Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN

DASAR
POTENSIAL OSMOTIK DAN PLASMOLISIS

KELOMPOK : 04
INTAN PERMATASARI (18308141066)
A. IFTACHIL FALACH (18308141084)
DWI RAHMAWATI (18308144010)
AYU APRILIA (18308144040)
Kelas : BIOLOGI F 2018

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
POTENSIAL OSMOTIK DAN PLASMOLISIS

Latar Belakang

Tujuan 1 :
Mengetahui nilai PA umbi kentang
Tujuan 2
1. Menemukan fakta tentang gejala plasmolisis
2. Menunjukka fator penyebab plasmolysis
3. Mendeskripsikan peristiwa plasmolysis
4. Menunjukkan hubungan antara plasmolisis dengan status potensial osmotic antara
cairan dengan selnya dengan larutan di lingkungannya

Dasar Teori
Osmosis adalah difusi molekul air dari daerah memiliki potensial air tinggi menuju ke
daerah yang memiliki potensial air rendah yang mana pergerakan potensial air ini melewati
membran selektif permeabel sampai dicapai keseimbangan dinamis. Di dalam proses
osmosis, disamping komponen potensial air (PA) dan potensial tekanan (PT), komponen lain
yang juga penting adalah potensial osmotik (PO). Potensi osmotik dari suatu larutan
lebih menyatakan status larutan, dan status larutan dapat menyatakan konsentrasi,
satuan tekanan atau satuan energi. (Buana, 2011)
PA = PO + PT
Faktor – faktor yang mempengaruhi potensial osmotik :
1. Konsentrasi, meningkatnya konsentrasi suatu larutan akan menurukan
nilaipotensial osmotiknya
2. Ionisasi molekul zat terlarut, Potensial osmotik suatu larutan tidak ditentukanoleh
macamnya zat, tetapi ditentukan oleh jumlah partikel yang terdapat di dalamlarutan
tersebut.
3. Hidrasi molekul zat terlarutAir hidrasi adalah air yang berasosiasi dengan partikel zat
terlarut
4. Suhu, potensial osmotik suatu larutan akan berkurang nilainya dengan naiknyasuhu
5. Imbibisi adalah peristiwa penyerapan air oleh permukaan zat – zat yang hidrofilik,
seperti protein, pati, selulosa yang menyebabkan zat – zat tersebut
dapatmengembang setelah menyerap air tadi.(Buana, 2011)

Plasmolisis atau peristiwa lepasnya plasmalemma atau membran plasma dari dinding
sel karena dehidrasi. Plasmolisis adalah respons khas sel-sel tumbuhan yang terpapar oleh
stres hyperosmotic. Secara larutan hyperosmotic seperti sukrosa, manitol atau sorbitol, air
diekstrusi dari vakuola yang menyebabkan hilangnya tekanan turgor. Jika keadaan ini
berlanjut, protoplas akan tertarik lebih jauh, menyebabkan pelepasan plasma membran dari
dinding sel yang kaku. Dua jenis utama plasmolisis diketahui, tergantung pada: Sel jenis,
viskositas sitoplasma, dan osmoticum yang digunakan. Pada plasmolisis cembung, protoplas
dibulatkan menunjukkan ujung cembung simetris. Dalam plasmolisis cekung, plasma
membran memisahkan dari dinding sel dengan pembentukan beberapa kantong cekung.
Plasmolisis bersifat reversibel dan penambahan larutan hipotonik atau air biasa akan
menyebabkan perluasan kembali protoplas dan pemulihan tekanan turgor asli. Pusat vakuola
adalah kompartemen utama dari aliran air osmotik selama plasmolysis (Chitcholtan, 2012).

Metode 1
Alat dan Bahan
1. Seri larutan sukrosa : 0,0; 0,4; 0,8; 1,2; 1,6; dan 2,0 molar
2. Pelubang gabus diameter 0,6-0,8 cm
3. Pisau tajam (cutter)
4. Penggaris
5. Botol vial bermulut besar kapasitas 50 mL
6. Umbi kentang

Cara Kerja
1. Umbi kentang dibuat dengan pelubang gabus dengan ukuran 40 mm, 40 buah
2. Empat potong silinder kentang dimasukkan ke dalam seri larutan sukrosa 30 mL : 0,0;
0,4; 0,8; 1,2; 1,6; dan 2,0 molar
3. Dikerjakan dengan cepat untuk memperkecil terjadinya penguapan dari permukaan
silinder kentang
4. Botol ditutup rapat dan dibiarkan selama 40 menit
5. Potongan-potongan kentang tadi diambil dan diukur panjangnya

Metode 2
Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Gelas benda dan penutup
3. Botol vial
4. Larutan sukrosa
5. Daun Rhoeo discolor
6. Silet

Cara Kerja
1. Disiapkan 7 botol vial berisi larutan sukrosa 0,14 M; 0,16 M; 0,18 M; 0,20 M; 0,24
M; 0;26 M masing-masing sebanyak 10 mL
2. Dibuat beberapa sayatan epidermis permukaan bawah daun Rhoeo discolor
3. Sayatan-sayatan tersebut dimasukkan ke dalam tabung vial (cawan petri) yang telah
berisi larutan sukrosa, masing-masing kelompok larutan dengan 3 buah sayatan
4. Dibiarkan selama 20-30 menit kemudian diamati di mikroskop
5. Sayatan diletakkan pada gelas dan ditetes dengan setetes larutan yang digunakan
untuk merendam
6. Diamati di bawah mikroskop
7. Sel yang terplasmolisis dan sel yang tidak terplasmolisis dihitung pada ke 6 variasi
larutan sukrosa dalam satu bidang pandang saja
8. Dibuat grafik dari data yang diperoleh yang menunjukkan hubungan antara
konsentrasi larutan sukrosa dengan tingkat plasmolysis yang terjadi

Hasil Pengamatan

Pembahasan

Kesimpulan

Daftar Pustaka
Buana, eqi, dkk.2011. Struktur dan inti sel Rhoeo discolor saat normal dan Plasmolisis.
Regina : Bogor.
Chitcholtan, K.; Harris, E.; Yu, Y.; Harland, C.; Garrill, A. An investigation into plasmolysis
in the oomycete Achlya bisexualis reveals that membrane-wall attachment points are
sensitive to peptides containing the sequence RGD and that cell wall deposition can
occur despite retraction of the protoplast. Can. J. Microbiol. 2012, 58, 1212–1220.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai