Anda di halaman 1dari 4

Gangguan Kognitif dalam Psikopatologi

1. Gangguan kognitif adalah gangguan  yang mempengaruhi kemampuan berfikir


seseorang. Individu dengan masalah seperti itu akan memiliki kesulitan dengan ingatan,
persepsi, dan belajar.
2. Gejala gangguan kognitif :
a. Delirium.
Berikut ini beberapa gejala delirium diantaranya yaitu:
 Berkurangnya kesadaran terhadap lingkungan sekitarnya. Kondisi ini
ditandai dengan sulit fokus pada topik atau mengganti topik pembicaraan,
mudah teralihkan oleh hal yang tidak penting, dan suka melamun
sehingga tidak bereaksi terhadap hal yang terjadi di sekitarnya.
 Kemampuan berpikir yang buruk (gangguan kognitif). Kondisi ini
ditandai dengan buruknya daya ingat, terutama untuk jangka pendek,
disorientasi, kesulitan berbicara atau mengingat kata, bicara bertele-tele,
serta kesulitan dalam memahami pembicaraan, membaca dan menulis.
 Gangguan emosional. Penderita delirium akan tampak gelisah, takut atau
paranoid, depresi, mudah tersinggung, apatis, perubahan mood mendadak,
dan perubahan kepribadian.
 Perubahan perilaku. Orang lain akan melihat penderita delirium
mengalami halusinasi, gelisah dan berperilaku agresif, mengeluarkan
suara mengerang atau memanggil, menjadi pendiam dan menutup diri,
pergerakan melambat, juga terganggunya kebiasaan tidur.
b. Dimensia.
Gejala-Gejala Demensia
Menurut Pieter menyebutkan ada beberapa gejala antara lain :
 Gejala awal yang dialami demensia adalah kemunduran fungsi kognitif
ringan, kemudian terjadi kemunduran dalam mempelajari hal-hal yang
baru, menurunnya ingatan terhadap peristiwa jangka pendek, kesulitan
menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan.
 Pada tahap lanjut, gejala yang diawali demensia antara lain sulit
mengenali benda, tidak dapat bertindak sesuai dengan berancana, tidak
bisa mengenakan pakaian sendiri, tidak bisa memperkirakan jarak dan
sulit mengordinasinakan anggota tubuh.
 Gejala demensia selanjutnya yang muncul biasanya berupa depresi yang
dialami pada lansia, dimana orang yang mengalami demensia sering kali
menjaga jarak dengan lingkungan dan lebih sensitif. Kondisi seperti ini
dapat saja di ikuti oleh munculnya penyakit lain dan biasanya akan
memperparah kondisi lansia. Pada saat ini mungkin saja lansia menjadi
sangat ketakutan bahkan hingga berhalusinasi.
Menurut Asrori dan putri beberapa tanda dan gejala yang dialami pada Demensia
antara lain :
 Kehilangan memori
Tanda awal yang dialami lansia yang menderita demensia adalah lupa
tentang informasi yang baru di dapat atau di pelajari, itu merupakan hal
biasa yang diamali lansia yang menderita demensia seperti lupa dengan
pentujuk yang diberikan, nama maupun nomer telepon, dan penderita
demensia akan sering lupa dengan benda dan tidak mengingatnya.
 Kesulitan dalam melakukan rutinitas pekerjaan
Lansia yang menderita Demensia akan sering kesulitan untuk
menyelesaikan rutinitas pekerjaan sehari-hari. Lansia yang mengadalami
Demensia terutama Alzheimer Disease mungkin tidak mengerti tentang
langkah- langkah dari mempersiapkan aktivitas sehari-hari seperti
menyiapkan makanan, menggunkan perlatan rumah tangga dan
melakukan hobi.

c. Gangguan amnestik.
Gejala utama dari gangguan amnesik adalah timbulnya gangguan memori
yang ditandai oleh gangguan pada kemampuan untuk mempelajari informasi baru
(anterograde amnesia) dan ketidakmampuan mengingat pengetahuan yang
sebelumnya diingat (retrograde amnesia).
Memori jangka pendek dan memori segera biasanya terganggu. Pasien tidak
dapat mengingat apa yang dimakan saat sarapan atau makan siang, nama rumah
sakit, atau dokter mereka. Pada beberapa pasien, amnesia sangat dalam sehingga
pasien tidak dapat berorientasi terhadap kota dan waktu, meskipun orientasi ke
orang jarang hilang dalam gangguan amnesik. Memori untuk informasi yang
terlalu banyak dipelajari atau peristiwa dari masa lampau, seperti pengalaman
masa kecil, adalah baik, tetapi memori untuk peristiwa dari masa lalu yang belum
terlalu lama (selama dekade terakhir) mengalami gangguan. Memori segera
(diuji, misalnya, dengan meminta pasien mengulang enam angka) tetap utuh.
Seiring dengan perbaikan, pasien mungkin mengalami penyempitan jangka waktu
yang terhilang memorinya meski sejumlah pasien mengalami perbaikan memori
terhadap seluruh periode tersebut.
Pada DSM-IV kriteria diagnosis gangguan amnesik:
1. Kriteria diagnosis gangguan amnesik akibat kondisi medis umum
a. Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan
oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau
ketidakmampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya.
b. Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dari
tingkat fungsi sebelumnya
c. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
suatu delirium atau suatu demensia
d. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan
laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari
kondisi medis umum termasuk trauma fisik
2. Kriteria diagnosis gangguan amnesik persisten terinduksi zat.
a. Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan
oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau
ketidakmampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari
sebelumnya.
b. Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi
sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dari
tingkat fungsi sebelumnya
c. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
suatu delirium atau suatu demensia serta menetap melapui durasi
intoksikasi atau keadaan putus zat yang biasa.
d. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau temuan
laboratorium bahwa gangguan memori tersebut terkait efek persisten
penggunaan zat.
3. Kriteria diagnosis gangguan amnesik.
a. Ganguan amnesik yang tidak memenuhi kriteria spesifik seperti yang
telah dijelaskan.

Kriteria diagnosis DSM-5 menambahkan diagnosis gangguan amnesik


yang diinduksi oleh substansi dibuat ketika bukti menunjukkan bahwa
gejala berhubungan secara kausatif dengan penggunaan suatu zat. DSM-5
merujuk dokter untuk diagnosis spesifik dalam gangguan yang
berhubungan dengan substansi: gangguan yang diinduksi alkohol;
gangguan penenang, hipnosis, atau ansiolitik yang diinduksi; dan
gangguan yang diinduksi zat (atau tidak diketahui) lainnya.

Anda mungkin juga menyukai