃗ )
Contoh :
3
1. Ruang vektor dimensi 1 (R2), ruang vektor dimensi 2 (R2), ruang vektor
dimensi 3 (R3), ...., ruang vektor dimensi n (Rn).
2. Himpunan polinomial riil :
p(t) = a0 + a1t1 + a2t2 + a3t3 + a4t4 + .... + antn
3. Himpunan matriks 2×2 atas Field riil
4. Himpunan matriks m×n atas Field riil
C. Kombinasi Linier
Vektor u⃗ disebut kombinasi linier dari vektor–vektor { u⃗1 , ⃗u2 , u⃗ 3 , … , ⃗un } jika
terdapat skalar-skalar λ 1 ⃗u1 + λ2 ⃗u2 + λ3 ⃗u3 +…+ λn u⃗ n
Teorema :
Jika kumpulan vektor-vektor { u⃗1 , ⃗u2 , u⃗ 3 , … , ⃗un } adalah kumpulan vektor-vektor
yang bergantungan linier, maka paling sedikit satu vektor dari kumpulan vektor
tersebut dapat ditulis sebagai kombinasi linier dari yang lainnya.
Bukti :
Kumpulan vektor-vektor { u⃗1 , ⃗u2 , u⃗ 3 , … , ⃗ui ,… , u⃗ n } bergantung linier terdapat
skalar-skalar λ 1 , λ2 , λ3 , … , λ i ,… , λ nyang tidak nol sehingga berlaku
λ 1 ⃗u1 + λ2 ⃗u2 + λ3 ⃗u3 +…+ λi u⃗ i+ …+ λn ⃗un = 0⃗ .
Contoh :
Kumpulan vektor-vektor { (−1,3 ) , ( 2 ,−6 ) } adalah kumpulan vektor bergantung
linier. Dapat diketahui dari
⟹ λ1 ⃗u1+ λ2 ⃗u2 = 0⃗
⟹ λ1 (-1,3) + λ 2 (2,-6) = (0,0)
⟹ - λ 1 + 2 λ 2 = 0 ... (1)
3 λ 1 - 6 λ 2 = 0 ... (2)
⟹ Pers (1) × (-3) ⇔ 3 λ 1 - 6 λ 2 = 0
Pers (2) ⇔ 3λ1 - 6λ2 = 0
Kedua persamaan sama, sehingga diperoleh hubungan - λ 1 + 2 λ 2 = 0 atau λ 1 =
2 λ 2, ambil λ 2 = 1 maka λ 1 = 2. Maka dikatakan kumpulan vektor-vektor
bergantung linier.
4
2.2 BUKU KEDUA
Operasi berikutnya dengan vektor yang timbul secara alamiah dalam fisika
ialah perubahan besar magnitude vector tanpa perubahan arah misalnya: gaya
pada suatu benda dilipat dua kantan pamengubah arah. Gambar 2-3
menggambarkan titik ini. Hal tersebut ditunjukkan dalam notasi titik, bahwa
besarnya vektor a= (a1, a2) berubah dengan perkalianπ, vektor baru, πa, ialah:
πa= (πa1, πa2).
Dalam bahasa geometri, besar Suatu vektor a, yang dinyatakan oleh |a|,
sering disebut "panjang" vector karena panjang garis dari titik asal sampai titik
ujung vector mewakili besarnya.Sesuai dengan definisi kita, besar dari πa ialah |
πa|= |π| |a|, dengan |π| adalah nilai absolute dari π.
x2 (2a1, 2a2)
5
O x1
Suatu operasi lain yang sangat penting ialah penjumlahan vektor. Kita
kembali lagi pada dasar-dasar intuisi kita. Telah dikenal bahwa jika dua gaya
bekerja pada suatu partikel untuk menghasilkan suatu gerak resultan, maka gerak
yang sama dapat dihasilkan karena pengaruh gaya tunggal. B tunggal ini pada
kenyataannya dapat dianggap sebagai jumlah dua gaya semula. Aturan yang kita
gunakan untuk memperoleh besar dan arah dari gaya tunggal yang menggantikan
dua gaya semula cukup menarik. Jika a, b adalah gaya awal, maka gaya tunggal c,
yang akan kita sebut jumlah dari a, b adalah diagonal dari jajaran genjang dengan
sisi-sisi a, b. Ini digambarkan pada gambar 2-4. Penjumlahan vector-vektor seperti
itu dalam fisika dasar dikenal sebagai hokum jajaran genjang.
Maka,
Jika
Jika
6
a= (a1, a2, a3), b= (b1, b2, b3) c= (c1, c2, c3) ;
d= a+ b+ c= (a1+ b1+ c1, a2+ b2+ c2, a3+ b3+ c3)= d1, d2, d3).
Dengan cara yang sama sembarang bilangan vector dapat dijumlahkan titik harap
dicatat bahwa a + b = b + a.
Dalam contoh ini a1 ialah sebuah vector dengan panjang |a1| terletak pada sumbu
-x1, dan a2 ialah sebuah vector dengan panjang |a2| terletak pada sumbu -x2.
Akan terlihat bahwa
A1= (a1, 0)= a1 (1, 0), a2= (0, a2)= a2 (0, 1).
7
B. Operasi Vektor yang Umum
1. Kesamaan
Dua vektor komponen a, b disebut sama, ditulis a= b, jika dan hanya jika
semua komponen yang bersesuaian adalah sama.
ai= bi, i= 1, 2, …, n
Kesamaan dari 2 vektor komponen berarti bahwa dalam sifat- sifat
bilangan real, terdapat n persamaan yang harus dipenuhi. 2 vektor tidak
dapat sama kecuali kalau keduanya mempunyai komponen yang sama.
Harap dicatat jika a= b, maka b= a.
2. Pertidaksamaan
8
Bila diberikan dua vektor komponen –n a, b, maka a ≥ b berarti ai≥bi, i= 1,
…, n dan a ≤ b berarti ai ≤ bi, i=1, …, n. Demikian juga a ¿ b berarti ai ¿
bi untuk semua i, dan a ¿ b berarti ai ¿bi untuk semua i.
Dengan Keterangan :
4. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan vector adalah menentukan sebuah vektor yang
kompononenya adalah jumlah dari kedua komponen vector
pembentuknya.Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya
dapat disebut resultan. Penjumlahan vektor secara aljabar dapat dilakukan
dengan cara menjumlahkan komponen yang juga seletak.
Ada 2 jenis vector dalam penjumlahan vektor, yaitu Vektor Segaris dan
Vektor Tidak Segaris.
5. Pengurangan Vektor
Pengurangan vektor adalah salah satu vektor yang mempunyai atau
memiliki arah yang berlawanan. Contohnya : Misalkan Vektor A bergerak
ke arah kanan dan Vektor B bergerak ke arah kiri, maka resultannya
adalah R = A + (-B) = A – B.
9
Pada penjumlahan vektor terdapat sifat komutatif dan asosiatif,
sedangkan untuk pengurangan dua buah vektor tidak berlaku dua sifat
tersebut.
6. Kombinasi Linear
C. Ruang Vektor
Misalkan F suatu lapangan (field) yang anggota-anggotanya dinamakan
skalar. Suatu ruang vektor atas F adalah himpunan tak kosong V, yang anggota-
anggotanya dinamakan vektor, dengan dilengkapi dua operasi. Operasi pertama,
dinamakan penjumlahan dan dilambangkan dengan +, memasangkan setiap (u,v)
∊ VxV dengan sebuah vektor u+v ∊ V. Operasi kedua, dinamakan perkalian
skalar dan dinyatakan dengan juxtaposition, memasangkan setiap (k,u) ∊ FxV
dengan sebuah vektor ku ∊ V. Selain itu, syarat-syarat berikut harus dipenuhi.
u + v = v + u untuk setiap u, v ∊ V
3. Keberadaan nol:
10
5. Sifat-sifat perkalian skalar:
r(u + v) = ru + rv
(r + s)u = ru + su
(rs)u = r(su)
6. 1u = u
Dalam system tiga dimensi ini, suatu titik P dalam ruang ditentukan dengan
tripel berurutan (x, y, z), dimana x, y, dan z dijelaskan sebagai berikut.
11
12
2.3 Buku Ketiga
A. Operasi Vektor
1. Penjumlahan dua vektor
Misalkan ú dan v́ adalah vektor – vektor yang berada di
ruang yang sama , maka vektor ( ú + v́ ) didefinisikan
sebagai vektor yang titik awalnya = titik awal u dan titik
akhirnya = titik akhir v́.
Contoh :
Perhatikan gambar pada contoh 1.1.1 . Misalkan ú = ⃗
AB
dan v́ = ⃗
BC , jika vektor ẃ didefinisikan sebagai ẃ = ú +v́ ,
maka ẃ akan memiliki titik awal = A dan titik akhir = C,
jadi w merupakan segmen garis berarah ⃗
AC.
2. Perkalian dengan skalar
Perkalian vektor ú dengan skalar k , kú didefinisikan
sebagai vektor yang panjangnya ‖ú‖ kali panjang ú dengan
arah :
Jika k > 0 → searah dengan ú
Jika k < 0 → berlawanan arah dengan ú
3. Jarak antara dua vektor
Jarak antara vektor á dan b́ didefinisikan sebagai panjang dari vektor (á -
b́ ) dan biasa dinotasikan dengan d (á , b́ ).
d (á , b́) = (á , b́. á , b́)1/2 =
2
√(a¿¿ 1¿ ¿ 2−b 1 )+(a¿ ¿2¿¿ 2−b22 )+(a¿¿ 3¿ ¿2−b32 ¿)¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
Misalkan á = ⃗ AC dan b́ = ⃗ AB, maka jarak antara á dan b́ merupakan
panjang dari ruas garis berarah ⃗ BC .
Contoh :
Diketahui ú = ( 2, –1,1 ) dan v́ = ( 1,1,2 )
Tentukan besar sudut yang dibentuk oleh ú dan v́ !
Jawab :
ú .v́ = 2 –1 + 2 = 3
‖ú‖ = √ 22+(−1)2+ 12 = √ 6
‖v́‖ = √ 12+ 12+22 = √ 6
13
u.v 3 1
Cos θ = = = → ɸ = 60o
‖ú‖ .‖v́‖ 6 2
|
v1 v2 v3
u u
|| u u
v1 v3
u u
| | | | |
ú x v́ = u 1 u2 u3 = 2 3 í - 1 3 j́ + 1 2 ḱ
v2 v3 v1 v2
Hasil kali silang dari dua buah vektor akan menghasilkan suatu vektor
tegak lurus terhadap údan v́. Sedangkan untuk mengetahui panjang dari
vektor ini, akan dilakukan analisa yang lebih jauh untuk mengetahuinya.
Kuadrat dari norm úx v́ adalah ‖ú x v́‖2
‖ú x v́‖2 = (u2 . v 3 - u3 . v 2)2 + (u1 . v 3 - u3 . v 1)2 + (u1 . v 2 - u2 . v 1)2
14
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yakni:
1. Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Besaran-besaran pada
fisika banyak yang termasuk besaran vektor. Contohnya gaya, kecepatan,
percepatan, perpindahan, momen gaya dan moementum. Pada besaran vector
memiliki penjumlahan yang berbeda dengan besaran skalar.
2. Perbedaan besaran scalar dan besaran vector adalah, besaran vector memiliki
arah sedangkan besaran scalar tidak memiliki arah.
3. Perbedaan vector satuan dan vector komponen adalah vector satuan
merupakan vektor yang bernilai satu satuan pada koordinat kartesian,
sedangkan vector komponen adalah vector uraian atau proyeksi tegak lurus
suatu vector pada sumbu xyz koordinat kartesian.
4. Cara menetukan vector resultan ada 2 cara, yakni metode jajargenjang untuk 2
vektor, dan metode vector komponen untuk 2 atau lebih vektor.
5. Cara menetukan hasil kali vektor, yakni dengan perkalian silang, yang
nilainya AB sin α.
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan adalah perlunya pengaplikasian dari
pengetahuan tentang vektor ini di masyarakat luas, untuk memudahkan pekerjaan
masyarakat pula tentunya, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan
taraf hidup bangsa
15
DAFTAR PUSTAKA
Sibaroni, yuliant. 2002. Buku Ajar Aljabar Linear. Bandung : Sekolah Tinggi
Teknologi Telkom.
Hadley, G. 1983. Aljabar Linear. Jakarta : Erlangga.
Sibarani, Maslen, 2013. Aljabar Linear. PT. Raja Grafindo Persada. Erlangga
16