A. Definisi
Batu ginjal atau nefrolitiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat
satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal dan merupakan
batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam
dalam saluran saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh
mengelilingi zat organik, misalnya nanah, darah, atau sel yang sudah mati.
Biasanya batu kalkuli terdiri atas garam kalsium (oksalat dan fosfat) atau
batu ginjal atau bisa disebut nefrolitiasis adalah suatu penyakit yang terjadi
B. Etiologi
Menurut Kartika S. W. (2013) ada beberapa faktor yang menyebabkan
usia 30-50 tahun, dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.
b. Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air
(bila jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum
kurang), diet banyak purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran
berwarna hijau terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin,
saluran kencing.
c. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan keringat
sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral dalam air
oksalat,kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk
ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal
dan disuria) dapat terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu,
merusak unit fungsional ginjal dan nyeri luar biasa dan tak nyaman
biasa. Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang keluar
dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu
diameter < 0,5-1 cm keluar spontan. Bila nyeri mendadak menjadi akut,
disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual dan
terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi
struke atau penyakit sarkoidisis juga dapat menderita batu kalsium. Batu
oleh:
1) Makanan yang banyak mengandung purin
2) Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma
3) Dehidrasi kronis
4) Obat: tiazid, lazik, salisilat
d. Batu sturvit
Batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Biasanya mengacu pada
riwayat infeksi, terbentuk pada urin yang kaya ammonia alkali persisten
akibat UTI kronik. Batu sistin terjadi terutama pada beberapa pasien yang
sikat tubulus proksimal meliputi sistim, arginin, ornitin, sitrulin dan lisin.
ditandai dengan rasa sakit yang hilang timbul di sekitar tulang rusuk dan
dalam.
2. Karena nyeri hebat biasa di ikuti demam dan menggigil.
3. Kemungkinan adanya rasa mual dan terjadi nya muntah. Dan gangguan
perut.
4. Adanya darah di dalam urin. Dan adanya gangguan buang air kecil
saluran kemih. Jika ini terjadi maka resiko terjadinya infeksi saluran
nefrolitiasis, yaitu :
a. Urin
1) PH lebih dari 7,6
2) Sediment sel darah merah lebih dari 90%
3) Biakan urin
4) Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b. Darah
1) Hb turun
2) Leukositosis
3) Urium kreatinin
4) Kalsium, fosfor, asam urat
c. Radiologi
1) Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
2) USG abdomen
3) PIV (Pielografi Intravena)
4) Sistoskpi (Mary Baradero, 2008)
F. Komplikasi
Menurut (Nursalam, 2011:67) komplikasi yang disebabkan dari batu
nefrolitiasis adalah:
a. Sumbatan: akibat pecahan batu
b. Infeksi: akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat
obstruksi.
c. Kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan
batu yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan
Selain itu dapat diberikan minum yang lebih/banyak sekitar 2000 cc/hari
ginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang
mode utama. Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2%
dari faktor-faktor ukuran batu, letak batu, adanya infeksi serta adanya
obstruksi. Makin besar ukuran suatu batu, makin jelek prognosisnya. Letak
infeksi. Makin besar kerusakan jaringan dan adanya infeksi karena faktor
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Menurut Asmadi (2008) pengkajian merupakan tahap awal dari proses
ini. Menurut (Arif Muttaqin, 2011) keluhan utama yang lazim didapatkan
Incident beberapa kasus di dapatkan bahwa pada perubahan posisi secara tiba-
pain kolik. Nyeri kolik terjadi karena aktivitas peristaltik otot polos system
radiation, luar biasa, akut dan kolik yang menyebar ke paha dan genetalia.
relief Pasien merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit urine yang keluar
Skala nyeri pada kolik batu ginjal secara lazim berada pada posisi 3 di
nefrolitiasis, yaitu :
batu ginjal dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata
Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun
Kaji adanya mual dan muntah, nyeri tekan abdomen, diit tinggi
d. Pola eliminasi
Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya
BAK sedikit karena adanya sumbatan atau batu ginjal dalam saluran
Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu
Klien tetap berusaha dan berdo’a supaya penyakit yang di derita ada
didapatkan adanya perubahan TTV sekunder dari nyeri kolik. Pasien terlihat
retensi urine, dan sering miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien
beberapa kasus dapat teraba ginjal pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
c. Perkusi
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan
nyeri.
B. Diagnose Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau
dengan mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin,
2011).
4. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
5. Defisit pengetahuan (mengenai proses penyakit, pemeriksaan urologi, dan
2008).
C. Rencana/Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase
yang sempit.
3) Laporan mengenai nyeri yang menyerupai nyeri yang berupa kolik
renal.
Rasional : Kolik mengindikasikan pergerakan kalkulus.
4) Beri pemanas eksternal atau kompres hangat pada pinggul yang nyeri.
Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan rileks
5) Ajarkan teknik relaksasi/distraksi
Rasional : mengurangi ketegangan dan kecemasan karena nyeri.
6) Berikan obat anti nyeri/analgesik
Rasional : Untuk menghilangkan rasa nyeri
2. Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan stimulasi kandung
kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik atau
terus berkurang.
Intervensi :
1) Awasi pengeluaran atau pengeluaran urine.
dengan mual, muntah efek sekunder dari nyeri kolik (Arif Muttaqin,
2011:116).
Tujuan : Asupan klien terpenuhi.
Kriteria hasil : Klien mempertahankan status asupan nutrisi
nutrisi.
3) Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan,
Intervensi :
1) Observasi area post op dari tanda-tanda infeksi seperti
masuk.
4) Ajarkan klien dan keluarga tantang tanda- tanda infeksi dan perawatan
luka
Rasional : Meningkatkan informasi dan pengetahuan klien dan
keluarga
5) Kolaborasi medik pemberian antibiotik
Rasional : Antibiotik dapat Membunuh mikroorganisme
5. Defisit pengetahuan (mengenai proses penyakit, pemeriksaan urologi, dan
2008).
Tujuan : Memberikan informasi pasien dan keluarga
Kriteria hasil : Pasien dan keluarga mampu memahami tentang proses
dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu
adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
E. Evaluasi
Menurut Zaidin Ali (2009) Evaluasi keperawatan adalah suatu proses
direncanakan. Akan tetapi, hal ini agak sulit bagi pemecah masalah yang
evaluasi sumatif.
a. Evaluasi formatif, yakni hasil observasi/pengamatan dan analisis
Mutaqqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Tucker, Susan Martin. 2007. Standar Perawatan Pasien Perencanaan kolaboratif &
Wijayaningsih, Kartika Sari. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Medika.