Teori Komunikasi Feminis
Teori Komunikasi Feminis
KELAS : 09
NIM : 14040118120007
Apakah ada perbedaan antara cara berkomunikasi antara perempuan dan laki-laki? Jika kita
percaya bahwa perbedaan gender dalam komunikasi memang ada, apa sajakah yang
anggapan ini? Atau mungkin terdapat pertanyaan bagaimana perbedaan di setiap gender
dalam efek komunikasi, dan dengan cara apa mereka berkomunikasi?
Paradigma Strukturalis
Untuk menjelaskan paradigma strukturalis, kita perlu meninjau kembali para pemikir
berpengaruh seperti Karl Marx, Louis Althusser, Antonio Gramsci, Ferdinand Saussure,
Ernest Laclau, Chantal Mouffe, dan Jacques Lacan. Dimulai dengan memperkenalkan Apada
pemikiran Mars dan Marxis, mereka dikenal karena kritiknya terhadap ekonomi politik
(kapitalisme), Karl Marx (1818-1883) berpendapat bahwa sosialisme borjuis dibangun di atas
kepemilikan pribadi dan pembagian kerja. Masyarakat terbagi menjadi dua kelas utama:
kaum kapitalis, yang memiliki mesin produksi, dan pekerja yang bekerja, yang terpaksa
menjual tenaga manual mereka. Premis penting lain dari Marxisme klasik adalah dikotomi
antara basis produksi dan suprastruktur ideologi dan hubungan deterministik antara
keduanya. Dengan demikian, alat-alat produksi seharusnya menentukan baik bentuk
masyarakat tertentu dan cara itu diolah kembali melalui ideologi dan komunikasi. Poin ini
telah ditantang oleh apa yang kemudian dikenal sebagai "teori" neo-Marxis Louis Althusser
(1918-1990), misalnya, memperkenalkan konsep overdetermination, yang menunjukkan baik
dialektika basis dan superstruktur dan otonomi relatif dari yang terakhir - akan ditantang
hanya dengan kekuatan penentu terutama. Antonio Gramsci (1891-1937) mengembangkan
poin ini lebih jauh dengan memperkenalkan konsep hegemoni. hegemoni didefinisikan
sebagai dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok yang lain, dengan atau tanpa
ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominasi terhadap
kelompok yang didominasi/dikuasai diterima sebagai sesuatu yang wajar dan tidak
mengekang pikiran.
Paradigma Poststrukturalis
Paradigma Poststrukturalis
Karya filsuf Michel Foucault, Jacques Derrida, Jacques Lacan, dan Judith Butler
adalah hal yang mendasar bagi paradigma poststrukturalis dan telah menjadi sumber utama
inspirasi untuk komunikasi. Foucault mengkritik Marxisme dan psikoanalisis, dengan alasan
bahwa gagasan, institusi, dan pola perilaku kita saat ini harus dipahami sebagai dis rezim
kursif. Sumber lain dari pemikiran poststrukturalis adalah filsuf dan ahli bahasa Jacques
Derrida (1930-2004). Derrida menyampaikan kritik dasar tentang apa yang ia sebut sebagai
Western metaphysics of essence and presence yang menyatakan bahwa identitas selalu tidak
mengandung jejak. Dia mengacu pada teori Saussure, namun Derrida melangkah lebih jauh
dengan mendekonstruksi perbedaan antara bahasa sebagai suatu sistem dan bahasa yang
digunakan dan gagasan hubungan satu-ke-satu yang terdiri dari penanda dan penanda.
Teori Performance
Performansi adalah sebuah gambaran dr wacana2 berkuasa dlm sebuah
“praktek penyebutan yg diformalkan” dimana tindakan nyata dari formalisasi &
penyebutan itu hampir tidak dpt dihindari mendorong yg disebut ke luar dr
keteraturannya, karena itu menyebabkan keterikatan pada sebuah pelarian atau
keterbukaan. gender merupakan sebuah “praktek social teratur” yang
mengkondisikan cara seks dimaterialisasikan dan dihubungkan pd tubuh sebagai
sebuah formalisasi yang diulang diulang, sebagai “kekuasaan-tubuh”.
Teori Positioning
Sama seperti teori kinerja, beroperasi dengan istilah-istilah seperti wacana,
subjektivitas dan posisi untuk menganalisis aspek dinamis dari pertemuan sosial.
Fokus pada praktik diskursif dan cara orang diposisikan oleh dan posisikan diri
mereka sebagai, agen melalui praktik itu, sehingga menghasilkan subjektivitas mereka
sendiri wacana memberikan subyek dengan posisi untuk dihuni (tinggal / tempati)
dalam praktik.
Dalam Teori Cyborg, cyborg tidak hanya melampaui kategori gender tetapi
juga batasan "natural" lainnya, seperti seksualitas. . Politik Cyborg adalah politik
feminis yang tidak bergantung pada “logika apropriasi (asumsi / adopsi),
penggabungan & identifikasi taksonomi. Technoscience barat secara bertahap
merusak relevansi perbedaan antara manusia dan mesin, dan dia melihat potensi
feminis (dan lainnya) dalam pembuatan "cyborg". Cyborg tidak hanya melampaui
kategori gender namun juga batas alami lainnya, seperti ras dan seksualitas. Teori ini
telah bersama-sama untuk mengartikulasikan kerangka teori baru yang
mendekonstruksi sistem gender dua tingkat dan menyediakan sejumlah kemungkinan
gender, dengan demikian juga menantang gagasan feminisme yang berbeda dan
membuka kemungkinan transfeminisme. Transfeminisme tidak hanya menunjukkan
keanekaragaman dan untuk kemungkinan campuran dari berbagai jenis feminisme
adalah hal yang memungkinkan. Selain itu banyak pula "migrasi gender" atau contoh
"perbatasan gender" telah terjadi di antarmuka komunikasi yang dimediasi komputer
(CMC).
Intinya ialah di dalam transgender teory ini, identitas gender atau seksual
tidak tetap, bukan tahap sementara yang melampaui pertumbuhan individu dewasa
atau berkembang, melainkan pengalaman yang sebernarnya dan bermakna.
Kesimpulan :