Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul NEGARA HUKUM sesuai waktu yang ditentukan.
Tujuan pokok makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan dan tujuan umumnya untuk memberikan beberapa informasi pengetahuan
tentang Negara Hukum bagi para pembacanya..
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Abdul Kadir Ahmad, S.Kep.,Ns.,M.Hkes sebagai dosen
Kewarganegaraan POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
2. Teman-teman kelas B, khususnya teman-teman kelompok 3 yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun menyimpulkan masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
oleh karena itu Penyusun memohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan
tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar makalah ini menjadi
lebih baik.

Makassar, 9 November 2015

Kelompok 3

NEGARA HUKUM Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 2
BAB I  PENDAHULUAN............................................................................................... 3
1.1  Latar Belakang dan Masalah............................................................................ 3
1.2  Rumusan Masalah............................................................................................ 4
1.3  Tujuan.............................................................................................................. 4
1.4  Manfaat............................................................................................................ 4
BAB II  PEMBAHASAN................................................................................................. 5
A.Pengertian Negara Hukum................................................................................. 5
B.Ciri-ciri Negara Hukum..................................................................................... 6
C. Tipe Negara Hukum.......................................................................................... 8
D.Indonesia Sebagai Negara Hukum.................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN................................................................................................ 10
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 11

NEGARA HUKUM Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah


Istilah Negara Hukum baru dikenal pada Abad XIX tetapi konsep Negara Hukum
telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Dimulai dari zaman Plato
hingga kini, konsepsi Negara Hukum telah banyak mengalami perubahan yang mengilhami
para filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan apa yang dimaksud dengan Negara
Hukum dan hal-hal apa saja yang harus ada dalam konsep Negara Hukum.
Pemerintahan berberdasarkan hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa
hukum adalah suatu prinsip yang menyatakan bahwa hukum adalah otoritas tertinggi dan
bahwa semua warga negara termasuk para pejabat dan pemerintah tunduk pada hukum dan
sama-sama berhak atas perlindungannya. Dalam tradisi negara liberal dikatakan bahwa
kebebasab sipil dan hak-hak sipil (yang mencakup kebebasan berpikir dan berpendapat,
kebebasan berkumpul dan berserikat, kebebasan beragama serta kebebasan pers) akan sulit
diwujudkan jika hukum disebuah negara tidak diberlakukan secara tegas dan pada semua
orang, termasuk pejabat pemerintah. Dengan kata lain, supremasi hukum dalam rule of law
merupakan unsur utama yang mendasari terciptanya masyarakat yang demokratis dan adil.
Dengan demikian, perbedaan yang kuat dan lemah tidak lagi memainkan
peran. Orang dapat memperoleh apa yang menurut hukum menjadi haknya, entah dia kuat
ataupun lemah. Secara sederhana , supremasi hukum bisa dikatakan bahwa kekuasaan pihak
yang kuat diganti dengan kekuasaan berdasarkan keadilan dan rasional.
Dalam makalah dengan topik Negara Hukum ini akan diuraikan dengan singkat
perkembangan konsep Negara Hukum, rumusan konsep Negara Hukum dari para pakar,  apa
yang dimaksud dengan rumusan Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Amandemen, tipe Negara Hukum
dan ciri-ciri Negara Hukum.

NEGARA HUKUM Page 3


1.2 Rumusan Masalah
           a.       Apa yang di maksud dengan Negara Hukum?
           b.      Apa ciri-ciri Negara Hukum?
           c.       Apa tipe Negara Hukum?
           d.      Bagaimana Indonesia sebagai Negara Hukum?

1.3Tujuan
  Tujuan Pokok: Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan
  Tujuan Dasar:
a.   Untuk menambah pengetahuan tentang Negara Hukum.
b.   Untuk mengetahui ciri-ciri Negara Hukum.
c.   Untuk mengetahui tipe Negara Hukum.
d.   Untuk mengetahui landasan tentang Indonesia sebagai Negara Hukum

1.4 Manfaat
            a.       Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang Kewarganegaraan
            b.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang Negara Hukum

NEGARA HUKUM Page 4


BAB II
PEMBAHASAN
      A.    Pengertian Negara Hukum
Negara Hukum bersandar pada keyakinan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan
atas dasar hukum yang adil dan baik. Ada dua unsur dalam negara hukum, yaitu pertama:
hubungan antara yang memerintah dan yang diperintah tidak berdasarkan kekuasaan
melainkan berdasarkan suatu norma objektif, yang juga mengikat pihak yang memerintah;
kedua: norma objektif itu harus memenuhi syarat bahwa tidak hanya secara formal,
melainkan dapat dipertahankan berhadapan dengan idea hukum. Hukum menjadi landasan
tindakan setiap negara. Ada empat alasan mengapa negara menyelenggarakan dan
menjalankan tugasnya berdasarkan hukum yaitu:
1.      Demi kepastian hukum.
2.      Tuntutan perlakuan yang sama.
3.      Legitimasi demokrasi.
4.      Tuntutan akal budi.
Negara hukum berarti alat-alat negara mempergunakan kekuasaannya hanya sejauh
berdasarkan hukum yang berlaku dan dengan cara yang ditentukan dalam hukum itu. Dalam
negara hukum, tujuan suatu perkara adalah agar dijatuhi putusan sesuai dengan kebenaran.
Tujuan suatu perkara adalah untuk memastikan kebenaran, maka semua pihak berhak atas
pembelaan atau bantuan hukum.
Ditinjau dari sudut sejarah,  pengertian Negara Hukum berbeda-beda, berdasarkan
sisitemnya diantaranya yaitu Negara Hukum Eropa Kontinental dan Negara Hukum Anglo
Saxon (Rule of Law).
1.    Negara Hukum Eropa Kontinental
Negara Hukum Eropa Kontinental ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Tujuan negara
hukum menurut Kant adalah menjamin kedudukan hukum dari individu-individu dalam
masyarakat. Konsep negara hukum ini dikenal dengan negara hukum liberal atau negara
hukum dalam arti sempit atau “nachtwakerstaat”. Dikatakan negara hukum liberal karena
Kant dipengaruhi oleh paham liberal yang menentang kekuasaan absolute raja pada waktu
itu. Dikatakan negara hukum dalam arti sempit karena pemerintah hanya bertugas dan
mempertahankan hukum dengan maksud menjamin serta melindungi kaum Boujuis (tuan
tanah) artinya hanya ditujukan pada kelompok tertentu saja. Dikatakan Nechtwakerstaat
(Negara Penjaga Malam) karena negara hanya berfungsi menjamin dan menjaga keamanan
sebagaimana pendapat John Locke mengenai fungsi negara yaitu:
1)  Legislatif
2)  Eksekutif
3) Federatif (Pertahanan Keamanan)
2.  Negara Hukum Anglo Saxon (Rule of  Law)
Negara Anglo Saxon tidak mengenal negara hukum atau rechtstaat, tetapi mengenal atau
menganut apa yang disebut dengan “The Rule of Law” atau Pemerintahan oleh Hukum atau
Goverment of Judiciary.
Rule of Law (Rol) adalah sebuah konsep hukum yang sesungguhnya lahir dari sebuah
bentuk protes terhadap sebuah kekuasaan yang absolute disebuah negara. Dalam rangka
membatasi kekuasaan yang absolute tersebut maka diperlukan pembatasan-pembatasan
terhadap kekuasaan itu, sehingga kekuasaan tersebut ditata agar tidak melanggar kepentingan
asasi dari masyarakat, dengan demikian masyarakat terhindar dari tindakan-tindakan
melawan hukum yang dilakukan oleh penguasa.

NEGARA HUKUM Page 5


Rule of Law pada hakekatnya adalah memposisikan hukum sebagai landasan bertindak
dari seluruh elemen bangsa dalam sebuah negara. Rule of Law dapat dilakasanakan dengan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia karena salah satu ciri dari Rule of Law (negara
hukum) adalah terlindunginya Hak Asasi Manusia di negara yang bersangkutan.
Asal usul Rule of Law merupakan satu doktrin dalam hukum yang muncul pada abad 19,
bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Kehadirannya dapat dikatakan
sebagai reaksi dan koreksi terhadap negara absolute yang telah berkembang sebelumnya.
Negara absolute sebagai perkembangan keadaan di Eropa yaitu negara yang terdiri atas
wilayah-wilayah otonom. Negara absolute (sebagai negara modern) menyerap kekuasaan
menyerap kekuasaan yang semula ada pada wilayah-wilayah ke dalam satu tangan yaitu
tangan raja.
Rule of Law lahir dengan semangat yang tinggi bersama-sama dengan demokrasi,
parlemen dan sebagainya, kemudian Rule of Law mengambil alih akomodasi yang dimiliki
ancient regime yang terdiri dari golongan-golongan ningrat, prajurit dan kerajaan. Munculnya
keinginan untuk melakukan pembatasan yuridis (mennurut hukum/secara hukum) terhadap
kekuasaan, pada dasarnya disebabkan oleh politik kekuasaan yang cenderung korup. Hal ini
dikhawatirkan akan menjauhkan fungsi dan peran negara bagi kehidupan dan masyarakat.
Atas dasar pengertian tersebut maka terdapat keinginan yang sangat besar untuk melakukan
pembatasan terhadap kekuasaan secara normatif, untuk menghindari kekuasaan yang
dispotik.
Dalam hubungan inilah maka kedudukan konstitusi sangat penting bagi kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu lahirlah negara konstitusi yang melahirkan doktrin Rule of Law,
inilah awal dari kelahiran Doktrin Egalitarian dalam hukum yang menjadi ciri utama Rule of 
Law. Disinilah kemudian Rule of Law merupakan doktrin dengan semangat dan idealisme
keadilan yang tinggi seperti supremasi hukum dan kesamaan setiap orang di depan hukum.

        B.     Ciri-ciri Negara Hukum


1.      Ciri Negara hukum Eropa Kontinental
Menurut Kant untuk dapat disebut sebagai Negara hukum harus memiliki dua unsur
pokok, yaitu:
1) Adanya perlindungan HAM.
2)  Adanya pemisahan kekuasaan.

Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata model Negara hukum ini belum memuaskan
dan belum dapat mencapai tujuan kalau hanya dua unsur tersebut tidaklah cukup. Maka
Negara hukum sebagai paham liberal berubah ke paham Negara kemakmuran (Welvaarstaat
atau Social Service Staat) yang dipelopori oleh Friedrich Julius Stahl. Menurut Stahl Negara
hukum harus memenuhi empat unsur pokok, yaitu:

1)   Adanya perlindungan HAM.


2)  Adanya pemisahan kekuasaan
3)  Pemerintah haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum.
4)  Adanya peradilan administrasi.

Pada suatu Welvaarstaat tugas pemerintah adalah mengutamakan seluruh kepentingan


rakyat. Dalam mencampuri urusan kepentingan rakyat pemerintah harus dibatasi oleh
undang-undang. Apabila timbul perselisihan antara pemerintah dengan rakyat akan
diselesaikan oleh peradilan administrasi yang berdiri sendiri. Peradilan ini memenuhi dua
persyaratan yaitu yang pertama, tidak memihak ke pihak manapun dan yang kedua, petugas-
petugas peradilan harus terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang-bidang tersebut.

NEGARA HUKUM Page 6


2.      Ciri Negara hukum Anglo Saxon (Rule of Law)
Menurut A.V. Dicey, Negara hukum harus memiliki 3 (tiga) unsur pokok, yaitu:
1)  Supremacy of Law (Supremasi Hukum).
Dalam suatu Negara hukum, maka kedudukan hukum merupakan posisi tertinggi.
Kekuasaan harus tunduk pada hukum, bukan sebaliknya hukum tunduk pada kekuasaan,
maka kekuasaan dapat membatalkan hukum, dengan kata lain hukum hanya dijadikan alat
untuk membenarkan kekuasaan. Hukum harus menjadi tujuan untuk melindungi kepentingan
rakyat.
2)      Equality Before The Law (Kedudukan Sama/Sederajat dimata Hukum).
Dalam Negara hukum kedudukan penguasa dengan rakyat dimata hukum adalah sama
(sederajat), yang membedakan hanyalah fungsinya, yakni pemerintah berfungsi mengatur dan
rakyat yang diatur. Baik yang mengatur maupun yang diatur berpedoman satu, yaitu undang-
undang. Bila tidak mempunyai persamaan hukum maka orang yang mempunyai kekuasaan
akan merasa kebal hukum. Pada prinsipnya Equality Before The Law adalah tidak ada tempat
bagi backing yang salah, melainkan undang-undang merupakan backing  (bantuan/dorongan)
terhadap yang benar.
3)     Human Right (Hak-hak Manusia dalam UU).
       Human Right meliputi 3 hal pokok, yaitu:
(1)  The Right to Personal Freedom (Kemerdekaan Pribadi)
Yaitu hak untuk melakukan sesuatu yang dianggap baik bagi dirinya tanpa merugikan
orang lain.
The Right of Discussion (Kemerdekaan Berdiskusi)
Yaitu hak untuk mengemukakan pendapat dan mengkritik dengan ketentuan yang
bersangkutan, juga harus bersedia mendengarkan pendapat dan menerima kritik dari orang
lain.
The Right of Public Meeting (Kemerdekaan Mengadakan Rapat)
Kebebasan ini harus dibatasi jangan sampai menimbulkan kekacauan atau memprovokasi.
Paham Dicey ini adalah merupakan kelanjutan dari ajaran John Locke yang berpendapat
bahwa manusia sejak lahir sudah mempunyai hak-hak azasi & tidak seluruh hak-hak azasi
diserahkan kepada Negara dalam kontrak sosial.
Persamaan Negara hukum Eropa Kontinental dengan Negara hukum Anglo Saxon adalah
keduanya mengikuti adanya Supremasi Hukum. Perbedaannya adalah pada Negara Anglo
Saxon tidak terdapat peradilan administrasi yang berdiri sendiri sehingga siapa saja yang
melakukan pelanggaran akan diadili pada peradilan yang sama, sedangkan Negara hukum
Eropa Kontinental terdapat peradilam administrasi yang berdiri sendiri.
Selanjutnya konsep Rule of  Law dikembangkan dari ahli hukum (International
Comunition of  Jurits) Asia Tenggara & Asia Pasifik yang berpendapat bahwa Rule of Law
harus mempunyai syarat/ciri sebagai berikut:

a.       Perlindungan Konstitusional.


b.      Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c.       Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
d.      Pemilihan umum yang bebas.
e.       Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi.
f.       Pendidikan civics (kewarganegaraan/politik)

NEGARA HUKUM Page 7


Adapun ciri Negara hukum menurut Montesquieu, yaitu:
a.       Perlindungan HAM.
b.      Ditetapkan suatu ketatanegaraan suatu negara.
c.       Membatasi kekuasaan & wewenang organ-organ negara.

         C.    Tipe Negara Hukum


Ada 3 tipe Negara hukum, yaitu:
1.      Tipe Negara Hukum Liberal.
Tipe Negara hukum Liberal ini menghandaki supaya Negara berstatus pasif artinya
bahwa warga Negara harus tunduk pada peraturan-peraturan Negara.  Penguasa dalam
bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum Liberal menghendaki agar penguasa dan yang
dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta persetujuan yang menjadi
penguasa.
2.      Tipe Negara Hukum Formil atau Division of Power.
Negara hukum Formil yaitu Negara hukum yang mendapatkan pengesahan dari rakyat,
segala tindakan penguasa memerlukan bentuk hukum tertentu, harus berdasarkan undang-
undang. Negara Hukum formil ini disebut juga dengan Negara demokratis yang berlandaskan
Negara hukum.
3.      Tipe Negara Hukum Materiil atau Sparation of Power.
Negara Hukum Materiil sebenarnya merupakan perkembangan lebih lanjut dari Negara
Hukum Formil; tindakan penguasa harus berdasarkan undang-undang atau berlaku asas
legalitas yaitu dalam negara hukum Materiil tindakan dari penguasa dalam hal mendesak
demi kepentingan warga Negara dibenarkan bertindak menyimpang dari undang-undang atau
berlaku asas Opportunitas.

      D.    Indonesia sebagai Negara Hukum


Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada Pasal 1
ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.
Dimasukkannya ketentuan ini ke dalam bagian pasal UUD 1945 menunjukkan semakin
kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa negara Indonesia adalah dan harus
merupakan negara hukum.
Sebelumnya, landasan negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan
Umum UUD 1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut:
1.      Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat).
2.      Sistem Konstitusional yaitu Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar),
tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas).

Berdasarkan perumusan di atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang


kemungkinan dipengaruhi oleh konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa
Kontinental. Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil,
yang dapat dilihat pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan
landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang
Perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang
menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan
kesejahteraan rakyat.     

NEGARA HUKUM Page 8


 Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung prinsip-prinsip sebagai
berikut:

1.      Norma hukumnya bersumber pada Pancasila sebagai hukum dasar nasional.
2.      Sistem yang digunakan adalah Sistem Konstitusi.
3.      Kedaulatan rakyat atau Prinsip Demokrasi.
4.      Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD 1945).
5.      Adanya organ pembentuk undang-undang (Presiden dan DPR).
6.      Sistem pemerintahannya adalah Presidensiil.
7.      Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain (eksekutif).
8.  Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
9.     Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD 1945).

NEGARA HUKUM Page 9


BAB III
KESIMPULAN

Negara hukum adalah negara yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan,
dan pemerintahannya berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) bukan absolute
(kekuasaan yang tidak terbatas.

Ciri-ciri Negara Hukum:


1. Terdapat pembatasan kekuasaan negara terhadap perorangan, negara tidak dapat
bertindak sewenang-wenang, tindakan negara oleh hukum.
2. Azas legalaitas; setiap tindakan negara harus berdasarkan hukum yang telah diadakan
terlebih dahulu yang harus ditaati oleh pemerintah atau aparatnya.
3. Pemisahaan kekuasaan; agar hak-hak asasi iu betul-betul terjamin oleh pemisahan
kekuasaan

Prinsip-prinsip Negara Hukum (menurut Jimly Assiddiqie):

1. Supremasi Hukum ( Supremacy of Law ).


2. Asas Legalitas ( Due Process of Law ).
3. Pembatasan kekuasaan.
4. Organ-Organ Pemerintahan yang Indepenen.
5. Peradilan bebas dan tidak memihak.
6. Peradilan Tata Usaha Negara.
7. Peradilan Tata Negara ( Constitutional Court).
8. Perlindungan Hak Asasi Manusia.
9. Bersifat Demokratis ( Democratische Rectsstaat ).
10. Berfungsi sebagai sarana mewujudkan tujuan bernegara (welfare rechstaat).
11. Tranfaransi dan kontrol sosial.

Tipe Negara Hukum:


        1. Tipe Negara Hukum Liberal
        2.  Tipe Negara Hukum Formiil
        3.  Tipe Negara Hukum Materiil

Indonesia sebagai Negara Hukum tertera pada Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”.

NEGARA HUKUM Page 10


BAB IV
PENUTUP

Demikian yang dapat penyusun paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penyusun pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

www. Wedang Anget Makalah Negara Hukum.html


www. Makalah Negara Hukum _ Irwan Graves Law.html

NEGARA HUKUM Page 11

Anda mungkin juga menyukai