Anda di halaman 1dari 14

PRESENTASI KASUS

IUGR (INTRA UTERINE GROWTH RESTRICTION)

IDENTITAS
Pasien Suami Pasien
Nama : Ny. T Nama : Tn. I
Usia : 37 tahun Usia : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Poros Bontang

ANAMNESIS
 Keluhan utama
Keluar darah merah segar dari vagina sebanyak kurang lebih 50 cc sekali 1 jam
SMRS,disertai dengan sakit kepala yang tidak hilang sejak umur kehamilan 7
bulan sampai sekarang.
 Riwayat penyakit sekarang
1 jam SMRS pasien datang dengan keluhan keluar darah merah segar. Tanpa
disertai rasa nyeri perut. Selain itu pasien juga mengeluh sakit kepala. Sakit kepala
dirasakan semakin lama semakin hebat sejak usia kehamilan 7 bulan. Riwayat
pandangan kabur disangkal pasien. Riwayat keluar lendir dan keluar darah dari
kemaluan disangkal. Riwayat keluar cairan dari kemaluan disangkal. Riwayat
kontrol kehamilan ke puskesmas sebanyak 3 kali dan poli bagian sebanyak 2 kali
dan 2 kali di bidan.
 Riwayat penyakit dahulu
-
Riwayat hipertensi + sejak usia kehamilan 7 bulan
-
Riwayat penyakit jantung disangkal
-
Riwayat diabetes mellitus disangkal
-
Riwayat infeksi (TBC, TORCH) selama kehamilan disangkal
-
Riwayat trauma disangkal
-
Riwayat penyakit autoimun disangkal
-
Riwayat operasi Sectio Caesar tahun 2005, a.i plasenta previa
 Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok disangkal
- Riwayat penyalahgunaan obat-obatan disangkal
 Riwayat Haid
-
Menarche : 12 tahun
-
Siklus haid : teratur, 28 hari
-
Lama haid : 7 hari
-
HPHT : 09 Juni 2015
 Riwayat pernikahan
Sudah menikah satu kali, lama pernikahan 13 tahun
 Riwayat persalinan
-
Anak pertama: laki-laki, usia kehamilan 9 bulan, lahir secara sponan
pervaginam, tahun 2005, dengan berat lahir 2.2 kg
-
Anak kedua : Perempuan, usia 9 bulan, lahir secara seksio caesaria a.i plasenta
previa tahun 2009, dengan berat badan lahir 2,9 kg
 Riwayat kontrasepsi
Suntik, yang dilakukan terakhir: 02/2015

PEMERIKSAAN FISIK
-
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
-
Kesadaran : Kompos mentis
-
Tekanan darah : 190/130 mmhg
-
Laju Nadi : 108 x/menit
-
Laju nafas : 28 x/menit
-
Suhu aksila : 36,3 оC
-
Berat badan : 61 kg
-
Tinggi badan : 155 cm
-
Kepala : normosefali, deformitas (–)
-
Mata : konjungtiva ananemis, sklera anikterik
-
THT : tidak dilakukan pemeriksaan
-
Toraks
o Paru
 Inspeksi : gerakan napas simetris pada keadaan statis dan
dinamis
 Palpasi : stem fremitus simetris kiri = kanan
 Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
 Auskultasi : vesikular, ronchi (–), wheezing (–)
o Jantung
 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : batas jatung normal, kardiomegali (–)
 Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, murmur (–),
gallop (–)
o Mammae : hiperpigmentasi areola (+), retraksi puting (–), ASI (–)
-
Abdomen
o Inspeksi : tampak cembung, linea nigra (+), striae
gravidarum (+)
o Palpasi : supel, nyeri tekan (–)
o Perkusi : timpani pada keempat kuadran
o Auskultasi : bising usus (+), 4-5x/menit
-
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (–), reflex
fisiologis (+), reflex patologis (–).

-
Status Obstetrik
o Tinggi fundus uteri : 26.5 cm
o Taksiran berat janin : 2402.5 gram
o Presentasi : kepala, letak memanjang
o His : -
o Denyut jantung janin : 148 x/menit
o TP : 16 Maret 2016
o Leopold I : Bokong
o Leopold II : punggung kanan
o Leopold III : kepala
o Leopold IV : 4/5
o VT: tidak dilakukan
o Inspekulo: Fluksus +, cervival dilatasi -
PEMERIKSAAN LABORATORIK
-
Hb : 14.5 g/dL
-
Ht : 39%
-
Leukosit : 12.300/mm3
-
Trombosit : 150.000/mm3
-
GDS : 136
-
Proteinuri : +++ mg/dl
-
Ureum :14
-
Creatinin : 0.5
-
SGOT : 31
-
SGPT : 18

PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG (12/2/2016) : 2200 gr, 31-32 minggu
USG (26/2/2016) : 2200 gr, 33-34 minggu, AFI > 3.5cm

Hasil CTG (2/3/2016) : NST reaktif

DIAGNOSA KERJA
Wanita, G3P2A0, 37 tahun, gravid 34 minggu, belum in partu, dengan perdarahan
antepartum, PEB dan oligohydramnion, dengan janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi
kepala.

RESUME
Seorang wanita berusia 37 tahun dengan G3P2A0, gravid 38 minggu belum in partu
dengan perdarahan antepartum dan PEB dengan janin tunggal hidup intrauterine presentasi
kepala. Pasien datang dengan keluhan keluar darah merah segar dari vagina sebanyak kurang
lebih 50 cc sekali 1 jam SMRS, disertai dengan sakit kepala yang tidak hilang sejak umur
kehamilan 7 bulan sampai sekarang. Dari pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah tinggi
sebesar 190/130 mmHg, pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan adanya tanda-tanda
abnormalitas. Pada pemeriksaan dalam, yaitu VT tidak dilakukan, sedangkan inspekulo
dengan hasil fluksus +, cervical dilatasi - . Pemeriksaan CTG menunjukkan hasil NST
reaktif. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb: 14,5 g/dl, ht: 39%, leukosit: 12.300/µl,
trombosit: 150.000/ µl, GDS 136, Proteinuri +++ mg/dl, Ureum 14, Creatinin 0.5, SGOT 31,
SGPT 18.

TATALAKSANA
1. Rawat dalam bangsal
2. Loading MgSO4 4 gr iv dalam RL 100cc. Dosis pemeliharaan: 1gr/jam dalam infus
RL 500cc.
3. Nifedipin tab 3x10 mg po
4. Dexamethason 2x15 mg iv bolus
5. Observasi tanda-tanda perdarahan dan TTV

FOLLOW UP CTG (1)


FOLLOW UP CTG (2)

TATALAKSANA LANJUTAN
Pro SC

DIAGNOSA AKHIR
IBU : Wanita, P3A0, 37 tahun, Post partus prematurus dengan seksio caesaria a.i
insufisiensi plasenta e.c PEB.
ANAK : Neonatus cukup bulan, kecil masa kehamilan, perempuan 40-41 minggu menurut
NBS, APGAR 4/9, berat lahir 2150 gr, panjang lahir 43 cm.

TERAPI POST OPERASI


- bed rest hingga 6 jam postop
- puasa hingga bising usus +
- Cek Hb 6 jam post-op
- D5:RL=2:1 dalam 24 jam
- oksitosin 20iu-10iu-10iu drip dalam cairan IVFD
- ketorolac 3x1 amp iv
- Ranitidine 2x1 ampul iv
- amlodipine 2x10 mg
- cefotaxime 2x1gr saja.
PEMBAHASAN
1. Definisi
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) didefinisikan sebagai estimasi berat fetus
secara sonografik di bawah persentil 10 untuk usia gestasinya. (Gambar 1) Menurut
American College of Obstetricians and Gynecologists, IUGR merupakan suatu masalah yang
umum dan kompleks pada dunia obstetriks modern ini.1 Tiga sampai lima persen kehamilan
dapat berkomplikasi menjadi IUGR2 Pertumbuhan suboptimal tersebut berkaitan dengan
gangguan intelektual dan penyakit, seperti hipertensi dan obesitas pada masa dewasa.1
Intrauterine Growth Restriction (IUGR) berbeda dengan Small Gestational for Age
(SGA). IUGR menunjukkan adanya suatu proses patologis dari satu atau beberapa faktor
(Gambar 2) yang menghambat pertumbuhan. Penting untuk membedakan istilah ini karena
neonatus dengan riwayat diagnosis IUGR prenatal memiliki morbiditas perinatal yang lebih
besar dibandingkan dengan neonatus SGA dengan riwayat perkembangan intrauteri yang
sehat.3 Banyak neonatus dengan berat badan kurang dari persentil 10 atau SGA bukan
termasuk ke dalam restriksi pertumbuhan yang patologis, namun disebabkan karena faktor-
faktor biologis normal. Neonatus seperti ini yang dikatakan memiliki morbiditas yang lebih
baik seperti yang sudah dijelaskan di atas.4

2. Etiologi
Faktor risiko IUGR dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa faktor, yaitu faktor
fetal, maternal, dan plasental. Faktor fetal antara lain abnormalitas kromosom, kehamilan
multipel, anomali struktur fetus, dan infeksi pada fetus. Faktor maternal antara lain defisiensi
nutrisi, terutama vitamin C dan E. Infeksi maternal, terutama infeksi kronis seperti
tuberkulosis dan malaria juga dapat menyebabkan IUGR. Selain itu masalah kesehatan pada
ibu seperti hipertensi, anemia, diabetes mellitus, penyakit paru kronis, dan penyakit jantung
juga berperan dalam terjadinya IUGR. Sindrom antiphospholipid antibody (APA)
berhubungan dengan IUGR. Pengikatan antigen-antibodi disertai pengaktivan komplemen
meningkatkan potensi trombogenik yang kemudian menyebabkan kerusakan endotel secara
luas. Vaskulopati pada arteri spiralis menyebabkan infark dan trombosis pada plasenta.
Sebagian besar kasus IUGR disebabkan oleh insufisiensi plasenta.5,6 (Tabel 1)
Gambar 1 – Kurva Persentil Berat Badan Fetus dalam Usia Gestasi
Gambar 2 – Faktor Risiko IUGR
Sumber:http://www.mountsinai.on.ca/care/placenta-
Clinic/complications/placentalinsufficiency/screening_diagnosi
s_and_management_of_iugr_jogc_2012.pdf

3. Klasifikasi
Simetris. IUGR disebut simetris apabila ukuran lingkar kepala dan lingkar abdomen
kecil namun perbandingannya proporsional (HC/AC=1,2 – 1,0).
Asimetris. IUGR disebut asimetris apabila lingkar kepala berada dalam keadaan
normal, namun ukuran abdomen dan organ-organnya lebih kecil dibandingkan normal
(HC/AC>1,2 – 1,0).

4. Diagnosa
Anamnesis
Peningkatan total berat badan ibu. Baik pada negara-negara berkembang
maupun negara maju, dan berbagai kelompok etnis dan ras, terdapat hubungan positif
antara peningkatan total berat badan ibu dan berat badan lahir fetus. Peningkatan berat
badan yang inadekuat (kurang dari 4,3 kg) pada kehamilan awal kurang dari 24
minggu, merupakan suatu faktor prediktor dari berat badan lahir rendah ataupun
SGA.6
Riwayat restriksi pertumbuhan atau lahir mati. Wanita dengan riwayat
mengalami retriksi pertumbuhan fetus pada kehamilan sebelumnya, memiliki risiko
sebesar 50% mengalami restriksi pertumbuhan pada kehamilan berikutnya. Riwayat
kehamilan sebelumnya dengan bayi lahir mati (stillbirth) juga merupakan indikasi
untuk dilakukan screening intensif pada kehamilan berikutnya, karena lebih dari
setengah kasus bayi lahir mati berkaitan dengan IUGR, terutama pada kasus bayi lahir
mati pada usia gestasi kurang dari 32 minggu.6
Selain hal–hal di atas, juga perlu ditanyakan mengenai riwayat masalah
kesehatan lainnya, seperti diabetes melitus dan preeklamsia.6
Pemeriksaan Fisik.
TFU lebih kecil 2-3cm dibandingkan dengan TFU yang normal menurut usia
gestasinya. Pada beberapa kasus, pengukuran TFU kurang cocok dilakukan, yaitu
pada kasus-kasus fibroid dan indeks massa tubuh yang tinggi.5
Pemeriksaan Penunjang.
Ultrasound Biometry
Penentuan Usia Gestasi. Dalam mendiagnosa IUGR, penting
untuk menentukan estimasi usia gestasi secara akurat. Meskipun untuk
menentukan usia kehamilan biasanya menggunakan perhitungan dari
hari pertama haid terakhir, namun USG lebih dapat dipercaya. 8
Screening awal untuk menentukan usia gestasi dan adanya anomali
dapat dilakukan saat usia kehamilan 16-20 minggu. Akan tetapi
diagnosa IUGR baru ditegakkan setelah usia kehamilan memasuki
trimester ketiga.7
Penentuan Berat Badan Fetus. Estimasi berat badan fetus
dapat dihitung dengan menggunakan formula Hadlock yang
menggunakan variabel Head Circumference (HC), Abdominal
Circumference (AC), dan Femur Length (FL) dalam perhitungannya.8

Gambar 3
(Bagian atas) pengukuran diamter biparietal fetus (yang terlihat
dengan x...........x) dan lingkar kepala. (bagian tengah) pengukuran
lingkar abdominal fetus. (bagian bawaha) pengukuran panjang femur
fetus (yang terlihat dengan x........x)
Selain itu penurunan Amniotic Fluid Index (AFI) juga dapat
digunakan untuk mendiagnosa IUGR. Morbiditas yang lebih tinggi
ditemukan pada AFI < 5cm. 5
USG Doppler.
Terlihat tanda-tanda abnormalitas dari pemeriksaan dengan USG
Doppler. Evaluasi fungsi plasenta dengan menggunakan arteri umbilikal
Doppler merupakan standar klinis untuk membedakan SGA dan IUGR.7

5. Tatalaksana
Jika usia gestasi ≥34minggu dan ditemukan adanya oligohidramnion, sebaiknya
dilakukan induksi untuk persalinan. Namun jika usia gestasi ≥34minggu, tidak ditemukan
adanya kelainan anatomis, dan jumlah cairan ketuban cukup maka kehamilan sebaiknya
diobservasi terlebih dahulu.7
DAFTAR PUSTAKA

1. Society for Maternal-Fetal Medicine Publications Committee. Doppler Assessment of


The Fetus with Intrauterine Growth Restriction. American Journal of Obstetric and
Gynecology. 2012; 300-308. Diakses dari :
http://sigo.it/pdf/doppler_IUGR_AJOG_2012.pdf
2. Lausman A, Mc Carthy F, Walker M, Kingdom J. Screening, Diagnosis, and
Management of Intrauterine Growth Restriction. J Obstet Gynaecol Can
2012;34(1):17–28. Diakses dari : http://www.mountsinai.on.ca/care/placenta-
clinic/complications/placentalinsufficiency/screening_diagnosis_and_management_of
_iugr_jogc_2012.pdf
3. Dian T. Fetal Growth Restriction. Sri Lanka Journal of Obstetrics and Gynaecology
2012; 34: 29-32. Diakses dari : http://www.slcog.lk/sljog/No.34-1/pages%2029-
32.pdf
4. Cunningham, Leveno, Bloom, etc. Fetal Growth Disorders : Williams Obstetrics 23 th
Ed. 2010.
5. Figueras F, Gardosi J. Intrauterine Growth Restriction : New Concepts in Antenatal
Surveillance and Management. American Journal of Obstetric and Gynecology.
2010;1-13. Diakses dari : https://www.gestation.net/PDFs/IUGR%20new
%20concepts%20-%20AJOG%20Review.pdf
6. Usha K, Sarita B. Placental Insufficiency and Fetal Growth Restriction. The Journal
of Obstetrics and Gynecology of India (September–October 2011) 61(5):505–511.
Diakses dari : http://medind.nic.in/jaq/t11/i5/jaqt11i5p505.pdf
7. Briana D, Malamitsi A. REVIEW Intrauterine growth restriction and adult disease:
the role of adipocytokines. European Journal of Endocrinology (2009) 160 337–347.
Diakses dari: http://www.eje-online.org/content/160/3/337.full.pdf+html
8. Harkness U, Mari G. Diagnosis and Management of Intrauterine Growth Restriction.
Clin Perinatol 31 (2004) 743– 764. Diakses dari:
http://medicina.iztacala.unam.mx/medicina/Diagnosis%20and%20management%20of
%20intrauterine.pdf

Anda mungkin juga menyukai